SEBAB-SEBAB
BERTAMBAHNYA IMAN DAN BERKURANGNYA.
Sebab-sebab
tersebut ada yang disebabkan dari dalam dan dari luar.
Adapun
sebab-sebab bertambahnya iman diantaranya:
1. Mempelajari
ilmu.
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang bersumber
dari Al Qur’an dan Sunnah.
Diantaranya dengan cara:
1) Keluar
menuntut ilmu.
2) Mendengarkan
kajian.
3) Berdiskusi
tenang ilmu.
4) Mengajarkan
ilmu.
5) Mengamalkan
ilmu itu sendiri.
2. Membaca
Al-Qur’an dan merenungi.
Allah ta’ala berfirman:
اِنَّمَا
الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا
تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُوْنَۙ
Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah,304) gemetar
hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat)
imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal, (QS. Al-Anfal [8]:2).
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ
وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ .
“Dan Kami turunkan dari
Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(QS. Al-Israa’ [17]: 82).
3. Merenungi
penciptaan alam semesta, dan hikmah di dalam penciptaan
Allah ta’ala berfirman:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ
النَّاسَ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ مَّاۤءٍ فَاَحْيَا بِهِ
الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍ ۖ وَّتَصْرِيْفِ
الرِّيٰحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ
لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ .
Sesungguhnya
pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengannya Dia menghidupkan bumi setelah
mati (kering), dan Dia menebarkan di dalamnya semua jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh
merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti. (QS. Al-Baqarah[2]:164).
4. Beramal shalih.
Berusaha sungguh-sungguh
melaksanakan amalan shalih dengan ikhlas, memperbanyak dan mensinambungkannya.
Hal ini karena semua amalan syariat yang dilaksanakan dengan ikhlas akan
menambah iman. Karena iman bertambah dengan pertambahan amalan ketaatan dan banyaknya
ibadah.
Allah ta’ala berfirman:
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ
حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا
يَعْمَلُوْنَ.
Siapa
yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia
seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu
mereka kerjakan.( QS. An-Nahl[16]:97).
5. Membaca kisah-kisah orang shalih.
Baik dari
kalangan nabi dan rasul maupun orang shalih.
Terutama
kisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah
ta’ala berfirman:
لَقَدْ
كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ.
Sungguh,
pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.
(QS. Yusuf [12]:111).
Sebab-sebab
iman berkurang.
Faktor
dari dalam diantaranya:
1. Kebodohan.
Oleh karena
itu Allah perintahkan agar kita belajar,
Allah ta’ala
berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
“Ketahuilah bahwasanya tidak ada
sesembahan yang haq kecuali Allah, dan mohonlah ampun atas dosa-dosamu.” (QS.
Muhammad [47]:19).
Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ
فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib
atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dishahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih
wa Dha’if Sunan Ibnu Majah 224)
مَنْ
يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ.
“ Barangsiapa yang Allah
kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memberikan kefaqihan (pemahaman)
agama baginya.“ (HR. Bukhari 71, 3116, Muslim 1037)
2. Lalai,
berpaling dari kebenaran dan lupa.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ اَعْرَضَ
عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ
اَعْمٰى
Siapa
yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang
sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS.
Taha[20]:124).
3. Perbuatan
maksiat.
Allah ta’ala berfirman:
كَلَّا بَلْ
ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Sekali-kali
tidak! Bahkan, apa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka. (QS.
Al-Mutaffifin[83]:14).
4. Nafsu yang selalu mengajak keburukan.
Allah
ta’ala berfirman:
اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ .
Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari
kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan,
kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yusuf[12]:53).
5. Faktor dari luar.
Factor dari luar yaitu:
1) Tidak memahami tipu
daya syaitan.
Jika kita mempelajari agama dengan benar
niscaya kita dapatkan pada firman Allah ta’ala:
إِنَّ
كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
“Sesungguhnya tipu daya syaitan
itu lemah” (QS. An Nisa’[4]: 76).
2)
Tamak terhadap dunia.
Orang
yang tamak akan mendapatkan dengan cara yang tidak benar, baik harta, tahta
maupun wanita.
Allah
ta’ala berfirman:
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا
يُبْخَسُونَ أُوْلَبِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ
وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ .
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasan- nya,
maka Kami penuhi balasan pekerjaan-pekerjaannya di dunia dan mereka tidak akan
dirugikan sedikitpun. Tetapi di akhirat tidak ada bagi mereka bagian selain
neraka. Dan sia- sialah apa-apa yang mereka perbuat di dunia dan batallah
apa-apa yang mereka amalkan. (Hud [11]: 15-16)
Rasulullah sallallahu ‘alaihi w sallam bersabda:
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ، فَرَّقَ
اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ
مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ،
جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ
الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ .
“Barangsiapa yang (menjadikan)
dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan
menjadikan kemiskinan dalam pandangannya, dan dunia tidak datang kecuali apa
yang Allah telah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat
niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan
hatinya merasa cukup, dan dunia akan datang dalam keadaan merendah.(HR. IBnu
Majah 4105, dishahihkan Syaikh al-Bani di dalam as-Shahihah 950).
3) Teman bergaul yang jelek.
Allah
ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ
الصَّادِقِينَ.
“Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan
orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah [9]:119).
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ
أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.
“Seseorang bisa dilihat dari perilaku beragama sahabatnya.
Hendaklah kalian memperhatikan bagaimana sahabatmu dalam beragama. (HR
Ahmad 8417, Tirmidzi 2378, Abu Dawud 4833, di shahhiihkan Syaikh al-Albani di
dalam Ash Shahihah 927).
Demikianlah
semoga bermanfaat.
-----000-----
Sragen
24-05-2025.
Junaedi
Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar