Kamis, 31 Januari 2019

RUMAHKU ADALAH SYURGAKU.

RUMAHKU ADALAH SYURGAKU.
Pada jaman sekarang ini amat sulit kita dapatkan bagaimana mewujutkan sebuah rumah yang di dambakan setiap jiwa, penuh kedamaian, penuh ketentraman dan penuh keberkahan, hal ini di karenakan kaum muslimin jauh dari agamanya dan mengikuti langkah-langkah orang-orang kafir, oleh karena itu marilah kita kembali kepada agama kita bagaimana agar kita bisa mewujudkan rumah kita seakan-akan seperti surga kita.
MENSYUKURI ADANYA NIKMAT RUMAH KITA.  
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا
“Dan sesungguhnya Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal.” QS.16  An-Nahl : 80.
Betapa bersyukurnya seseorang bila melihat orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal yang terpaksa tinggal di kontrakan atau di kolong-kolong jembatan.
1.    MENANAMKAN KEIMANAN PADA PENGHUNINYA.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.QS.16.An Nahl:97.
Iman kepada Allah haruslah menjadi target bagi setiap kepala keluarga dalam mewujudkan baiti jannati, namun meskipun demikian dirinya harus bersabar menghadapi anggota keluarga yang belum beriman dan melakukan hal berikut ini:
Mendakwahinya, memberikan berbagai macam hadiah dan tetap berbakti kepada kedua orang tua meskipun belum beriman, Allah ta’ala berfirman:
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ
Dan apabila keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan apa-apa yang tidak ada ilmu padanya, jangan taati keduanya dan bergaul lah dalam kehidupan dunia dengan perbuatan yang ma’ruf (baik) QS Lukman [31]:15
2.    MENJAUHKAN DARI DOSA SYIRIK DAN DOSA-DOSA BESAR LAINNYA.

Dosa kesyirikan merupakan dosa yang paling besar sehingga menghapuskan pahala pelakunya QS Az Zumar [39]:65 Al An’am [6]:88, pelakunya kekal selamanya di neraka QS An Nisa[4]:48,116, jauh dari ketentraman QS Al An’am [6]: 83, menjadikan kebinasaan dan kemurkaan Allah ta’ala, sebagaimana dahulu umat-umat di binasakan karena kesyirikan
Demikian pula kepala keluarga harus menjauhkan anggota keluarga dari berbagai macam dosa besar, sebagai mana dosa besar adalah orang yang mendaapatkan laknat dari Allah dan RasulNya, di ancam neraka, dan orang yang mendapatkan Had (hukuman) di dunia ini.
Allah berfirman:
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا.
“Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosa kalian yang kecil) dan Kami masukkan kalian ke tempat yang mulia (surga).”QS An-Nisa[4]:31.
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ.
“Shalat yang lima jum’at satu ke jum’at berikutnya ramadhan satu ke ramadhan berikutnya sebagai penghapus dosa-dosa antara waktu tersebut jika di jauhi dosa-dosa besar.” HR. Muslim 2333
Dosa besar akan menjadikan hitam di dalam hati seorang hamba, akan menjauhkan dari rasa taat kepada Allah, pelakunya akan merasa asing, dan wajib bertaubat agar Allah mengampuni dosa-dosa yang besar dan kecil.
3.    MENDIDIK KELUARGA AGAR MEMAHAMI SYARIAT DAN MENUMBUHKAN KEIMANAN.
Setiap kepala keluarga wajib memberikan pendidikan agama kepada keluarga, Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. QS At tahrim [66]:6.
عَنْ عَلِيٍّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا} يَقُولُ: أَدِّبُوهُمْ
Dari Ali Ibnu Abi Thalib radiallahu ‘anhu berkata tentang firman Allah ta’ala: “ jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” berkata beliau ajarkanlah adab kepada mereka.” Lihat tafsir Ibnu Katsir QS. At Tahrim [66]:6.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالخَادِمُ فِي مَالِ سَيِّدِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.”  HR Bukhari 2232, Muslim 3408.
Hendaknya mempelajari dan mengamalkan islam secara keseluruhan. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” QS. Al Baqarah [2]: 208.
Hendaknya mendidik keluarga dari perkara yang besar dan yang kecil, masalah aqidah, ibadah, dan muamalah, doa-doa harian, masuk rumah dengan salam, mengajari anak dan istri qiyamul lail, membiasakan membaca Al Quran setiap hari dan lain lain.
4.    AMAL MA’RUF NAHI MUNGKAR
Kepala keluarga hendaknya menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar.
Allah ta’ala berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ .
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” [Ali Imron :110]
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS Al ‘Imran[104]: [2]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْماَنِ.
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu lakukanlah dengan lisannya, dan jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” HR. Muslim 49
Hendaknya kepala keluarga selain menyuruh yang ma’ruf wajib mencegah kemungkaran didalam keluarga, dari memperingatkan keluarga yang lalai dalam shalatnya, apalagi meninggalkan shalat, menjauhkan dari berbagai macam kemungkaran, seperti berdua-duaan anak-anak laki-laki dan perempuan dengan orang yang bukan muhrimnya, mengoleksi gambar makluk bernyawa apa lagi orang-orang yang fasik.
Membuka aurat, melakukan transaksi riba, dan berkata-kata dusta.

5.    MENGAJARI AKHLAQ, HAQ DAN KEWAJIBAN.

Kewajiban kepala keluarga mengajari akhlaq , haq dan kewajiban kepada keluarga, bertutur kata yang baik, mengetahui satu sama lain tentang haq dan kewajibannya, ini semua di perintahkan Allah dan RasulNya.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. QS 16. An-Nahl[16]: 90.
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ.
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.” QS Luqman[31]: 17.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ.
"Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan (amalan) seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlaq yang mulia" HR. Tirmidzi dan Abu Daud dan di hasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Tirmidzi 2/194
Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا .
Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya, dan yang paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik akhlaqnya terhadap isteri-isterinya. HR. Tirmidzi 1162, Daud 4682 ia berkata hadits hasan shahih.
Ini menunjukkan bahwa amal seorang hamba bagian dari keimanan, sebagaimana hadis berikut ini.
الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” HR. Bukhari 9 dan Muslim 35.
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ  تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ. وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ  الْفَمُ وَالْفَرْجُ.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke surga, maka beliau bersabda: “Taqwa kepada Allah dan bagusnya akhlaq.” Dan beliau ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka, maka beliau bersabda: “mulut dan farji (kemaluan)” HR At-Tirmidzi 2004, ia berkata hadits Shahih Gharib, dan Ibnu Majah 4246. Assahiha syaikh Al Bani 977
عن أَبي ذَرٍّ - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ لي رسول الله - صلى الله عليه وسلم  لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئاً ، وَلَوْ أنْ تَلْقَى أخَاكَ بوَجْهٍ طَلْقٍ رواه مسلم .
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Janganlah kamu meremehkan kebajikan sekecil apapunpun, walaupun (hanya) untuk menjumpai saudaramu dengan wajah yang berseri-seri. HR Muslim 2626.
Demkian ini agar orang-orang di keluarga kita memahami kebaikan dan mengamalkannya sehingga kita benar-benar merasakan hidup yang bahagia dan menjadikan rumah kita seperti syurga. Aamiin
Sragen 02-02-019.

Junaedi Abdullah, Abu Ibrahim.























RUKUN ISLAM








    Rukun islam ada lima:
1.    Mengucapkan dua kalimat syahadat أشْهَدُ أن لاإِله إِلاَّالله وَأَشهَدُأَنَّ مُحَمَّدًارَسُولُ الله,  artinya : Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah, dan Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah.
Dua kalimat sahadat ini masing-masing memiliki konsekwensi yang harus di ketahui dan di amalkan oleh siapa saja yang telah mengikrarkannya.
Adapun makna Kalimat la ilaha illallah adalah: لاَ مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ إِلاَّ الله  “tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah.”
Rukun لاإِله إِلاَّالله  ada dua yaitu:
1)      An-nafyu : membersihkan berbagai macam bentuk sesembahan selain Allah.
2)      Al Isbat     : menetapkan Allah satu-satunya sesembahan yang berhak di sembah.
Adapun Syarat لاإِله إِلاَّالله yaitu:
1)      Berilmu.
Allah ta’ala berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Ketahuilah, bahwasanya tidak ada Ilaah (sesembahan yang haq) kecuali Allah…” QS Muhammad [47]: 19.

إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya). QS Az Zuhruf[42]:86.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ.
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” QS. Az Zumar [39] : 9
2)      Yakin.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا.
Hanyalah orang-orang yang beriman itu adalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian tidak ragu-ragu…” Q.S al-Hujuraat[49]:15.
مَنْ لَقِيتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ. رواه مسلم .
 Dari sahabat Abu Hurairah radiallahu ‘anhu Rasulullah bersabda  “Barangsiapa yang engkau temui di balik penghalang ini, yang bersyahadat laa ilaaha illallah, dan hatinya yakin terhadap hal itu, maka berilah kabar gembiranya baginya berupa surga.”  HR. Muslim 31.
3)      Qabul (menerima).
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ . وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ.
 Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" Ash Shaffat [37]:35-36.
4)      Inqiyat (tunduk dan patuh)
وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى.
Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. QS Luqman[31]:22.

5)      As-Sidq (jujur).
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ. يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ.
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak sadar. QS. Al Baqarah[2]:8-10.
6)      Ikhlas.
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus QS Al Bayyinah[98]:5.
فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengucapkan “la ilaha illallah”, dan dia berharap wajah Allah dari ucapannya tersebut.” HR Bukhari  425 Muslim 33.
7)      Cinta.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al Baqarah[2]:165.
Makna Syahadat Muhammad Rarsullullah:
تَصْدِيقُهُ فِيمَا أَخْبَرَ
1)      Membenarkan apa yang diberitakan.
طَاعَتُهُ فِيمَا أَمَرَ
2)      Menaati apa yang di perintahkan beliau.
اجْتِنَابُ مَا نَهَى عَنْهُ وَزَجَرَ
3)      Menjahui apa yang dicegah dan dilarang oleh beliau.
وأن لا يعبد الله إلا بما شرع
4)      Dan Allah tidak di ibadahi kecuali dengan syariat Beliau sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rukun syahadat Muhammadur Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rukun ini ada dua:
1)                            ‘Abduhu, bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam hamba Allah yang menafikan ifrath(berlebih-lebihan).
2)    Wa Rasuluhuhu, bahwa Rasulullah sallallahu a’laihi wa sallam orang yang di utus Allah ta’ala yang menafikan tafrith meremehkan pada haq Rasulullallah sallallahu ‘alaihi wa sallam. Lihat “Kitab tauhid” syaikh dr Shalih Bin Fauzan Al Fauzan.
Allah ta’ala perintahkan agar tunduk taat kepada beliau sallallahu alaihi wa sallam diantara firman Allah ta’ala:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
Barang siapa taat kepada Rasul, sungguh dia telah taat kepada Allah. An-Nisa[4]: 80
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. QS. An-nisa [4]: 59
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ.
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” QS Al Hasyr[59]:7.
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ  رَدٌّ . مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
“Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak.”  “Barangsiapa mengerjakan sesuatu amal yg tdk ada contohnya dari urusan kami maka ia tertolak.” HR Bukhari 2697 Muslim 1718.
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Hal yang telah kularang kalian darinya, maka jauhilah. Hal yang kuperintah kepada kalian, maka laksanakanlah semampu kalian.” HR Bukhari 7288. Muslim 1337.
Allah mengancam orang-orang yang menyelisihi RasulNya.
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.
“Hendaknya takutlah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya bahwa mereka akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih.” An-Nur[24]: 63.
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى.
“Setiap umatku akan masuk ke dalam surga kecuali yang enggan. Mereka para sahabat bertanya  “ kenapa enggan” beliau berkata “ barang siapa mentaatiku dia masuk kedalam syurga barang siapa bermaksiat padaku dia telah enggan.” HR Al Bukhari 7280 Ahmad 2/361.
Dan Allah telah menguji kita apakah kita lebih suka mengikuti RasulNya, atau selainNya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ .
Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS Al Imran[3]:31. Dan tak ada panutan yang lebih mulia dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
2.    Menegakkan shalat.
Menegakkan shalat diantaranya dengan memperhatikan sebagai berikut: waktunya, syaratnya, rukunnya dan tata caranya yang semua ini tertuang dalam hadis Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. HR.Bukhari 631 Muslim 674.
Menjauhkan apa saja yang mengganggu shalatnya  agar bisa khusuk, begitu pula ibadah shalat membekas di dalam kesehariannya sehingga bisa menjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana firmanAllah ta’ala:
إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. QS Al Ankabut[29]:45
3.    Mengeluarkan zakat.
1)                                        Zakat fitrah
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan QS At Taubah[9]:103.
زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ.
”Zakat Fitrah merupakan pembersih bagi yang berpuasa dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan kata-kata keji ( yang dikerjakan waktu puasa ) , dan bantuan makanan untuk para fakir miskin. ” HR. Abu Daud 1609 Ibnu Majah 1827. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan.
2)                                        Zakat Mal.
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ.
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. At Taubah[9]:60.

 Termasuk di dalamnya juga wajib mengeluarkan zakat pertanian, sebagaimana Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ
“Tidak ada zakat bagi tanaman di bawah 5 wasaq.” HR Bukhari 1405 Muslim 979.
Jika kita hitung 1 sho’ sama dengan 2,4 kg, satu wasaq 60 sho’ maka nishob zakat tanaman = 5 wasaq x  60 sho’ =144/ wasaq x 5 = 720 kg.
Dan ini hukumnya wajib di keluarkan, bagi tanaman yang biasa di awetkan dan jadi makanan pokok pada satu daerah.
Sebagaimana dahulu Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا  مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta  mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah Subhanahu wata’ala.HR Bukhari 25 Muslim 22.    
4.    Berpuasa pada bulan Ramadhan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” QS Al Baqarah[2]:183
Pada asalnya puasa ini dahulu di peruntukkan bagi orang-orang yang mampu, sebagaimana Allah sebutkan pada QS Al Baqarah [2]:184, kemudian Allah nasakh ayat tersebut pada ayat berikutnya QS[2]:185.
Seorang muslim wajib mengetahui hukum-hukum seputar puasa, mulai dari waktu masuknya yaitu fajar sidiq, apa yang membatalkannya, apa yang menjadi tujuannya, sehingga melaksanakan dengan sebenar-benarnya, serta senantiasa menjaga amal puasa tersebut dari apa yang merusakkannya.
5.    Berhaji bagi yang mampu untuk menempuh perjalanan, menafkahi keluarga yang di tinggal dan ini di wajibkan satu kali seumur hidup.
سُئِلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ  إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ  , قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ, قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ .
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Amalan apa yang paling afdhol?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” HR. Bukhari 1519.
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata jorok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.” HR. Bukhari 1521.



·    

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...