Kamis, 04 Oktober 2018

GEMPA DAN PENYEBABNYA.


Hendaknya kita beriman dan bertaqwa kepada Allah. Seandainya kita bermaksiat kepada Allah Allah sangat mudah mengirimkan bencana kepada kita, dan kita tidak boleh merasa aman. Allah ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. Al A’raaf[7] : 96.
Allah siksa berbagai kaum di malam hari.
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi”. Al A’raaf[7] : 97-99.
Penyebab gempa
Penyebab gempa kesyirikan, kebidahan, kemaksiatan music, khamer, zina.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” QS. Asy-Syuura [42]: 30
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ. . . وَحَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلازِلُ
"Tidak terjadi hari kiamat dan sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi." HR. Bukhari 978.
Al Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan : “Pada sebagian waktu, Allah Azza wa Jalla memberikan ijin kepada bumi untuk bernafas, lalu terjadilah gempa yang dahsyat. Dari peristiwa itu, lalu timbul rasa takut pada diri hamba-hamba Allah Azza wa Jalla, rasa taubat dan berhenti dari perbuatan maksiat, tunduk kepada Allah Azza wa Jalla dan penyesalan. Sebagaimana perkataan sebagian ulama Salaf, pasca gempa,’Sesungguhnya Rabb kalian mencela kalian’. Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, pasca gempa di Madinah menyampaikan khutbah dan nasihat; beliau Radhiyallahu ‘anhu mengatakan,’Jika terjadi gempa lagi, saya tidak akan mengijinkan kalian tinggal di Madinah’.” Selesai – perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah.
Diceritakan oleh Ibn Abi Dunya dari Anas bin Malik, bahwa beliau bersama seorang lelaki lainnya pernah menemui Aisyah. Lelaki ini bertanya, “Wahai Ummul Mukminin, jelaskan kepada kami tentang fenomena gempa bumi!” Aisyah menjawab,
إذا استباحوا الزنا ، وشربوا الخمور ، وضربوا بالمعازف ، غار الله عز وجل في سمائه ، فقال للأرض : تزلزلي بهم ، فإن تابوا ونزعوا ، وإلا أهدمها عليهم
“Jika mereka sudah membiarkan zina, minum khamar, bermain musik, maka Allah yang ada di atas akan cemburu. Kemudian Allah perintahkan kepada bumi: ‘Berguncanglah, jika mereka bertaubat dan meninggalkan maksiat, berhentilah. Jika tidak, hancurkan mereka’.”
Orang ini bertanya lagi, “Wahai Ummul Mukminin, apakah itu siksa untuk mereka?”
Beliau menjawab,
بل موعظة ورحمة للمؤمنين ، ونكالاً وعذاباً وسخطاً على الكافرين ..
“Itu adalah peringatan dan rahmat bagi kaum mukminin, serta hukuman, adzab, dan murka untuk orang kafir.” (Al-Jawab Al-Kafi, Hal. 87–88)

semoga bermanfaat.


Kamis, 16 Agustus 2018

JANGAN KAU BALIK SYUKURMU DENGAN KUFURMU


Mungkin judul ini yang pas untuk keadaan kita sekarang ini, bagaimana tidak, nikmat yang Allah ta’ala berikan kepada kita berupa kemerdekaan, ketengan, ketentraman, sebagaimana yang kita rasakan ini (alhamdulillah), yang hampir semua orang sedang mengaplikasisikan bentuk syukur tersebut diantaranya dengan berbagai lomba, dari yang biasa sampai yang luarbiasa seperti main bola, voli, balap karung dan semua yang di lakukan wanita ini semua merupakan dosa dan maksiat kepada Allah ta’ala. Dan ini bukan bentuk syukur kepada Allah tetapi kufur.
Ada juga yang mensyukuri dengan melakukan pesta musik berjoget, dengan menampakkan aurat-aurat wanita sambil menegak minuman keras, laki-laki dan perempuan, Ini juga maksiat yang bertumpuk-tumpuk, kalau di rinci:
1)             Dosa musik (lihat tafsir Ibnu Katsir QS 31:6)
2)             Dosa menampakkan aurat
3)             Dosa memakai minyak wangi( bagi wanita di luar)
4)             Dosa bercampur baur laki-laki dan perempuan berjoget bersama.
5)             Dosa menegak minuman keras
Yang mana wanita di dalam islam seperti permata yang harus di simpan dan jaga. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ
Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !” QS Al-Ahzab[33]:59.
Allah juga berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً
Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” Al Ahzab [33]: 33.
Ada juga yang mensyukuri kemerdekaan dengan menanggap pagelaran wayang, yang mana kita ketahui perwayangan ini pengagungan terhadap para dewa, menghanyutkan sajen kelautan atau ke tempat-tempat yang di anggap agung, tentu hal ini sangat jauh dari tuntunan islam, bahkan menjerumuskan pelakunya kepada kesyirikan. Ini bukan lagi syukur tetapi kufur dan pelakunya di sebut musryik.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. QS An Nisaa[4]:48,116. Ini bentuk kemaksiatan kepada Allah ta’ala.
Ada juga yang mereka mengungkapkan syukur mereka dengan membawa ambengan (panggang atau bucu) kemudian di doakan, setelah itu di makan bersama-sama, ini semua tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun beliau menang dalam perang badar, perang khandak, perang yang di lakukan secara umum sehingga jazirah arab takluk, namun Rasulullah tidak mengungkapkan syukur dengan hal itu,
Rasulullah pernah mensyukuri kemenangan nabi Musa dengan puasa Asyura’.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah datang ke Madinah. Beliau dapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharam). Kemudian beliau bertanya pada mereka,
مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.
“Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi itu menjawab, “Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Firaun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini”.
Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam lantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.”. Lalu setelah itu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” HR. Muslim 1130.
Dari sinilah kita menyadari pentingnya seseorang mengetahui ilmu agamanya dengan benar, sehingga untuk mengungkapkan syukur tidak keliru dengan kufur, sehingga harapan mendapatkan keridhaan Allah justru menjadikan kemurkaan Allah ta’ala.

Mensyukuri kemerdekaan hendaknya seseorang mengakui semua nikmat itu datangnya dari Allah ta’ala, di ikrarkan dengan lisannya, dan bersemangat memperbaiki keadaan umat, menanamkan nilai-nilai moral dan akhlaq, sebagaimana yang di ajarkan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, bukan mempertontokan sesuatu yang tidak pantas untuk geneasi kita, terlebih menyekutukan Allah dengan makhluknya.

Mensyukuri kemerdekaan hendaknya sesorang bersemangat menjadikan negri ini untuk menuju keridhaan Allah di dalam menjalankan syariatnya.

إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka,” QS 13, Ar Raad : 11.

Mensyukuri kemerdekaan hendaknya seseorang senantiasa bertaqwa kepada Allah, sehingga jangan sampai nikmat kemerdekaan, ketentraman ini Allah cabut dari negri kita sebagai mana kita saksikan berapa banyak manusia terusir dari negaranya, begitu pula Allah binasakan tidak lain karena kemaksiatan mereka  kepada Allah ta’ala.

 وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. QS Al A’raf [7]:96.

Demikianlah semoga bermanfaat.

Abu Ibrahim, Junaedi Abdullah.



Rabu, 20 Juni 2018

KESALAHAN-KESALAHAN DI HARI LEBARAN.


Sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban untuk saling mengingatkan saudaranya, manakala saudaranya keliru, semoga Allah membukakkan hati kita semua untuk menerima kebenaran dari manapun datangnya, karena kebenaran bagi seorang muslim adalah ibarat mutiara yang hilang.
Adapun kesalahan-kesalahan yang terjadi saat hari raya yaitu:
1.              Melakukan ritual kesyirikan.
Hal ini bisa berupa buat sesaji(pancen), kembang setaman yang di letakkan dirumah maupun saat ziarah ke kuburan.
Allah ta’ala melarang keras perbuatan syirik di berbagai ayat di dalam Al Qur’an:
Allah tidak mengapuni orang yang mati dalam keadaan syirik.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. QS An Nisaa[4]:48 dan juga 116.
Allah ta’ala menghapuskan pahala orang yang berbuat syirik.
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. QS. Az Zumar[39]:65
Pelaku kesyirikan akan kekal selama-lamanya di dalam neraka.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” QS. Al-Bayyinah[98]: 6.
Adapun ziarah kubur tidak di benarkan dengan mengkhususkan waktunya dan membawa bunga setaman dengan anggapan bisa meringankan siksa penghuni kubur, ini adalah prasangka yang buruk kepada penghuni kubur, bisa jadi dia mendapat nikmat kubur dan tidak membutuhkan itu semua, oleh karena itu Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam para sahabatnya tidak melakukan itu.
2.          Bersujud kepada orang tua atau kepada suami.
Banyak kita jumpai jika lebaran tiba seorang anak bersimpuh sujud di bawah kaki orang tua, begitu pula seorang istri, pada dasarnya menghormati orang tua adalah termasuk perintah Allah yang agung, begitu pula menghormati suami, namun meskipun demikian tidak boleh seseorang sampai taraf sujud kepada mereka, adapun yang utama bagi mereka adalah yang menunaikan haqnya setiap saat, rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hal ini:
 لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا.
“Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.” Hadits hasan shahih: HRTirmidzi 1159 Ibnu Hibban 1291. Di shahihkan syaikh Al Bani di Irwaa ul ghaliil 1998
3.     Berbuat mubadhir.
Banyak para wanita di saat lebaran mereka menghabiskan uang mereka dengan membeli pakaian yang sangat banyak, yang terkadang hanya sekedar iseng dan menghabiskan uangnya, begitu pula makanan, banyak yang di beli dan tak termakan yang pada akhirnya masuk tong sampah, Allah ta’ala melarang hal ini:
وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا . إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا .
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. QS. Al-Isra[17]: 27.

4.     Berjabat tangan laki-laki dan perempuan yang bukan makhram.
Di dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim Aisyah radiallahu ‘anha menceritakan bahwa: “Tangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam tidaklah menyentuh tangan perempuan ketika membaiat (mengadakan janji setia)”.
Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad Bin Hambal, semua sepakat tentang haramnya berjabatan tangan laki-laki dan perempuan yang bukan makhram, adapun sekarang masalah ini seakan kabur tidak lagi di ketahui batasan-batasan yang di haramkan Allah, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” HR. Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
5.    Mengadakan acara khusus halal bi halal.

Pada dasarnya setiap adat(kebiasaan) itu boleh kecuali jika ada dalil yang melarang, begitu sebaliknya, setiap ibadah adalah terlarang kecuali ada dasar perintahNya,
Tidak di ragukan lagi saling memberi maaf telah di ajarkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda:
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ
Tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan (tidak tegur sapa) saudaranya lebih dari tiga hari.” HR. Bukhari 6237 Muslim 2560.
Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
Pintu-pintu surga dibuka setiap hari senin dan kamis. Lalu diampuni selluruh hamba yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) Allah dengan sesuatu apapun. Kecuali orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai, tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai, tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai. HR.Muslim 2565.
Setelah kita mengetahui bagaimana seharusnya yang dilakukan seseorang apa bila terjadi perselisihan terhadap saudaranya, nampaklah dari sini bahwa menunda meminta atau memberi maaf kepada saudaranya apalagi mendiamkan, dan menunggu acara-acara halal-bi halal yang dilakukan setahun sekali bukan hanya tidak pernah di lakukan Rasulullah sallallahu‘alaihi wa sallam para sahabatnya melainkan menyelisihi ayat dan hadis-hadis yang sangat banyak.
Demikianlah semoga bermanfaat. Aamiin.


Sragen 21-06018
Abu Ibrahim, Junaedi Abdullah.

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...