Rabu, 17 Februari 2016

MEWASPADAI JIL/JIN DISEKITAR ANDA



Hasil gambar untuk GAMBAR KITAB YANG DI RUSAK
Diantara sekian banyak permusuhan yang di canangkan musuh-musuh islam selain dari orang-orang kafir  yang sama sekali tidak memiliki agama, juga orang-orang ahlul kitab (Yahudi dan Narani), mereka membenci islam semenjak islam muncul hingga sekarang ini, sehingga Allah dengan rahmatNya memberitahukan kepada RasulNya ` Allah berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. QS.2 Al Baqarah:120
Perjalanan sejarah nenek moyang mereka telah memulai permusuhan sejak awal tatkala melihat islam berkembang di Madinah dengan pesat, sehingga menjadikan hasad dan dengki orang-orang yahudi, mereka juga mengkawatirkan masa depan mereka, mengingat sebelum Rasulullah ` datang mereka bebas dalam mererapkan agama mereka, serta menyimpangkannya sesuai dengan hawa nafsunya.

Kedatangan Rasulullah ` dianggap yang akan menghalang-halangi, sebagaimana ahlul kitab jaman sekarang merasa islam sebagai penghalang, diantara tokoh-tokoh moyang  mereka seperti Ka’ab bin al-Asyraf (memperolok-olok Rasulullah `), Amr bin jahhsy (yang melakukan konsfirasi pembunuhan terhadap Rasulullah ` ), Huyai bin akhthab (yang telah menghianati janji dan di usir oleh Beliau`, akirnya memprofokasi orang-orang Qurays hingga terjadi perang Ahzab).[1]

Sebagaimana sejarah berbicara bahwa orang-orang yahudi beberapakali hendak melakukan percobaan pembunuhan terhadap Nabi ` tapi senantiasa gagal didalam mewujudkan keinginannya. Inti dari semua yang dilakukan dari dulu hingga sekarang ini tak lain keinginan mereka untuk menghapus Islam dari muka bumi, namun Allah senantiasa menjaga agamaNya bahkan Allah akan memenangkan agamanya sebagaimana Allahl berfirman:
  يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ . هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ.
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. QS.61 Ash Shaff: 8-9.

          Berbagai kekerasan di tempuh dari dulu hingga sekarang[2], namun yang terjadi justru kebalikannya bahkan jumlah kaum muslimin semakin bertambah di negri-negri kafir.

Tatkala mereka tak dapat mewujudkan keinginan mereka dengan kekerasan mulailah mereka berfikir bagaimana mereka dapat menghancurkan islam dari dalam, Sesuai kaidah kafir mereka “ untuk meraih tujuan di bolehkan dengan menghalalkan segala cara”  mulailah mereka mengambil langkah Diraasah orientalis yaitu dengan mendoktrin kaum muslimin di negri-negri kafir mereka, memfasilitasi apa saja yang mereka butuhkan, mereka memerangi kaum muslimin dengan cara (ghazul fikri) yang dikenal dengan perang pikir.

Sungguh amat di sayangkan para pelajar itu mereka tidak menyadari atau mereka memang telah tertutup mata hati dan pendengaran mereka, jikalau dirinya di peralat untuk mencapai tujuan orang-orang kafir itu, mereka di didik dengan tujuan di jadikan mesin perusak islam dari dalam.

Wal hasil setelah mereka pulang kenegri-negri mereka mulailah pelajar-pelajar itu (diantaranya kelompok paramadina) menyerang orang-orang yang konsisten dengan sunnah, menganggap mereka tak bisa mengikuti perkembangan jaman, hingga titik puncak kebobrokan (yang sebagaimana insya Allah akan kita sebutkan), mereka bangga dengan penyimpangan-penyimpangan sehingga mereka memiliki pikiran-pikiran yang nyleneh, membuat-buat kaidah sendiri, menganggap tidak wajib apa yang kaum muslimin sepakat tentang kewajibanya, (seperti islam satu-satunya agama yang di terima Allah, berjilbab dianggap tidak wajib, dll).

Mereka juga menentang apa yang telah jadi kesepakatan para ulama, mereka mengaku pambaharu islam, pemikir islam, cendekiawan muslim dan lain-lain yang tak lain adalah srigala yang berbulu domba, yang memiliki pemikiran kufar, yang tidak ragu lagi saya katakan kepada mereka bahwa mereka adalah antek-antek yahudi, orang-seperti merekalah yang sejatinya musuh berbahaya, karena merong-rong kaum muslimin dari dalam, begitu pula disaat srigala-srigala ini di waspadai dan  dagangan busuk mereka mulai tercium dan diketahui mereka segera mengganti bungkus mereka dengan yang lain yaitu dengan islam nusantara, yang pada haqiqatnya mereka adalah JIN-JIN ( jaringan islam nusantara) yang memiliki pemikiran kufur dan mereka inilah yang termasuk di sinyalir hadist Rasulullah`: yang bunyinya:
حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّونَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا تَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ .    متفق عليه

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman رضي الله عنه dia berkata, “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه وعلى أله وسلم tentang kebaikan sedangkan aku bertanya kepada Beliau tentang kejelekan karena khawatir akan menimpa diriku.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dulu berada di masa jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kepada kami kebaikan  ini. Apakah setelah kebaikan ini ada kejelekan?” Beliau menjawab, “Ya.” Aku bertanya, “Apakah setelah keburukan tersebut ada kebaikan?” Beliau menjawab, “Ya, akan tetapi padanya ada dakhon( kabut).” Aku bertanya, “Apakah itu wahai rasulullah?” Beliau menjawab, “Suatu kaum yang tidak berpegang dengan sunnahku dan mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku, padahal engkau mengenal mereka akan tetapi engkau ingkari.” Aku bertanya lagi, “Apakah setelah kebaikan tersebut ada keburukan?” Beliau menjawab, “Ya, yaitu para da’i yang mengajak kepada pintu-pintu neraka jahanam. Barangsiapa yang menyambut ajakan mereka, maka mereka akan melemparkannya ke neraka jahanam.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah sebutkanlah cirri-ciri mereka.” Beliau menjawab, “Suatu kaum yang kulitnya sama dengan kulit kita, berbicara dengan bahasa kita.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah apa yang engkau perintahkan jika aku  mendapatkan keadaan yang demikian?” Beliau menjawab, “Berpegang teguhlah dengan jama’ah kaum muslimin dan pemimpin mereka.” Aku bertanya, “Jika mereka tidak mempunyai jama’ah dan pemimpin?” Beliau menjawab, “Tinggalkanlah kelompok-kelompok (sesat) itu walaupun engkau menggigit akar pohon sehingga kematian datang menjemputmu dalam keadaan engkau seperti itu.[3]

  Dari akibat yang mereka timbulkan terjadilah kontra vesrsi di kalangan kaum muslimin yang luar biasa, bahkan berujung dengan tertumpahnya darah di antara mereka, sedangkan para penjualnya merasa bangga karena berhasil atas dagangan busuk mereka, atas kamuflase yang mereka lakukan bisa mengelabuhi mangsa-mangsa mereka, terutama dari kalangan orang-orang yang memang tak memiliki pondasi agama yang kuat, sehingga mereka terombang ambing tak ubahnya seperti daun kering yang di terpa angin, karena saking banyaknya korban yang terus menerus berjatuhan, mereka menjajakan dagangannya melalui dunia perfilman, Koran-koran tabloid-tabloid dan lain-lain.

Adapun kaum muslimin yang menolak keberadaan mereka, mereka sadar jika musuh telah menyerang di balik selimut, menancapkan senjata ke jantung-jantung mereka, menancapkan kuku-kuku  ke badan mereka, sehingga merobek, keimanan mereka, jadilah korban-korban mereka tak ubahnya seperti jasad tanpa ruh, karena ruh iman telah di tanggalkan, mereka memiliki target terhadap mangsa-mangsanaya,   Allah musta’an.

Dari sini orang-orang orientalis memandang busur yang mereka lontarkan lebih mengena pada sasaranya, sehingga tak lagi merepotkan dan menghantui mereka, islam di buat tinggal nama, orang-orang islam tidak di suruh masuk kepada agama mereka namun pikiran-pikiran mereka di cuci, ajaran-ajaran islam di lucuti satu persatu, sehingga islam benar-benar telah di permak menurut kemauan mereka, mereka menghendaki orang-orang islam berfikir sebagaimana orang-orang kafir itu berfikir dan beragama, kita berlindung kepada Allah dari tipu daya dan maker yang besar ini.
 Hendaknya orang-orang yang berbuat makar itu takut kepada Allah, ingat  Allah l tidak lalai dari apa yang mereka perbuat Allah berfirman:
وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ .
Dan Sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar, dan di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. dan Sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. QS.14. Ibrahim:46
أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ.
Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, QS.16. An Nahl:45.
Wahai orang yang berbuat makar ketahuilah kalian akan di balasi cepat atau lambat, demikian pula saudaraku kaum muslimin sadarlah, agama kalian telah di acak-acak, aqidah kalian telah di gerogoti, sadarlah, janganlah kalian mau di perdaya oleh orang-orang yang sejatinya musuh kalian dan musuh islam, jangan kalian tertipu dengan hanya karena mereka memakai simbul-simbul islam, bicara tentang islam, karena sesuatu itu akan di hitung dan di angap sesuai dengan kenyataanya, dan tidak lain kenyataanya mereka merusak islam dari dalam, dan inilah diantara kerusakan-kerusakan dan penyimpangan mereka yang paling parah :
1.     Tidak memakai kaidah yang di tetapkan para ulama di dalam memahami Al Qur’an dan Sunnah.
Sebagaimana kaidah dalam memahami tafsir Al Qur’an.[4]
Mereka sama sekali tidak memakai kaidah tersebut
JIL/JIN. membalikkan kaidah para ulama diantaranya ” Al ‘ibraatu bi umumi lafdzhi, laa bi khususi sabab”  di balik menjadi “ Al Ibraatu bi khususi sabab la bi umumi lafdzhi”. Yang artinya “pelajaran itu di ambil berdasarkan keumuman lafad tidak dikhususkan karena sebab”. Sehingga pandangan mereka akan selalu tertuju pada asbabun nuzul yang mana jika di sandingkan keadaan sekarang dianngap berbeda, yang pada akhirnya mereka memandang Al Qur’an tidak lagi singkron dengan jaman, Allahu musta’an.
2.    Menganggap Rasulullah ` seseorang yang juga perlu di kritisi, tidak di benarkan secara mutlak.
 Diantara keburukan ucapan mereka, “ Dirkursus-dirkusus kontemporer tersebut pun hendaknya dikaji dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar “pembacaan baru” sebagai berikut. Pertama, mafhum makanah al-nabi bi al-qara’in al-waqi’iyyah (memahami posisi Nabi via historisitas hadis), apakah sabda Muhammad ditinjau dalam posisinya sebagai Rasul, manusia biasa, suami, hakim, atau pemimpin politik, karena ketaatan yang “ta’abbudi” (benar-benar ditaati) hanya dalam posisinya sebagai Rasul. Kedua, taqdim al-ushul ala al-fushul (mendahulukan pokok-pokok agama dari pada penerapan-penerapan aspek parsial keagamaan).    Oleh Asrar mabrur faza.   *Dosen STAIS Al-Hikmah Medan. Kandidat Doktor UIN Alauddin Makassar,
Mereka tidak menyadari jika Allah sendiri beerfirman:
   إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى. وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى.
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). QS.53.An-Najm:3-4.
3.     Memahami agama tidak sebagaimana pemahaman para sahabat g.
Ini sudah menjadi sunnatullah bagi orang-orang yang memahami agama tidak sebagaimana pemahaman  para sahabat yang merupakan murid-murid Rasulullah `, wahyu di turunkan di tengah-tengah mereka bahkan dengan lancangnya mereka melemahkan diantara para sahabat, diantara ucapan buruk mereka:
Kata orang JIL/JIN “Jika diperhatikan argumen-argumen di atas berbanding terbalik dengan realitanya. Al-Walid bin Uqbah misalnya, adalah sahabat yang pernah berbohong kepada Nabi, mabuk dalam memimpin salat subuh, serta disebut fasik dalam Alquran Surat al-Hujurat (49) ayat 6. Al-Asy’ats bin Qays al-Kindi pernah murtad dan kembali lagi masuk Islam. jubair bin ‘Abdillah bin Murrah bin ‘Abdillah bin Sa‘ab pernah dilaporkan telah mencuri tas kulit Nabi. Abu Darda’ pernah dinilai berdusta. Abu Hurairah pernah mengalami gangguan kejiwaan karena menderita epilepsi. Abu Hurairah meriwayatkan hadis tentang anjuran bekerja tetapi tidak mengamalkannya, “alias” tunakarya. Pernah sombong di hadapan sahabat Nabi yang lainnya, karena merasa superior dalam hal kekuatan daya hafal. Padahal kita tahu, sikap “kibriya” hanya pantas dimiliki oleh Allah—tidak Muhammad, apalagi seorang Abu Hurairah.”  Oleh Asrar Mabrur Faza*.  Ini sekelumit kebencian mereka kepada para sahabat, yang mana Allah dan rasulNya telah memujinya.
apa yang mereka sampaikan sayangnya tidak di dasari ucapan oleh para ulama, terlebih imam madzhab, ini menunjukkan lemahnya tipudaya mereka.
Mereka pun mulai lancang mengkritisi hadist-hadist Bukhari dan muslim, padahal para ulama kaum muslimin sepakat akan ke shahihannya.
Orang-orang seperti ini akan di sesatkan oleh Allah dan di ancam dengan neraka sebagaimana firman Allahl:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.QS.4. An Nisaa:115
Karena orang-orang muslim di ayat ini tidak lain adalah para sahabat.
4.         Anggapan semua agama adalah benar.
Kita sama-sama mengetahui bahwasanya agama di sisi Allah adalah islam sebagaimana firman Allah l:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.QS.3.Al Imraan:19
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. QS.3.Al Imraan: 85

5.     Orang kafir hanyalah mereka yang tidak berpegang dengan agama.
Menurut mereka seseorang beragama apapun di bolehkan sekalipun bukan agama samawi. Orang kafir menurut fersi mereka adalah yang tidak punya agama.
Padahal jelas Allah menyebut Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dengan sebutan yang jelas yaitu kafir, Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.QS.98. Al Bayinah: 6

6.     Kebenaran menurut mereka adalah nisbi( menurut pandangan masing-masing)
Dari sini kita tahu kebodohan orang-orang JIL/JIN. Karena mereka anggap semua orang bisa di dalam kebenaran, jika demikian apa gunanya Allah menurunkan kitabNya. Jelas ini bertentangan dengan firman Allah :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ4
 (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). QS.2 Al Baqarah:185
Dari sini mereka memiliki anggapan bahwa orang selain beragama islam juga akan dimasukkan kedalam syurga. Naa udzu billahi min dzalik.

7.     Hukum agama tidak boleh di terapkan di dalam negara.
Padahal kita sama tahu jangankan perkara pemerintahan bagaimana kita buang hajad saja sudah di ajari. Ini tidak lain karena ketakutannya  majikan-majikan mereka, para pendananya  takut seandainya hukum Allah tegak di muka bumi.

8.     Menyamakan gender (laki-laki dan perempuan)
Sesungguhnya ini sangat bertentangan dengan firman Allah :
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ4
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. QS.4. An Nisaa:34

9.     Memperjuangkan kelompok penyimpang LGBT(LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender).Di antara ucapan buruk dan apa yang mereka rencanakan di bawah ini:
Diskusi bulanan pertama Jaringan Islam Liberal (JIL/JIN) waktu itu, Senin 26 Juli 2010, mengangkat tema “Tafsir Atas Homo Seksualitas dalam Kitab Suci”. Kitab Suci yang dimaksud adalah Kitab Suci yang berasal dari agama Islam dan Kristen. Diskusi yang berlangsung di Gedung Teater Utan Kayu, Jl. Utan Kayu 68 H, Jakarta tersebut menghadirkan dua narasumber: Dr. Ioanes Rakhmat (IR), mewakili pandangan Kristen; dan Mohamad Guntur Romli (MGR), mewakili pandangan Islam. Diskusi kali ini dimoderatori oleh Abdul Moqsith Ghazali.
Pada diskusi kali ini, ada dua “rekor” baru yang terjadi. Pertama, ini merupakan kali pertama JIL menyelenggarakan diskusi bertemakan homo seksualitas, meskipun pembicaraan di dalamnya menyangkut juga dengan transgender dan biseksual sehingga istilah yang lebih lazim digunakan adalah LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Kedua, baru kali ini juga muncul tanggapan dari para peserta diskusi hingga mencapai 15 orang. Hal itu tentunya membuat diskusi kali ini menjadi lebih seru dan memakan waktu lebih panjang.
Sesuai dengan tema yang diberikan oleh JIL/JIN, kedua narasumber hendak melakukan penafsiran ulang atas pandangan-pandangan Kitab Suci terhadap homoseksualitas. Tentu saja diharapkan melalui diskusi ini, ada cara pandang lain yang lebih positif terhadap kaum homo seksual ataupun LGBT, khususnya yang berasal dari penafsiran Kitab Suci lihatlah bagaimana mereka beraninya mempermainkan kita-kitab suci.
Inti dari diskusi itu tidak lain agar manusia berpandangan melunak terhadap penyimpangan sexsual, dan supaya manusia menerima dan di bolehkan, padahal ini jelas jelas di laknat oleh Allah sebagaimana di sebutkan kisah nabi Lud p dan penyebab di binasakannya kaum Sodom dan Gumora. mereka berusaha untuk menyimpangkan sebab dan akibat yang mengenai kaum tersebut. Allah berfirman:
قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ
Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu Telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan Sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang Sebenarnya kami kehendaki." QS.11.Hud:79
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
Maka tatkala datang azab kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, QS.11.Hud: 82
10.                        Tidak adanya al wala’dan AL baraa’ di dalam agama mereka.
Padahal jelas Al wala’ wal bara’ adalah merupakan ikatan yang kuat di dalam agama ini. Allah berfirman:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.QS.2.Al Baqarah:256
Dan tidak sempurna keimanan seorang muslim hingga beriman kepada Allah serta mengkufuri taghut, dan termasuk agama selain islam adalah agama berhala.
Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi saya pribadi dan kaum muslimin, serta menjadi amal shalih. Amin  


Saran, kritik, dan motivasi di harapkan.
Oleh: Abu Ibrahim



[1] Lihat sejarah islam yang berjudul “Ar Rahiqul mahtum” di tulis oleh: Syaikh Shafiurrahman Al Mubarakfury.
[2] Lihatlah bagaimana mereka menindas palestina, afganistan, dan lain-lain, walaupun keadaannya menyedihkan namun islam semakin meringsek masuk di negri-negri dimana orang-orang kafir itu tinggal.
[3]  Bukhori ( 3606) Muslim ( 1487)
[4] Sebagaimana di sebutkan di permulaan tafsir para ulama diantaranya “TAFSIR IBN KATSIR” juga sebagaimana di sebutkan oleh Syaikh Utsimin dalam kitabnya “ USUL TAFSIR”

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...