Sabtu, 15 April 2023

KHUTBAH IDUL FITRI 2023.

Khutbah idul fitri

Kebaikan yang harus di biasakan.

Khutbah hajad.

Jama’ah shalat Id rahimahullah, ada hal-hal yang harus kita pertahankan selama kita dididik pada bulan Ramadhan, diantaranya:

1.   Istiqamah di dalam kebaikan sebagaimana disaat ramadhan.

Seperti:

1)  Tetap menuntut ilmu.

Allah ta’ala banyak memuji ilmu dan orang-orang berilmu di dalam Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang orang yang di beri ilmu dengan beberapa derajat.” ( QS Al-Mujadilah[58]:11)

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ.

“Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar[39:9).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah. Dishahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah  224)

2)  Berakhlaq dengan khlaq yang baik.

Allah ta’ala berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al Qalam [68]: 4)

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..” (QS. Al-Ahzab [33]: 21).

Begitu besar keutamaan akhlaq, diantaranya sebagaimana disebutkan Rasulullah sallallahu ‘alaaihi wa sallam:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا .

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya, dan yang paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik akhlaqnya terhadap isteri-isterinya.” (HR. Ahmad 7402, Tirmidzi 1162, Abu Dawud 4682 dihasan oleh syaikh al-Albani di dalam Ash-Shahihah 284).

Akhlaq yang baik merupakan pemberat timbangan kelak pada hari kiamat.

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ. 

"Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan (amalan) seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlaq yang mulia." (HR. Tirmidzi 2002, di hasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Ash-Shahihah 876).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke surga, maka beliau bersabda:

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ  تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ. وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ  الْفَمُ وَالْفَرْجُ.

“Taqwa kepada Allah dan bagusnya akhlak.” Dan beliau ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka, maka beliau bersabda: “mulut dan farji (kemaluan).” (HR Tirmidzi 2004, Abu Dawud 2596, Ibnu Majah 4246. Dihasankan syaikh al-Albani, Lihat As-Shahihah 977)

3)  Meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ.

“Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Tirmidzi 2318 dan yang lainnya)

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan iringilah sesuatu perbuatan dosa (kesalahan)  dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, dihasankan Syaikh al-Albani di dalam Al-Misykah 5083).

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan bahwa akhlaq yang baik terhadap mahluk berputar pada tiga perkara, yaitu:

كَفُّ اْلأَذَى ، وَبَذْلُ النَّدَى، وَطَلاَقَةُ الْوَجْهِ.

Menahan dari gangguan (Kafful Adzzaa). Suka membantu, berbuat baik (Badzlun Nada). Wajah yang berseri-seri (Thalaqatul Wajh). (Syarah Riyadhush Shalihin Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, II/387).

 2.   Menunaikan haq dan kewajiban.

1)  Haq kepada Allah ta’ala.

 Allah ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ.

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ.

“Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu." (QS. An Nahl [16]: 36).

Allah mengutus 315 rasul dan 124000 para nabi agar mereka menyeru bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah.

Allah ta’ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ.

“Dan kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (QS. Al Anbiyaa’ [21]: 25)

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَا مُعَاذُ، أَتَدْرِي مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ؟» قَالَ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «أَنْ يُعْبَدَ اللهُ وَلَا يُشْرَكَ بِهِ شَيْءٌ»، قَالَ: «أَتَدْرِي مَا حَقُّهُمْ عَلَيْهِ إِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ؟» فَقَالَ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ.

“Wahai Mu’adz, apakah kamu tahu apa hak Allah atas hamba?” Mu’adz menjawab, “Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Yaitu Allah disembah dan tidak disekutukan dengan sesuatu apapun.” Beliau bersabda lagi, “Apakah kamu tahu apa hak hamba atas Allah jika mereka melakukan itu?” Mu’adz menjawab, “Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Allah tidak akan menyiksa mereka.” ( HR. Bukhari Muslim).

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.’” (QS. Az-Zumar [39]: 65)

2)  Haq kepada Rasul-Nya.

Membenarkan apa yang dikabarkan, mentaati apa yang diperintahkan, menjahui apa yang dilarang dan tidak beribadah kecuali apa yang diperintahkan.

3)  Haq kepada kedua orang tua.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا.

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (QS. An Nisaa [4]: 36).

Dalam ayat ini Allah perintahkan kita agar berbakti kepada kedua orang tua. Namun apabila mereka menyuruh untuk berbuat syirik agar tidak ditaati.

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Lukman [31]: 15)

4)  Haq kepada sanak kerabat.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl [16]: 90)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya putus” (HR. Bukhari 5991 Abu Dawud 1697)

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رزقِهِ وَأَنْ يُنْسَأ لَهُ فِي أثَرِه فَلْيَصِلْ رَحِمَه.

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari 5985 Muslim 2557 Abu Dawud 1693)

Dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ, فَيُعْرِضُ هَذَا, وَيُعْرِضُ هَذَا, وَخَيْرُهُمَا اَلَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ .

 “Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu seseorang berpaling dan lainnya juga berpaling. Yang paling baik di antara keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Bukhari 6037 dan Muslim 2560 Ahmad 1589 Abu Dawud 4914)

5)  Haq kepada anak.

Allah ta’ala berfirman:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ.

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” ( QS. Lukman[31]:13)

Dalam sebuah hadits, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ.

“Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa karena ia telah menyia-nyiakan orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.” (HR Ahmad 6828, Abu Dawud 1692 An-Nasa’i 1072 di shahihkan Syaikh al-Albani di dalam shahih Abu Dawud 1485)

يَا غُلاَمُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ؛ احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ.

“Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untaian kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi 2516, di shahihkan Syaikh al-Albani di dalam shahih Tirmidzi 2043)

6)   Haq kepada istri.

7)   Haq tetangga.

 

3.   Meminta maaf dan memberikan maaf.

Meminta maaf dan memberi maaf kepada semua orang yang telah menyakiti.

 

4.   Melupakan masa silam yang buruk dan mengganti dengan kebaikan.

1)   Bertaubat dari dosa-dosa.

2)   Mengganti dengan amal sahalih.

3)   Optimis menyongsong masa depan

5.   Bertaqwa secara pribadi dan bersama-sama.

1)   Dicintai Allah.

2)   Dimudahkan masalahnya.

3)   Diberkahi dari langit dan bumi.

4)   Sebaik-baik bekal.

5)   Akan mewarisi surga.

 

6.   Berwasiat kepada para wanita.

1)   Bersyukur kepada suaminya.

2)   Mentaati dalam kebaikan.

3)   Qanaah dalam menerima rezki.

4)   Banyaknya wanita masuk neraka karena kufur kepada suami.

 

Penutup.

 

Sragen 16-04-2023.

Abu Ibrahim.


Jumat, 07 April 2023

SUNNAH MELAWAN SYAITAN.

 


Iblis merupakan nenek moyang jin, adapun jin ada yang kafir dan adapula yang beriman, sementara syaitan bisa dari kalangan jin dan juga manusia yang kafir maupun fasiq.

Permusuhan iblis dan syaitan yang merupakan keturunannya di mulai ketika bapak mereka enggan bersujud dengan bapak kita nabi Adam alaihi sallam, Allah mengisahkan hal itu di beberapa tempat di dalam Al-        Qur’an.

Allah ta’ala berfirman:

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ.

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” (QS. Shad[38]:71).

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ.

“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (QS. Shad [38]:72).

فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ.

“Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya.” (QS. Shad 38]:73).

إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ.

“kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” ( QS. Shad [38]:74).

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ.

Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (QS. Shad [38]:75).

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ.

Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Shad [38]:76)

قَالَ فَٱخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ.

Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk.” (QS. Shad 38]:77).

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ.

“Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." (QS. Shad [38]:78).

Semenjak iblis terusir dari surga, iblis mendendam kepada manusia dan bersumpah untuk menyesatkannya.

 قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ.

Iblis berkata " Demi kemuliaanmu aku akan sesatkan mereka semua." (QS. Shad[38]:82).

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata di dalam kitabnya, Ighatsatul-lahfan ada tujuh perangkap iblis untuk menjerumuskan manusia, yaitu:

1.   Iblis berusaha akan menjerumuskan manusia kedalam kesyirikan.

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ .

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa [4]:48).

Allah ta’ala mengulang-ngulang ayat-ayat semacam ini, menunjukkan akan bahaya dan besarnya dosa syirik ini. Sehingga iblis akan merasa puas seandainya manusia sudah menyekutukan Allah, karena iblis mengetahui barang siapa yang menyekutukan Allah niscaya akan hapuslah amal-amalnya dan kelak akan menjadi temannya di neraka.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

“Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”(QS. Az-Zumar [39]:65).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ وَقُلْتُ أَنَا وَمَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّة.

”Barang siapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam neraka, barang siapa mati tidak menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam syurga.”( HR. Bukhari 6305, Muslim 92).

Inilah perangkap yang paling dahsyat dan sangat mengerikan yang akan di pasang pertama kali oleh iblis, dan yang akan menentukan surga atau neraka bagi seseorang.

2.   Kebid’ahan.

Setelah seseorang dapat lolos dari jeratan kesyirikan dia akan digiring dan di masukkan ke dalam perangkap kebid’ahan, yang mana pelaku bid’ah ini akan memandang baik perbuatan-perbuatan yang menyelisihi Sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah ta’ala berfirman:

 

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ.

“Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” ( QS. Al-Hasyr[59]:7).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.

 “ Barang siapa membuat-buat perkara baru di dalam perkara kami ini apa yang bukan darinya maka tertolak.” ( HR. Bukhari 2697, Muslim 1718).

Sufyan At-Tsauri rahimahullah berkata: “Bid’ah itu lebih disenangi oleh Iblis daripada maksiat, karena pelaku maksiat lebih besar harapan untuk bertaubat. Berbeda dengan pelaku bid’ah, ia sukar untuk bertaubat.”(Al-Muntaqa an-Nafs min Talbis Iblis).

3.   Dosa-dosa besar.

Jika seseorang bisa selamat dari perangkap syirik dan bid’ah iblis akan menjeratnya agar seseorang terjerumus kedalam dosa-dosa besar, para ulama’ menjelaskan,  dosa-dosa yang kecil akan diampuni Allah dengan syarat jika seseorang meninggalkan dosa besar, sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا.

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang di larang kamu mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia.” (QS. An-Nisa [4]:31).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ.

“ Shalat-shalat  yang lima jum’at satu ke jum’at berikutnya ramadhan satu ke ramadhan berikutnya penghapus dosa-dosa jika di jahui dosa-dosa besar. “ (HR. Muslim 233).

4.   Dosa-dosa kecil.

Jika seseorang dapat selamat dari dosa besar maka dia akan di jerumuskan kedalam dosa-dosa kecil, sehingga tanpa dia sadari dosa-dosa tersebut akan menggunung sebagaimana kita ketahui gunung bukan hanya tersusun dari batu besar saja.

Allah ta’ala berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. Anur [24]:31).

5.   Disibukkan dengan perkara mubah (yang di bolehkan).

Jika seseorang dapat selamat dari dosa-dosa kecil maka iblis tidak akan diam sehingga dia akan membuat seseorang sibuk dengan perkara-perkara yang mubah.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ.

“Dua nikmat yang kebanyakan manusia terlalaikan dengannya yaitu nikmat sehat dan longgar.”  ( HR. Bukhari 6412, Tirmidzi 2304).

6.   Meninggalkan amalan utama dan mengamalkan yang kurang utama.

Jika seseorang masih dapat lolos dari kesibukan perkara yang mubah maka di buatlah dia agar memilih amalan yang kurang utama di bandingkan yang utama, padahal secara kaedah di sebutkan:

فَإِنْ تَزَاحَمْ عَدَدُ الْمَصَالِحِ يُقَدَّمُ الأَعْلَى مِنَ الْمَصَالِح.

“Jika berbenturan beberapa maslahat hendaknya di dahulukan yang paling tinggi dari maslahat tersebut” (Risalah Fil Qawa’idi il Fiqiyah oleh Syaikh ‘Abdurrahman Ibni Nashir Assa’di).

Seperti halnya seseorang dapat berbuat baik kepada orang lain namun terhadap saudara-saudaranya justru tidak menjaga dengan baik, atau seseorang sibuk dengan  perkara Sunnah justru mengabaikan perkara yang wajib.

7.   Iblis akan memusuhi secara terang-terangan.

Jika seluruh gangguan di atas tidak menjadikan seseorang surut niscaya iblis akan mengerahkan tentaranya baik dari kalangan manusia ataupun jin, mereka akan memusuhi, mengancam mengintimidasi dan lain sebagainya, inilah cobaan yang sering di terima oleh para Nabi dan Rasul. Akan tetapi semua itu tidaklah akan membahayakan seseorang kecuali apa yang telah di tetapkan oleh Allah ta’ala di dalam kitab-Nya. Allah ta’ala berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا.

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (QS. An Nisaa[4]:76)

Demikianlah tuju perangkap iblis yang dipaka untuk menjerat manusia.

Adapun di dalam sunnah, banyak kita jumpai bagaimana permusuhan orang-orang shalih kepada iblis dan bala tentaranya itu secara nyata.

Diantara kisahnya sebagai berikut:

1)   Iblis ikut musyawarah untuk menyingkirkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketika Iblis yang menyerupai manusia pada saat membuat makar untuk menyingkirkan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam iblis ini menyerupai laki-laki tua dari Nejed. Kemudian mengusulkan untuk membunuh Rasulullah secara bersama-sama dengan pemuda-pemuda kabilah Quraisy. (Sirah nabawiyah, oleh Syaikh Syafiyurrahman al-Mubarakfuri)

2)   Pada saat perang Badar, Syaitan menyamar jadi Suraqah bin Malik , bangsawan dari bani Kinanah.

Allah ta’ala berfirman:

وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ.

“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan, ‘Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.’ Maka ketika kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata, ‘Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah.’ Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfal [8]: 48).

Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh ahli tafsir.

3)   Kisah Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam diganggu jin ifrit ketika beliau Shalat.

"Pada suatu malam Rasulullah salat, lalu jin ifrit menampakkan diri, lalu beliau berdoa, "Aku berlindung kepada Allah", setelah itu beliau mencekiknya." (HR Bukhari dan Muslim)

4)   Kisah Umar bin Khattab bertarung dengan jin.

"Seorang lelaki keluar kemudian bertemu dengan jin, tiba-tiba jin itu berkata, "Bertarunglah melawanku !"

Maka mereka berdua bertarung, dan akhirnya jin itu dapat dikalahkan. Seseorang bertanya siapakah gerangan pria itu ? dijawab, "Siapa lagi kalau bukan Umar bin Khattab" (Riwayat Thabrani)

Dalam penjelasan lain jin itu mengaku paling kuat di bangsanya, dan memberi tahu agar dapat terlindung dari dirinya dengan membaca ayat kursi."

5)   Kisah Ammar bin Yasir

"Ammar bin Yasir mengambil air di sumur, lalu Setan menampakkan diri. Beliau bergulat dengan Setan itu dan menghantam hidungnya dengan batu."(Riwayat Baihaqi)

6)   Kisah Khalid bin Walid ketika Fatkhul Makkah.

Khalid bin Walid ditugaskan Nabi Muhammad untuk menghancurkan berhala Uzza. Lalu beliau pergi ke sebuah kampung dan menemukan bahwa Uzza adalah Setan perempuan telanjang berambut acak-acakan dan terurai, Khalid lalu menebas dengan pedangnya dan akhirnya mati. (HR Abu dawud) (lihat Arrahiqul Makhtum Syaikh Syafiyurrahman Al Mubarokfuri).

7)   Kisah Ibnu Zubair.

Ibnu Zubair meriwayatkan bahwa ia melihat sesosok jin laki-laki tapi tingginya hanya sejengkal (cebol) Lalu Ibnu Zubair bertanya : “Makhluk apa kamu ?” Lalu Makhluk itu menjawab : “Saya Izib”. Ibnu Zubair bertanya lagi : “Apa itu Izib ?” Makhluk itu menjawab : “Izib ya Izib .”

Lalu makhluk itu dipentung Ibnu Zubair dengan tongkat sampai makhluk itu lari terbirit-birit. (Al-Syibli dalam Ahkam al Jan).

8)   Dahulu pemuda yang masih pengantin.

Seorang pemuda yang masih pengantin baru ijin pulang ketika perang khandak, ternyata dirumah ada ular, kemudian pemuda itu menyerang dan ular itupun menyerang akhirnya kedua-duanya meninggal. ( Shirah Nabawiyah Syaikh Syafiurhman al-Mubarokfuri)

9)   Kisah imam Mujahid

“Suatu malam ketika saya sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba muncul makhluk sebesar anak laki-laki di hadapan saya. Lalu saya desak dia untuk menangkapnya. Tiba-tiba dia bangun dan lompat ke belakang dinding sehingga saya mendengar jatuhnya. Setelah itu, dia tidak penah datang lagi.” (Riwayat Ibnu Abi Dunya).

Dalam riwayat lain, Imam Mujahid menegaskan:

“Setan itu sebenarnya sangat takut terhadap kalian (manusia), melebihi ketakutan kalian kepadanya. Oleh karena itu, setan menampakkan diri kepada kalian, janganlah kalian lari ketakutan. Karena jika kalian takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu), akan tetapi bersikaplah keras kepadanya, pasti dia akan pergi”. (Riwayat Ibn Abi Dunya)

10)                     Abu Hurairah pernah menangkap Jin.

Disebutkan secara makna bahwa Abu Hurairah pernah menangkap jin yang berbentuk manusia sampai tiga kali, ketika ia mencuri kurma sedekah kemudian memberitahukan supaya membaca ayat kursi agar tidak diganggu, Rasulullah sallallahu Alaihi wa sallam membenarkan hal itu.(HR.Bukhari)

11)                     Syaitan akan takut dari sebagian hamba Allah yang shalih.

Setan takut dan lari dari sebagian hamba Allah yang kuat imannya.

Jika Islam telah tertancap kuat pada seorang hamba, iman telah tegak di dalam hatinya, dan dia senantiasa menjaga batasan-batasan yang telah digariskan Allah, maka setan akan menjauh dan lari darinya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar bin Al Khaththab: “Sesungguhnya setan takut kepadamu, wahai Umar”. (HR Tirmidzi 2913).

Allah ta'ala berfirman:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ.

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS.Fathir [35]:6).

Janganlah orang tua menakut-nakuti anaknya dengan jin, setan demit, gendruwo dan lainnya, karena mereka akan semakin menyombongkan diri, sementara anak kita mentalnya rusak, kita juga hendaknya jangan takut, harus dilawan, jika tidak mereka akan mempermainkan kita dan menteror kita.

Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang tidak bisa kita tulis di sini, yang intinya kisah-kisah tersebut mendidik kita untuk janganlah takut kepada mereka dan bahkan disunnahkan untuk melawan mereka.

Semoga bermanfaat.

 

Sragen 8-04-2023.

Junaedi Abdullah.

 

              

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...