Kamis, 26 Oktober 2023

HUKUM MENINGGALKAN SHALAT JUM’AT.

 


Salah satu kewajiban seorang muslim hendaknya menjaga shalat lima waktu, demikian pula shalat jum’atnya.

Barang siapa meninggalkan shalat shalat jum’at dengan sengaja dia telah berdosa besar.

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ . فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ .

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jum’ah[62]:9).

“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. (QS. Al-Jum’ah[62]:10).

Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah, "Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan," dan Allah Pemberi rezeki yang terbaik. (QS. Al-Jum’ah[62]:911).

Allah ta’ala berfirman:

}فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ{

Yakni tuluskanlah niat kalian, bulatkanlah tekad kalian, serta pentingkanlah oleh kalian untuk pergi guna menunaikan ibadah kepada-Nya. Pengertian yang dimaksud dengan sa'yu dalam ayat ini bukanlah menurut pengertian bahasanya (yaitu berjalan), melainkan makna yang dimaksud ialah mementingkan dan merealisasikannya. Seperti makna yang terdapat di dalam firman Allah ta’ala:

{وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ}

Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah ' mukmin. (Al-Isra[17]: 19)(Tafsir Ibnu Katsir QS. AL-Jum’ah[62]:9).

{وَذَرُوا الْبَيْعَ}

dan tinggalkanlah jual beli. (Al-Jumu'ah: 9)

Yakni bersegeralah untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah olehmu jual beli, bila sHalat telah diserukan. Karena itulah maka para ulama sepakat bahwa haram melakukan jual beli sesudah azan kedua. Tetapi mereka berselisih pendapat mengenai masalah jual beli secara muatah (bayar dan terima tanpa ijab kabul). Ada dua pendapat mengenainya, tetapi menurut makna lahiriah ayat, hal itu tidak sah juga, sebagaimana yang dijelaskan secara lengkap di tempatnya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Firman Allah ta’ala.:

{ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ}

Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Al-Jumu'ah[62]: 9).

Yaitu kamu tinggalkan jual beli dan kamu bergegas untuk mengingat Allah dan shalat adalah lebih baik bagimu, yakni bagi kehidupan dunia dan akhiratmu, jika kamu mengetahui.

Firman Allah ta’ala:

{فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ}

Apabila salat telah ditunaikan. (Al-Jumu'ah[62]: 10).

Maksudnya, apabila salat telah diselesaikan.

{فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ}

maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah (Al-Jumu'ah: 10)

Setelah mereka dilarang melakukan transaksi sesudah seruan yang memerintahkan mereka untuk berkumpul, kemudian diizinkanlah bagi mereka sesudah itu untuk bertebaran di muka bumi dalam rangka mencari karunia Allah.

Sebagai sorang mukmin hendaknya melakukan perintah Allah dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu terdapat larangan keras bagi orang-orang yang meninggalkan shalat jum’at.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ رَجُلًا يُصَلِّي بِالنَّاسِ، ثُمَّ أُحَرِّقَ عَلَى رِجَالٍ يَتَخَلَّفُونَ عَنِ الْجُمُعَةِ بُيُوتَهُمْ.

"Ingin rasanya aku memerintahkan seseorang untuk memimpin shalat (berjamaah) kemudian aku membakar rumah orang-orang yang meninggalkan shalat Jumat." (HR. Muslim 652, Ahmad 4398).

Dari sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu ‘anhum, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ الْجُمُعَاتِ، أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ، ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنَ الْغَافِلِينَ.

”Hendaknya orang yang suka meninggalkan jumatan itu berhenti dari dosanya, atau Allah akan mengunci mati hatinya, kemudian dia menjadi orang ghafilin (orang lalai).” (HR. Muslim 865, Ahmad 2290 ).

مَنْ تَرَكَ ثَلَاثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ.

“Barangsiapa yang meninggalkan shalat jum’at tiga kali karena meremehkannya, maka Allah akan kunci hatinya” (HR. Abu Daud 1052, dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam dalam Shahih wa dha’if sunan Abu Daud ).

 

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلَاثًا مِنْ غَيْرِ ضَرُورَةٍ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ

Barangsiapa yang meninggalkan shalat jum’at tiga kali padahal bukan kondisi darurat, maka Allah akan kunci hatinya” (HR. Ibnu Majah 1126, dihasankan Syaikh al Albani dalam Shahih wa dhaif Ibnu Majah).

 

Orang yang meninggalkan shalat Jum’at tanpa udzur, ia telah melakukan dosa besar, bahkan dalam sebuah hadits disebutkan, orang yang meninggalkan shalat Jum’at tanpa udzur diancam dengan kemunafikan. Dari Abul Ja’d Adh Dhamri radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن ترَك الجمعةَ ثلاثًا مِن غيرِ عذرٍ فهو منافقٌ

“Barangsiapa yang meninggalkan shalat jum’at tiga kali tanpa udzur, maka dia orang munafik” (HR. Ibnu Hibban 258, dihasankan oleh Syaikh al Albani di dalam Al-Misykah 1371 ).

 

Demikian juga sebagaimana disebutkan hadits dari Thariq bin Syihab radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

 

الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ إِلَّا أَرْبَعَةً: عَبْدٌ مَمْلُوكٌ، أَوِ امْرَأَةٌ، أَوْ صَبِيٌّ، أَوْ مَرِيضٌ.

“Shalat Jum’at adalah wajib bagi setiap Muslim dengan berjama’ah kecuali empat orang: hamba sahaya, wanita, anak kecil, orang sakit.” (HR. Abu Daud 1067, Baihaqi 263, dishahihkan Syaikh al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Rahimahullah berkata: “ Wahai kaum muslimin peliharalah shalat Jum'at dan janganlah kalian meremehkannya. Karena Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Mereka harus berhenti dari meninggalkan shalat Jumat atau Allah akan menutup hati mereka kemudian mereka akan termasuk orang-orang yang lalai."

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa yang me ninggalkan shalat Jumat tiga kali berturut-turut karena meremehkannya, niscaya Allah menutup hatinya."

 

Ada sebagian orang yang bepergian dengan keluarganya atau bersama rekan-rekannya di hari yang diberkahi ini yang Allah karuniakan kepada umat Muhammad dan Allah tidak memberikannya kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani sehingga mereka tidak mendapatkan pahala shalat Jum'at. Merekalah yang telah menyodorkan diri mereka sendiri kepada azab dan kemurkaan Allah. Oleh karena itu, berhati-ha- tilah. Karena Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah memberitahukan tentang seorang penggembala yang menggembalakan kambingnya sejauh satu atau dua mil. Kemudian ia merasa kesulitan untuk mencari rerumputan (untuk kambing-kambingnya). Kemudian ketika tiba shalat Jum'at, ia tidak pernah menghadirinya sampai tiga kali berturut-turut Akhirnya Allah menutup hatinya.

Ada pula sebagian orang-orang yang bepergian ke negara lain yang jaraknya sangat jauh pada hari Jum'at. Jika mereka melaksanakan shalat Jum'at di negerinya atau di tempat yang lain, berarti mereka telah menunaikan apa (kewajiban) yang ada di antara mereka dengan Allah. Kemudian apabila mereka tidak melaksanakan shalat Jum'at dan tidak pernah mempedulikannya, maka betapa besarnya kerugian yang me reka dapat. Karena mereka tidak mendapatkan kebaikan yang berlim- pah serta mereka menyodorkan diri mereka sendiri kepada azab yang sangat pedih. (Adh-Dhiyaaul Laami, Khutbatun fil Hatstsi ‘Alal Jum'ah wal Jamaa'ah).

 

Demikianlah bahayanya orang yang meninggalkan shalat jum’at, hendaknya siapapun yang meninggalkan shalat jum’at segera bertaubat kepada Allah ta’ala.

Sragen 26-10-2023

Junaedi Abdullah.

Senin, 16 Oktober 2023

BAGAIMANA KITA MELEMAHKAN SETAN.

 

Manusia hidup di dunia ini tidaklah sendirian, akan tetapi di sana ada makhluk yang lain yaitu malaikat dan jin.

Malaikat tidaklah membahayakan manusia akan tetapi yang membahayakan bagi manusia justru manusia yang kafir dan syaitan dari kalangan jin yang kafir kepada Allah ta’ala.

Oleh karena itu Allah memerintahkan kita agar berlindung kepada-Nya dari kejahatan keduannya, Allah ta’ala berfirman:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ .

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia." (QS.An-Nas[114]:1-5).

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ.

"Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata." (QS. Al-Baqarah[2]:168).

Bagaimana kita bisa melemahkan setan dan selamat dari tipu dayanya.

Berikut beberapa hal yang hendaknya kita lakukan:

 

1.   Mempelajari ilmu dengan pemahaman yang benar.

Allah ta’ala berfirman:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ

“Ketahuilah bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, dan mohonlah ampun atas dosa-dosamu.” (QS. Muhammad [47]:19).

Tidaklah masalah datang kecuali orang yang berilmu akan menimbang dengan ilmunya, kemudian dia bertindak sesuai dengan ilmunya tersebut, sementara syaitan datang dengan membawa subhat dan sahwat, hal itu akan mudah ditangkal bagi orang yang memiliki ilmu, dari sini syaitan akan kesulitan menaklukkan orang yang berilmu, sehingga tipu daya syaitan tersebut apabila dilihat dengan kaca mata ilmu itu sangat lemah, sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

Sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah” (QS. An Nisa’[4]: 76).

Hanya saja manusia kadang memperturutkan hawa nafsunya.

 

2.   Berpegang dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Allah ta’ala menjamin orang yang berpegang Al-Qur’an dan Sunnah selamat dari kesesatan, dimana kesesatan itu tidak lain merupakan apa yang ditimbulkan dari syaitan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا.

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’[4]:59).

إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي.

“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnahku.” (HR. Al-Hakim di dalam mustadraknya 319, Disahihkan oleh Syaikh al-Albani di dalam Sahihul Jami’ 2937).

 

3.   Beramal secara ikhlas.

Dimana Allah ta’ala sudah mengabarkan kepada kita bahwasanya syaitan lemah terhadap orang yang ikhlas.

Allat ta’ala berfirman:

وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ .

Iblis berkata: “…Dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka.” (QS. Al Hijr: 39-40).


قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ.

(Iblis) menjawab, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.”(QS.Shad[38]82-83).

4.   Mengucapkan sallam ketika memasuki rumah.

Hendaknya salam terlebih dahulu, meskipun dirumah sendiri.

Berdasarkan firman Allah:

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ.

“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (An-Nuur[24]: 61).

Adapun apabila bertamu Hendaknya salam tiga kali dan kembali bila tdak dijawab.

إِذَا اسْتَأْذَنَ اَحَدُكُمْ ثَلاَثاً فَلَمْ يُؤْذَنْ لَهُ فَلْيَرْجِعْ.

“Jika salah seorang di antara kalian sudah meminta izin tiga kali dan tidak diizinkan maka pulanglah.” [HR. Bukhari 6245 dan Muslim 2153).

5.   Berdoa ketika makan.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita ketika memasuki rumah:

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

Jika seseorang memasuki rumahnya lantas ia menyebut nama Allah saat memasukinya, begitu pula saat ia makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Kalian tidak ada tempat untuk bermalam dan tidak ada jatah makan.” Ketika ia memasuki rumahnya tanpa menyebut nama Allah ketika memasukinya, setan pun mengatakan (pada teman-temannya), “Saat ini kalian mendapatkan tempat untuk bermalam.” Ketika ia lupa menyebut nama Allah saat makan, maka setan pun berkata, “Kalian mendapat tempat bermalam dan jatah makan malam.” (HR. Muslim 2018).

Dari hadits diatas hendaknya kita membaca basmalah ketika akan makan.

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ.

Apabila salah seseorang dari kalian hendak makan, maka ucapkanlah bismillah. Apabila lupa maka ucapkanlah, “Bismillahi Awwalahu wa Aakhirohu” (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhir).” (HR. Ahmad 25106, Abu Dawud 3767 dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam Al-Irwa’ 1965).

6.   Berdoa ketika mau kebelakang.

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu menuturkan jika Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam hendak masuk WC, beliau berdoa:

اَللّٰهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

“ya Allah, aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan."(HR. Bukhari 142, Muslim 375).

Adapun apabila keluar Rasullallah membaca:

غُفْرَانَكَ.

“Aku mohon ampunan-Mu, Ya Allah.” (HR. Abu Dawud 30, dishahihkan syaikh al-Albani di dalam shahih IBnu Majah 300).

7.   Memperbanyak shalat di rumah.

Rasulullah memerintahkan kita agar memperbanyak shalat dirumah kita, bagi laki-laki shalat sunnah, adapun shalat wajib bagi laki-laki hendaknya di masjid.

Dari Ibnu Umar radiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

 

اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلَاتِكُمْ وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا.

Jadikanlah rumah kalian sebagai tempat shalat kalian, jangan jadikan ia sebagai kuburan” (HR. Al Bukhari 432, 1187, Muslim 777).

8.   Meperbanyak membaca Al-Qur’an dirumah.

Sesungguhnya syaitan lari dari bacaan Al-Qr’an terutama surat Al Baqarah.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ.

“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sungguh syetan akan lari ketakutan dari rumah yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya”. (HR. Muslim 780).

Dari Abu Umamah Al Bahili berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

 

اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ.

“Bacalah oleh kalian surat Al Baqarah; karena mengambilnya adalah keberkahan dan meninggalkannya adalah kerugian, dan para tukang sihir tidaklah mampu (menggelincirkannya dari kebenaran)”(HR Muslim. 804)

9.   Menjauhkan gambar-gambar dirumah.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَّ المَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ، وَأَنَّ مَنْ صَنَعَ الصُّورَةَ يُعَذَّبُ يَوْمَ القِيَامَةِ يَقُولُ: أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ "

”sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang terdapat gambar di dalamnya (yaitu gambar makhluk hidup bernyawa) dan orang yang membuat gambar akan diadzab pada hari kiamat, dia berkata “ Hidupkan apa yang telah kau ciptakan.” (HR. Bukhari 3224,  Muslim 2106).

Hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu dia berkata:

نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوَرِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ.

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. Tirmizi 1749 hadits ini dishahihkan syaikh al-Albani di dalam As-shahihah 424).

 

10.                     Menutup rumah bila sudah mulai malam.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ – أَوْ أَمْسَيْتُمْ – فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَحُلُّوهُمْ ، وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا.

Jika hari mulai gelap tahanlah anak-anak kalian (untuk keluar rumah) karena saat itu setan sedang berkeliaran. Jika telah lewat sebagian malam biarkanlah mereka. Tutuplah pintu-pintu dan ucapkanlah bismillah, karena sesungguhnya setan tidak akan bisa membuka pintu yang tertutup.” (HR. Bukhari no. 5623 dan Muslim no. 2012).

Dalam Fathul Bari disebutkan,

فَإِشَارَة إِلَى أَنَّ الْأَمْر بِالْإِغْلَاقِ لِمَصْلَحَةِ إِبْعَاد الشَّيْطَان عَنْ الِاخْتِلَاط بِالْإِنْسَانِ.

“Perintah untuk menutup pintu karena terdapat maslahat agar setan menjauh dari rumah dan tidak bercampur dengan manusia.”

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan agar selamat dari gangguan setan. Sebab ini yang telah Allah tetapkan supaya seseorang selama dari gangguan tersebut. Setan tidak mampu membuka wadah yang tertutup, begitu pula teko yang tertutup. Setan pun tidak bisa membuka pintu, mengganggu anak kecil dan lainnya jika sebab-sebab tadi dilakukan.”

 

Beberapa kisah orang shalih dahulu melawan syaitan.

 

 

1)   Kisah Umar bin Khattab bertarung dengan jin.

"Seorang lelaki keluar kemudian bertemu dengan jin, tiba-tiba jin itu berkata, "Bertarunglah melawanku !"

Maka mereka berdua bertarung, dan akhirnya jin itu dapat dikalahkan. Seseorang bertanya siapakah gerangan pria itu ? dijawab, "Siapa lagi kalau bukan Umar bin Khattab" (Riwayat Thabrani)

Dalam penjelasan lain jin itu mengaku paling kuat di bangsanya, dan memberi tahu agar dapat terlindung dari dirinya dengan membaca ayat kursi."

2)   Kisah Ammar bin Yasir

"Ammar bin Yasir mengambil air di sumur, lalu Setan menampakkan diri. Beliau bergulat dengan Setan itu dan menghantam hidungnya dengan batu."(Riwayat Baihaqi)

3)   Kisah Khalid bin Walid ketika Fatkhul Makkah.

Khalid bin Walid ditugaskan Nabi Muhammad untuk menghancurkan berhala Uzza. Lalu beliau pergi ke sebuah kampung dan menemukan bahwa Uzza adalah Setan perempuan telanjang berambut acak-acakan dan terurai, Khalid lalu menebas dengan pedangnya dan akhirnya mati. (HR Abu dawud) (lihat Arrahiqul Makhtum Syaikh Syafiyurrahman Al Mubarokfuri).

4)   Kisah Ibnu Zubair.

Ibnu Zubair meriwayatkan bahwa ia melihat sesosok jin laki-laki tapi tingginya hanya sejengkal (cebol) Lalu Ibnu Zubair bertanya : “Makhluk apa kamu ?” Lalu Makhluk itu menjawab : “Saya Izib”. Ibnu Zubair bertanya lagi : “Apa itu Izib ?” Makhluk itu menjawab : “Izib ya Izib .”

Lalu makhluk itu dipentung Ibnu Zubair dengan tongkat sampai makhluk itu lari terbirit-birit. (Al-Syibli dalam Ahkam al Jan).

5)   Dahulu pemuda yang masih pengantin.

Seorang pemuda yang masih pengantin baru ijin pulang ketika perang khandak, ternyata dirumah ada ular, kemudian pemuda itu menyerang dan ular itupun menyerang akhirnya kedua-duanya meninggal. ( Shirah Nabawiyah Syaikh Syafiurhman al-Mubarokfuri)

6)   Kisah imam Mujahid

“Suatu malam ketika saya sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba muncul makhluk sebesar anak laki-laki di hadapan saya. Lalu saya desak dia untuk menangkapnya. Tiba-tiba dia bangun dan lompat ke belakang dinding sehingga saya mendengar jatuhnya. Setelah itu, dia tidak penah datang lagi.” (Riwayat Ibnu Abi Dunya).

Dalam riwayat lain, Imam Mujahid menegaskan:

“Setan itu sebenarnya sangat takut terhadap kalian (manusia), melebihi ketakutan kalian kepadanya. Oleh karena itu, setan menampakkan diri kepada kalian, janganlah kalian lari ketakutan. Karena jika kalian takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu), akan tetapi bersikaplah keras kepadanya, pasti dia akan pergi”. (Riwayat Ibn Abi Dunya)

7)   Abu Hurairah pernah menangkap Jin.

Disebutkan secara makna bahwa Abu Hurairah pernah menangkap jin yang berbentuk manusia sampai tiga kali, ketika ia mencuri kurma sedekah kemudian memberitahukan supaya membaca ayat kursi agar tidak diganggu, Rasulullah sallallahu Alaihi wa sallam membenarkan hal itu.(HR.Bukhari)

8)   Syaitan akan takut dari sebagian hamba Allah yang shalih.

Setan takut dan lari dari sebagian hamba Allah yang kuat imannya.

Jika Islam telah tertancap kuat pada seorang hamba, iman telah tegak di dalam hatinya, dan dia senantiasa menjaga batasan-batasan yang telah digariskan Allah, maka setan akan menjauh dan lari darinya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar bin Al Khaththab: “Sesungguhnya setan takut kepadamu, wahai Umar”. (HR Tirmidzi 2913).

Demikianlah semoga bermanfaat.

Sragen 16-okt 2023.

Junaedi Abdullah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...