Selasa, 13 Mei 2025

BAB 4 SYIRIK BESAR SOAL 1

 


BAB 4

SYIRIK BESAR

SOAL 1

س ١ - ما هُوَ أَعْظَمُ الذُّنُوبِ عِندَ الله ؟

Soal 1 : Apakah dosa yang terbesar di sisi Allah itu?

Jawab 1 : Dosa terbesar di sisi Allah syirik (mempersekutukan Allah adalah dengan sesuatu pun).

وَالدَّلِيلُ قوْلُهُ سُبْحَانَهُ وَ تعَالَى:

Dalilnya firman Allah ta’ala:

{يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} سورة لقمان : ۱۳

"Wahai anakku! Janganlah kamu mempersekutu-kan Allah, karena sesungguhnya meneyekutukan Allah adalah kedzaliman yang paling besar." (QS. Luqman ayat 13).

وَلَمَّا سُئِلَ رَسُولُ اللهِ (أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ) ( النِّدُّ: الشَّرْكُ ) متفق عليه.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Dosa apa yang paling besar?” Beliau menjawab, “Yaitu kamu menjadikan bagi Allah tandingan, sedangkan Dialah yang telah menciptakan kamu." An-Niddu adalah tandingan. (Mutafaqun ‘alaih).

 

-----000-----

Penjelasan:

1.   Dosa  memiliki tingkatan.

Di dalam syari’at Islam, dosa tidaklah dipandang sama. Ada dosa besar ada pula dosa kecil.

Allah menyebutkan hal itu di berbagai ayat di dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا.

“Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, ‘Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal dosa yang kecil maupun dosa yang besar, melainkan tercatat semuanya.’ dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang seorangpun pun.” (QS. Al-Kahfi [18]: 49).

وَكُلُّ صَغِيْرٍ وَّكَبِيْرٍ مُّسْتَطَرٌ.

“Dan segala (dosa) yang kecil maupun yang besar (semuanya) tertulis.” (QS. Al-Qomar : 53)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَقَوْلُ الزُّورِ.

"Maukah kalian aku beritahu tentang dosa besar yang paling besar? Mereka menjawab: 'Tentu, wahai Rasulullah!' Beliau bersabda: 'Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan berkata dusta.’" (HR. Bukhari 2654, Muslim 87).

2.   Perbedaan dosa besar dengan dosa kecil.

Ibnu ash-Shalah berkata, “Dosa besar adalah, dosa yang memiliki sejumlah tanda-tanda:

1)   Mengharuskan dihukum had (hukuman).

2)   Adanya ancaman terhadapnya dengan azab neraka dan semacamnya di dalam al-Qur'an maupun as-Sunnah.

3)   Pelakunya disifati dengan kefasikan.

4)   Terdapat laknat perbuatan maupun pelakunya. (Al-Kabair Imam Aadz-Dzahabi).

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma ketika menafsirkan firman Allah ta’ala:

{إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ} قَالَ: الْكَبَائِرُ كُلُّ ذَنْبٍ خَتَمَهُ اللَّهُ بِنَارٍ أَوْ غَضِبَ أَوْ لَعْنَةٍ أَوْ عَذَابٍ الْكَبَائِرُ كُلُّ ذَنْبٍ خَتَمَهُ اللهُ تَعَالَى بِنَارٍ أَوْ غَضَبٍ أَوْ لَعْنَةٍ أَوْ عَذَابٍ .

Jika kalian meninggalkan dosa-dosa besar yang kalian dilarang padanya,” beliau berkata “Dosa besar adalah setiap dosa yang diancam Allah dengan neraka, murka, laknat atau azab.” (Tafsir Ibnu Katsir, QS. An-Nisa’[4]:31, Ath-Thabari 8/246).

Adapun dosa kecil adalah apa yang tidak ada padanya hukuman had, ancaman neraka, tidak di sifati dengan kefasikan dan laknat, sebagaimana dosa besar di atas.

Namun melakukan dosa kecil disertai dengan meremehkan dan terus-menerus hal itu bisa menjadi dosa besar.

Ibnu Abbas berkata:

لَا كَبِيرَةَ مَعَ الِاسْتِغْفَارِ، وَلَا صَغِيرَةَ مَعَ الإِصْرَارِ

"Tidak ada dosa besar jika disertai istighfar, dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus-menerus. )Majmu' al-fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 11/699, al-Mausu’ah al-Fikhiyah 5/55, didha’ifkan Syaikh al-Albani di dalam dha’if al-Jami’us Shagir 6308).

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ الذَّنْبَ فَيَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ، وَيَعْمَلُ الْحَسَنَةَ فَيَدْخُلُ بِهَا النَّارَ.

“Seorang hamba bisa masuk surga karena dosa, dan masuk neraka karena kebaikan.” )Majmu' al-fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 5/259).

Maksudnya: Dosa yang diiringi penyesalan dan tobat bisa mendekatkan kepada Allah, sementara kebaikan yang dibanggakan atau disombongkan bisa menyeret pada neraka.

3.   Perintah menjahui dosa-dosa besar.

Allah ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ.

Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf” (QS. Asy-Syura [42]: 37).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقتْلُ النفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ .

“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!” Mereka bertanya, “Apa itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “(1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, (4) memakan riba, (5) memakan harta anak yatim, (6) lari dari medan perang, dan (7) menuduh zina wanita mukminah yang baik-baik dan lengah (dari tuduhan buruk).”(HR. Bukhari 2766, Muslim 89).

4.   Keutamaan menjahui dosa besar.

1)  Akan mendatangkan ampunan terhadap dosa kecil.

Allah ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ.

“(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil, Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya.” (QS. an-Najm[53]: 32).

2)  Allah akan memasukkan kedalam surga.

Allah ta’ala berfirman:

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا .

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa[4]:31).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

أَيْ: إِذَا اجْتَنَبْتُمْ كَبَائِرَ الْآثَامِ الَّتِي نُهِيتُمْ عَنْهَا كَفَّرْنَا عَنْكُمْ صَغَائِرَ الذُّنُوبِ وَأَدْخَلْنَاكُمُ الْجَنَّةَ؛ وَلِهَذَا قَالَ: {وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلا كَرِيمًا}.

Apabila kalian menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang kalian mengerjakannya maka Kami akan menghapus dosa-dosa kecil kalian, dan Kami masukkan kalian ke dalam surga. Oleh karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan: “Dan Kami masukkan kalian ke tempat yang mulia (surga).” (Tafsir Ibnu Katsir, QS. An-Nisa [4]: 31).

Para ulama menyebutkan bahwa diampuninya dosa-dosa yang kecil setelah diiringi dengan bertaubat dari dosa-dosa yang besar, demikian pula puasa-puasa yang menyebutkan keutamaan dihapusnya dosa setahun maupun dua tahun, tetap diiringi dengan bertaubat dari dosa besar tersebut, diantaranya apa yang disebutkan oleh syaikhul islam Ibnu Taimiyah. (Fatawa Misriyah, 1/254).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِر.

“Antara shalat lima waktu, antara shalat jumat satu ke shalat jumat berikutnya, dan antara puasa ramadhan ke puasa ramadhan berikutnya adalah penghapus untuk dosa di antara keduanya, apabila dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim 233).

5.   Bentuk-bentuk dosa besar dan dosa kecil.

1)   Syirik besar.

2)   Syirik kecil.

3)   Kufur akbar.

4)   Kufur asgar.

Adapun contoh-contohnya sebagai berikut:

1)   Syirik besar yaitu menyekutukan Allah ta’ala.

2)   Syirik kecil seseorang beramal karena riya’.

3)   Kufur akbar yaitu mengingkari kerasulan Rasulullah seperti ahlul kitab.

4)   Kufur asgar yaitu mengingkari nikmat dan menyandarkan kepada yang lain.

Contoh ayat dan hadits tentang kufur asgar.

Allah ta’ala berfirman:

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ.

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”  (QS. An-Nahl [16]: 112).

Rasulallah Shalallahu ‘alihi wa sallam bersbda:

لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ.

“Janganlah kalian kembali kufur setelah (kematian)ku, dengan saling memukul sebagian dengan yang lainnya (saling berperang).” (HR Bukhari, 1739. Muslim 1679).

3)  Konsekuensi dosa besar dan dosa kecil baik di dunia maupun di akhirat.

Dosa besar dan dosa kecil memiliki konsekuensi tersendiri, baik di dunia maupun di akhirat.

Pelaku syirik akbar dan kufur akbar di dunia mereka diperlakukan sebagai orang kafir, tidak memiliki hak-hak layaknya seorang muslim, dan apa bila meninggal dunia tidak boleh dishalatkan.

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ.

“Tidak ada hak bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik sekalipun mereka ini kerabat(-nya), setelah jelas baginya bahwa sesungguhnya mereka adalah penghuni (neraka) Jahim.”( QS. At-Taubah[9]:113).

Diakhirat mereka kekal di dalam neraka.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ.

“Sesungguhnya orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk.” (QS.Al-Bayyinah[98]:6).

Adapun orang yang melakukan syirik kecil dan kufur asgar tidak mengeluarkan pelakunya dari islam.

Dia dihukumi sesuai dengan kadar keimanannya..

Demikianlah semoga bermanfaat.

 

-----000-----

Sragen 13-05-2025.

Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAHAPAN PERTAMA DAN KEDUA (RASULULLAH) DI DALAM BERDAKWAH.

  TAHAPAN PERTAMA PERJUANGAN DA'WAH   Tahapan Da'wah Sirriyyah (Secara Rahasia) Selama Tiga Tahun Sebagaimana diketahui, kota ...