Kamis, 14 Januari 2016

AHLAQUL KARIMAH



Hasil gambar untuk pemandangan indah sekali

Akhlaq berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata “khuluq” ( خلوق ) secara bahasa kata ini memiliki arti tabiat, budi pekerti, karakter perangai, (Kamus Al Munawir).
Semua manusia menghendaki agar diperlakukan dengan baik, karena manusia terdiri dari jasmani dan rahani lahir dan batin, memiliki perasaan sehingga tidak boleh diperlakukan dengan semena-mena sebagaimana benda mati. Islam adalah ajaran yang sempurna mengajarkan umatnya berahlaq yang baik kepada sesama, bahkan kepada semua makhluq hidup baik hewan dan juga tumbuh-tumbuhan.

Faidah berakhlaq baik, diantaranya:
Menyempurnakan keimanan kita kepada Allah, meneladani rasulullah sallallahu ’alahi wa sallam, menjadikan kecintaan orang-orang di sekelilingnya, terkadang musuh menjadi luluh, memudahkan berbagai permasalahan, menentramkan jiwanya, memberi dan meninggalkan pesan yang baik bagi keluarga dan lingkungannya dan masih banyak lagi.
Mengingat  urgennya masalah ini, Al Qur’an dan Hadis banyak menyebutkan hal itu, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan agar meneladani rasulNya, Allah berfirman :

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. QS 33Al-Ahzab  : 21.

 وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
 Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. QS.68 Al Qalam 4.

عَنِ الْحَسَنِ قَالَ : سُئِلَتْ عَائِشَةُ عَنْ خُلُقِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَقَالَتْ : كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ. 

 Dari Al-Hasan ia berkata: Aisyah ditanya tentang akhlaq Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia menjawab: Akhlaqnya adalah al-Qur’an. HR Ahmad, Shahih menurut Syu’aib Al-Arnauth. 
 Rasulullah sallallahu ’alahi wa sallam berdakwah dengan memprioritaskan tauhid, bersamaan dengan itu beliau juga mendasari apa yang di sampaikan tersebut dengan akhlaqul karimah, ini bisa kita lihat bagaimana orang-orang kafir menjuluki beliau dengan gelar al amin, baik saat merenovasi ka’bah, perintah dakwah terang-terangan dan juga saat mau hijrah di mana Rasulullah sallallahu ’alaihi wa wasallam memerintahkan mengembalikan semua barang titipan.

 قالرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق. رواه البخاري في الأدب المفرد 
273
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlaq.” HR Bukhari Adabul Mufrad 273, dishahihkan syaikh Al-Albani dalam Silsilah As Shahihah 45
.
 مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ 
"Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan (amalan) seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlaq yang mulia" HR. Tirmidzi dan Abu Daud dan di hasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Tirmidzi 2/194

 Besarnya pengaruh aqidah pada Akhlaq.
 Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا .
Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya, dan yang paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik akhlaqnya terhadap isteri-isterinya. HR. Tirmidzi 1162, Daud 4682 ia berkata hadits hasan shahih.
Ini menunjukkan bahwa amal seorang hamba bagian dari keimanan, sebagaimana hadis berikut ini.
الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” HR. Bukhari 9 dan Muslim 35.

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ  تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ. وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ  الْفَمُ وَالْفَرْجُ.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke surga, maka beliau bersabda: “Taqwa kepada Allah dan bagusnya akhlaq.” Dan beliau ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka, maka beliau bersabda: “mulut dan farji (kemaluan)” HR At-Tirmidzi 2004, ia berkata hadits Shahih Gharib, dan Ibnu Majah 4246. Assahiha syaikh Al Bani 977

Perintahkan berbuat adil, berbuat baik, berderma, amal ma’ruf dan nahi mungkar.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ 
.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. QS 16. An-Nahl: 90

عن أَبي ذَرٍّ - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ لي رسول الله - صلى الله عليه وسلم ( لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئاً ، وَلَوْ أنْ تَلْقَى أخَاكَ بوَجْهٍ طَلْقٍ) رواه مسلم 
 .
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Janganlah kamu meremehkan kebajikan sekecil apapunpun, walaupun (hanya) untuk menjumpai saudaramu dengan wajah yang berseri-seri. HR Muslim 2626.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ، لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا، وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ 
.
Rasulullah- sallahu a’laihi wa sallam- bersabda “ wahai para muslimah janganlah kalian meremehkan kebaikan seorang tetengga dengan tetangganya meskipun hanyalah dengan tulang yang berdaging sedikit. HR. Bukhari 6017 Muslim 1030. 

فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ
 
"Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-benda dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian". HR. Bukhari 1654 Muslim 1679.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.”HR Bukhari 10 Muslim 64.

وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائقَهُ
"Demi Allah! seseorang tidak akan beriman (beliau mengucapkannya tiga kali), Para sahabat bertanya: “Siapakah dia Wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab: “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya." HR. Bukhari 2327.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

. مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau (kalau tidak bisa) hendaklah diam". HR Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رضي اللهُ عنهما عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قالَ: "كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ"

Dari Jabir bin Abdillah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda setiap kebaikan adalah sadaqah. HR Buhari 2329.

Perintah menolak keburukan dengan kebaikan.

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ  .وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ  
.
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”QS.41 Fushsilat:34-3

 دَخَلَ رَهْطٌ مِنَ اليَهُودِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: السَّامُ عَلَيْكُمْ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَفَهِمْتُهَا فَقُلْتُ: وَعَلَيْكُمُ السَّامُ وَاللَّعْنَةُ، قَالَتْ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَهْلًا يَا عَائِشَةُ، إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ» فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوَلَمْ تَسْمَعْ مَا قَالُوا؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " قَدْ قُلْتُ: وَعَلَيْكُمْ "

Sekelompok orang Yahudi meminta izin untuk menemui Rasulullah sallallahu ‘alahi wa sallam, lalu mereka mengucapkan: "Assaamu `alaikum" (kematian atas kalian). Aisyah menyahut: "Bal `alaikumus saam" (sebaliknya semoga kalianlah yang mendapatkan kematian). Rasulullah menegur : Hai Aisyah, Sesungguhnya Allah menyukai lemah lembut dalam segala hal. Aisyah berkata : Tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan? Rasulullah bersabda : Aku telah menjawab : "Wa `alaikum" (semoga menimpa kalian). HR Bukhari 5678 Muslim 2165

Perintah mengiringi keburukan dengan kebaikan

عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. قال الألباني: حسن

Dari Abu Dzar , ia berkata, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepadaku: “ Ber taqwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada, dan ikutilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya akan menghapusnya, dan pergaulillah manusia dengan akhlaq yang baik.” HR Tirmidzi 1987 dan di sahihkan Syaikh Al Bani.
Diantara bentuk akhlaq yang baik yaitu:
Sabar, adil, pemaaf, dermawan, jujur, amanah, istiqamah, berseri-seri, ramah, lembut, itsar(mementingkan saudaranya) kasih sayang, ulet, teliti, santun, , qanaah (merasa puas), semangat, tabah, tegas, pembrani.

Manusia di beri kemampuan merubah akhlaqnya.

Seseorang hendaknya bersungguh-sungguh di dalam memperbaiki akhlaqnya, karena ini tida di lihat dari bentuk dan kekayaan seseorang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

 "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa dan harta benda kalian, tetapi Allah memperhatikan hati dan amal-amal kalian". HR. Muslim 2564. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

كَمَآأَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولاً مِّنكُمْ يَتْلُوا عَلَيْكُمْ ءَايَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّالَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat atas kalian) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu, yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu, dan menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui". QS 2 Al-Baqarah: 151

Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Wayuzakkihim” (menyucikan kamu), yaitu menyucikan mereka dari akhlaq yang rendah, dari kotoran jiwa dan dari perbuatan jahiliah, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Tafsir Al-Qur’an Al’-‘Azhim I/291

Dari sini kita bisa memperhatikan bagaimana buruknya masa jahiliyah namun setelah mereka mendapat cahaya islam, mereka berubah seakan-akan seperti permata yang sangat indah sebagaimana kisah-kisah di bawah nanti in sya Allah.

Sebagaimana yang disampaikan Ibnu Jauzy Rahimahullah-di dalam kitab Minhajul Qasidin beliau berkata:
“Andaikata takbiat (akhlaq) manusia tidak bisa berubah tentu tidak ada artinya nasehat dan peringatan, lalu bagaimana kamu mengingkari perubahan akhlaq, padahal kamipun bisa melihat binatang galak menjadi lembut, anjing bisa tahu kapan harus tidak makan, kuda tahu bagaimana cara berjalan yang baik dan mudah di hela, hanya sebagian manusia ada yang cepat berubah, dan sebagian yang lain sulit dirubah. Beliau juga berkata suatu penyakit harus di obati dengan kebalikkan. Beliau- juga berkata: yang perlu di catat seseorang harus bisa menahan diri merasakan pahitnya obat dan bersabar diri dari hal-hal yang di inginkan jiwanya.
Betapapun baik akhlaq seseorang tiada nilainya jika dia tidak berakhlaq kepada penciptanya, oleh karena itu hendaklah berakhlaq dengan Allah:

1.     Membenarkan beritanya.
2.     Menjalankan hukum-hukumnya.
3.     Sabar dan ridha terhadab taqdirnya (Makarimul Akhlaq hal:16)

Beberapa hal yang bisa untuk mendapatkan akhlaq yang baik.

1.     Memikirkan manfaat dan madharat yang mengenainya baik di dunia dan di akhirat.
2.     Berusaha dengan sungguh-sungguh di dalam melatih jiwanya.
3.     Mempelajari dari kisah-kisah orang yang memiliki akhlaq yang baik.
4.     Bersahabat dengan orang-orang yang baik.
5.     Mengintropesi diri dari orang yang memusuhi dan mengambil pelajaran darinya.
6.     Senantiasa berdo kepada Allah, karena Allahlah yang membolak-balikkan hati.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah berdo’a dengan do’a sebagai berikut:

اللَّهُمَّ جَنِّبْنِيْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلاَقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ و الأَدْوَاءِ

"Wahai Allah, jauhkanlah aku dari kemungkaran-kemungkaran akhlaq, dari kemungkaran-kemungkaran amal, dari kemungkaran-kemungkaran nafsu dan dari penyakit"

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلاَقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ

Wahai Allah, sesungguhnya saya berlindung kepadaMu dari kemungkaran-kemungkaran akhlaq, dari kemungkaran-kemungkaran amal, dari kemungkaran-kemungkaran hawa nafsu" [HR. Tirmidzi 5/233, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Tirmidzi 3/184]
اللَّهُمَّ كَمَا أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي 

"Wahai Allah sebagaimana Engkau telah membaguskan tubuhku, maka baguskanlah akhlaqku".HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-A lbani dalam Shahih Jami’ush Shagir 1/280.

Kisah sahabat nabi yang sahid di perang yarmuk.
ada tiga orang mujahid yang terluka dalam kondisi kritis. Mereka adalah Al-Harits bin Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi'ah, dan Ikrimah bin Abu Jahal.
Ketika itu Al-Harits meminta air minum. airpun didekatkan ke mulutnya, ia melihat kondisi Ikrimah juga dalam keadaan yang mengkhawatirkan sepertiyang ia alami. Lalu ia pun berkata kepada pembawa air,  "Berikanlah kepada Ikrimah,". Seketika itu pula pembawa air menuju tempat Ikrimah tergeletak tak berdaya untuk memberikan air kepadanya. Ketika air didekatkan ke mulut Ikrimah, ia melihat Ayyasy menengok kepadanya. Ia juga melihat Ayyash sedang dalam kondis kritis seperti dirinya atau bahkan mungkin lebih parah lagi. Lalu dengan tegas Ikrimah berkata kepada pembawa air,  "Berikan dulu kepada Ayyasy!". Pembawa air pun langsung menuju tempat Ayyash. Ketika air minum didekatkan ke mulut Ayyasy, ternyata didapatinya Ayyashs telah syahid. Orang yang memberikan air minum segera kembali ke hadapan Harits dan Ikrimah, namun ia juga mendapati keduanya telah menemui syahid. Semua yang melihat peristiwa itu menitikkan air mata. Mereka berkata "Subhanallah, mereka pasti menjadi tetangga yang dekat di surga karena itsar." 

Kisah Abu Thalhah dan Ummu Sulaim

Abu Hurairah berkata, “Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah dan berkata: “Sesungguhnya aku dalam keadaan lapar”. Maka Rasulullah menanyakan kepada salah satu istrinya tentang makanan yang ada dirumahnya, namun beliau menjawab: “Demi Dzat Yang mengutusmu dengan haq, aku tidak memiliki apa-apa kecuali hanya air, kemudian beliau bertanya kepada istri yang lain, namun jawabannya tidak berbeda. Seluruhnya menjawab dengan jawaban yang sama. Kemudian Rasulullah bersabda: “Siapakah yang akan menjamu tamu ini, semoga Allah merahmatinya”.
Maka berdirilah salah seorang Anshar, yaitu Abu Thalhah seraya berkata: “Saya wahai Rasulullah”. Maka dia pergi bersama tamu tadi menuju rumahnya kemudian sahabat Anshar tersebut bertanya kepada istrinya (Ummu Sulaim): “Apakah kamu memiliki makanan?”. Istrinya menjawab: “Tidak punya melainkan makanan untuk anak-anak”. Abu Thalhah berkata: ”Berikanlah minuman kepada mereka dan tidurkanlah mereka. Nanti apabila tamu saya masuk maka akan saya perlihatkan bahwa saya ikut makan,apabila makanan sudah berada di tangan maka berdirilah. Mereka duduk-duduk dan tamu makan hidangan tersebut sementara kedua suami-istri tersebut bermalam dalam keadaan tidak makan. Keesokan harinya keduanya datang kepada Rasulullahlalu Rasulullah bersabda: “Sungguh Allah takjub (atau tertawa) terhadap fulan dan fulanah”. Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda: “Sungguh Allah takjub terhadap apa yang kalian berdua lakukan terhadap tamu kalian” .

Di akhir hadits disebutkan: “Maka turunlah ayat (artinya):
“Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).” Q.S.Al-Hasyr :9.
Semoga bermanfaat,  Amin

                                                                                                                                                                               Disusun oleh: Abu Ibrahim Junaedi
Maraji’
Al Quran dan terjemahan.
Shahih Bukhari.
Shahih Muslim.
Kamus Al Munawir.
As-Sunnah Edisi 12/Tahun V/1422H
Minhajul Qasidin pustaka Al KAUTSAR.
Ar Rahiq Al Makhtum  oleh syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri.
Dan dari sumber terpercaya lainnya.


MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...