Kamis, 29 Mei 2025

HAKEKAT KESUKSESAN.

 



HAKEKAT KESUKSESAN

Semua orang menghendaki kesuksesan, hanya saja setiap orang berbeda-beda pandangan tentang orang-orang yang sukses tersebut.

Allah ta’ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Al-Imran[3]:185).

Ayat ini menyebutkan tentang kehidupan dunia dan akhirat serta siapa hakekatnya orang yang sukses tersebut.

1.   Gambaran kehidupan manusia yang tidak lama.

Allah ta’ala berfirman:

إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ.

"Kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kalian sesungguhnya mengetahui.” (QS. Al-Mukminun[23]:114).

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kalian serta berbangga-bangga dalam banyaknya harta dan anak.” (QS.Al-Hadid[57]:20).

Menyikapi dunia ini ada dua jenis golongan manusia:

1)   Orang yang mementingkan dunia.

Allah ta’ala berfirman:

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى.

"Sedangkan kalian lebih memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal". (QS. Al-A'la [87]: 16 – 17).

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى.

“Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang bertakwa". (QS. An-Nisa' [4]: 77).

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُوْلَبِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ .

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasan- nya, maka Kami penuhi balasan pekerjaan-pekerjaannya di dunia dan mereka tidak akan dirugikan sedikitpun. Tetapi di akhirat tidak ada bagi mereka bagian selain neraka. Dan sia- sialah apa-apa yang mereka perbuat di dunia dan batallah apa-apa yang mereka amalkan. (QS. Hud [11]: 15-16).

2)   Orang yang mengambil dunia seperlunya dan mementingkan akhirat.

Allah ta’ala berfirman:


وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا .

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi .”( QS. Al Qashash [28]:77).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi w sallam bersabda:

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ  , وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ .

“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan dalam pandangannya, dan dunia tidak datang kecuali apa yang Allah telah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan hatinya merasa cukup, dan dunia akan datang dalam keadaan merendah.(HR. IBnu Majah 4105, dishahihkan Syaikh al-Bani di dalam as-Shahihah 950).

وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ.

“Demi Allah, tidaklah dunia ini bagi akhirat melainkan seperti jari tangan salah seorang dari kalian yang ini  -Yahya (perowi) mengisyaratkan dengan jari telunjuk- yang dicelupkan ke dalam air laut, maka lihatlah air yang kembali.” (HR. Muslim 7376).

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ.

“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Al-Bukhari 6416, Tirmidzi 3296).

Malik bin Dinar berkata:

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا مِنْ ذَهَبٍ يَفْنَى ، وَالآخِرَةُ مِنْ خَزَفٍ يَبْقَى لَكَانَ الوَاجِبُ أَنْ يُؤْثِرَ خَزَفٍ يَبْقَى عَلَى ذَهَبٍ يَفْنَى ، فَكَيْفَ وَالآخِرَةُ مِنْ ذَهَبِ يَبْقَى ، وَالدُّنْيَا مِنْ خَزَفٍ يَفْنَى؟

“Seandainya dunia adalah emas yang akan fana, dan akhirat adalah tembikar yang kekal abadi, maka tentu saja seseorang wajib memilih sesuatu yang kekal abadi (yaitu tembikar) daripada emas yang nanti akan fana. Padahal sejatinya akhirat adalah emas yang kekal abadi dan dunia adalah tembikar yang nantinya fana.” (Lihat Fathul Qodir, Imam Asy-Syaukani, 5:567-568)

2.   Setiap orang pasti akan mati.

Allah menyebutkan diberbagai ayat di dalam Al-Qur’an hal ini untuk mengingatkan manusia:

Allah berfirman:

ولِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُون

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al-A’raaf [7]: 34).  Apakah kita menyadari bahwa Allah mengulang-ulang ayat ini?? diantaranya pada (QS. An Nahl [16]: 61, QS. Yunus [10]: 49).

“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshar mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ.

 “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian. Itulah mereka orang-orang yang paling cerdas.”” (HR. Ibnu Majah, dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah)

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ.

“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah 4236, Tirmidzi 3550 dihasankan Syaikh al-Albani di dalam Ash-Shahihah 757).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan agar kita banyak mengingat kematian.

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ, يَعْنِي الْمَوْتَ

“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).” (HR. Ahmad 7925, Ibnu Majah 4258, Tirmidzi 2307, di hasankan Syaikh al-Albani di dalam Al-Irwa’ 682, Al-Misykah 1607).

3.   Balasan disempurnakan pada hari kiamat.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَوْ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِظُلْمِهِم مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِن دَآبَّةٍۢ وَلَـٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ مُّسَمًّى

"Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia karena kezhaliman mereka, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di bumi ini satu makhluk yang melata pun. Tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang ditentukan."(QS. An-Nahl [16]: 61).

4.   Dahsyatnya neraka.

Allah ta’ala perintahkan kepada kita agar menjaga diri kita dan keluarga kita dari azab Neraka:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu...” (QS. At Tahrim [66]: 6).

Allah ta’ala mengancam orang-orang yang kafir kepadaNya:

فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ.

“Maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah [2]: 24)

Allah ta’ala berfirman:

لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيعٍ  .لَا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ.

“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar.” (QS. Al Ghasyiyah [88]: 6-7).

Allah ta’ala berfirman:                      

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا  إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا. 

“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,  Selain air yang mendidih dan ghassaq (nanah).” (QS. An-Naba [78]: 24 - 26).

Adapun Ibnu katsir mengatakan, “ghassaq kumpulan dari kotoran air mata, nanah, dan luka-luka penghuni neraka sehingga tidak sanggup lagi menahan dinginnya dan bau yang sangat menyengat yang tiada tara.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, QS. An-Naba’ [78]: 35).

5.   Indahnya syurga.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ . هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلالٍ عَلَى الأرَائِكِ مُتَّكِئُونَ .

“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan” (QS. Yaasiin [36] : 55-56)

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ . سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ.

“(Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), "Keselamatan terlimpahkan kepada kalian berkat kesabaran kalian." Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ra’d [13]: 23-24).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً لاَ يَبُوْلُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ وَلاَ يَتْفُلُوْنَ وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ, أَمْشَاطُهُمْ مِنْ الذَّهَبِ ، وَرَشْحُهُمْ الْمِسْكُ ، وَمَجَامِرُهُمْ الْأَلُوَّةُ ، وَأَزْوَاجُهُمْ الْحُوْرُ الْعِيْنُ عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلَى صُوْرَةِ أَبِيْهِمْ آدَمَ سِتُّوْنَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ

“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk Surga dalam rupa, seperti bulan purnama. Adapun rombongan setelah mereka dalam rupa bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Tidaklah mereka buang air kecil, buang air besar, beringus dan meludah. Sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka adalah misk (minyak wangi), mijmar (wadah minyak wangi) mereka adalah al ‘uluwwah (kayu gaharu India), istri-istri mereka adalah para bidadari. Mereka memiliki akhlak yang sama dan bentuk tubuh mereka semua sama, yaitu seperti bentuk tubuh ayah mereka, Adam, sepanjang enam puluh hasta menjulang ke langit.” (HR. Bukhari 3327, Muslim 2834)

Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman:

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّا لحِينَ مَ لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرِ.

“Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih kenikmatan (tinggi di surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia.” (HR. Bukhari 3072, Muslim 2824).


------000-----

Sragen 31-05-2025

Junaedi Abdullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUD AQIDATAKA BAB 5 SOAL: 3 FENOMENA KESYIRIKAN PADA MASYARAKAT.

  BAB 5 SYIRIK BESAR. SOAL: 3 FENOMENA KESYIRIKAN PADA MASYARAKAT.   م - هَلِ الشِّرْكُ مَوْجُودٌ فِي هٰذِهِ الأُمَّةِ . Soal: A...