Kamis, 05 Agustus 2021

TENANGKAN HATI DI SAAT MUSIBAH


Kondisi sekarang ini banyak saudara kita yang jiwanya terguncang, sedih, galau dan tidak menutup kemungkinan ada juga yang mereka putus asa, oleh karena itu wajib kita menguatkan satu sama yang lain.

 

Agar hati kita tenang hendaknya kita mengurai permasalahan:

1.   Jika kesediahan itu muncul karena kekurangan harta, kemiskinan atau

hari esok yang tidak pasti hendaknya kita mengetahui bahwasanya Allah menjamin semua rezki kita.

Allah ta’ala berfirman:

 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله رِزْقُهَا.

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya….” (QS. Huud[11]: 6).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَأَنَّ الرُّوحَ الْأَمِينَ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّهُ لَنْ تَمُوتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا, فَاتَّقُوا اللهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ, وَلَا يَحْمِلَنَّكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوهُ بِمَعَاصِي اللهِ, فَإِنَّهُ لَا يُدْرَكُ مَا عِنْدَ اللهِ إِلَّا بِطَاعَتِهِ.

“Dan sungguh Ar-Ruhul Amin (Malaikat Jibril yang terpercaya) telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak akan mati satu jiwa sampai ia menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rezki, dan sekali-kali janganlah lambatnya rezeki menjadikan kalian mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya tidak akan diraih apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan menaati-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8/166, Lihat Silsilah Al Hadist As Sahihah 2866).

Sebagai orang islam kita wajib berusaha, dari Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغدُوْ خِمَاصًا ، وتَرُوْحُ بِطَانًا.

“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, niscaya kalian akan diberikan rizki oleh Allah sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari burung tersebut keluar dalam keadaan lapar dan di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR Tirmidzi 2344, Ibnu Majah 4164, lihat Silsilah Al Hadist As Sahihah 310).

Begitu pula rezki itu telah ada jatahnya sendiri-sendiri, seandainya kita kecewa apa yang kita terima, apakah kita tidak terima dengan taqdir yang telah di tentukan oleh Allah ta’ala…?

Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرُ الخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim 2653).

2.   Jika kesedihan itu di karenakan kita kehilangan orang yang kita cintai.

Banyak teladan kita yang mereka tegar kokoh saat mendapat ujian.

·       Kisah baginda Nabi yang kehilangan ibu bapaknya semenjak kecil.

·       Kisah Sumayah.

·       Urwah bin Zubair.

·       Kisah bilal.

·       Kisah ‘Abdullah bin Zubair.

·       Kisah kaab bin Al Art.

·       Kisah Asma binti Abu Bakar.

Ketahuilah kita semua akan di panggil oleh Allah ta’ala, hanya saja mereka telah mendahului kita.

3.   Seandainya kesedihan itu muncul karena kanan kiri kita mati menjadikan kita takut mati, ketahuilah kita semua akan mati.

Allah ta’ala berfirman:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ.

“ Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raaf [7]: 34)

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” QS Al Imran[3]:185.

 أَتَانِي جِبْرِيلُ - عليه السلام - فَقَالَ لِي: يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ , فَإِنَّكَ مَيِّتٌ , وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ , فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ , فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ“…

“Jibril mendatangiku lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921 Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani didalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483, Shahihul Jami’ 73 as- Shahihah 831)

Hendaknya kita tetap semangat, hendaknya kita mengetahui nafas yang kita hirup ini merupakan karunia dan anugrah Allah ta’ala.

Karena Sebaik-baik manusia, yang panjang umurnya dan baik perbuatannya

 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ» رواه الترمذى

 

Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” beliau menjawab: “Orang yang paling panjang umurnya dan baik amalannya” (HR. Tirmidzi, Shahihut Targhib wat Tarhib 3363)

 

Penentram hati:

1.   Banyak dzikir kepada Allah.

Allah ta’ala berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.

“Orang-orang yang beriman hati mereka tentram mengingat Allah, ketahuilah hati menjadi tentram dengan mengingat Allah.” QS Ar-Ra’d[13]:28.

2.   Melihat orang yang mendapat musibah lebih besar.

3.   Melihat perjalanan orang-orang shalih.

4.   Senantiasa bersama orang-orang yang shalih.

5.   Senantiasa menyiapkan diri untuk menghadapi kematian.

 

Sragen 6 Agustus2021.

Semoga bermanfaat.

Junaedi bdullah.




 

 

 


HIBURAN ORANG SHALIH DISAAT KENA MUSIBAH.

 

HIBURAN ORANG SHALIH DISAAT KENA MUSIBAH.

 Urwah bin Zubair di undang oleh amirul mukminin di Damaskus, Beliau mengajak putra sulungnya, datanglah ketetapan dan kehendak Allah, anaknya melihat-lihat kuda pilihan, tiba-tiba saja seekor kuda menyepakkan kakinya hingga anaknya tewas.

Belum lagi bersih tangannya mengubur anaknya salah satu telapak kakinya terluka, betisnya tiba-tiba membengkak dan menjalar dengan cepat.

Amirul mukminin mendatangkan tabib dari seluruh negri dan memerintahkan mengobati dengan cara apapun, para tabib memutuskan untuk mengamputasi kakinya.

Beliau tidak mau meminum arak untuk menghilangkan rasa sakitnya saat di amputasi, atau di bius, beliau memilih untuk shalat di saat di amputasi kakinya.

setelah minyak didihkan dan di teteskan pada luka untuk menghentikan pendarahannya, beliaupun pingsan.

Disaat bersamaan dengan itu di rumah Khalifah datang serombongan Bani Abbas, salah seorang diantara mereka buta matanya.

Al-Walid menanyakan sebab kebutaanya, dia menjawb:

"Wahai Amirul mukminin, dulu tidak ada seorangpun di kalangan Bani Abbas yang lebih kaya dalam harta dan anak dibandingkan saya, saya tinggal bersama keluarga saya di suatu lembah di tengah kaum saya.

Mendadak muncullah air bah yang langsung menelan habis seluruh harta dan keluarga saya, yang tersisa bagi saya hanyalah seekor onta dan seorang bayi yang baru lahir.

Onta itu sangat liar dan dia lari dari saya, maka saya taruh bayi saya lalu saya kejar onta tersebut, belum jauh saya berlari saya mendengar jerit bayi tadi, setelah saya menoleh ternyata kepalanya telah berada di mulut srigala dia telah memangsanya, saya kembali tapi tak bisa berbuat apa-apa karena bayi itu telah di lahapnya, setelah itu srigala itu lari kencang.

Saya kembali mengejar onta saya, setelah dapat, onta itu menyepakkan kakinya sehingga wajah saya hancur dan kedua mata saya buta, demikianlah saya dapati diri saya kehilangan harta dan keluarga dalam semalam saja dan hidup tanpa penglihatan. Demikian kisah orang yang buta tersebut.

Amirul mukminin menyuruh membawa orang tadi kepada Urwah agar menceritakan untuk menghibur dirinya.

Ketika pulang ke Madinah beliau menjumpai keluarganya, Urwah berkata sebelum di tanya:

"Janganlah kalian risau dengan apa yang kalian lihat Allah memberiku empat orang anak (ada yang menyebut tujuh) kemudian Dia mengambil satu, maka masih tersisa tiga, puji syukur kepada-Nya, Aku diberi empat kekuatan lalu Allah mengambil satu, maka masih tersisa tiga. puji syukur kepada Allah, masih banyak yang di tinggalkan untukku.



Maraji':

"Mereka adalah Tabi'in" DR. Abdurahman Ra'fat Basya.

Lihat juga "Ibunda Para Ulama", penulis Sufyan bin Fuad Baswedan.

#Hiburan_orang_yang_terkena_musibah. #Abu_Ibrahim_Junaedi_Abdullah.

 

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...