Kamis, 29 Juni 2017

SUPAYA RAMADHAN TETAP BERMAKNA.


Gambar terkait

        1)   Senantiasa menyirami ruh kita dengan menuntut ilmu dan mengamalkan.
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al-Mujadalah[58] : 11)
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Di shahihkan Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah : 224)
Terutama ilmu tentang pokok-pokok keimanan, ilmu tentang  syari’at  seperti:  wudhu, shalat, zakat, puasa dan haji jika telah mampu, syarat dan pembatalnya, berkaitan dengan muamalah seseorang,  seperti : hukum jual beli dan lain-lain. Semua ilmu-ilmu ini wajib untuk di ketahui.

2)    Mengoreksi amal-amal kita.
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ . وُجُوهُ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ . عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ . تَصْلَى نَارًاحَامِيَةً . تُسْقَى مِنْ عَيْنٍءَانِيَةٍ . لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلاَّ مِن ضَرِيعٍ . لاَيُسْمِنُ وَلاَيُغْنِي مِن جُوعٍ.
“Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS. Al Ghasyiyah[88]: 1-7)
Jangan sampai kita terlena dengan amal kita sehingga berakhir dengan penyesalan, dan masuk neraka, lihat tafsir Ibu Katsir pada surat di atas.

3)   Memperhatikan dan menggunakan sisa waktu yang di berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya, karena hakekatnya waktu kita berputar sangat cepat, umur kita sangat terbatas, sedang kebanyakan kita tidak menyadari.
.
Tiap-tiap umat mempunyai ajal apabila Telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). QS.Yunus[10]:49.
لاَ تَزُولُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ
Tidaklah bergeser kaki anak adam di hari kiamat di hadapan Rabb-nya sampai ditanya tentang lima perkara (yaitu): umurnya bagaimana dia lalui, masa mudanya bagaimana ia habiskan, hartanya darimana ia dapatkan dan bagaimanan ia belanjakan, serta tentang apa yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” HR Tirmidzi 2416. Dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah As-Shahihah 946.

4)    Menyiapkan jiwa untuk menghadapi tipu daya iblis. (Lihat 7 tipu daya iblis. oleh ibnul Qayim)
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ . ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ.
Iblis berkata: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al  A’raf [7]: 16-17).
Rasulullah sallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: jika datang bulan Ramadhan di bukalah pintu-pintu surga, di tutup pintu-pintu neraka dan syaitan-syatan di belenggu. HR.Bukhari 1780, Muslim 1079.
Hukum kebalikan dari hadist itu bahwa syaitan akan kembali terlepas setelah Ramadhan, sehingga kita saksikan kemaksiatan merajalela, kewajiban kita mewaspadainya.

5)    Merobah kebiasaan buruk kita dengan kebaikan, bisa jadi semua itu karena kebaikan yang Allah kehendaki di sebabkan apa yang kita lakukan pada bulan Ramadhan.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو - رضى الله عنهما - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu’anhu, Nabi Sallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, "Muslim adalah orang yang menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah"  HR. Bukhari 10, Abu Daud 2122.
6)    Berdoa memohon supaya istiqamah serta ketetapan hati.

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Rabb kami adalah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” QS Fushshilat[41]:30]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍرَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa:
 Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan)”(HR. Muslim 2721, At Tirmidzi 3489, Ibnu Majah 3105, Ibnu Hibban 900)
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ                                                                                    
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”  HR. At-Tirmidzi  3522, Al-Hakim I/525. Lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi Syaikh Al Bani 2792.
Tulisan sedikit ini semoga bisa  menjadikan kita istiqamah diatas al haq hingga ajal memjemput kita, Amin.

Abu Ibrahim Junaedi.




                  

Kamis, 15 Juni 2017

BAGAIMANA KITA MENDAPATKAN MALAM LAILATUL QADAR.




Bahwasanya Al Qur’an di turunkan pada bulan Ramadhan, sebagaimana ini di sebutkan di dalam kitab-kitab tafsir para ulama, Alah ta’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” QS. Al Baqarah [2] : 185.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ.
Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi QS.Ad Dukhaan[44]:3
Banyak para ulama yang mengatakan bahwasanya AL Qur’an di turunkan dengan sekaligus dari lauhul mahfud ke langit dunia, kemudian di turunkan secara rinci dan berangsur-angsur  sesuai dengan kejadian-kejadian selama dua puluh tiga tahun kepada Rasulullah sallallahu ‘alahi wa sallam. Tafsir Ibnu Katsir QS Al Baqarah[2]:185.
Dan diantara malam-malam tersebut terdapat malam lailatul qadar, Allah ta’ala berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ.
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.  Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” QS.97. Al Qadr 1-3.
Pada malam ini Allah akan menentukan taqdirnya selama setahun kedepan, yaitu taqdir tahunan, adapun taqdir secara keseluruhan telah ditentukan Allah ta’ala 50 000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Sebagaimana Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam sebutkan:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ.
“Allah telah menulis takdirnya makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan beberapa langit dan bumi. ” HR muslim 2653.
Namun malam kapan waktunya lailatul Qadar tersebut, tanda-tanda malam lailatul qadar, apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkannya, dan apa tanda-tanda orang yang mendapatkan, tulisan singkat ini semoga bisa memberi manfaat:
1.                  Waktu malam lailatul Qadar.
Waktu malam lailatul qadar semenjak matahari terbenam sampai datangnya fajar.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ القَدْرِ، ثُمَّ أُنْسِيتُهَا - أَوْ نُسِّيتُهَا - فَالْتَمِسُوهَا فِي العَشْرِ  الأَوَاخِرِ فِي الوَتْرِ.
“Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan –atau lupa- maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil. HR bukhari 2016 Muslim 1167.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ، مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
“Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir Ramadhan.” HR. Bukhari 2017.
Hadis-hadis di atas menunjukkan keumuman pada sepuluh hari terakhir.
أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْمَنَامِ فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ ، فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ
Sesungguhnya sebagian sahabat Nabi SAW bermimpi lailatul qadar terjadi pada tujuh hari terakhir (Ramadhan). Maka Rasulullah SAW bersabda, "Aku melihat mimpi kalian bertemu pada tujuh malam terakhir, maka barangsiapa yang ingin mencarinya, hendaklah ia mencari pada tujuh malam terakhir." HR. Bukhari 2015 Muslim 1165
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ - يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ - فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى .

Carilah ia -lailatul qadar- di sepuluh malam terakhir. Jika salah seorang kalian lemah atau tidak mampu, maka janganlah ia kalah di tujuh malam terakhir. HR. Bukhari 2021  Muslim 1165.
قَالَ أُبَىٌّ وَاللَّهِ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِنَّهَا لَفِى رَمَضَانَ - يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِى - وَوَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُ أَىُّ لَيْلَةٍ هِىَ. هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

Ubay (bin Ka'ab) berkata, "Demi Allah yang tiada tuhan melainkan Dia. Sesungguhnya ia terjadi di bulan Ramadhan. Dan demi Allah sesungguhnya aku mengetahui malam itu. Ia adalah malam yang Rasulullah memerintahkan kami untuk qiyamullail, yaitu malam kedua puluh tujuh. Dan sebagai tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya putih yang tidak bersinar-sinar menyilaukan." (HR. Muslim)
Adapun hadis-hadis ini menyebutkan secara rinci bahwa malam tersebut adalah malam ke dua puluh tujuh, seandainya kita gabungkan hadis-hadis yang umum akan memberikan faedah agar kita mempersiapkan diri untuk mendapatkan  malam lailatul qadar di mulai dengan sepuluh malam terakhir, hal ini sebagaimana apa yang dilakukan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam, dan juga memerintahkan istri-istrinya agar bersemangat, sebagaimana apa yang di ceritakan istri beliau Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu‘anha, beliau berkata berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ، مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” HR. Muslim 1175.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ  صلى الله عليه وسلم  إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” HR. Bukhari 2024 Muslim 1174.
2.                  Tanda-tanda malam lailatul qadar
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” HR. Muslim 762.
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء.
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3408, dan di shahihkan syaikh Albani DI Shahihul Jaami’ 5475.
Hal ini sesuai dengan kemajuan  kemajuan tegnologi modern, melihat Fakta keajaiban malam Lailutul Qadar, pakar Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA), Carner, langsung masuk Islam.  Namun sayangnya kebenaran dari bukti ilmiah yang ditemukan ini terkesan seperti disembunyikan oleh NASA .
Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Quran dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid mengatakan, "NASA telah menyembunyikan kepada dunia bukti empiris ilmiah tentang (malam) Lailatul Qadar." katanya, seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir. Dalam artikel yang lain Dr.  Abdul Basith juga mengatakan. "terbukti secara ilmiah bahwa di hari-hari biasa terdapat 10 bintang dan 20 ribu meteor yang jatuh ke atmosfer bumi, Namun dalam penemuan tersebut, ketika malam lailatul Qodr, tidak ada bintang atau meteor jatuh ke bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa radiasi cahaya. Hal ini tidak bisa di pungkiri sudah sangat sesuai dengan hadist Rasul mengenai hal itu.

3.                  Apa yang harus di lakukan pada malam lailatul qadar.
Amalan yang dilakukan pada malam lailatul qadar bisa berupa dzikir, berdoa, membaca Al Qur’an, shalat dan kebaikan-kebaikan yang lain.
Imam syafi’i rahimahullah berkata :
مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ وَ الصُّبْحَ لَيْلَةَ القَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا.
“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut.” Lathaif Al-Ma’arif 329
Rasulullallah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ
“Siapa yang meng hadiri Shalat ‘Isya Berjamaah, maka baginya pahala Shalat Separuh Malam. Siapa yang melaksanakan Shalat ‘Isya dan Shubuh Berjamaah, maka baginya pahala Shalat Semalam Penuh.” HR. Muslim 656 Tirmidzi 221.
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” HR. Bukhari 1901.
dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radliallahu ‘anha, beliau berkata,
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها ؟ قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني.
Aku berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al Qadr, apakah yang mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab, “Katakanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni.”
“Yaa Allah sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka ampunilah diriku ini.”  HR. Tirmidzi 3513, Ibnu Majah 3850.

Sebagaimana di jelaskan para ulama yang benar-benar yang komitmen terhadap sunnah, bahwasanya  tidak ada shalat khusus pada malam-malam lailatul qadar, isra’ Miraj, dan lain-lain, agama ini telah sempurna, oleh karena itu barang siapa mengamalkan amalan secara khusus tanpa di dasari dasar dalil yang shahih merupakan kebid’ahan.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا.
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (QS Al Maidah 5: 3)
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللَّهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ، رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ، وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
Dari Ummul Mu’minin Ummu Abdillah, Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-ngadakan dalam urusan kami (agama kami) sesuatu yang bukan merupakan perkara agama maka ia tertolak”. HR Bukhari Muslim
Adapun orang-orang yang mendapatkannya, tidaklah mesti memiliki hal-hal yang di luar kebiasaan manusia, atau mengalami keanehan, akan tetapi dia  mendapatkan kebaikan dan pahala yang lebih baik dari seribu bulan.

Demikianlah semoga bermanfaat.

Abu Ibrahim Junaedi .















4 SIFAT WANITA PENGHUNI NERAKA DAN 4 SIFAT PENGHUNI SURGA.

  Allah menyebutkan dahsyatnya neraka. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِ...