Rabu, 30 Mei 2012

Kisah Nyata " BERKAH SEORANG YANG AMANAH"

 Di susun oleh Abu Ibrahim.

 Seseorang tak pernah membayangkan akibat dan bencana setiap pengkhianatan yang dia lakukan, demikian pula sifat jujur dan amanah yang sering kali orang meninggalkan terlebih di jaman kita sekarang ini, oleh karena itu ada baiknya kita mendulang kisah berikut ini sebagai motifasi kita untuk meneladani, selamat menyimak.
       Kisah nyata ini di kisahkan sendiri oleh Qadhi Abu Bakar, Muhammad bin ‘Abul Baqi bin Muhammad Al –Bazzar Al-Anshari:
       Saya tinggal di dekat kota Makkah.  Suatu ketika, saya mengalami kesulitan hidup.  Perutku terasa lapar sekali. Saya tidak mempunyai sepeser uangpun untuk membeli makanan.  Tiba-tiba saya menemukan kantong dari sutra, yang di ikat dari jumbai dari sutra pula.  Kantong itu saya bawa pulang ke rumah.  Setelah saya buka, ternyata berisi kalung dari mutiara yang belum pernah saya lihat sebelumnya.
       Saya simpan itu di dalam kamar, kemudian saya ke luar lagi.  Di tengah perjalanan saya bertemu dengan seorang kakek yang membawa sobekan kain berisi uang sebanyak lima ratus dinar.  “ Uang ini akan saya berikan kepada orang yang menemukan dan mengembalikan kantong yang berisi mutiara,” kata kakek itu kepada saya.
       Saya membawa kakek tua itu kerumah.  Setibanya di rumah dia menyebutkan cirri-ciri kantong, jumbai  dan kalung mutiara lengkap dengan jumlah ikatannya.
       Merasa yakin bahwa kakek tua itu pemilik kantong yang saya temukan, saya ambil kantong itu dari dalam kamar, lalu saya serahkan kepada kakek tersebut.
       “ Sebagai tanda terima kasih saya, terimalah uang ini,” ujar kakek sambil menyerahkan uang sebanyak limaratus dinar kepada saya.
       “ Terimakasih saya tidak bermaksud menolaknya tapi, mengembalikan temuan ini  sudah menjadi  kewajiban dan tanggung jawab saya.  Saya tidak meminta balasan apa-apa.”
       “ Tidak, kamu harus ambil ini,” desaknya.
       Berulangkali dia mendesak saya agar mengambil imbalan yang ia berikan kepada saya.  Tapi berulangkali itu pula saya menolaknya.  Sehingga ia pun bergegas meninggalkan saya.
       Tidak lama kemudian saya bepergian bertolak dari kota makkah, dengan menumpang kapal laut.  Di tengah perjalanan kapal yang saya tumpangi retak dan bocor berat. Penumpang yang lain beserta seluruh harta kekayaan mereka ikut tenggelam bersama kapal.  Sementara saya –al hamdulillah-, selamat.  Saya mencoba berenang sekuat tenaga saya, sehingga saya menemukan pecahan kapal.  Selama berhari-hari saya berada di laut.  Tidak tahu saya harus pergi kemana. Saya mengikuti arus gelombang ombak saja.  Akhirnya kayu yang saya tumpangi merapat di sebuah pulau yang dihuni masyarakat muslim.
       Disana saya tinggal di sebuah masjid, mendirikan shalat dan membaca Al Qur’an.  Ternyata, ada beberapa masyarakat yang mendengarkan suara saya ketika membaca Al Qur’an.  Tidak lama kemudian, semua masyarakat di pulau itu berbondong-bondong mendatangi saya untuk belajar membaca Al Qur’an.
Saya tidak keberatan menuruti permintaan mereka.
       Dari kegiatan ini saya mendapat hadiah uang yang cukup banyak dari mereka, sebagai upah dari mengajar membaca Al Qur’an
       Dalam masjid itu saya melihat bebrapa lembar Al Qur’an.  Saya ambil lembaran-lembaran itu lalu saya membacanya.  Salah seorang diantara mereka bertanya, “ Apakah anda pandai menulis?”
       “Iya,” jawab saya terus terang.
       “Kalau begitu, ajari anak-anak kami menulis,” pinta mereka.
       Mereka datang berbondong-bondong membawa putra-putrinya.  Saya mengajari mereka menulis sampai bisa.
         Dari kegiatan ini, saya lagi-lagi mendapat hadiah yang cukup banyak.
       Setelah beberapa bulan saya tinggal di pulau ini, mereka berkata kepada saya, “Di pulau ini ada seorang gadis yatim, dia memiliki kekayaan.  Kami mohon, anda tidak keberatan untuk mempersuntingnya.”
       Saya menolak permintaan mereka, tapi mereka terus mendesak dan memaksa saya.  Akhirnya saya penuhi permintaan mereka.
       Setelah kami di nikahkan, saya melihat istri saya –subhanaullah- Ternyata kalung mutiara yang pernah saya temukan itu berada di lehernya. Saat itu saya hanya sibuk melihat kalungnya itu.
       “Syaikh! gadis itu tentu saja tersinggung, karena anda hanya sibuk melihat kalungnya, bukan melihat gadis itu,”  Jelas mereka.
       Saya ceritakan kepada mereka tentang kisah kalung mutiara tersebut.
       Sepontan mereka meneriakkan tahlail dan takbir, “ Subhanallah, Allahu akbar”
       “Ada apa ini?,” aku bertanya penasaran.
       “Kakek tua pemilik kalung mutiara itu, adalah ayah kandung gadis yang sudah menjadi istrimu ini,” Jelas mereka.
       “Sebelum dia meninggal dunia, dia pernah berkata, “ Saya belum pernah bertemu dengan seorang muslim sebaik orang yang mengembalikan kalung mutiara ini.  Ya Allah, pertemukan saya dengan dia, sehingga saya bisa menikahkan dia dengan putrid saya.”  Tambah mereka.
Pernikahan saya dengan dia dikaruniai dua orang putra. Tidak lama kemudian istri saya meninggal.  Saya dan kedua putra saya menerima warisan kalung mutiara itu.  Kedua putra saya pun akhirnay menyusul ibunya.  Tinggallah saya seorang diri yang mewarisi kalung mutiara. Saya jual kalung itu seharga seribu dinanar.

Faedah dari kisah ini:
1.       Membekali diri dengan ilmu karena itu yang akan menyelamatkan.
2.       Terkadang cobaan yang kita anggap buruk ternyata memiliki hikmah kabaikan yang besar, begitu pula sebaliknya.
3.        Hendaknya seorang mukmin bertaqwa kepada Allah baik sendiri ataupun terang-terangan.
4.        Hendaknya seorang mukmin memiliki jiwa amanah dan jujur.
5.       Hendaknya seorang mukmin berbuat kebaikan tidak mengharapkan balasan dari manusia. Meskipun jika tidak mengharapkan ternyata diberikan hal ini tidak mengapa. Akan tetapi jika dia menolak karena Allah, akan mematri dalam lubuk hati orang yang di tolong tersebut bahkan menjadikan doa kebaikan sepanjang hidupnya.
6.       Tidak selayaknya orang muslim mengambil apa yang bukan haqnya, terutama pada jaman kita, yang korupsi merajalela, hendaknya mereka takut Allah akan merendahkan martabatnya di dunia dan akhirat, selain siksa yang pedih.
7.       Setiap kebaikan akan menentramkan dan menyelamatkan, beda dengan dusta yang menjadikan gundah gulana.
8.     Setiap kebaikan akan menarik kebaikan yang lain, demikian pula setiap maksiat akan menarik maksiat yang lain tak ubahnya seperti rantai.
9.     Tatkala seseorang meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan balas dengan yang lebih besar hingga akhirnya Allah pun berikan apa yang di temukan tersebut.
10. Pentingnya belajar membaca Al Qur’an.dan menulis.
       Semoga kita bisa mengambil manfat dari kisah di atas.  Amin

Di sadur dari buku kisah-nyata PENJAGAAN ALLAH l Kepada Hamba-hambanya yang shalih.
 penulis kholid Abu Shalih
 Pusta At-Tibyan




      

Senin, 28 Mei 2012

KISAH PENGORBANAN YANG PALING INDAH DALAM SEJARAH

             

Tulisan berikut ini tak ada hubunganya dengan bom bunuh diri yang dilakukan orang-orang yang dangkal pikiranya, dan tidak di benarkan dalam agama.

 Disusun oleh Abu Ibrahim

Kejadian ini terjadi saat perang badar, dan di kisahkan oleh sahabat Abdurahman Ibnu Auf rodhiaullahu anhu beliau berkata:

 
Tatkala genderang perang telah berkecambuk, tiba-tiba di sisi kanan dan kiriku ada seorang pemuda yang masih belia, seakan aku tidak percaya atas keberadaan mereka di situ, lalu salah satu keduanya bertanya kepadaku dengan suara lirih agar tidak di dengar oleh yang lain," wahai pama tunjukkan kepadaku mana orang yang bernama abu Jahal??"

Lalu aku berkata " wahai anak saudaraku apa yang akan kau lakukan terhadapnya?"
Dia menjawab " Aku di beri tahu dia mencaci maki Rasulullah صلى الله عليه وعلى أله وسلم, demi jiwaku yang berada di tangaNya jika aku melihatnya maka dia tidak akan luput dari incaranku, hingga ada yang mati terlebih dahulu di antara kami."
Mendengar hal itu aku aku terkesima.

Dan setelah itu yang satu lagi mengedipkan matanya kepadaku dan mengatakan sebagaimana apa yang di katakan temanya. Maka tak selang berapa lama aku melihat Abu Jahal berkeliling di tengah orang-orang lalu aku berkata " Tidakkah kalian berdua melihat? dialah orang yang kalian tanyakan tadi."
Maka keduanya mendekat
kepada Abu Jahal, Ibnu Ishaq menceritakan: Mu'adz bin 'Amr bin al jumuh berkata " Aku mendengar suara orang-orang Quraisy sementara Abu Jahal laksana pohon yang di kelilingi semak belukar, tidak dapat di dekati karena banyaknya tombak-tombak dan pedang-pedang di sekitarnya yang melindunginya.
Mereka berkata " Tidak ada yang dapat menjangkau abul Hakam" ( yaitu abu Jahal), tatkala aku mendengar hal itu aku menjadikan sebagai targetku sehingga aku tetap mengincarnaya.
Manakala kesempatan itu datang, akupun menyerangnya, aku layangkan satu sabetan pedang yang mengenai sekitar kakinya pada pertengahan betisnya. Demi Allah, saat kakinya jatuh aku hanya bisa menyerupakan sebagaimana biji yang jatuh pada penggilingan saat di giling.
Lalu anaknya Ikrimah menyabet pundakku, maka lengankupun terlepas dan menempel pada kulit sampingku, namun peperangan menjauhkan posisiku darinya.
Sungguh aku berperang seharian dan menyeret lenganku ke belakang, maka tatkala tatkala tanganku semakin menggangu dan menyiksaku, maka aku menginjakkan kakiku di atas tanganku tersebut, lama aku melakukan hal itu hingga akhirnya aku berhasil membuangnya.
Kemudian mu'wwadz melewati Abu Jahal lalu menghantamnya dengan pedangnya hingga benar-benar telak, lantas membiarkanya sekarat dan akhirnya meniggal, sementara dia terus berperang lagi hingga gugur.

              Inilah yang dilakukan pemuda-pemuda pada jaman Rasulullahصلى الله عليه وعلى أله وسلم mereka menyadari resiko terhadap apa yang di lakukannya, yaitu tak lain nyawa yang menjadi taruhannya.
Adakah pemuda saat ini yang rela mengorbankan jiwa raganya untuk membela Rasulullahصلى الله عليه وعلى أله وسلم??
Bangkitlah wahai pemuda islam pelajarilah agamamu belalah agamamu, berkorbanlah dengan jalan yang benar semoga kita semua di jalan kebenaran. Amin



                                                                   Rujuan " ARAHIQUL MAKHTUM " Syaikh Syafiurrahman Al Mubarakfury

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...