SYIRIK BESAR
SOAL 2
س ٢ - مَا هُوَ
الشَّرْكُ الأَكْبَرُ ؟
Soal
2: Apakah syirik besar itu?
ج ٢ - الشرك
الأكبرُ هُوَ صَرْفُ الْعِبَادَةِ لِغَيْرِ اللَّهِ , كَدُعَاءِ غَيْرِ اللَّهِ, وَالإِسْتِعَاثَةُ لِلأَمْوَاتِ , أَو الأَحْيَاءِ الْغَائِبِينَ.
Jawab: Syirik besar adalah
kamu memalingkan ibadah ini kepada selain Allah, seperti berdoa (meminta)
kepada selain Allah, istighatsah (memohon perlindungan) kepada orang-orang
mati, atau kepada orang-orang yang hidup namun mereka tidak berada di hadapannya.
قَالَ سُبْحَانَهُ وَ تعَالَى { وَاعْبُدُوا اللهَ وَلَا
تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا } سورة النساء
: ٣٦
Allah ta’ala telah
berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun." (Surat An-Nisa' ayat 36).
وَقَالَ ﷺ
(مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ : الشَّرْكُ بِاللهِ ...) رواه البخاري
Rasulullah shallallahu
‘alaihji wa sallam bersabda: "Termasuk dosa yang paling besar adalah
mempersekutukan Allah." (Hadits riwayat Bukhori).
-----000-----
Penjelasan:
1.
Definisi syirik.
Secara bahasa syirik (الشرْك) berasal dari kata syaraka (شَرَكَ) yang artinya menjadikan sesuatu sebagai sekutu atau tandingan.
Adapun secara istilah syirik
adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang seharusnya
ditujukan hanya kepada Allah semata. (kitab Tauhid Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan
al-Fauzan, hal 378).
Adadpun definisi syirik
besar yaitu memalingkan suatu ibadah kepada selain Allah. (kitab Tauhid Syaikh
Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, hal 380).
2.
Larangan keras berbuat syirik.
Allah ta’ala berfirma:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ
وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ
عَظِيمٌ.
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada
anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai
anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” ( QS. Lukman[31]:13).
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا
بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى
وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ
بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ
لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًا.
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman
sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (QS.
An-Nisa’[4]:36).
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam juga menekankan hal ini, kepada anak paman beliau
yaitu Ibnu Abbas.
يَا غُلاَمُ, إِنِّي أُعَلِّمُكَ
كَلِمَاتٍ, احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ, احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ, إِذَا سَأَلْتَ
فَاسْأَلِ اللهَ, وَإِذَا
اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ.
“Nak, aku
ajarkan kepadamu beberapa untaian kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia
akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau
hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau
hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.” (HR.
Tirmidzi 2516, di shahihkan Syaikh al-Albani di dalam shahih Tirmidzi 2043).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
أَلاَ
أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ ثَلاَثًا. قَالُوا: بَلَى
يَا رَسُولَ اللَّهِ, قَالَ:
الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ, وَعُقُوقُ
الوَالِدَيْنِ - وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ - أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ, قَالَ: فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا: لَيْتَهُ سَكَتَ.
“Maukah aku beritahukan kepada kalian
tentang dosa-dosa besar yang paling besar?” (Beliau mengulanginya tiga kali.)
Mereka (para Sahabat) menjawab: “Tentu saja, wahai Rasulullah.” Beliau
bersabda: “Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua.” Ketika itu
beliau bersandar lalu beliau duduk tegak seraya bersabda: “Dan ingatlah, (yang
ketiga) perkataan dusta!” Perawi berkata: “Beliau terus meng-ulanginya hingga
kami berharap beliau diam.” (HR. Bukhari 2654, Muslim 87).
Syaikh ‘Abdurrahman
As-Sa’di rahimahullah menjelaskan:
حَقِيقَةُ
الشِّرْكِ بِاللَّهِ: أَنْ يُعْبَدَ الْمَخْلُوقُ كَمَا
يُعْبَدُ اللَّهُ,
أَوْ يُعَظَّمَ كَمَا يُعَظَّمُ اللَّهُ ,أَوْ يُصْرَفَ لَهُ نَوْعٌ مِنْ
خَصَائِصِ الرُّبُوبِيَّةِ وَالْإِلَٰهِيَّةِ.
“Hakikat syirik terhadap Allah
adalah: menyembah makhluk sebagaimana menyembah Allah, atau mengagungkan
makhluk sebagaimana mengagungkan Allah, atau memalingkan kepadanya salah satu
dari kekhususan rububiyah dan uluhiyah. (Taisir Karimirrahman Syaikh
Abdurrahman As-Sa’di, 1/279)
Syaikh Muhammad
bin ‘Abdul Wahab berkata: “Dan yang paling besar yang Allah larang adalah
syirik, yaitu menyembah yang lain selain menyembah Allah.” (al-Ushul ats-tsalasah).
3.
Besarnya dosa syirik dan dampak buruk
yang ditimbulkan.
Syirik merupakan dosa yang paling besar dan memiliki
dampak yang buruk baik di dunia maupun di akhirat.
Diantaranya:
1) Allah
tidak akan mengampuni apa bila meninggal belum bertaubat dari syirik.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ
مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ.
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni semua dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.(QS. An
Nisaa[4]:48).
2) Menyekutukan
Allah akan menjadikan kekal di dalam neraka.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ
كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ
فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ.
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan
masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al Bayyinah[98]:6).
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ
شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ وَقُلْتُ أَنَا وَمَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ
شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّة.
“Barang siapa mati dalam
keadaan menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam neraka, barang siapa mati
tidak menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam syurga.” (HR. Bukhari 4227
Muslim 92)
3) Orang yang menyekutukan Allah diharamkan baginya surga.
Allah ta’ala
berfirman:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ.
"Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh Allah
haramkan surga baginya, dan tempatnya adalah neraka."(QS. Al-Ma’idah [5]: 72)
4) Kesyirikan
akan menghapuskan amal ibadah seseorang.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ
إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ
عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
“Dan Sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Az Zumar[39]:65).
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا
كَانُوا يَعْمَلُونَ.
“Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang Telah mereka
kerjakan.” (QS Al An’am[6]:88).
5) Kemusyrikan
sumber petaka di dunia dan akhirat.
Bagaimana umat dahulu
mereka dibinasakan karena kemusyrikan dan kekafiran mereka kepada Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman:
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً
يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ
اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا
يَصْنَعُوْنَ .
“Allah telah membuat
suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulu aman lagi tenteram yang rezekinya
datang kepadanya berlimpah ruah dari setiap tempat, tetapi (penduduknya)
mengingkari nikmat-nikmat Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan kepada
mereka bencana kelaparan dan ketakutan karena apa yang selalu mereka perbuat.”
(QS. An-Nahl[16]:112).
Seandainya mereka beriman
dan mentauhidkan Allah ta’ala, niscaya Allah turunkan keberkahan dari langit
dan bumi.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.
“Jikalau penduduk kota-kota
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al A’raf[7]:97).
Dari Abu Hurairah
radiallahu ‘anhu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ, قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ, قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ, وَالسِّحْرُ, وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ, وَأَكْلُ الرِّبَا, وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ, وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ, وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ.
“Jauhilah tujuh perkara
yang membinasakan. Mereka (sahabat) berkata: “Wahai Rasulullah apakah tujuh
perkara yang membinasakan itu?” Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan harta anak
yatim, memakan riba’, lari dari medan perang (jihad), menuduh berzina wanita
baik-baik lagi beriman serta tidak tahu menahu (dengan zina tersebut).” (HR.
Bukhari 2766 Muslim 86).
Oleh
karena itu kesyirikan
merupakan bentuk kekufuran terhadap nikmat yang datang dari Allah.
6) Orang
musyrik akan mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ
ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ.
"Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina." (QS. Ghafir[40]: 60).
7) Sesembahan
orang-orang musyrik tidak mampu berbuat apa-apa.
Allah ta’ala berfirman:
وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً
لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ .
"Dan
mereka mengambil sesembahan-sesembahan selain Allah dengan harapan mereka akan
mendapat pertolongan. Padahal sesembahan itu tidak dapat menolong mereka…” (
QS. Yasin [36]: 74-75).
وَيَعْبُدُونَ
مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ.
"Mereka menyembah selain
Allah sesuatu yang tidak memberi mudharat maupun manfaat."
(QS. Yunus [10]: 18)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ
الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ
اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ
مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ.
"Wahai manusia! Telah dibuat
suatu perumpamaan, maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain
Allah tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun, meskipun mereka bersatu
untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka
tidak dapat merebutnya kembali. Lemahlah yang meminta dan yang diminta." (QS.
Al-Ḥajj [22]: 73).
8)
Orang-orang musyrik akan selalu dihantui ketakutan, kecemasan.
Pelaku kemusyrikan akan
senantiasa di hantui rasa cemas, kekuatiran, dan ketakutan.
Allah ta’ala berfirman:
سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا
الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا.
“Akan Kami masukkan ke
dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka menyekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu.” (QS.
Ali Imran[3]: 151).
Sebenarnya berhala-berhala
yang mereka sembah, keyakinan yang mereka buat-buat sama sekali tidak
membahayakan mereka, tapi dengan apa yang mereka buat-buat itu menjadikan
mereka takut.
Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam
telah membuktikan hal itu, begitu pula Khalid bin Walid.
وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا
تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا
فَأَيُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالْأَمْنِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ.
”Dan bagaimana mungkin aku
takut kepada sesembahan yang kalian persekutukan (dengan Allah), padahal kamu
tidak takut mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak
pernah menurunkan hujjah (keterangan).” (QS Al-An’am[6]: 81).
Ketika perang Badar orang kafir melihat orang
beriman seolah-olah berjumlah dua kali lipat.
Allah ta’ala berfirman:
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ
الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ
لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ.
“Sesungguhnya telah ada
tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan
berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata
kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah
menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”
(QS. Al Imran [3]:13).
9)
Orang musyrik akan
jauh dari ketentraman, hati mereka sempit.
Hal ini diambil dari hukum kebalikan dari
firman Allah ta’ala:
اَلَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ
الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ࣖ
Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), merekalah orang-orang
yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk.
فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ
"Barang siapa Allah kehendaki mendapat petunjuk, Allah lapangkan dadanya
kepada Islam." (QS. Al-An‘am [6]: 125).
10)
Orang yang musyrik telah merendahkan akalnya serendah-rendahnya.
Allah menciptakan segala
sesuatu untuk kemaslahatan manusia, tetapi orang yang menyekutukan llah justru
mnyembah dan merendahkan akalnya apa yang menjadi sarana tersebut.
Allah ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ
جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ
وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ .
“Dialah (Allah) yang menciptakan segala yang ada di bumi
untukmu, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi
tujuh langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]:29).
11)
Orang musyrik tidak
boleh dinikahi, apabila salah satu murtad harus dipisahkan.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى
يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ
وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ
مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ
يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ.
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita
musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih
baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun
dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS
Al Baqarah [2]: 221).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا جَاۤءَكُمُ الْمُؤْمِنٰتُ
مُهٰجِرٰتٍ فَامْتَحِنُوْهُنَّۗ اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِهِنَّ فَاِنْ
عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنٰتٍ فَلَا تَرْجِعُوْهُنَّ اِلَى الْكُفَّارِۗ لَا هُنَّ
حِلٌّ لَّهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّوْنَ لَهُنَّۗ…
“Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah
kepadamu, maka ujilah mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka.
Jika kamu telah mengetahui bahwa mereka benar-benar beriman, maka janganlah
kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir. Mereka tidak halal bagi
orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu pun tidak halal bagi mereka...”
(QS. Al-Mumtahanah[60]: 10).
12)
Memutuskan dan menghentikan
aktifitas yang seharusnya berjalan di sebabkan kemusyrikan.
Begitu pula banyak aktivitas
berhenti disebabkan kemusyrikan, misalnya keyakinan bulan Sura membawa sial
sehingga pambangunan, pernikahan, bepergian pindah rumah, dan lainnya tidak dilaksanakan
hanya karena menganggap bulan sial atau adanya hari sial.
Allah ta’ala menafikan
anggapan sial muncul karena apa yang diyakini oleh orang-orang musyrik
tersebut.
قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ
لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ . قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ
أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ.
Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami bernasib malang Karena kamu, Sesungguhnya jika kamu
tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti
akan mendapat siksa yang pedih dari kami". Utusan-utusan itu berkata:
"Kemalangan kamu adalah Karena kamu sendiri. apakah jika kamu diberi
peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui
batas". (QS. Yaasiin[36]18-19).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
لَا عَدْوَى وَلَا
طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ.
“Tidak ada ‘Adwa (penyakit menular tanpa campur
tangan Allah), Thiyarah (menganggap sial), burung yang membawa sial, dan Shafar
(bulan sial).” (HR. Bukhari 5757, Muslim 2220).
13)
Membuang harta secara sia-sia (Tabdir).
Perbuatan tabdir salah satu
perbuatan yang amat disukai oleh syaitan.
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ
الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ.
“Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isra’[17]: 26-27).
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas
mengatakan:
التَّبْذِيرُ: الْإِنْفَاقُ فِي غَيْرِ حَقٍّ.
وَكَذَا قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ.
وَقَالَ مُجَاهِدٌ: لَوْ أَنْفَقَ إِنْسَانٌ
مَالَهُ كُلَّهُ فِي الْحَقِّ لَمْ يَكُنْ مُبَذِّرًا وَلَوْ أَنْفَقَ مُدًّا فِي
غَيْرِ حَقِّهِ كَانَ تَبْذِيرًا. وَقَالَ قَتَادَةُ: التَّبْذِيرُ:
النَّفَقَةُ . فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَفِي غَيْرِ الْحَقِّ وَفِي الْفَسَادِ.
“Tabdzir
(pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.”
Mujahid mengatakan,
“Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu
bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja
(ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir
(pemborosan).”
Qatadah mengatakan, “Yang
namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat
pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.” (Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim, QS Al Isra’[17]:26-27).
14)
Menimbulkankan perpecahan bagi manusia.
Kemusyrikan sumber
perpecahan bagi manusia, karena setiap orang akan mengikuti hawa
nafsunya.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا
دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ.
“Janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang
memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS.
Arrum[30]:31).
15)
Pelaku kemusyrikan telah tersesat
sejauh-jauhnya.
Pelaku kemusyrikan akan
disesatkan Allah dengan kesesatan yang jauh, mereka senantiasa di hadapkan
dengan kebingungan, karena tidak memiliki sandaran yang kuat, dari situlah
syaitan akan membisikan berbagai macam rayuan dan tipuan untuk
menyengsarakannya.
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا
بَعِيدًا.
“Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisa’[4]: 116).
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ
لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ. وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ
عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ.
“Barangsiapa yang berpaling
dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan
(yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya. Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi
mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat
petunjuk.” (QS. Az-Zukhruf[43]: 37).
Demikianlah bahaya syirik
besar baik di dunia maupun diakhirat.
-----000-----
Sragen 28-05-2025
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar