Nasehat untuk
anak-anakku.
Wahai anakku, ketahuilah….
Ada dua hal yang yang sangat berharga dan tak seorangpun
mampu untuk membelinya dimana hal itu lebih mahal dari emas dan permata, yaitu
kesempatan dan kemampuanmu di waktu mudamu.
Perjalanan hidupmu adalah perlombaan, waktumu adalah modalmu,
keadaanmu adalah nilaimu yang kau ketahui dan diketahui, Langkahmu adalah waktu
yang tak pernah akan kembali, oleh karena itu janganlah kau sia-siakan, untuk
itu ukirlah dirimu hingga memiliki nilai yang tinggi, sebagaimana yang disampaikan
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu:
قِيْمَةُ الـمَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ.
”Nilai seseorang
adalah dengan diukur keahliannya.” (Hilyah thalaibil ‘ilmi, Bakar Bin Abdullah
Abu Zaid).
Wahai anakku….
Janganlah engkau sibuk dengan kuantitasmu sementara engkau
lupa dengan kualitasmu, karena keselamatan adalah bertumpu pada kenyataan yang akan
kau lakukan, jangan sampai engkau kelak sebagaimana fatamorgana yang tak
memberi apa-apa bagi orang yang mendatanginya.
Jangan pula engkau seperti lilin, yang rela menerangi tapi
menghancur diri sendiri, tapi jadilah seperti mercusuar, yang menerangi
kegelapan dengan tegar dan kuat meski diterpa topan dan badai.
Wahai anakku…..
Perhatikanlah dimana kau berada, dengan siapa kau bersama, karena
tempat dan kawananmu akan mempengaruhimu, sebagaimana kawanan burung akan
mengikuti satu sama lain, bisa saja mereka menghentikan langkahmu dan
memadamkan semangatmu, karena keburukan dan kemalasan dapat menular sebagaimana
virus yang menulari.
Jauhkan penyakit malas dan gengsi karena dua penyakit ini
menghalangi setiap orang untuk mencapai kejayaan. Berapa banyak para raja
belajar kepada budak, karena kebaikan dan kebenaran adalah berlian yang hilang kemudian
ditemukan, keselamatan yang melindungi siapapun yang memiliki, sementara gengsi
dan kesombongan akan menjauhkan dari kebaikan dan keselamatan.
Sebagaimana diungkapkan
sebuah syair:
الْعِلْمُ حَرْبُ لِلْفَتَى الْمُتَعَالِي كَالسَّيْلِ
حَرْبُ لِلْمَكَانِ الْعَالِي
Ilmu itu musuh bagi
pemuda yang tinggi hati, seperti aliran air yang memusuhi (tak mukin mengalir)
pada dataran tinggi. (Hilyah thalaibil
‘ilmi, Bakar Bin Abdullah Abu Zaid).
Wahai anakku….
Masa depan ada dipundakmu, oleh karena itu segera singsingkan
lenganmu, langkahkan kakimu, bersemangatlah menggapai setiap kebaikan, jangan
malu untuk minta bimbingan, karena orang tuamu bagaimanapun juga telah lebih
dulu merasakan asam garam kehidupan.
Mohonlah pertolongan kepada Allah, jangan sampai engkau hanya
mengandalkan kemampuan, karena tiada daya dan kemampuan kecuali pertolongan
Allah ta’ala.
Demikianlah semoga kalian berjaya di dunia dan akhirat,
aamiin.
-----000-----
Sragen 02-06-2024.
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar