قَالَ هَلْ آمَنُكُمْ عَلَيْهِ إِلَّا
كَمَا أَمِنْتُكُمْ عَلَى أَخِيهِ مِنْ قَبْلُ فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ
أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ.
Berkata Ya'qub,
"Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepada kalian, kecuali
seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kalian dahulu?” Maka
Allah adalah sebaik-baikPenjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para
Penyayang.(QS. Yusuf [12]64).
Karena
itulah ayah mereka berkata kepada mereka:
هَلْ آمَنُكُمْ عَلَيْهِ إِلا كَمَا
أَمِنْتُكُمْ عَلَى أَخِيهِ مِنْ قَبْلُ.
Bagaimana
aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepada kalian, kecuali seperti
aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kalian
dahulu. (Yusuf: 64)
Yakni
tiadalah kalian akan memperlakukannya kecuali seperti apa yang telah kalian
lakukan kepada saudaranya (Yusuf) sebelumnya. Kalian menjauhkannya dariku dan
menghalang-halangi antara aku dan dia.
فَاللَّهُ خَيْرٌ حفظًا
Maka
Allah adalah sebaik-baik Penjaga. (Yusuf: 64)
Sebagian
ulama membacanya hifzan.
وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
dan Dia
adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (Yusuf: 64)
Yakni Dia
Maha Penyayang di antara para penyayang kepadaku, dan Dia pasti akan
merahmatiku karena usiaku yang telah lanjut, kelemahanku, dan kerinduanku
kepada anakku (Yusuf); aku pun selalu berharap kepada Allah, semoga Dia
mengembalikan Yusuf kepadaku dan menghimpunkan kekuatanku berkat bersatu
dengannya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. (Tafsir
Ibnu Katsir, QS. Yusuf [12]:64).
Dalam ayat ini
terdapat dua asma’ul husna nama Allah yang indah, yaitu Al-Hafidz dan Ar-Rahim.
فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ
أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Maka Allah adalah
sebaik-baikPenjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para Penyayang.
Pertama:
Al Hafidz .
فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا
Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga. (QS.Yusuf
[12]: 64).
NAMA ALLAH AL-HAFIDZ
Dalil penetapan sifat tersebut:
إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
حَفِيظٌ
“Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara
segala sesuatu.” QS. Hud: 57.
Allah
sebagai Al-Hafidz karena Dia adalah pelindung dan
penjaga segala sesuatu di alam semesta ini. Dia menjaga kelangsungan ciptaan-Nya dan melindungi segala apa
yang bisa menghancurkannya. Ini mencakup petunjuk-Nya, perlindungan terhadap
makhluk-Nya, termasuk apa yang mengancam exsistensi manusia itu sendiri dari
segala bentuk bahaya, kerusakan, atau kejahatan. Menjaga amal-amalnya,
menjaga hambanya yang dikasihi yaitu dari kalangan wali-walinya.
1.
Allah Al-Hafidz (Menjaga), yaitu Allah
menjaga kitab-Nya dari berbagai penyimpangan dan pemalsuan baik dari kalangan
jin maupun manusia.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ
وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ.
“Sesungguhnya
Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.”
(QS. Al-Hijr [14]:9).
Diantara penjagaan
Allah terhadap Al-Qur’an yaitu dengan banyaknya orang-orang yang menghafal
Al-Qur’an, sehingga Al-Qur’an di hafal dalam dada-dada manusia, dengan demikian
orang-orang kafir tak berdaya untuk memalsukan Al-Qur’an dari dulu hingga
sekarang.
2.
Allah Al-Hafidz, Allah Yang Maha Menjaga,
yaitu Allah menjaga langit agar tidak runtuh, menjaga bumi agar tidak
berguncang, agar manusia dan makhluk-makhluk Allah dapat hidup degan baik.
Allah ta’ala berfirman:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ
فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
“Dialah Yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap…” (QS.
AL-Baqarah[2]:22).
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا.
“Dan gunung-gunung sebagai
pasak.” QS. An-Naba’ [78]:7).
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ
وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ.
“Dan
Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan
Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”
(QS. Al-Anbiya [21]:31).
وَلا
يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا
“Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya..”
(QS. Al-Baqarah[2]: 255).
وَحِفْظًا
مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ
“Dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap
syaitan yang sangat durhaka..” (QS. As-Shaffat[37]:7).
3.
Allah Al-Hafidz Yang Maha Menjaga hamba-Nya
dari kebinasaan.
Allah menjaga makhlukNya dari hal-hal buruk yang
dapat menimpa manusia dan membinasakannya.
Allah ta’ala berfirman:
لَهُ
مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ
اللَّهِ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’du[13]: 11).
Ada
malaikat-malaikat yang selalu menjaga hamba Allah secara bergiliran, ada yang
di malam hari, ada pula yang di siang hari untuk menjaganya dari hal-hal yang
buruk dan kecelakaan-kecelakaan. (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Ar-Ra’d [13]: 11).
4.
Allah menjaga amalan manusia dengan
mencatat seluruh amalan tersebut, baik berupa amalan anggota badan, lisan,
bahkan niat yang terbersit dalam hati manusia.
Allah ta’ala berfirman:
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ . كِرَامًا كَاتِبِينَ .يَعْلَمُونَ
مَا تَفْعَلُونَ.
“Padahal
sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaan
kalian), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaan
kalian itu), mereka mengetahui apa yang kalian kerjakan.”(QS. Al-Infithar[82]:10-12).
“Sesungguhnya
pada kalian ada para malaikat pencatat amal perbuatan, mereka mulia-mulia. Maka
janganlah kalian menghadapi mereka dengan amal-amal keburukan, karena
sesungguhnya mereka mencatat semua amal perbuatan kalian.” (Tafsir Ibnu
Katsir, QS. Al Infithar[82]:10-12).
Sebagaimana
bergiliran pula kepadanya malaikat-malaikat lainnya yang bertugas mencatat
semua amal baik dan amal buruknya; mereka menjaganya secara bergiliran, ada
yang di malam hari, ada yang di siang hari —yaitu di sebelah kanan dan sebelah
kirinya— bertugas mencatat semua amal perbuatan hamba yang bersangkutan.
Malaikat yang ada di sebelah kanannya mencatat amal-amal baiknya, sedangkan
yang ada di sebelah kirinya mencatat amal-amal buruknya. (Tafsir Ibnu
Katsir, QS. Ar-Ra’d [13]: 11).
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا
لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada
suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir.” (QS. Qaf [5]: 18).
Yaitu tiada suatu kalimat pun yang dikatakannya,
melainkan ada malaikat yang selalu mengawasinya dan mencatatnya.
Para ulama berselisih pendapat
mengenai masalah pekerjaan malaikat ini.
1)
Apakah
ia mencatat semua kalimat yang diucapkan.
Al-Hasan
dan Qatadah mengiakan.
2)
Atau
yang dicatatnya hanyalah hal-hal yang ada kaitannya dengan pahala dan siksaan. Seperti
yang dikatakan oleh Ibnu Abbas.
Tetapi
makna lahiriah ayat berpihak kepada pendapat yang pertama, mengingat keumuman
makna yang terkandung di dalam firman-Nya:
“Tiada
suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir.” (Qaf: 18)
5.
Al-Hafidz penjagaan khusus dari Allah kepada
para wali-Nya.
Yaitu orang orang yang beriman dan bertaqwa.
Allah ta’ala berfirman tentang wali-Nya:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . الَّذِينَ آمَنُوا
وَكَانُوا يَتَّقُونَ.
“Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu
bertakwa.”(QS. Yunus [10]:62-63).
Allah menjaga mereka dari perbuatan dosa dan
maksiat, dan menjaga mereka dari perangkap-perangkap setan agar mereka selamat
dari bisikan-bisikan yang buruk.
Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ
تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ
سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ.
“Wahai
orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan
memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan
menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki
karunia yang besar.” ( QS. AL-Anfal [8]:29).
Allah juga
menjaga dari musuh-musuh-Nya.
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ
بِالْحَرْبِ
”Barangsiapa
memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya.” (HR. Bukhari 6502,
Shahih Ibnu Hibban 347).
6.
Allah Al-Hafidz juga bermakna mengumpulkan,
atau bisa juga bermakna mengawasi.
Allah Ta’ala berfirman :
وَالَّذِينَ
اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَولِيَاءَ اللَّهُ حَفِيظٌ عَلَيْهِمْ وَمَا أَنْتَ
عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ
“Dan orang-orang yang mengambil
pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu
(ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka.” (QS. Asy-Syura[42]:
6).
7. Al-Hafidz dapat juga bermakna amanah,
sebagaimana Allah menyifati Nabi Yusuf dengan nama tersebut
Allah Ta’ala berfirman:
قَالَ
اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الأرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan
negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi
berpengetahuan.” (QS. Yusuf [12]: 55).
Imam Al-Qurtubi menyatakan bahwa Allah Al-Hafidz
bisa dimaknai dengan sifat:
1.
Dzatiyah Allah atau Sifat Perbuatan (Fi’liyah)
Allah.
Maka apabila maknanya adalah sifat Dzatiyah Allah
maka kembali kepada makna nama Allah Al-‘Aliim dan yang semisalnya. Karena
Allah menjaga seluruh makhlukNya dengan ilmuNya, sehingga tidak ada satu
makhlukpun yang keluar dari penjagaan Allah.
Sebagaimana apabila dikatakan Fulan menjaga
(menghapal Al-Qur’an) maka maknanya adalah bahwa Al-Qur’an itu senantiasa ada
di dalam hatinya.
Lawan dari penjagaan jenis ini adalah kelupaan,
sehingga Allah menafikan sifat lupa dan lalai dari diri Allah, sebagaimana
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا
كَانَ رَبُّكَ
“Dan tidaklah Tuhanmu lupa. QS. Maryam: 64
قَالَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي فِي كِتَابٍ لا يَضِلُّ رَبِّي وَلا
يَنْسَى
Musa menjawab: “Pengetahuan tentang itu ada di
sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan Kami tidak akan salah dan tidak
(pula) lupa. QS. Thaha: 52
2.
Bila dimaknai dengan sifat perbuatan Allah
maka kembali kepada perbuatan menjaga makhkluk-makhlukNya dan lawan dari
menjaga adalah menelantarkan.
Maka Allah berfirman tentang penjagaanNya:
فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا
Maka Allah adalah Sebaik-baik penjaga QS. Yusuf:
64.
Sumber dari ringkasan : An-Nahjul Asma Fi Syarhi
Asma Allah Al-Husna, Muhammad Abu Alif di Cianjur, 11 Feb 2020, dengan
berbagai tambahan dan penyesuaian.”
Kedua: Ar-Rahiim.
وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
dan Dia
adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS. Yusuf[12: 64).
perbedaan Ar-Rahman dengan Ar-Rahiim:
1.
“Ar-Rahman”
menunjukkan rahmat Allah Ta’ala yang sangat luas, yang meliputi seluruh
makhluk, termasuk hamba-Nya yang kafir.
Di dalam firman lainnya disebutkan
pula:
الرَّحْمنُ
عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوى
“Tuhan Yang Maha Pemurah bersemayam di atas Arasy.” (QS.
Thaha[20]: 5).
Allah menyebut nama Ar-Rahman untuk diri-Nya
dalam peristiwa ini agar semua makhluk memperoleh kemurahan rahmat-Nya.
2.
Sedangkan “Ar-Rahiim” adalah rahmat yang
khusus ditujukan untuk orang-orang yang beriman.
Mereka mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa lafaz
ar-rahman mempunyai pengertian mubalagah dalam kasih sayang, mengingat kasih sayang
bersifat umum -baik di dunia maupun di akhirat- bagi semua makhluk-Nya.
Sedangkan lafaz ar-rahim dikhususkan bagi hamba-Nya yang beriman.
وَكَانَ
بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا.
“Dan adalah
Dia (Allah) Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab
[33]: 43). (LIhat Tafsir Ibnu Katsir, QS.Al-Fatihah [1]:1).
Demikianlah semoga
bermanfaat Aamiin.
-----000-----
Sragen
14-06-2024.
Junaedi
Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar