Kamis, 13 Juni 2024

SYARAH AQIDAH WASYITIYAH, AYAT KE 31.

    
 

Allah ta’ala berfirman:

قَالَ هَلْ آمَنُكُمْ عَلَيْهِ إِلَّا كَمَا أَمِنْتُكُمْ عَلَى أَخِيهِ مِنْ قَبْلُ فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ.

Berkata Ya'qub, "Bagaimana aku akan memper­cayakannya (Bunyamin) kepada kalian, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kalian dahulu?” Maka Allah adalah sebaik-baikPenjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para Penyayang.(QS. Yusuf [12]64).

Karena itulah ayah mereka berkata kepada mereka:

هَلْ آمَنُكُمْ عَلَيْهِ إِلا كَمَا أَمِنْتُكُمْ عَلَى أَخِيهِ مِنْ قَبْلُ.

Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepada kalian, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kalian dahulu. (Yusuf: 64)

Yakni tiadalah kalian akan memperlakukannya kecuali seperti apa yang telah kalian lakukan kepada saudaranya (Yusuf) sebelumnya. Kalian menjauhkannya dariku dan menghalang-halangi antara aku dan dia.

فَاللَّهُ خَيْرٌ حفظًا

Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga. (Yusuf: 64)

Sebagian ulama membacanya hifzan.

وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (Yusuf: 64)

Yakni Dia Maha Penyayang di antara para penyayang kepadaku, dan Dia pasti akan merahmatiku karena usiaku yang telah lanjut, kelemahanku, dan kerinduanku kepada anakku (Yusuf); aku pun selalu berharap kepada Allah, semoga Dia mengembalikan Yusuf kepadaku dan menghimpunkan kekuatanku berkat bersatu dengannya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Yusuf [12]:64).

 

Dalam ayat ini terdapat dua asma’ul husna nama Allah yang indah, yaitu Al-Hafidz dan Ar-Rahim.

فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Maka Allah adalah sebaik-baikPenjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para Penyayang.

 

Pertama: Al Hafidz .

 فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا

Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga. (QS.Yusuf [12]: 64).

 

NAMA ALLAH AL-HAFIDZ

Dalil penetapan sifat tersebut:

إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ

“Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu.” QS. Hud: 57.

Allah sebagai Al-Hafidz karena Dia adalah pelindung dan penjaga segala sesuatu di alam semesta ini. Dia menjaga kelangsungan ciptaan-Nya dan melindungi segala apa yang bisa menghancurkannya. Ini mencakup petunjuk-Nya, perlindungan terhadap makhluk-Nya, termasuk apa yang mengancam exsistensi manusia itu sendiri dari segala bentuk bahaya, kerusakan, atau kejahatan. Menjaga amal-amalnya, menjaga hambanya yang dikasihi yaitu dari kalangan wali-walinya.

 

 

1.   Allah Al-Hafidz (Menjaga), yaitu Allah menjaga kitab-Nya dari berbagai penyimpangan dan pemalsuan baik dari kalangan jin maupun manusia.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ.

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [14]:9).

Diantara penjagaan Allah terhadap Al-Qur’an yaitu dengan banyaknya orang-orang yang menghafal Al-Qur’an, sehingga Al-Qur’an di hafal dalam dada-dada manusia, dengan demikian orang-orang kafir tak berdaya untuk memalsukan Al-Qur’an dari dulu hingga sekarang.

2.   Allah Al-Hafidz, Allah Yang Maha Menjaga, yaitu Allah menjaga langit agar tidak runtuh, menjaga bumi agar tidak berguncang, agar manusia dan makhluk-makhluk Allah dapat hidup degan baik.

Allah ta’ala berfirman:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً

“Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap…” (QS. AL-Baqarah[2]:22).

وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا.

“Dan gunung-gunung sebagai pasak.” QS. An-Naba’ [78]:7).

وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ.

“Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-Anbiya [21]:31).

 وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا

“Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya..” (QS. Al-Baqarah[2]: 255).

 وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ

“Dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka..” (QS. As-Shaffat[37]:7).

3.   Allah Al-Hafidz Yang Maha Menjaga hamba-Nya dari kebinasaan.

Allah menjaga makhlukNya dari hal-hal buruk yang dapat menimpa manusia dan membinasakannya.

Allah ta’ala berfirman:

 لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’du[13]: 11).

Ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga hamba Allah secara bergiliran, ada yang di malam hari, ada pula yang di siang hari untuk menjaganya dari hal-hal yang buruk dan kecelakaan-kecelakaan. (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Ar-Ra’d [13]: 11).

4.   Allah menjaga amalan manusia dengan mencatat seluruh amalan tersebut, baik berupa amalan anggota badan, lisan, bahkan niat yang terbersit dalam hati manusia.

Allah ta’ala berfirman:

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ . كِرَامًا كَاتِبِينَ .يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ.

“Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaan kalian), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaan kalian itu), mereka mengetahui apa yang kalian kerjakan.”(QS. Al-Infithar[82]:10-12).

“Sesungguhnya pada kalian ada para malaikat pencatat amal perbuatan, mereka mulia-mulia. Maka janganlah kalian menghadapi mereka dengan amal-amal keburukan, karena sesungguhnya mereka mencatat semua amal perbuatan kalian.” (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Al Infithar[82]:10-12).

Sebagaimana bergiliran pula kepadanya malaikat-malaikat lainnya yang bertugas mencatat semua amal baik dan amal buruknya; mereka menjaganya secara bergiliran, ada yang di malam hari, ada yang di siang hari —yaitu di sebelah kanan dan sebelah kirinya— bertugas mencatat semua amal perbuatan hamba yang bersangkutan. Malaikat yang ada di sebelah kanannya mencatat amal-amal baiknya, sedangkan yang ada di sebelah kirinya mencatat amal-amal buruknya. (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Ar-Ra’d [13]: 11).

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf [5]: 18).

Yaitu tiada suatu kalimat pun yang dikatakannya, melainkan ada malaikat yang selalu mengawasinya dan mencatatnya. 

Para ulama berselisih pendapat mengenai masalah pekerjaan malaikat ini.

1)   Apakah ia mencatat semua kalimat yang diucapkan.

Al-Hasan dan Qatadah mengiakan.

2)   Atau yang dicatatnya hanyalah hal-hal yang ada kaitannya dengan pahala dan siksaan. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas.

 

Tetapi makna lahiriah ayat berpihak kepada pendapat yang pertama, mengingat keumuman makna yang terkandung di dalam firman-Nya: 

 

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 18)

5.   Al-Hafidz penjagaan khusus dari Allah kepada para wali-Nya.

Yaitu orang orang yang beriman dan bertaqwa.

Allah ta’ala berfirman tentang wali-Nya:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ.

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”(QS. Yunus [10]:62-63).

Allah menjaga mereka dari perbuatan dosa dan maksiat, dan menjaga mereka dari perangkap-perangkap setan agar mereka selamat dari bisikan-bisikan yang buruk.

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ.

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar.” ( QS. AL-Anfal [8]:29).

Allah juga menjaga dari musuh-musuh-Nya.

مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ

”Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya.” (HR. Bukhari 6502, Shahih Ibnu Hibban 347).

6.   Allah Al-Hafidz juga bermakna mengumpulkan, atau bisa juga bermakna mengawasi.

Allah Ta’ala berfirman :

 وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَولِيَاءَ اللَّهُ حَفِيظٌ عَلَيْهِمْ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ

“Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka.” (QS. Asy-Syura[42]: 6).

7. Al-Hafidz dapat juga  bermakna amanah, sebagaimana Allah menyifati Nabi Yusuf dengan nama tersebut

Allah Ta’ala berfirman:

 قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الأرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ

berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (QS. Yusuf [12]: 55).



Imam Al-Qurtubi menyatakan bahwa Allah Al-Hafidz bisa dimaknai dengan sifat:

1.   Dzatiyah Allah atau Sifat Perbuatan (Fi’liyah) Allah.

Maka apabila maknanya adalah sifat Dzatiyah Allah maka kembali kepada makna nama Allah Al-‘Aliim dan yang semisalnya. Karena Allah menjaga seluruh makhlukNya dengan ilmuNya, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang keluar dari penjagaan Allah.

Sebagaimana apabila dikatakan Fulan menjaga (menghapal Al-Qur’an) maka maknanya adalah bahwa Al-Qur’an itu senantiasa ada di dalam hatinya.

Lawan dari penjagaan jenis ini adalah kelupaan, sehingga Allah menafikan sifat lupa dan lalai dari diri Allah, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

 وَمَا كَانَ رَبُّكَ

“Dan tidaklah Tuhanmu lupa. QS. Maryam: 64

 قَالَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي فِي كِتَابٍ لا يَضِلُّ رَبِّي وَلا يَنْسَى

Musa menjawab: “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan Kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa. QS. Thaha: 52

2.   Bila dimaknai dengan sifat perbuatan Allah maka kembali kepada perbuatan menjaga makhkluk-makhlukNya dan lawan dari menjaga adalah menelantarkan.

Maka Allah berfirman tentang penjagaanNya:

 فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا

Maka Allah adalah Sebaik-baik penjaga QS. Yusuf: 64.

 

Sumber dari ringkasan : An-Nahjul Asma Fi Syarhi Asma Allah Al-Husna, Muhammad Abu Alif di Cianjur, 11 Feb 2020, dengan berbagai tambahan dan penyesuaian.”

 

Kedua: Ar-Rahiim.

وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS. Yusuf[12: 64).

perbedaan Ar-Rahman dengan Ar-Rahiim:

1.    “Ar-Rahman” menunjukkan rahmat Allah Ta’ala yang sangat luas, yang meliputi seluruh makhluk, termasuk hamba-Nya yang kafir.

Di dalam firman lainnya disebutkan pula:

الرَّحْمنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوى

“Tuhan Yang Maha Pemurah bersemayam di atas Arasy.” (QS. Thaha[20]: 5).
Allah menyebut nama Ar-Rahman untuk diri-Nya dalam peristiwa ini agar semua makhluk memperoleh kemurahan rahmat-Nya.

2.   Sedangkan “Ar-Rahiim” adalah rahmat yang khusus ditujukan untuk orang-orang yang beriman.

Mereka mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa lafaz ar-rahman mempunyai pengertian mubalagah dalam kasih sayang, mengingat kasih sayang bersifat umum -baik di dunia maupun di akhirat- bagi semua makhluk-Nya. Sedangkan lafaz ar-rahim dikhususkan bagi hamba-Nya yang beriman.

وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا.

“Dan adalah Dia (Allah) Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab [33]: 43). (LIhat Tafsir Ibnu Katsir, QS.Al-Fatihah [1]:1).

Demikianlah semoga bermanfaat Aamiin.

 

-----000-----

 

Sragen 14-06-2024.

Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANG-ORANG DZALIM ADALAH ORANG YANG BANGKRUT PADA HARI KIAMAT

  Manusia adalah makhluk sosial, mereka akan merespon setiap segala sesuatu sesuai dengan akal dan nalurinya. Ketika manusia tidak mempe...