Minggu, 22 Juni 2025

bab ke 5 HUD AQIDATAKA, BAHAYA SYIRIK BESAR.

 


BAB 5

SYIRIK BESAR

SOAL 2

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

 

س ٢ - مَا هُوَ الشَّرْكُ الأَكْبَرُ ؟

Soal 2: Apakah syirik besar itu?

ج ٢ - الشرك الأكبرُ هُوَ صَرْفُ الْعِبَادَةِ لِغَيْرِ اللَّهِ , كَدُعَاءِ غَيْرِ اللَّهِ, وَالإِسْتِعَاثَةُ لِلأَمْوَاتِ , أَو الأَحْيَاءِ الْغَائِبِينَ.

Jawab: Syirik besar adalah kamu memalingkan ibadah kepada selain Allah, seperti berdoa (meminta) kepada selain Allah, istighatsah (memohon perlindungan) kepada orang-orang mati, atau kepada orang-orang yang hidup namun mereka tidak berada di hadapannya.

قَالَ سُبْحَانَهُ وَ تعَالَى { وَاعْبُدُوا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا } سورة النساء : ٣٦

Allah ta’ala telah berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (Surat An-Nisa' ayat 36).

وَقَالَ (مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ : الشَّرْكُ بِاللهِ ...) رواه البخاري

Rasulullah shallallahu ‘alaihji wa sallam bersabda: "Termasuk dosa yang paling besar adalah mempersekutukan Allah." (Hadits riwayat Bukhari).

-----000-----

Penjelasan:

 

1.  Definisi syirik.

 

Secara bahasa syirik (الشرْك) berasal dari kata syaraka (شَرَكَ) yang artinya menjadikan sesuatu sebagai sekutu atau tandingan.

Adapun secara istilah syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang seharusnya ditujukan hanya kepada Allah semata. (kitab Tauhid Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, hal 378).

Adadpun definisi syirik besar yaitu memalingkan suatu ibadah kepada selain Allah. (kitab Tauhid Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, hal 380).

2.   Larangan keras berbuat syirik.

Allah ta’ala berfirma:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ.

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” ( QS. Lukman[31]:13).

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًا.

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (QS. An-Nisa’[4]:36).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam juga menekankan hal ini, kepada anak paman beliau yaitu Ibnu Abbas.

يَا غُلاَمُ, إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ, احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ, احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ, إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ, وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ.

“Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untaian kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi 2516, di shahihkan Syaikh al-Albani di dalam shahih Tirmidzi 2043).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ ثَلاَثًا. قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ, قَالَ: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ, وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ - وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ - أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ, قَالَ: فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا: لَيْتَهُ سَكَتَ.

“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar?” (Beliau mengulanginya tiga kali.) Mereka (para Sahabat) menjawab: “Tentu saja, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua.” Ketika itu beliau bersandar lalu beliau duduk tegak seraya bersabda: “Dan ingatlah, (yang ketiga) perkataan dusta!” Perawi berkata: “Beliau terus meng-ulanginya hingga kami berharap beliau diam.” (HR. Bukhari 2654, Muslim  87).

Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan:

حَقِيقَةُ الشِّرْكِ بِاللَّهِ: أَنْ يُعْبَدَ الْمَخْلُوقُ كَمَا يُعْبَدُ اللَّهُ, أَوْ يُعَظَّمَ كَمَا يُعَظَّمُ اللَّهُ ,أَوْ يُصْرَفَ لَهُ نَوْعٌ مِنْ خَصَائِصِ الرُّبُوبِيَّةِ وَالْإِلَٰهِيَّةِ.

 

“Hakikat syirik terhadap Allah adalah: menyembah makhluk sebagaimana menyembah Allah, atau mengagungkan makhluk sebagaimana mengagungkan Allah, atau memalingkan kepadanya salah satu dari kekhususan rububiyah dan uluhiyah.” (Taisir Karimirrahman Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, 1/279)

Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahab berkata: “Dan yang paling besar yang Allah larang adalah syirik, yaitu menyembah yang lain selain menyembah Allah.” (al-Ushul ats-tsalasah).

3.   Besarnya dosa syirik dan dampak buruk yang ditimbulkan.

Syirik merupakan dosa yang paling besar dan memiliki dampak yang buruk baik di dunia maupun di akhirat.

Diantaranya:

1) Allah tidak akan mengampuni apa bila meninggal belum bertaubat dari syirik.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni semua dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisaa[4]:48).

2) Menyekutukan Allah akan menjadikan kekal di dalam neraka.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al Bayyinah[98]:6).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ وَقُلْتُ أَنَا وَمَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّة.

“Barang siapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam neraka, barang siapa mati tidak menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam syurga.” (HR. Bukhari 4227, Muslim 92)

3) Orang yang menyekutukan Allah diharamkan baginya surga.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ.

"Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh Allah haramkan surga baginya, dan tempatnya adalah neraka."(QS. Al-Ma’idah [5]: 72)

4) Kesyirikan akan menghapuskan amal ibadah seseorang.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

“Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Az Zumar[39]:65).

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang Telah mereka kerjakan.” (QS Al An’am[6]:88).

5) Kemusyrikan sumber petaka di dunia dan akhirat.

Bagaimana umat dahulu mereka dibinasakan karena kemusyrikan dan kekafiran mereka kepada Allah ta’ala.

Allah ta’ala berfirman:

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ .

“Allah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulu aman lagi tenteram yang rezekinya datang kepadanya berlimpah ruah dari setiap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan karena apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl[16]:112).

Seandainya mereka beriman dan mentauhidkan Allah ta’ala, niscaya Allah turunkan keberkahan dari langit dan bumi.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.

“Jikalau penduduk kota-kota beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al A’raf[7]:97).

 Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ, قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ, قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ, وَالسِّحْرُ, وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ, وَأَكْلُ الرِّبَا, وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ, وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ, وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ.

“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan. Mereka (sahabat) berkata: “Wahai Rasulullah apakah tujuh perkara yang membinasakan itu?” Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan riba’, lari dari medan perang (jihad), menuduh berzina wanita baik-baik lagi beriman serta tidak tahu menahu (dengan zina tersebut).” (HR. Bukhari 2766 Muslim 86).

Oleh karena itu kesyirikan merupakan bentuk kekufuran terhadap nikmat yang datang dari Allah.

6) Orang musyrik akan mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ.

"Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir[40]: 60).

 

7) Sesembahan orang-orang musyrik tidak mampu berbuat apa-apa.

Allah ta’ala berfirman:

وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ .

"Dan mereka mengambil sesembahan-sesembahan selain Allah dengan harapan mereka akan mendapat pertolongan. Padahal sesembahan itu tidak dapat menolong mereka.” ( QS. Yasin [36]: 74-75).

وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ.

"Mereka menyembah selain Allah sesuatu yang tidak memberi mudharat maupun manfaat." (QS. Yunus [10]: 18)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ.

"Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan, maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun, meskipun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak dapat merebutnya kembali. Lemahlah yang meminta dan yang diminta." (QS. Al-ajj [22]: 73).

8) Orang-orang musyrik akan selalu dihantui ketakutan, kecemasan.

Pelaku kemusyrikan akan senantiasa di hantui rasa cemas, kekuatiran, dan ketakutan.

Allah ta’ala berfirman:

سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا.

“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan kete­rangan tentang itu.” (QS. Ali Imran[3]: 151).

Sebenarnya berhala-berhala yang mereka sembah, keyakinan yang mereka buat-buat sama sekali tidak membahayakan mereka, tapi dengan apa yang mereka buat-buat itu menjadikan mereka takut.

Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam telah membuktikan hal itu, begitu pula Khalid bin Walid.

وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا فَأَيُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالْأَمْنِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ.

“Dan bagaimana mungkin aku takut kepada sesembahan yang kalian persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak pernah menurunkan hujjah (keterangan).” (QS Al-An’am[6]: 81).

Ketika perang Badar orang kafir melihat orang beriman seolah-olah berjumlah dua kali lipat.

Allah ta’ala berfirman:

قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ.

“Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.” (QS. Al Imran [3]:13).

9) Orang musyrik akan jauh dari ketentraman, hati mereka sempit.

Hal ini diambil dari hukum kebalikan dari firman Allah ta’ala:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ .

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), merekalah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am[6]:82).

فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ

"Barang siapa Allah kehendaki mendapat petunjuk, Allah lapangkan dadanya kepada Islam." (QS. Al-An‘am [6]: 125).

10)          Orang yang musyrik telah merendahkan akalnya serendah-rendahnya.

 

Allah menciptakan segala sesuatu untuk kemaslahatan manusia, tetapi orang yang menyekutukan llah justru mnyembah dan merendahkan akalnya apa yang menjadi sarana tersebut.

Allah ta’ala berfirman:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ.

“Dialah (Allah) yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]:29).

11)          Orang musyrik tidak boleh dinikahi, apabila salah satu murtad harus dipisahkan.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ.

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS Al Baqarah [2]: 221).

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا جَاۤءَكُمُ الْمُؤْمِنٰتُ مُهٰجِرٰتٍ فَامْتَحِنُوْهُنَّۗ اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِهِنَّ فَاِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنٰتٍ فَلَا تَرْجِعُوْهُنَّ اِلَى الْكُفَّارِۗ لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّوْنَ لَهُنَّۗ

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah kepadamu, maka ujilah mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka. Jika kamu telah mengetahui bahwa mereka benar-benar beriman, maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir. Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu pun tidak halal bagi mereka...” (QS. Al-Mumtahanah[60]: 10).

12)          Memutuskan dan menghentikan aktifitas  yang seharusnya berjalan di sebabkan kemusyrikan.

Begitu pula banyak aktivitas berhenti disebabkan kemusyrikan, misalnya keyakinan bulan Sura membawa sial sehingga pambangunan, pernikahan, bepergian pindah rumah, dan lainnya tidak dilaksanakan hanya karena menganggap bulan sial atau adanya hari sial.

Allah ta’ala menafikan anggapan sial muncul karena apa yang diyakini oleh orang-orang musyrik tersebut.

قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ . قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ.

Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang Karena kamu, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami". Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah Karena kamu sendiri. apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas". (QS. Yaasiin[36]18-19).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ.

“Tidak ada ‘Adwa (penyakit menular tanpa campur tangan Allah), Thiyarah (menganggap sial), burung yang membawa sial, dan Shafar (bulan sial).” (HR. Bukhari 5757, Muslim 2220).

13)          Membuang harta secara sia-sia (Tabdir).

Perbuatan tabdir salah satu perbuatan yang amat disukai oleh syaitan.

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ.

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isra’[17]: 26-27).

Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan:

التَّبْذِيرُ: الْإِنْفَاقُ فِي غَيْرِ حَقٍّ. وَكَذَا قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ.

 وَقَالَ مُجَاهِدٌ: لَوْ أَنْفَقَ إِنْسَانٌ مَالَهُ كُلَّهُ فِي الْحَقِّ لَمْ يَكُنْ مُبَذِّرًا وَلَوْ أَنْفَقَ مُدًّا فِي غَيْرِ حَقِّهِ كَانَ تَبْذِيرًا. وَقَالَ قَتَادَةُ: التَّبْذِيرُ: النَّفَقَةُ . فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَفِي غَيْرِ الْحَقِّ وَفِي الْفَسَادِ.

“Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.”

Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan).”

Qatadah mengatakan, “Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, QS Al Isra’[17]:26-27).

14)          Menimbulkankan perpecahan bagi manusia.

Kemusyrikan sumber perpecahan bagi manusia, karena setiap orang  akan mengikuti hawa nafsunya.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ.

“Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”  (QS. Arrum[30]:31).

15)          Pelaku kemusyrikan telah tersesat sejauh-jauhnya.

Pelaku kemusyrikan akan disesatkan Allah dengan kesesatan yang jauh, mereka senantiasa di hadapkan dengan kebingungan, karena tidak memiliki sandaran yang kuat, dari situlah syaitan akan membisikan berbagai macam rayuan dan tipuan untuk menyengsarakannya.

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا.

“Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisa’[4]: 116).

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ.  وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ.

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS. Az-Zukhruf[43]: 37).

Demikianlah bahaya syirik besar baik di dunia maupun diakhirat.

-----000-----

 

 Sragen 28-05-2025

Junaedi Abdullah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bab ke 5 HUD AQIDATAKA, BAHAYA SYIRIK BESAR.

  BAB 5 SYIRIK BESAR SOAL 2 ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖   س ٢ - مَا هُوَ الشَّرْكُ الأَكْبَرُ ؟ Soal 2: Apakah syirik besar itu? ج ٢...