Selasa, 09 September 2025

PENTINGNYA MENJAGA WAKTU .

 


PENTINGNYA MENJAGA WAKTU .

Waktu Adalah Amanah Yang diberikan Allah kepada kita, berapa banyak ayat dan hadits yang menyebutkan agar kita menggunakan waktu sebaik-baiknya.

Allah ta’ala berfirman:

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal shalih, saling nasehat-menasehati di dalam kebenaran dan saling nasehat-menasihati di dalam kesabaran. (QS. Al-‘Ashr [103]:1-3).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا تَزُولُ قَدِمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: عَنْ عُمُرُهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ.

“Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara. (Yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan kemanakah ia meletakkannya, dan tentang ilmunya, apakah yang telah ia amalkan“. (HR. at-Tirmidzi 2417, Ahmad 1/97 Ibnu Abi Syaibah 3/234 dan di shahihkan syaikh al-Albani).

4 Hal yang harus diperhatikan manusia

1.   Umurnya, untuk apa ia habiskan? Apakah hanya untuk mengejar kesenangan semata atau dia pergunakan untuk ibadah kepada Allah ta’ala.

2.   Masa mudanya, apakah ia gunakan untuk foya-foya saja, atau untuk ketaatan semasa badannya kuat, karena masa muda seseorang bisa bergerak cepat, sehingga Allah tanya untuk apa ia manfaatkan masa muda tersebut.

3.   Ilmunya, apakah ia sudah bersungguh-sunnguh di dalam  mencarinya, apakah ia sudah mempelajarinya karena Allah? Apakah ia sudah mengamalkannya? Apakah ia sudah menyampaikannya kepada yang berhak?

4.   Hartanya, dari mana ia peroleh. Apakah statusnya halal ataukah haram? Untuk apa ia belanjakan; untuk perkara yang mendatangkan ridha Allah ataukah murka-Nya?.

Dalam riwayat yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara

(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,

(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,

(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,

(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,

(5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. al-Hakim di dalam Mustadraknya 7846, al-Baihaqi 9767, Syu’abul Iman, an-Nasai 11832, dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib 3355).

Faedah hadits di atas:

1.   Hendaknya seseorang menyadari waktu muda sangat terbatas dan akan berlalu dengan cepat.

Bila dia tidak menggunakan untuk belajar, giat aktivitas yang baik, masa tua akan semakin berat oleh karena itu jika waktu muda sudah malas ibadah, malas aktivitas jangan harap waktu tua bisa lebih giat.

Ibnu Rajab Al Hambali merintangi kita dalam beramal dan sebagiannya melalaikan kita seperti pada sebagian orang. Lihat saja ketika seseorang fakir dibanding ketika ia kaya, lihat pula ketika ia sakit, sudah menginjak masa tua atau bahkan mati yang tidak mungkin lagi beramal. (Jami’ul Ulum wal hikam, 2: 388).

 

2.   Pentingnya menjaga kesehatan dan memanfaatkan di dalam kebaikan. Jika waktu sehat saja sudah malas shalat, malas usaha, jangan harap ketika saat sakit dia bisa semangat.

 

3.   Menggunakan harta kita ketika di beri kelonggaran untuk kebaikan. Jika saat kaya sudah malas sedekah, jangan harap ketika miskin bisa keluarkan harta untuk jalan kebaikan.

 

4.   Menggunakan waktu luang untuk beramal shalih.

Jika ada waktu luang enggan mempelajari ilmu agama, jangan harap saat sibuk bisa duduk atau menyempatkan diri untuk meraih ilmu.

 

5.  Memanfaatkan waktu kita semasa hidup kita karena karena waktu kita terbatas.

Jika diberi kesempatan umurnya tidak digunakan untuk kebaikan, malas untuk mengaji, shalat, dan ibadah lainnya tentu dia akan menyesal setelah kematiannya.

Allah ta’ala berfirman:

قٰلَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا لَّوْ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.” (QS Al Mukminun[23]:114).

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ.

“Dan berilah mereka peringatan terhadap hari penyesalan.” (QS. Maryam[19]: 39).

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ.

“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah 4236 dihasankan al-Albani).

Ibnu Qayyim rahimahullah menyebutkan, salah satu penyesalan terbesar seorang hamba adalah menyia-nyiakan waktu:

إِضَاعَةُ الوَقْتِ أَشَدُّ مِنَ المَوْتِ لأَنَّ إِضَاعَةَ الوَقْتِ تَقْطَعُكَ عَنِ اللهِ وَالدَّارِ الآخِرَةِ وَالمَوْتُ يَقْطَعُكَ عَنِ الدُّنْيَا وَأَهْلِهَا.

“Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya daripada kematian, karena menyia-nyiakan waktu memutusmu dari Allah dan akhirat, sementara kematian hanya memutusmu dari dunia dan penghuninya.” (Al-Fawaid, 1/31).

Orang orang yang menyesali mengatakan:

لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُودُ يَوْمًا

“Andai masa muda bisa kembali lagi suatu hari.”

Demikianlah semoga kita bisa memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya. Aamiin.

Sragen 09-09-2025

Junaedi Abdullah, Abu Ibrahim.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENTINGNYA MENJAGA WAKTU .

  PENTINGNYA MENJAGA WAKTU . Waktu Adalah Amanah Yang diberikan Allah kepada kita, berapa banyak ayat dan hadits yang menyebutkan agar kit...