BAB 4
MACAM-MACAM SYIRIK BESAR.
SOAL:
13
HUKUM
SIHIR.
س ١٣ - ما حُكْمُ السِّحْرِ؟
Soal 13: Apakah hukum sihir itu?
ج ١٢ - السِّحْرُ مِنَ الكُفْرِ.
Jawab:
Sihir termasuk perbuatan kufur.
قَالَ تَعَالَى :
Allah ta’ala berfirman:
وَلَٰكِنِ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ
النَّاسَ السِّحْرَ . سورة البقرة: ١٠٢
"Hanya setan-setan itulah yang
kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia." (Surat Al-Baqarah ayat:
102).
و قال ﷺ:
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ: الشِّرْكَ
بِاللهِ، وَالسِّحْرَ ... رَوَاهُ مُسْلِم.
"Jauhilah tujuh
perkara yang membinasakan, yakni menyekutukan Allah, sihir...". (Hadits
riwayat Muslim)
-----000-----
Penjelasan:
1.
Pengertian
sihir.
Sihir menurut bahasa ialah sebutan bagi
sesuatu yang halus tersembunyi sebabnya.
Sedangkan menurut syar'i sihir adalah
mantera-mantera dan jampi-jampi yang diucapkan, ramuan, asapan, dan buhul yang
bisa memberikan pengaruh terhadap hati dan badan sehingga membuat sakit,
membunuh, dan memisahkan antara suami istri. (Syarah kitab Tauhid Syaikh Shalih
bin Fauzan al-Fauzan).
2.
Benarnya keberadaan
sihir.
Allah ta’ala berfirman:
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ
السِّحْرَ.
“Dan mereka
mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan
mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak
kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir
(mengerjakan sihir).” (QS. Al-Baqarah[2]:102).
Setelah setan-setan itu mulai
berdusta kepada mereka (para dukun) dan memasukkan hal-hal yang lain ke dalam
berita yang dibawanya; mereka menambah tujuh puluh kalimat pada setiap
kalimatnya. Lalu orang-orang mencatat omongan itu ke dalam buku-buku hingga
tersiarlah di kalangan Bani Israil bahwa jin mengetahui hal yang gaib.
Kemudian Nabi Sulaiman mengirimkan
utusannya kepada semua orang untuk menyita buku-buku itu. Setelah terkumpul,
semua buku dimasukkan ke dalam peti, lalu peti itu dikuburnya di bawah kursi
singgasananya. Tiada suatu setan pun yang berani mendekat ke kursi tersebut
melainkan ia pasti terbakar. Nabi Sulaiman berkata, "Tidak sekali-kali aku
mendengar seseorang mengatakan bahwa setan-setan itu mengetahui hal yang gaib
melainkan aku pasti menebas batang lehemya (sebagai hukumannya)."
Setelah Nabi Sulaiman meninggal
dunia dan semua ulama yang mengetahui perihal Nabi Sulaiman telah tiada, lalu
mereka diganti oleh generasi sesudahnya, maka datanglah setan dalam bentuk seorang
manusia. Setan itu mendatangi segolongan kaum Bani Israil dan berkata kepada
mereka, "Maukah kalian aku tunjukkan kepada suatu perbendaharaan yang
tidak akan habis kalian makan untuk selama-lamanya?" Mereka menjawab,
"Tentu saja kami mau." Setan berkata, "Galilah tanah di bawah
kursi singgasananya."
Setan pergi bersama mereka dan
memperlihatkan tempat tersebut kepada mereka, sedangkan dia sendiri berdiri di
salah satu tempat yang agak jauh dari tempat tersebut. Mereka berkata,
"Mendekatlah kamu ke sini." Setan menjawab, "Tidak, aku hanya di
sini saja dekat dengan kalian. Tetapi jika kalian tidak menemukannya, kalian
boleh membunuhku."
Mereka menggali tempat tersebut dan
akhimya mereka menjumpai kitab-kitab itu. Ketika mereka mengeluarkannya, setan
berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Sulaiman dapat menguasai dan mengatur
manusia, setan-setan, dan burung-burung hanyalah melalui ilmu sihir
ini." (lihat Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Baqarah[2]:102).
إِذْ يَقُولُ الظَّالِمُونَ إِن
تَتَّبِعُونَ إِلاَّ رَجُلاً مَّسْحُوراً.
“(yaitu) ketika orang-orang
zalim itu berkata, ‘Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang
terkena sihir.’”
وَمِنْ شَرِّ
النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ.
“Dari kejahatan perempuan-perempuan
(penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya).” (QS. Al-Falaq[113]:4).
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata :
سَحَرَ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي زُرَيْقٍ يُقَالُ لَهُ
لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ حَتَّى كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ كَانَ يَفْعَلُ الشَّيْءَ وَمَا فَعَلَهُ حَتَّى
إِذَا كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ أَوْ ذَاتَ لَيْلَةٍ وَهُوَ عِنْدِي لَكِنَّهُ دَعَا
وَدَعَا ثُمَّ قَالَ يَا عَائِشَةُ أَشَعَرْتِ أَنَّ اللَّهَ أَفْتَانِي فِيمَا
اسْتَفْتَيْتُهُ فِيهِ أَتَانِي رَجُلَانِ فَقَعَدَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي
وَالْآخَرُ عِنْدَ رِجْلَيَّ فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ مَا وَجَعُ
الرَّجُلِ فَقَالَ مَطْبُوبٌ قَالَ مَنْ طَبَّهُ قَالَ لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ
قَالَ فِي أَيِّ شَيْءٍ قَالَ فِي مُشْطٍ وَمُشَاطَةٍ وَجُفِّ طَلْعِ نَخْلَةٍ
ذَكَرٍ قَالَ وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِي بِئْرِ ذَرْوَانَ فَأَتَاهَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَجَاءَ
فَقَالَ يَا عَائِشَةُ كَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الْحِنَّاءِ أَوْ كَأَنَّ
رُءُوسَ نَخْلِهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا
اسْتَخْرَجْتَهُ قَالَ قَدْ عَافَانِي اللَّهُ فَكَرِهْتُ أَنْ أُثَوِّرَ عَلَى
النَّاسِ فِيهِ شَرًّا فَأَمَرَ بِهَا فَدُفِنَتْ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pernah disihir oleh
seseorang dari bani Zuraiq yang bernama Labid bin al-Asham, sampai Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibuat membayangkan seolah-olah beliau melakukan
sesuatu padahal beliau tidak berbuat apa-apa. Sampai pada suatu hari atau pada
suatu malam ketika beliau berada disisiku, akan tetapi beliau terus berdoa dan
berdoa, kemudian beliau bersabda, Wahai Aisyah, apakah kamu tahu bahwa Allah
telah memberikan jawaban kepadaku tentang apa yang aku tanyakan kepada-Nya
tentangya(sihir)? Ada dua orang yang mendatangiku, satu diantaranya duduk di dekat
kepalaku dan yang satunya lagi berada di dekat kakiku. Lalu salah seorang
diantara keduanya berkata kepada temannya, Sakit apa orang ini? Disihir, sahut
temannya. Siapa yang telah menyihirnya? Tanya temannya lagi. Temannya menjawab,
Labid bin al-Asham. Dalam bentuk apa sihir itu? Dia menjawab, Pada sisir dan
rontokan rambut ketika disisir, dan kulit mayang kurma jantan. Lalu, dimana
semuanya itu berada? Tanya temannya. Dia menjawab, disumur Dzarwan. Kemudian
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi sumur itu bersama beberapa
orang sahabat beliau. Lalu, beliau datang dan berkata, Wahai Aisyah,
seakan-akan airnya berwarna merah seperti perasan daun pacar, dan seakan-akan
kulit mayang kurmanya seperti kepala syaitan, Lalu kutanyakan, Wahai
Rasulullah, tidakkah engkau meminta dikeluarkan? beliau menjawab, Allah telah
menyembuhkanku, sehingga aku tidak ingin memberi pengaruh buruk kepada umat
manusia dalam hal itu. Kemudian beliau memerintahkan untuk menimbunnya, maka
semuanya pun ditimbun dengan segera. (HR. Buhkhari 5763, Muslim 2189).
3.
Haramnya mempelajari
sihir.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ
وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ.
Padahal Sulaiman itu tidaklah kufur, tetapi setan-setan
itulah yang kufur yang mengajarkan sihir kepada manusia. (QS. Al-Baqarah[2]:102).
Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ, قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ, قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ, وَالسِّحْرُ, وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ
إِلَّا بِالحَقِّ,
وَأَكْلُ الرِّبَا,
وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ,
وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ,
وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ.
“Jahuilah oleh kalian tujuh perkara yang membinasakan, kami
bertanya, “ Ya Rasulullah apa itu..? beliau berkata, “Berbuat syirik kepada
Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang benar,
memakan harta riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari medan perang dan
menuduh seorang wanita muslimah yang terhormat dengan tujuan yang keji.” (HR.
Bukhari 2766, Muslim 89, Abu Daud 2874).
Saikh Shalih bin Fuzan al-Fauzan
mengatakan: haramnya sihir, termasuk dosa besar yang dapat membatalkan
keislaman seseorang. (Syarah kitab Tauhid, faedah dari hadits di atas, Syaikh
Shalih bin Fauzan al Fauzan).
4. Sihir tidak dapat mempengaruhi seseorang
kecuali atas izin Allah.
Allah ta’ala berfirman:
فَيَتَعَلَّمُوْنَ
مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ
بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ.
“Mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang
(dapat) memisahkan antara seorang (suami) dan istrinya. Mereka tidak akan dapat
mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah.” (QS. Al-Baqarah[2]:102).
Allah telah mengkisahkan bagaimana Musa
bersama para tukang sihir Firaun, dimana sihir telah membuat pandangan mereka
melihat seakan-akan tongkat mereka sebagai ular, sehingga Allah tetap
meneguhkan pendirian Musa, sebagai mana yang ditunjukan oleh firman-Nya:
قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَىٰ . وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا ۖ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ ۖ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ . فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ
وَمُوسَىٰ
Kami berfirman, “Jangan takut!
Sesungguhnya engkaulah yang paling unggul. Lemparkan apa yang ada di tangan
kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka buat. Sesungguhnya apa yang
mereka buat itu hanyalah tipu daya penyihir (belaka). Tidak akan menang
penyihir itu, dari mana pun ia datang.” Lalu, para penyihir itu merunduk sujud
seraya berkata, “Kami telah percaya kepada Tuhannya Harun dan Musa.” (QS. Thaha
[20]: 68-70).
5.
Sihir
salah satu ilmu yang tidak bermanfaat.
Allah ta’ala berfirman:
وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ
وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ
وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ .
Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak
memberi manfaat kepada mereka. Sungguh, mereka benar-benar sudah mengetahui
bahwa siapa yang membeli (menggunakan sihir) itu niscaya tidak akan mendapat
keuntungan di akhirat. Sungguh, buruk sekali perbuatan mereka yang menjual
dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui(-nya). (QS. Al-Baqarah[2]:102).
Dari Ibnu Abbas Radiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah Shallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اقْتَبَسَ
عِلْمًا مِنَ النُّجُومِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنْ سِحْرٍ مَا زَادَ زَادَ وَمَا
زَادَ زَادَ.
“Barang siapa mempelajari sebagian dari ilmu nujum, berarti dia
telah mempelajari sebagian dari ilmu sihir; semakin bertambah (ilmu yang dia
pelajari), semakin bertambah pula (dosanya).” (HR. Ahmad
2840, Abu Dawud 3905, Ibnu Majah 3726 dishahihkan
Syaikh al-Albani di di dalam as-Shahihah 793).
6.
Tanda-tanda
pelaku sihir.
1) Menampakkan
kekufuran kepada Allah ta’ala, seperti pembakaran dupa, kemenyan, bunga, gambar
makhluk bernyawa atau patung yang dipuja.
2) Meminta
syarat-syarat yang tak bisa di nalar tidak pula dibenarkan syari’at, seperti
minta bunga 3 macam, ayam hitam mulus, mandi bunga, tengah malam.
3) Menanyakan
sesuatu yang tak ada kaitannya dengan penyakit pasien, seperti kelahiran suami,
istri, pakaia, foto, rambut dan lain-lain.
4) Melakukan
ritual penyembuhan tidak mau ditemani dan ditempat sepi, seperti ditengah
malam, di kebun, disumur, dikamar sendirian.
5) Melakukan
ritual penyembuhan dengan melakukan perbuatan tidak senonoh, seperti suruh
membuka baju, mencabuli, menggauli dan lain-alain.
6) Menggunakan
jimat-jimat, seperti menggoyangkan kerisnya, batu menyerupai manusia, patung
ular, patung perwayangan dan lain-lain.
7) Memanggil-manggil
jin (kadamnya) untuk disuruh.
8) Melakukan
tawsul dan meminta-minta kepada orang yang telah mati, Ya syaikh Fulan…. Aku memohon kepadamu agar
kau mintakan kepada Allah…
9) Menggunakan
rapalan doa yang tidak bisa di mengerti dan bukan dari Al-Qur’an dan Sunnah.
10)
Menggunakan kata-kata keras, kaku, kasar, dan
kejam, seperti, sakiti dia, bunuhlah
dia, jangan biarkan hidup.
11)
Memerintahkan pasien untuk menanam benda-benda
yang telah dirajai ditempat usahanya, atau di tempat saingannya.
12)
Membuat miniatur manusia yang akan disakiti
kemudian menusuk-nusuk dengan paku, jarum dan selainnya.
13)
Menunjukan keanehan pada benda, buah, telur dan
lain-lain, karena terkadang diisi oleh sidukun berbagai benda yang kemudian
ditunjukkan kepada pasien.
14)
Menuliskan rajah-rajah di kain mori, kulit,
maupun kertas, kemusian disuruh menyimpan.
15)
Memerintahkan untuk mengambil tanah kuburan dan
membuangnya ditempat saingan dagangnya dan lain-lain.
7. Membentengi dan menghilangkan sihir.
Sebagaimana di dalam
Al-Qur’an surat Al-Baqarah[2]:102) dukun dan sihir tidaklah mampu menyakiti
seseorang kecuali atas ijin Allah ta’ala.
وَمَا
هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ
“Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya
kecuali dengan izin Allah” (QS. Al-Baqarah[2]:102).
Diantara
yang harus kita lakukan untuk selamat dari dukun dan sihir yaitu:
1) Berlindung
kepada Allah dari kejahatan sihir dan perdukunan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain, yaitu:
أَعُوذُ
بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ , وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“Aku berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung
dan dari pengaruh ‘ain yang buruk.” (HR.
Bukhari 3371).
2) Membaca
doa dzikir pagi dan petang.
3) Memakan
kurma azwa 7 butir tiap pagi.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ
عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ.
“ Barangsiapa di pagi hari memakan tujuh butir kurma ajwa, maka ia
tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu.”(HR. Bukhari 5779, Muslim
2047).
4) Membacakan
rumahnya dengan surat Al-Baqarah, karena syaitan lari dari rumah yang dibacakan
surat Al-Baqarah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ
مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ
سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Jangan jadikan rumah-rumah kalian sebagai
kuburan. Sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang dibacakan surat
Al-Baqarah di dalamnya.”(HR. Muslim 780, Tirmidzi 2877, Ahmad 8424).
5) Menjauhkan
gambar-gambar dan patung bernyawa dirumah.
Dari Abu Thalhah radhiallahu’anhu,
bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ
بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا صُورَةٌ
“Malaikat tidak masuk ke rumah
yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar makhluk bernyawa” (HR. Bukhari
3225, Muslim 2106).
6) Dirukyah
dengan bacaan Al-Qur’an dan do’a.
7) Tidak
mempraktekan dirumah untuk memanggil jin maupun syaitan.
8) Tidak
melakukan sesajen dirumah, apa yang bisa mengundang jin.
9) Tidak
melakukan ritual sihir karena bisa mengundang balasan.
10)
Membakar benda yang dicurigai dipakai
untuk sarana sihir, seperti buhul-buhul (tali yang dililit-lilit).
Demikianlah semoga
bermanfaat.
-----000-----
Sragen 02-12-2025
Abu Ibrahim, Junaedi
Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar