Bahaya
dan keburukan yang di timbulkan oleh kesyirikan diantaranya:
1. Apa bila
mati dalam keadaan musyrik pelakunya akan kekal di dalam neraka.
إِنَّ اللَّهَ لَا
يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.(QS. An Nisaa[4]:48).
مَنْ مَاتَ يُشْرِكُ
بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ وَقُلْتُ أَنَا وَمَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ
بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّة.
“Barang siapa mati dalam
keadaan menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam neraka, barang siapa mati
tidak menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam syurga.” (HR. Bukhari 4227
Muslim 92)
2. Menghapuskan
pahala amal kebaikan seseorang.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ
إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ
عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
“Dan Sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Az Zumar[39]:65).
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا
كَانُوا يَعْمَلُونَ.
“Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang Telah mereka
kerjakan.” (QS Al An’am[6]:88).
3. Kemusyrikan
sumber petaka di dunia ini.
Sebagaimana disebutkan
bahwa umat-umat terdahulu mereka di hancurkan karena mereka menyukutukan dengan
Allah ta’ala, demikian pula berbagai bencana saat ini terjadi tidak
lain karena manusia banyak menyekutukan Allah.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.
“Jikalau penduduk kota-kota
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al A’raf[7]:97).
وَقَالُوا
اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا. لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا. تَكَادُ السَّمٰوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ
وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا.
أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمٰنِ وَلَدًا.
“Mereka berkata, ‘Yang Maha
Pengasih mengambil seorang anak.’ Sungguh kalian telah membawa sesuatu yang
sangat mungkar. Hampir saja langit pecah karena ucapan itu, bumi terbelah, dan
gunung-gunung runtuh berkeping-keping, karena mereka menganggap bahwa Yang Maha
Pengasih mempunyai anak.” (QS. Maryam [19]: 88-92).
Dari Abu Hurairah
radiallahu ‘anhu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ قَالُوا:
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ, وَالسِّحْرُ, وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ, وَأَكْلُ الرِّبَا, وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ, وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ, وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ.
“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan.
Mereka (sahabat) berkata: “Wahai Rasulullah apakah tujuh perkara yang
membinasakan itu?” Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa
yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan
riba’, lari dari medan perang (jihad), menuduh berzina wanita baik-baik lagi
beriman serta tidak tahu menahu (dengan zina tersebut).” (HR. Bukhari 2766
Muslim 86).
Umat-umat dahulu dibinasakan karena kesyirikan ini, begitu pula
kondisi sekarang ini selain maksiat yang lain.
Kisah kaum Saba’
Allah ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي
مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ
رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ . فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ
سَيْلَ الْعَرِمِ .
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda
(kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu: dua buah kebun di sebelah
kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan), ‘Makanlah olehmu dari
rezki yang (dianugerahkan) Rabbmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya!’ (Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun. Tetapi
mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar.” (QS. Saba’[34]:15-17).
Ibnu Katsir
berkata: “Kemudian datanglah kepada kaum Saba' para rasul yang menyuruh mereka
mengesakan Allah ta'ala. Mereka menaati perintah itu (sehingga Allah berikan
nikmat yang berlimpah terbut) hingga waktu yang dikehendaki Allah. Kemudian
mereka berpaling dari perintah rasul. Karena itu, mereka pun disiksa dengan
mengirimkan banjir besar. (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Saba’ [34]:15-17).
4. Orang
yang menyekutukan Allah adalah seburuk-buruk mahluk di sisi Allah.
إِنَّ الَّذِينَ
كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ
فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ.
“Sesungguhnya orang-orang
yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka
Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS.
Al Bayyinah[98]:6).
5. Memutuskan
dan menghentikan aktifitas yang seharusnya berjalan di sebabkan
kemusyrikan.
Sebagaimana kita ketahui
orang musyrik tidak boleh di nikahi, tidak boleh di shalatkan, tidak mewariskan
atau menerima waris, tidak halal sembelihannya, dapat memutuskan hubungan suami
istri, begitu pula banyak aktivitas berhenti seperti pambangunan,
rencana pernikahan, bepergian hanya karena harinya di anggap sial atau bulan
yang diyakini keramat.
وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى
يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ
وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ
مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ
يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ.
“Dan janganlah kamu
menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita
budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.” (QS Al Baqarah [2]: 221).
Allah ta’ala menafikan
anggapan sial muncul karena apa yang diyakini oleh orang-orang musyrik
tersebut.
قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ
لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ . قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ
أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ.
Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami bernasib malang Karena kamu, Sesungguhnya jika kamu
tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti
akan mendapat siksa yang pedih dari kami". Utusan-utusan itu berkata:
"Kemalangan kamu adalah Karena kamu sendiri. apakah jika kamu diberi
peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui
batas". (QS. Yaasiin[36]18-19).
Sebenarnya berhala-berhala
yang mereka sembah, keyakinan yang mereka buat-buat sama sekali tidak
membahayakan mereka sebagaimana hal itu telah di buktikan nabi Ibrahim ‘alaihi
sallam.
وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا
تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ
سُلْطَانًا فَأَيُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالْأَمْنِ إِنْ كُنْتُمْ
تَعْلَمُونَ.
”Dan bagaimana mungkin aku
takut kepada sesembahan yang kalian persekutukan (dengan Allah), padahal kamu
tidak takut mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak
pernah menurunkan hujjah (keterangan).” (QS Al-An’am[6]: 81).
وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ
أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ .فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ
لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ . قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ
لَمِنَ الظَّالِمِينَ . قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ . قَالُوا فَأْتُوا بِهِ عَلَى
أَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ . قَالُوا أَأَنْتَ فَعَلْتَ
هَذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ . قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ
إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ . فَرَجَعُوا إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَقَالُوا
إِنَّكُمْ أَنْتُمُ الظَّالِمُونَ . ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُءُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ
مَا هَؤُلَاءِ يَنْطِقُونَ. قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا
يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ . أُفٍّ لَكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ
أَفَلَا تَعْقِلُونَ . قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ
فَاعِلِينَ . قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ.
“Demi Allah, Sesungguhnya
Aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi
meninggalkannya.” Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu
hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang
lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah
yang melakukan perbuatan Ini terhadap tuhan-tuhan kami, Sesungguhnya dia
termasuk orang-orang yang zalim.” Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang
pemuda yang mencela berhala-berhala Ini yang bernama Ibrahim.” Mereka berkata:
“Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar
mereka menyaksikan.” Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan
Ini terhadap tuhan-tuhan kami, Hai Ibrahim?” Ibrahim menjawab: “Sebenarnya
patung yang besar Itulah yang melakukannya, Maka tanyakanlah kepada berhala
itu, jika mereka dapat berbicara.” Maka mereka Telah kembali kepada kesadaran
dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang
menganiaya (diri sendiri).” Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu
berkata): ”Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) Telah mengetahui bahwa
berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” Ibrahim berkata: “Maka mengapakah
kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun
dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?” “. Ah (celakalah)
kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?”
Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar
hendak bertinda.” Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS Al Anbiyaa[21]: 57-69).
Ini menunjukkan apa yang di
puja selain Allah ta’ala sama sekali tidak mampu membela dirinya dan juga tidak
bisa membalas ketika di hancurkan atau di hinakan, hal semakna juga di lakukan
oleh Khalid bin Walid ketika menghancurkan ‘uzza yang di agungkan orang kafir
Qurayis dan juga sa’ad bin Ziyad Al Asyihali terhadap berhala Munat,
yang terletak di Al Musyalal, Qudaid.
Dari Abu Al-Thufail, beliau
bercerita:
لمَاَّ فَتَحَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَ سَلَمَّ مَكَّةَ بَعَثَ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيْدِ إِلَى نخَلْةَ
ٍوَكَانَتْ بِهَا الْعُزَّى فَأَتَاهَا خَالِدٌ وَكَانَتْ عَلَى ثَلَاثِ سَمُرَاتٍ
فَقَطَعَ السَّمُرَاتِ وَهَدَمَ الْبَيْتَ الَّذِي كَانَ عَلَيْهَا ثُمَّ أَتَى
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ ارْجِعْ
فَإِنَّكَ لَمْ تَصْنَعْ شَيْئًا فَرَجَعَ خَالِدٌ فَلَمَّا أَبْصَرَتْ بِهِ
السدنة وَهُمْ حجبتها أَمْعَنُوْا فِي الْجَبَلِ وَهُمْ يَقُوْلُوْنَ يَا عُزَّى
فَأَتَاهَا خَالِدٌ فَإِذَا هِيَ امْرَأَةٌ عُرْيَانَةٌ ناَشِرَةُ شَعْرِهَا
تَحْتَفِنُ التُّرَابَ عَلَى رَأْسِهَا فَعَمَمَهَا بِالسَّيْفِ حَتَّى قَتَلَهَا
ثُمَّ رَجَعَ إِلَى النَّبِيِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ
فَقَالَ تِلْكَ العُزَّى.
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menaklukkan kota Mekah, beliau mengutus Khalid bin al Walid ke daerah
Nakhlah, tempat keberadaan berhala ‘Uzza. Akhirnya Khalid mendatangi ‘Uzza, dan
ternyata ‘Uzza adalah tiga buah pohon Samurah. Khalid pun lantas menebang
ketiga buah pohon tersebut. Ketiga buah pohon tersebut terletak di dalam sebuah
rumah. Khalid pun menghancurkan bangunan rumah tersebut. Setelah itu Khalid
menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan melaporkan apa yang telah dia
kerjakan. Komentar Nabi, ‘Kembalilah karena engkau belum berbuat apa-apa.’
Akhirnya kembali. Tatkala para juru kunci ‘Uzza melihat kedatangan Khalid,
mereka menatap ke arah gunung yang ada di dekat lokasi sambil berteriak, “Wahai
‘Uzza. Wahai ‘Uzza.” Khalid akhirnya mendatangi puncak gunung, ternyata ‘Uzza
itu berbentuk perempuan telanjang yang mengurai rambutnya. Dia ketika itu
sedang menuangkan debu ke atas kepalanya dengan menggunakan kedua telapak
tangannya. Khalid pun menyabetkan pedang ke arah jin perempuan ‘Uzza sehingga
berhasil membunuhnya. Setelah itu Khalid kembali menemui Nabi dan melaporkan
apa yang telah dia kerjakan. Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Nah,
itu baru ‘Uzza.” HR. An-Nasa’i, Sunan Kubro , jilid 6 /11547 ini juga di
sebutkan di “Ar-Rahiqul Makhtum” Syaikh Shafiyurrahman
al-Mubarakfuri.
6. Membuang
harta secara sia-sia (Tabdir).
Perbuatan tabdir salah satu
perbuatan yang amat disukai oleh syaitan.
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ
الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ.
“Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isra’[17]: 26-27).
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas
mengatakan:
التَّبْذِيرُ: الْإِنْفَاقُ فِي غَيْرِ حَقٍّ.
وَكَذَا قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ.
وَقَالَ مُجَاهِدٌ: لَوْ أَنْفَقَ إِنْسَانٌ
مَالَهُ كُلَّهُ فِي الْحَقِّ لَمْ يَكُنْ مُبَذِّرًا, وَلَوْ أَنْفَقَ مُدًّا فِي غَيْرِ حَقِّهِ كَانَ تَبْذِيرًا. وَقَالَ قَتَادَةُ: التَّبْذِيرُ: النَّفَقَةُ . فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ تَعَالَى, وَفِي غَيْرِ الْحَقِّ وَفِي الْفَسَادِ.
“Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan
sesuatu bukan pada jalan yang benar.”
Mujahid mengatakan,
“Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu
bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja
(ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir
(pemborosan).”
Qatadah mengatakan, “Yang
namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat
pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.” (Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim, QS Al Isra’[17]:26-27).
7. Ketakutan
di dalam hatinya sehingga melemahkan jiwa dan raga.
Pelaku kemusyrikan akan
senantiasa di hantui rasa cemas, kekuatiran, dan ketakutan.
Allah ta’ala menyebutkan di
dalam firmanNya:
سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا
الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا
وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ.
“Akan Kami masukkan ke
dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka menyekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu.
Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal
orang-orang yang zalim.” (QS. Ali Imran[3]: 151).
Ketakutan seperti takut kematian, musibah, melanggar aturan yang di buat nenek
moyang atau berbagai macam gangguan yang di sebabkan manusia ataupun jin,
seperti lupa tidak membawa zimat, merasa kurang di dalam memberikan sesaji, dan
lain-lain, rasa ketakutan inilah yang akan selalu memenuhi pikiran orang-orang
musyrik, sehingga sanggat menyiksa di dalam hidupnya, begitu pula
rasa takut terhadap musuh-musuhnya, sebagaimana hal ini terjadi
kepada kaum musyrikin pada waktu perang Badar, melihat jumlah kaum muslimin
seakan-akan berlipat ganda.
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ
فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى
كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ
بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ.
“Sesungguhnya telah ada
tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan
berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata
kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah
menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”
(QS. Al Imran [3]:13).
8. Menimbulkankan
perpecahan bagi manusia.
Kemusyrikan sumber
perpecahan bagi manusia, karena setiap orang akan mengikuti hawa
nafsunya.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا
دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ.
“Janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang
memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS.
Arrum[30]:31).
9. Kemusyrikan
sangat merendahkan akal dan kedudukan manusia.
Allah ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ
جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ.
“Dia-lah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan)
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala
sesuatu.” (QS Al Baqarah[2]:29).
Manusia di beri kedudukan
tinggi untuk memberdayakan alam ini termasuk binatang-binatang yang ada agar di
manfaatkan bukan sebaliknya menyembah dan mengagungkannya.
10.
Pelaku kemusyrikan telah tersesat
sejauh-jauhnya.
Pelaku kemusyrikan akan
disesatkan Allah dengan kesesatan yang jauh, mereka senantiasa di hadapkan
dengan kebingungan, karena tidak memiliki sandaran yang kuat, dari situlah
syaitan akan membisikan berbagai macam rayuan dan tipuan untuk
menyengsarakannya.
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلَالًا بَعِيدًا.
“Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisa’[4]: 116).
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ
نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ. وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ
عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ.
“Barangsiapa yang berpaling
dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan
(yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya. Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi
mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat
petunjuk.” (QS. Az-Zukhruf[43]: 37).
Inilah diantara bahaya kemusyrikan yang mengancam pelakunya di dunia dan
akhirat, meskipun demikian Allah mengampuni semua dosa seandainya manusia
sebenar-benar bertaubat kepada Allah, baik itu dosa syirik maupun
dosa besar lainnya.
Allah ta’ala berfirman:
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى
أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم.
Katakanlah: ”Hai
hamba-hamba-Ku yang meĀlampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu terputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS
Az-Zumar[39]:53).
Demikianlah semoga Allah
menjauhkan kita dari kesyirikan. Aamiin.
-----000-----
Sragen 18-11-2025.
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar