Jumat, 25 Oktober 2024

BAB 2 HAQ RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM.


BAB 2

HAQ RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM.

Rasululla shallallahu’alaihi wa sallam adalah adalah orang yang Allah pilih untuk menyampaikan syari’at kepada seluruh manusia, oleh karena itu beliau memiliki haq yang sangat besar.

Diantara haq beliau yang harus ditunaikan adalah:

1.   Mencintainya setelah mencintai Allah melebihi siapapun.

Allah ta’ala berfirman:

 Surah At-Taubah Ayat 24

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ.

"Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, pasangan-pasanganmu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, serta tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya, tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.' Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik,"(QS. At-Taubah [9]: 24).

اَلنَّبِيُّ اَوْلٰى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ اَنْفُسِهِمْ

“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri“. (QS. Al-Ahzab[33]:6).

"Dari Anas, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ.

“Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman, menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka." (HR. Bukhari 16, Muslim 43).

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ.

“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.“ ( HR. Bukhari 15, Muslim 45, Ahmad 12814).

2.   Makna yang terkandung dalam syahadat.

Adapun makna seseorang bersyahadat, “anna Muhammad Rasulullah” yaitu: mengakui dengan lisan dan meyakini secara lahir dan batin bahwa Muhammad bin ‘Abdullah Al-Qurasyi Al-Hasyimi
(utusan) Allah ‘Azza Wajalla kepada seluruh makhluk, baik dari golongan jin maupun manusia. (Syarah Tsalatsatil Ushul, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin).

Allah ta’ala berfirman:

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ.

Katakanlah, (wahai Nabi) "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf[7]:158).

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ.

"Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya[21]:107).  

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ.

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba’[34]:28).

وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً.

"Bahwasanya nabi itu diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada seluruh umat manusia." (HR. Bukhari 335, Muslim 521, Ahmad 14264).

3.   Mengamalkan konsekuensinya.

Adapun konsekuensinya yaitu:

تَصْدِيقُهُ فِيمَا أَخْبَرَ.

1)  Membenarkan apa yang beliau beritakan.

طَاعَتُهُ فِيمَا أَمَرَ.

2)  Mentaati apa yang beliau perintahkan.

اجْتِنَابُ مَا نَهَى عَنْهُ وَزَجَرَ.

3)  Menjahui apa yang dicegah beliau dan dilarang.

وَأَنْ لاَ يُعْبَدَ اللهُ إِلاَّ بِمَا شَرَعَ.

4)  Dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang beliau syariatkan.

(Syarah Tsalatsatil Ushul, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, kitab Tauhid Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan).

Adapun penjelasan dan dalil-dalil konsekuensi syahadat Rasul di atas yaitu:

1)  Dalil perintah agar membenarkan dan beriman kepada Rasulullah.

Allah ta’ala berfirman:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ.

''Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.'' (QS Al-Ahzab [33]: 40).

فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ.

“Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nnya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya), dan ikutilah dia supaya kalian mendapat petunjuk. (QS. Al-A’raf[7]:158).

2)  Dalil tentang wajibnya ta’at kepada Rasulullah.

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا .

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-nisa [4]: 59).

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS.An-Nisa[4]:65).

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, ‘Kami mendengar dan kami patuh.’ Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS An-Nur [24]: 51).

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ.

“Barang siapa mentaati Rasul (Muhammad) sesungguhnya dia telah mentaati Allah.” (QS. An-Nisa[4]:80).

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

”Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab[33]:71).

3)  Dalil wajibnya menjahui apa yang dilarang Rasulullah.

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا.

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS. Al Hasyr [59]: 7).

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ.

“Apa yang telah kularang kalian darinya, maka jauhilah. Dan apa yang kuperintah kepada kalian, maka laksanakanlah semampu kalian.” (HR. Bukhari 7288. Muslim 1337).

إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ.

“Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan, sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan.”(QS. Al-Mujadilah[58]: ayat 5).

4)  Dalil wajibnya beribadah harus dengan tuntunan Rasulullah.

Allah ta’ala berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ.

Katakanlah “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS. Ali-Imran[3]:31).

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ.

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy Syura[42]:21).

Allah ta’ala juga mengancam orang-orang yang menyelisihi Rasul-Nya.

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.

“Hendaknya takutlah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya bahwa mereka akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih.” (QS. An-Nur [24]: 63).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ  رَدٌّ .مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.

“Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan (berasal) darinya, maka dia tertolak.”  “Barangsiapa mengerjakan sesuatu amal yg tidak ada contohnya dari urusan kami maka ia tertolak.(HR. Bukhari 2697 Muslim 1718).

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى.

“Setiap umatku akan masuk ke dalam surga kecuali yang enggan. Mereka para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan?” Beliau berkata, “Barangsiapa mentaatiku dia masuk ke dalam surga, dan barangsiapa bermaksiat padaku maka dia telah enggan.” (HR. Bukhari 7280, Ahmad 8714).

4.   Memahami rukun syahadat Muhammad Rasullullah.

Rukun syahadat Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ada dua:

1)   ‘Abduhu. Meyakini bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba Allah. Rukun ini menafikan sifat ifrath (berlebih-lebihan) terhadap Beliau.

2)   Wa Rasuluhu. Meyakini bahwa Rasulullah shallallahu a’laihi wa sallam adalah orang yang benar-benar diutus Allah ta’ala. Rukun ini menafikan sifat tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Kitab tauhid, Syaikh Dr. Shalih Bin Fauzan al-Fauzan).

Penjelasan syarat syahadat Rasul di atas sebagai berikut :

Hendaknya meyakini bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Beliau adalah hamba dan RasulNya. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini.

1)  Hamba Allah yang muliakan.

Beliau hamba Allah yang sangat mulia, akan tetapi beliau juga manusia biasa dan berlaku sifat-sifat kemanusiaan sebagaimana manusia lainnya. Hanya saja Rasulullah maksum (terjaga dan dibimbing Allah ta’ala).

Allah ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ.

"Katakanlah, Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah satu.." (QS. Al-Kahfi [18]: 110).

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ.

“Katakanlah (wahai Muhammad), ’Aku tidak kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula kuasa menolak kemadharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan andaikata aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemadharatan.” (QS Al-A’raf[7]: 188

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ.

"Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya." (QS. Al-Isra[17]: 1).

Beberapa kali Rasulullah juga pernah lupa di dalam shalat, Rasulullah juga pernah mengajak umul mukminin  Aisyah radhiyallahu’anha bepergian dan tertinggal dari sekedupnya, sementara Rasulullah tidak mengetahui.

Semua ini menunjukkan Rasulullah tidak mengetahui perkara gaib kecuali saat diberi tahu oleh Allah ta’ala. Oleh karena itu beliau tidak memiliki sifat ketuhanan sebagaimana angapan sebagian orang.

2)  Beliau Rasulullah (utusan Allah).

Beliau adalah Rasulullah, manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah ta’ala, rasul artinya, orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah sebagai basyir (pemberi kabar gembira) dan nadzir (pemberi peringatan), tidak boleh direndahkan dan wajib di taati.

Allah ta’ala berfirman:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ.

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) “ (QS. An-Najm[53]:3-4).

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ.              

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah..” (QS.An-Nisa[4]:64).

قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ.

Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” janganlah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman… (At Taubah[9]: 65-66).

5.   Membela Rasulullah

Pembelaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khususnya dari pihak yang ingin mendiskreditkan, memfitnah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.

Pembelaan beliau di waktu masih hidup yaitu dengan turut berjihad bersama beliau, adapun setelah meninggal Pembelaan kepada beliau dengan menjaga sunnah-sunnahnya dari orang-orang yang menyimpang.

Karena pembelaan kepada beliau berarti juga pembelaan kepada kebenaran dan keberlangsungan ajaran Islam. Allah selalu membela Nabi, dengan menurunkan mukzijat, memberikan kemampuan berdebat, bahkan dengan menurunkan para malaikat kepada beliau.

 Allah ta’ala berfirman:

تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ.

“(Yaitu) Kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya.” (QS. Ash-Shaf[61]:11).

Demikianlah semoga bermanfaat.

-----000-----

Sragen 26-10-2024

Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB 10 HAK TETANGGA

  BAB 10 HAK TETANGGA Tetangga adalah orang yang dekat dengan kita, baik di depan, belakang, kanan ataupun kiri dari rumah kita menurut ...