BAB 2
MACAM-MACAM
TAUHID DAN FAEDAHNYA
SOAL 6
TUJUAN
DIUTUSNYA PARA RASUL
س ٦ - لِمَاذَا أَرْسَلَ اللَّهُ الرُّسُلَ ؟
Soal: Apa
tujuan Allah mengutus para rasul?
ج ٦ - أَرْسَلَهُمْ لِلدَّعْوَةِ إِلَى عِبَادَتِهِ
، وَنَفْيِ الشِّرْكِ عَنْهُ .
Jawab: Tujuan Allah mengutus para rasul adalah agar menyeru
mereka untuk beribadah kepada-Nya dan membersihkan dari segala bentuk
kesyirikan kepada Allah.
قَالَ تَعَالَى:
Allah ta’ala
berfirman:
}وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُوْلاً أَنِ اعْبُدُوا وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْنَ} سورة
النَّحْلِ : ٣٦
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut." (QS.
An-Nahl[16]:36).
)الطَّاغُوتُ
: الشَّيْطَانُ الدَّاعِي إِلَى عِبَادَةِ غَيْرِ اللَّهِ(
Thaghut
adalah setan yang menyeru menuju peribadatan kepada selain Allah.
وَقَالَ ﷺ:
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda:
(وَالْأَنْبِيَاءَ
إِخْوَةٌ ... وَدِيْنَهُمْ وَاحِدٌ) متفق علـى
"Para
nabi adalah bersaudara ... dan agama mereka adalah satu." (Hadits
Muttafaqun 'Alaihi).
-----000-----
Penjelasan:
1.
Pengertian nabi dan rasul.
Menurut bahasa “nabi” berasal dari kata naba-a yang artinya
mengabarkan.
Sedangkan menurut istilah, “nabi” adalah seorang laki-laki
yang diberi kabar (wahyu) oleh Allah ta’ala untuk meneruskan syariat rasul
sebelumnya.
Adapun “rasul” secara bahasa artinya orang yang diutus untuk
menyampaikan sesuatu. Sedangkan makna “rasul” secara istilah adalah setiap
manusia yang diberi wahyu berupa syariat tertentu dan diperintahkan untuk
disampaikan. (Lihat Syarh Ushul Iman, Syaikh
Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin).
2.
Nabi dan rasul ada yang diutus khusus
kepada kaumnya ada pula kepada seluruh manusia.
Seperti nabi Musa dan nabi Isa, mereka diutus hanya kepada
bani Isra’il.
Allah ta’ala berfirman:
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ.
Dan (ingatlah) ketika
Isa putra Maryam berkata, "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu.” (QS. As-Shaf[61]:6).
Adapun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada
seluruh manusia.
Allah ta’ala berfirman:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي
رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ.
Katakanlah, "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi.”
(QS. Al-A’raf[7]:158).
Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي المَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي، وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً
"Aku
diberi lima keistimewaan yang tidak diberikan kepada satu nabi pun sebelumku, aku
diberi kemenangan dengan rasa gentar musuh sejauh perjalanan satu bulan, bumi
dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan alat bersuci; maka siapa saja dari
umatku yang mendapati waktu salat, hendaknya ia melaksanakan salat, dihalalkan
untukku harta rampasan perang, sementara hal itu tidak dihalalkan untuk siapa
pun sebelumku, aku juga diberi syafaat dan bahwasanya nabi itu diutus khusus
kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada seluruh umat manusia." (HR.
Bukhari 335, Muslim 521, Ahmad 14264).
3. Mengetahui
tujuan diutusnya para nabi dan rasul.
Adapun tujuan para nabi dan rasul diantara mereka:
1) Menyampaikan risalah.
Allah ta’ala
berfirman:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا
أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ
“Wahai Rasul
sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabmu.” (QS. AL-Maaidah[5]:67).
2) Mengajak
kepada tauhid dan melarang kesyirikan.
Allah ta’ala
berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُوْلاً
أَنِ اعْبُدُوا وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوْنَ.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut."
(QS. An-Nahl[16]:36).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلَّاتٍ،
وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ، فَلَيْسَ بَيْنَنَا نَبِيٌّ.
“Para Nabi itu adalah
saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama mereka satu.”
(HR. Muslim 2365, Ahmad 8258).
Imam
Nawawi berkata:
جُمْهُورُ الْعُلَمَاءِ
مَعْنَى الْحَدِيثِ أَصْلُ إِيمَانِهِمْ وَاحِدٌ وَشَرَائِعُهُمْ مُخْتَلِفَةٌ
فَإِنَّهُمْ مُتَّفِقُونَ فِي أُصُولِ التَّوْحِيدِ.
Jumhur ulama memaknai hadits
ini, “Pokok keimanan mereka satu meskipun syari’at mereka berbeda-beda, mereka bersepakat
di dalam usul (pokok) yaitu tauhid.” (Syarah Imam Nawawi atas Muslim 2365).
3) Untuk
menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada nabi dan Rasul-Nya.
Allah ta’ala berfirman:
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا
بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ
النَّاسُ بِالْقِسْطِ.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS. Al Hadid
[57]: 25).
Al-Baiyyinah Yakni mukjizat-mukjizat,
alasan-alasan yang memukau, dan dalil-dalil yang pasti. (Tafsir Ibnu Katsir,
QS. Al-Hadid[57]:25).
4) Memberi kabar
gembira dan peringatan.
Allah ta’ala berfirman:
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً
فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ.
“Dahulu manusia itu satu umat, lalu
Allah mengutus para nabi menjadi pemberi kabar gembira dan peringantan.” (QS.
Al-Baqarah[2]: 213).
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ.
“Sesungguhnya tidaklah Kami
mengutus para rasul kecuali sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan.” (QS. Al-Kahfi[18]: 56)
5) Menjadi hujah
bagi manusia, agar tidak ada alasan pada hari kiamat.
Allah ta’ala berfirman:
رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ
يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةٌ بَعْدَ
الرُّسُلِ.
“Mereka para rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah
diutusnya rasul-rasul itu.” (QS. An Nisaa [4]: 165).
6) Membersihkan
kaumnya dari akhlaq dan perbuatan-perbuatan yang rendah.
Allah ta’ala
berfirman:
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا
مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ.
“Sebagaimana
(Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu
Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu..” (QS. Al-Baqarah[2]:151).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ مَكاَرِمَ
اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk menyempurnakan
akhlak.” (HR. Bukhari di dalam Adabul Mufrad 273, dishahihkan syaikh al-Albani
dalam Silsilah As-Shahihah 45).
7) Mengajarkan Al-Kitab
dan Al-Hikmah.
Allah ta’ala
berfirman:
وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ.
“Dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah[2]:151).
8)
Membenarkan kitab sebelumnya, memberi kabar datangnya rasul
sesudahnya.
Allah ta’ala berfirman:
مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ
التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ.
(Dan (ingatlah) ketika
Isa putra Maryam berkata), … membenarkan kitab (yang
turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira
dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad).” (QS. As-Shaf[61]:6).
9) Menjadi teladan
bagi manusisa.
Allah ta’ala berfirman:
قُلْ لَوْ كَانَ فِي الْأَرْضِ
مَلَائِكَةٌ يَمْشُونَ مُطْمَئِنِّينَ لَنَزَّلْنَا عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ
مَلَكًا رَسُولًا.
Katakanlah: "Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang
berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit
kepada mereka seorang malaikat menjadi rasul." (QS. Al-A’raf[7]:95).
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا.
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab[33]:21).
10)
Menjadi saksi bagi umatnya.
Allah ta’ala berfirman:
وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ
شَهِيدًا.
“Dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu.” (QS. Al-Baqarah[2]:143).
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ
أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا.
“Maka
bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seorang saksi
(rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi
atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS. AN-Nisa’[4]:41).
11)
Untuk menjadi
hakim yang ditaati di antara manusia.
Allah ta’ala
berfirman:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ
حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي
أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
“Maka demi Tuhanmu,
mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim
dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.” (QS.An-Nisa[4]:65).
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ
الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ
أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.
"Sesungguhnya
jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, ‘Kami mendengar
dan kami patuh.’ Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS An-Nur [24]: 51).
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ
إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ.
“Dan Kami tidak
mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah..”
(QS.An-Nisa[4]:64).
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ
أَطَاعَ اللَّهَ.
“Barang siapa mentaati Rasul (Muhammad)
sesungguhnya dia telah mentaati Allah.” (QS. An-Nisa[4]:80).
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
”Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab[33]:71).
12) Agar menjadi rahmat bagi alam semesta.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ
إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ.
"Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad), melainkan
untuk menjadi rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya[21]:107).
4.
Banyaknya para nabi dan rasul yang diutus Allah ta’ala.
Abu Dzar bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Berapa jumlah persis para nabi.” Beliau menjawab:
مِائَةُ
أَلْفٍ وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ ثَلَاثُ مِائَةٍ
وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا.
“Jumlah para nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah rasul.
Banyak sekali.” (HR. Ahmad 22288,
sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Al-Misykah 5737).
5.
Para nabi dan rasul ada yang disebutkan Allah
ada juga yang tidak.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ
قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ.
“Dan Sesungguhnya Telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu,
di antara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada
(pula) yang tidak kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir [40]: 78).
Ini menunjukkan betapa Allah
sangat sayang kepada hamba-hambanya.
Demikianlah semoga bermanfaat. Aamiin.
-----000-----
Sragen 24-09-2024
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar