Senin, 23 September 2024

MACAM-MACAM TAUHID DAN FAEDAHNYA. TUJUAN DIUTUSNYA PARA RASUL HUD 6

 

BAB 2

MACAM-MACAM TAUHID DAN FAEDAHNYA

SOAL 6

TUJUAN DIUTUSNYA PARA RASUL

 

س ٦ - لِمَاذَا أَرْسَلَ اللَّهُ الرُّسُلَ ؟

Soal: Apa tujuan Allah mengutus para rasul?

ج ٦ - أَرْسَلَهُمْ لِلدَّعْوَةِ إِلَى عِبَادَتِهِ ، وَنَفْيِ الشِّرْكِ عَنْهُ .

Jawab: Tujuan Allah mengutus para rasul adalah agar menyeru mereka untuk beribadah kepada-Nya dan membersihkan dari segala bentuk kesyirikan kepada Allah.

قَالَ تَعَالَى:

Allah ta’ala berfirman:

}وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُوْلاً أَنِ اعْبُدُوا وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْنَ} سورة النَّحْلِ : ٣٦

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut." (QS. An-Nahl[16]:36).

)الطَّاغُوتُ : الشَّيْطَانُ الدَّاعِي إِلَى عِبَادَةِ غَيْرِ اللَّهِ(

Thaghut adalah setan yang menyeru menuju peribadatan kepada selain Allah.

وَقَالَ :

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

(وَالْأَنْبِيَاءَ إِخْوَةٌ ... وَدِيْنَهُمْ وَاحِدٌ) متفق علـى

"Para nabi adalah bersaudara ... dan agama mereka adalah satu." (Hadits Muttafaqun 'Alaihi).

 

-----000-----

 

Penjelasan:

1.   Pengertian nabi dan rasul.

Menurut bahasa “nabi” berasal dari kata naba-a yang artinya mengabarkan.

Sedangkan menurut istilah, “nabi” adalah seorang laki-laki yang diberi kabar (wahyu) oleh Allah ta’ala untuk meneruskan syariat rasul sebelumnya.

Adapun “rasul” secara bahasa artinya orang yang diutus untuk menyampaikan sesuatu. Sedangkan makna “rasul” secara istilah adalah setiap manusia yang diberi wahyu berupa syariat tertentu dan diperintahkan untuk disampaikan. (Lihat Syarh Ushul Iman, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin).

2.   Nabi dan rasul ada yang diutus khusus kepada kaumnya ada pula kepada seluruh manusia.

Seperti nabi Musa dan nabi Isa, mereka diutus hanya kepada bani Isra’il.

Allah ta’ala berfirman:

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ.

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu.” (QS. As-Shaf[61]:6).

Adapun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada seluruh manusia.

Allah ta’ala berfirman:

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ.

Katakanlah, "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf[7]:158).

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي المَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي، وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً


"Aku diberi lima keistimewaan yang tidak diberikan kepada satu nabi pun sebelumku, aku diberi kemenangan dengan rasa gentar musuh sejauh perjalanan satu bulan, bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan alat bersuci; maka siapa saja dari umatku yang mendapati waktu salat, hendaknya ia melaksanakan salat, dihalalkan untukku harta rampasan perang, sementara hal itu tidak dihalalkan untuk siapa pun sebelumku, aku juga diberi syafaat dan bahwasanya nabi itu diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada seluruh umat manusia." (HR. Bukhari 335, Muslim 521, Ahmad 14264).

3.   Mengetahui tujuan diutusnya para nabi dan rasul.

Adapun tujuan para nabi dan rasul diantara mereka:

1)  Menyampaikan risalah.

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ

“Wahai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabmu.” (QS. AL-Maaidah[5]:67).

2)  Mengajak kepada tauhid dan melarang kesyirikan.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُوْلاً أَنِ اعْبُدُوا وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْنَ.

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut." (QS. An-Nahl[16]:36).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلَّاتٍ، وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ، فَلَيْسَ بَيْنَنَا نَبِيٌّ.

“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama mereka satu.” (HR. Muslim 2365, Ahmad 8258).

Imam Nawawi berkata:

جُمْهُورُ الْعُلَمَاءِ مَعْنَى الْحَدِيثِ أَصْلُ إِيمَانِهِمْ وَاحِدٌ وَشَرَائِعُهُمْ مُخْتَلِفَةٌ فَإِنَّهُمْ مُتَّفِقُونَ فِي أُصُولِ التَّوْحِيدِ.

Jumhur ulama memaknai hadits ini, “Pokok keimanan mereka satu meskipun syari’at mereka berbeda-beda, mereka bersepakat di dalam usul (pokok) yaitu tauhid.” (Syarah Imam Nawawi atas Muslim 2365).

3)  Untuk menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada nabi dan Rasul-Nya.

Allah ta’ala berfirman:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ.

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS. Al Hadid [57]: 25).

Al-Baiyyinah Yakni mukjizat-mukjizat, alasan-alasan yang memukau, dan dalil-dalil yang pasti. (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Al-Hadid[57]:25).

4)  Memberi kabar gembira dan peringatan.

Allah ta’ala berfirman:

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ.

“Dahulu manusia itu satu umat, lalu Allah mengutus para nabi menjadi pemberi kabar gembira dan peringantan.” (QS. Al-Baqarah[2]: 213).

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ.

“Sesungguhnya tidaklah Kami mengutus para rasul kecuali sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan.” (QS. Al-Kahfi[18]: 56)

5)  Menjadi hujah bagi manusia, agar tidak ada alasan pada hari kiamat.

Allah ta’ala berfirman:

رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ.

Mereka para rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.” (QS. An Nisaa [4]: 165).

6)  Membersihkan kaumnya dari akhlaq dan perbuatan-perbuatan yang rendah.

Allah ta’ala berfirman:

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ.

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu..” (QS. Al-Baqarah[2]:151).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ مَكاَرِمَ اْلأَخْلاَقِ.

“Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Bukhari di dalam Adabul Mufrad 273, dishahihkan syaikh al-Albani dalam Silsilah As-Shahihah 45).

7)  Mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikmah.

Allah ta’ala berfirman:

وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ.

“Dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah[2]:151).

8)  Membenarkan kitab sebelumnya, memberi kabar datangnya rasul sesudahnya.

Allah ta’ala berfirman:

مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ.

(Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata), … membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (QS. As-Shaf[61]:6).

9)  Menjadi teladan bagi manusisa.

Allah ta’ala berfirman:

قُلْ لَوْ كَانَ فِي الْأَرْضِ مَلَائِكَةٌ يَمْشُونَ مُطْمَئِنِّينَ لَنَزَّلْنَا عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ مَلَكًا رَسُولًا.

Katakanlah: "Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka seorang malaikat menjadi rasul." (QS. Al-A’raf[7]:95).

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab[33]:21).

10)                    Menjadi saksi bagi umatnya.

Allah ta’ala berfirman:

وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا.

“Dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah[2]:143).

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا.

“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS. AN-Nisa’[4]:41).

11)                    Untuk menjadi hakim yang ditaati di antara manusia.

Allah ta’ala berfirman:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS.An-Nisa[4]:65).

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, ‘Kami mendengar dan kami patuh.’ Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS An-Nur [24]: 51).

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ.

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah..” (QS.An-Nisa[4]:64).

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ.

“Barang siapa mentaati Rasul (Muhammad) sesungguhnya dia telah mentaati Allah.” (QS. An-Nisa[4]:80).

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

”Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab[33]:71).

12)                    Agar menjadi rahmat bagi alam semesta.

Allah ta’ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ.

"Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya[21]:107).  

4.   Banyaknya para nabi dan rasul yang diutus Allah ta’ala.

Abu Dzar bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berapa jumlah persis para nabi.” Beliau menjawab:

مِائَةُ أَلْفٍ وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا.

Jumlah para nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah rasul. Banyak sekali.” (HR. Ahmad  22288, sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Al-Misykah 5737).

5.   Para nabi dan rasul ada yang disebutkan Allah ada juga yang tidak.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ.

“Dan Sesungguhnya Telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir [40]: 78).

Ini menunjukkan betapa Allah  sangat sayang kepada hamba-hambanya.

Demikianlah semoga bermanfaat. Aamiin.

 

-----000-----

Sragen 24-09-2024

Junaedi Abdullah.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB 10 HAK TETANGGA

  BAB 10 HAK TETANGGA Tetangga adalah orang yang dekat dengan kita, baik di depan, belakang, kanan ataupun kiri dari rumah kita menurut ...