Sabtu, 15 November 2025

MEMOHON PERLINDUNGAN AGAR DIJAUHKAN DARI 4 PERKARA.

 


MEMOHON PERLINDUNGAN AGAR DIJAUHKAN DARI 4 PERKARA.

 

Ada empat hal yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minta pada Allah untuk dijauhkan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا.

“Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah merasa puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim no. 2722).

Penjelasan:

1.   Ilmu yang tidak bermanfaat.

Ada beberapa bentuk ilmu itu tidak bermanfaat.

1)   Ilmu yang dipelajari seseorang namun tidak diamalkan

Allah ta’ala berfirman:

اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ.

“Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-Baqarah[2]:44).

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ.

“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Sangat besarlah kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaf [61]:2-3).

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِالرَّحَى فَيَطُوفُ بِهِ أَهْلُ النَّارِ فَيَقُولُونَ: يَا فُلَانُ مَا أَصَابَكَ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنِ الْمُنْكَرِ فَيَقُولُ: كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ.

“Seorang pria didatangkan pada hari kiamat lalu dilemparkan ke dalam Neraka. Isi perutnya terburai, dan ia berputar-putar di Neraka seperti keledai yang berkeliling pada batu penggiling gandum. Lalu ia dikerumuni oleh penghuni Neraka, mereka berkata: ‘Wahai Fulan, apa yang menimpamu? Bukankah kamu dahulu menyuruh kami berbuat baik dan mencegah kami dari berbuat keji?’ Ia menjawab: ‘Sesungguhnya aku dahulu menyuruh kalian berbuat baik, namun aku tidak melakukannya. Aku juga mencegah kalian dari berbuat keji, namun aku melakukannya.” (HR. Bukhari 3267, Baihaqi 20209).

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ وَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ وَيُحْرِقُ نَفْسَهُ

“perumpamaan orang yang mengajar kebaikan kepada manusia sednag ia melupakan dirinya, seperti lilin yang memberikan penerangan kepada manusia sedang ia membakar dirinya” (HR.  Tabrani1681, dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam Shahihu al-Jami’  5831).

2)   Mempelajarinya dengan maksud untuk berbangga di hadapan ulama dan mendebat orang bodoh.

لَا تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ وَلَا لِتُمَارُوا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلَا تَخَيَّرُوا بِهِ الْمَجَالِسَفَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارُ النَّارُ.

 

Barangsiapa yang menuntut ilmu dengan maksud untuk membanggakan diri di hadapan ulama atau untuk mendebat orang-orang  bodoh, atau agar dengan ilmunya tersebut semua manusia memberikan perhatian kepadanya, maka dia di neraka. (HR. Ibnu Majah 254, shahih Ibnu Hibban 77, dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam at-Tarhib wa at-Targhib 102).

3)   Bersombong dengan ilmunya

Allah ta’ala berfirman:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ.

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman[31]: 18).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ.

"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya, 'Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (HR. Muslim 91, Tirmidzi 1999, Ibnu Majah 59).

An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163).

4)   Ilmu-ilmu yang mengandung unsur kesyirikan seperti Ilmu sihir.

Allah ta’ala berfirman:

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ.

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).” (QS. Al-Baqarah[2]:102).

Hal ini mencakup, ilmu perdukunan, teluh, tenung, santet, gendam, hipnotis, pelet, pengasihan dan lain-lain.

5)   Ilmu-ilmu yang mengandung unsur kemaksiatan.

Seperti ilmu menipu, mencopet, mencuri, menggarong.

2.   Hati yang tidak khusyu'

Allah ta’ala berfirman:

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ

"Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan hanya kepada-Nya mereka kembali. (QS. Al-Baqarah[2]:45-46).

Ad-Dahhak mengatakan, makna firman-Nya, "Innaha lakabirah," ialah sesungguhnya hal tersebut benar-benar berat kecuali bagi orang-orang yang tunduk, patuh, taat kepada-Nya, takut kepada pembalasan-Nya, serta percaya kepada janji dan ancaman-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Al-Baqarah[2]:45-46).

Hati yang tidak khusyu' adalah hati yang kosong dari rasa takut kepada Allah, tidak terpengaruh oleh ayat-ayat-Nya, dan tidak merasa rendah diri di hadapan-Nya.

Oleh karena itu Allah berfirman:

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤا.

“Hanya saja yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah para ulama.” (QS. Fatir[35]:28).

Imam Ahmad berkata:

أصلُ العلمِ الخشيةُ اللّٰهَ

“Asal (hakikat) ilmu adalah rasa takut kepada Allah.” (Hilyah Thalibil Ilmi, Bakar bin Abdullah Abu Zaid hal 11)

3.   Jiwa yang tidak pernah merasa puas (selalu rakus).

Allah ta’ala berfirman:

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى.

"Sedangkan kalian lebih memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal". (QS. Al-A'la [87]: 16 – 17).

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى.

“Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang bertakwa". (QS. An-Nisa' [4]: 77).

Allah ta’ala berfirman:

قٰلَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا لَّوْ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.

“Dia (Allah) berfirman, “Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar jika kamu benar-benar mengetahui.” (QS. Al-Mukminun[23]:114).

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى.

“Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang bertakwa". (QS. An-Nisa' [4]: 77).

وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ  وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ  فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ.

“Demi Allah, tidaklah dunia ini bagi akhirat melainkan seperti jari tangan salah seorang dari kalian yang ini  -Yahya (perowi) mengisyaratkan dengan jari telunjuk- yang dicelupkan ke dalam air laut, maka lihatlah air yang kembali.” (HR. Muslim 7376).

Yahya bin Mu'adz berkata, "Dunia itu arak setan. Barangsiapa mabuk karenanya niscaya tidak akan sadar sampai ia berada di antara orang-orang yang sudah mati, menyesal bersama orang-orang yang merugi."

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.

"Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang berikan kepadamu" HR Bukhari 6490 Muslim 2963.

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ  وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ.

Tidaklah kaya itu diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Akan tetapi yang dikatakan kaya adalah hati yang selalu merasa cukup. (HR. Bukhari, 6446 Muslim 1051).

Malik bin Dinar berkata:

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا مِنْ ذَهَبٍ يَفْنَى  وَالآخِرَةُ مِنْ خَزَفٍ يَبْقَى لَكَانَ الوَاجِبُ أَنْ يُؤْثِرَ خَزَفٍ يَبْقَى عَلَى ذَهَبٍ يَفْنَى  فَكَيْفَ وَالآخِرَةُ مِنْ ذَهَبِ يَبْقَى  وَالدُّنْيَا مِنْ خَزَفٍ يَفْنَى.

“Seandainya dunia adalah emas yang akan fana, dan akhirat adalah tembikar yang kekal abadi, maka tentu saja seseorang wajib memilih sesuatu yang kekal abadi (yaitu tembikar) daripada emas yang nanti akan fana. Padahal sejatinya akhirat adalah emas yang kekal abadi dan dunia adalah tembikar yang nantinya fana.” (Lihat Fathul Qodir, Imam Asy-Syaukani, 5:567-568)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

مُحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ : هَمٌّ لَازِمٌ  وَتَعَبٌ دَائِمٌ  وَحَسْرَةٌ لَا تَنْقَضِى.

Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal : kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus; kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan; dan penyesalan yang tidak pernah berhenti. (Fayadul al-Qadir 2369).

4.   Doa yang tidak dikabulkan.

Diantara Penghalang-Penghalang Doa yaitu:

1)   Makanan, Minuman, dan Pakaian dari yang Haram.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ.


"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Allah telah memerintahkan orang-orang beriman seperti Dia memerintahkan para rasul. Allah berfirman: ‘Wahai para rasul, makanlah dari yang baik-baik dan beramal shalihlah. (QS. Al-Mukminun[23]:51). Dan Allah berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’(QS.Al-Baqarah[2]:72). Kemudian beliau menyebutkan tentang seorang lelaki yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut dan berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa: ‘Ya Rabb, Ya Rabb.’ Tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?"
 (HR. Muslim 1015, Ahmad 8330, Baihaqi, al-Adab 390).

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:

فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ, أَيْ مِنْ أَيْنَ يُسْتَجَابُ لِمَنْ هَذِهِ صِفَتُهُ وَكَيْفَ يُسْتَجَابُ لَهُ.

“Yakni, dari mana mungkin akan dikabulkan bagi orang yang sifatnya demikian, dan bagaimana mungkin akan dikabulkan baginya.” (Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi 7/100).

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa salah satu sebab tertolaknya doa adalah memakan yang haram atau bercampur dengannya.

2)   Tergesa-gesa Ingin Dikabulkan.

Dari abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ: دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي.

"Doa salah seorang di antara kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, ia berkata: ‘Aku telah berdoa tetapi belum juga dikabulkan.’"(HR. Bukhari 6340, Muslim 2735, Tirmidzi 3387, 1484).

3)   Berdoa untuk Suatu Dosa atau keburukan.

Allah ta’ala berfirman:

وَيَدْعُ الإِنسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ ۖ وَكَانَ الإِنسَانُ عَجُولًا.

"Dan manusia berdoa untuk keburukan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan manusia adalah bersifat tergesa-gesa." (QS. Al-Isra’[17]: 11).

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوا مِنَ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيْبَ لَكُمْ.

“Janganlah kalian mendoakan keburukan atas diri kalian, jangan mendoakan keburukan atas anak-anak kalian, dan jangan mendoakan keburukan atas harta kalian. Jangan sampai kalian bertepatan dengan waktu di mana Allah memberikan sesuatu, lalu doa itu dikabulkan.” (HR. Muslim 3009).

4)   Memutus Silaturahim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ.

"Tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutus silaturahim, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal..." (HR. Ahmad 11133 di shahihkan syaikh al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib 1632).

5)   Tidak Menghadirkan Hati Saat Berdoa.

Dari abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ادْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ.

"Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak bersungguh-sungguh." (HR. Tirmidzi 3479, Thabrani di dalam al-Mu’jam 5109, dihasan Syaikh al-Albani di dalam ash-Shahihah 564).

6)   Berdoa dengan doa melampaui batas.

Seperti berdoa agar diberi mukjizat seperti para Nabi dan Rasul, agar hidup kekal dan lain-lain.

Demikianlah semoga bermanfaat. Aamiin

 

-----000-----

Sragen 15-11-2025.

Abu Ibrahim Junaedi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMOHON PERLINDUNGAN AGAR DIJAUHKAN DARI 4 PERKARA.

  MEMOHON PERLINDUNGAN AGAR DIJAUHKAN DARI 4 PERKARA.   Ada empat hal yang Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  minta pada Allah untuk d...