MEMOHON PERLINDUNGAN AGAR DIJAUHKAN DARI 4 PERKARA.
Ada empat hal yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minta
pada Allah untuk dijauhkan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى
أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ
لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا.
“Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari ilmu yang tidak
bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah merasa
puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim no. 2722).
Penjelasan:
1. Ilmu yang tidak bermanfaat.
Ada beberapa bentuk ilmu itu tidak bermanfaat.
1) Ilmu yang dipelajari seseorang namun tidak diamalkan
Allah
ta’ala berfirman:
اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ
اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ.
“Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan,
sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci (Taurat)?
Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-Baqarah[2]:44).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ
تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ
تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ.
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan? Sangat besarlah kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaf [61]:2-3).
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu,
ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ
كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِالرَّحَى فَيَطُوفُ بِهِ أَهْلُ النَّارِ
فَيَقُولُونَ: يَا فُلَانُ مَا أَصَابَكَ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُنَا
بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنِ الْمُنْكَرِ فَيَقُولُ: كُنْتُ آمُرُكُمْ
بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ.
“Seorang
pria didatangkan pada hari kiamat lalu dilemparkan ke dalam Neraka. Isi
perutnya terburai, dan ia berputar-putar di Neraka seperti keledai yang
berkeliling pada batu penggiling gandum. Lalu ia dikerumuni oleh penghuni
Neraka, mereka berkata: ‘Wahai Fulan, apa yang menimpamu? Bukankah kamu dahulu
menyuruh kami berbuat baik dan mencegah kami dari berbuat keji?’ Ia menjawab:
‘Sesungguhnya aku dahulu menyuruh kalian berbuat baik, namun aku tidak
melakukannya. Aku juga mencegah kalian dari berbuat keji, namun aku
melakukannya.” (HR. Bukhari 3267, Baihaqi 20209).
Rasulullah Shallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ
النَّاسَ الْخَيْرَ وَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ
وَيُحْرِقُ نَفْسَهُ
“perumpamaan orang yang mengajar kebaikan kepada manusia
sednag ia melupakan dirinya, seperti lilin yang memberikan penerangan kepada
manusia sedang ia membakar dirinya” (HR. Tabrani1681, dishahihkan Syaikh
al-Albani di dalam Shahihu al-Jami’ 5831).
2)
Mempelajarinya dengan maksud untuk berbangga di hadapan
ulama dan mendebat orang bodoh.
لَا
تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ وَلَا لِتُمَارُوا بِهِ
السُّفَهَاءَ وَلَا تَخَيَّرُوا بِهِ الْمَجَالِسَفَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارُ
النَّارُ.
“Barangsiapa yang menuntut
ilmu dengan maksud untuk membanggakan diri di hadapan ulama atau untuk mendebat
orang-orang bodoh, atau agar dengan ilmunya tersebut semua manusia
memberikan perhatian kepadanya, maka dia di neraka.” (HR. Ibnu Majah 254, shahih Ibnu
Hibban 77, dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam at-Tarhib wa at-Targhib 102).
3) Bersombong dengan ilmunya
Allah ta’ala berfirman:
وَلَا
تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ
مُخْتَالٍ فَخُورٍ.
“Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman[31]: 18).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ
رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ
حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ
الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ.
"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam
hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya,
'Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?' Beliau
menjawab, 'Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah
menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (HR. Muslim 91, Tirmidzi
1999, Ibnu Majah 59).
An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini
berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia,
merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi,
II/163).
4) Ilmu-ilmu yang mengandung
unsur kesyirikan seperti Ilmu sihir.
Allah
ta’ala berfirman:
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ
السِّحْرَ.
“Dan mereka
mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan
mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak
kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir
(mengerjakan sihir).” (QS. Al-Baqarah[2]:102).
Hal ini mencakup, ilmu
perdukunan, teluh, tenung, santet, gendam, hipnotis, pelet, pengasihan dan
lain-lain.
5)
Ilmu-ilmu yang mengandung unsur kemaksiatan.
Seperti ilmu menipu,
mencopet, mencuri, menggarong.
2. Hati yang tidak khusyu'
Allah ta’ala berfirman:
وَاسْتَعِيْنُوْا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ
رٰجِعُوْنَ ࣖ
"Mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu
benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu)
orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan hanya
kepada-Nya mereka kembali. (QS. Al-Baqarah[2]:45-46).
Ad-Dahhak mengatakan, makna firman-Nya, "Innaha
lakabirah," ialah sesungguhnya hal tersebut benar-benar berat kecuali bagi
orang-orang yang tunduk, patuh, taat kepada-Nya, takut kepada pembalasan-Nya,
serta percaya kepada janji dan ancaman-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir, QS.
Al-Baqarah[2]:45-46).
Hati yang tidak khusyu'
adalah hati yang kosong dari rasa takut kepada Allah, tidak terpengaruh oleh
ayat-ayat-Nya, dan tidak merasa rendah diri di hadapan-Nya.
Oleh karena itu Allah
berfirman:
اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤا.
“Hanya saja yang
takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah para ulama.” (QS. Fatir[35]:28).
Imam Ahmad berkata:
أصلُ العلمِ الخشيةُ اللّٰهَ
“Asal (hakikat) ilmu adalah rasa takut kepada
Allah.” (Hilyah Thalibil Ilmi, Bakar bin Abdullah Abu Zaid hal 11)
3. Jiwa yang tidak pernah
merasa puas (selalu rakus).
Allah ta’ala berfirman:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ
وَأَبْقَى.
"Sedangkan kalian lebih memilih kehidupan dunia,
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal". (QS. Al-A'la
[87]: 16 – 17).
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى.
“Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu
lebih baik bagi orang-orang bertakwa". (QS. An-Nisa' [4]: 77).
Allah ta’ala berfirman:
قٰلَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا لَّوْ
اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.
“Dia (Allah) berfirman, “Kamu
tinggal (di bumi) hanya sebentar jika kamu benar-benar mengetahui.” (QS.
Al-Mukminun[23]:114).
قُلْ مَتَاعُ
الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى.
“Kesenangan di dunia ini hanya
sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang bertakwa". (QS. An-Nisa' [4]: 77).
وَاللَّهِ
مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ
هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ.
“Demi Allah, tidaklah dunia ini
bagi akhirat melainkan
seperti jari tangan salah seorang
dari kalian yang ini -Yahya (perowi) mengisyaratkan
dengan jari telunjuk- yang dicelupkan ke dalam air laut, maka lihatlah air yang kembali.” (HR. Muslim 7376).
Yahya bin Mu'adz berkata,
"Dunia itu arak setan. Barangsiapa mabuk karenanya niscaya tidak akan
sadar sampai ia berada di antara orang-orang yang sudah mati, menyesal bersama
orang-orang yang merugi."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ
تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا
نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.
"Lihatlah kepada orang yang berada
di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian
lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang berikan
kepadamu" HR Bukhari 6490 Muslim 2963.
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ.
“Tidaklah kaya itu diukur dengan
banyaknya kemewahan dunia. Akan tetapi yang dikatakan kaya adalah hati yang
selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari, 6446 Muslim 1051).
Malik bin Dinar berkata:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا مِنْ ذَهَبٍ يَفْنَى وَالآخِرَةُ مِنْ خَزَفٍ يَبْقَى
لَكَانَ الوَاجِبُ أَنْ يُؤْثِرَ خَزَفٍ يَبْقَى عَلَى ذَهَبٍ يَفْنَى فَكَيْفَ وَالآخِرَةُ مِنْ ذَهَبِ يَبْقَى وَالدُّنْيَا مِنْ خَزَفٍ يَفْنَى.
“Seandainya dunia adalah emas
yang akan fana, dan akhirat adalah tembikar yang kekal abadi, maka tentu saja
seseorang wajib memilih sesuatu yang kekal abadi (yaitu tembikar) daripada emas
yang nanti akan fana. Padahal sejatinya akhirat adalah emas yang kekal abadi
dan dunia adalah tembikar yang nantinya fana.” (Lihat Fathul Qodir, Imam
Asy-Syaukani, 5:567-568)
Imam
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
مُحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ
مِنْ ثَلَاثٍ : هَمٌّ لَازِمٌ وَتَعَبٌ
دَائِمٌ وَحَسْرَةٌ لَا تَنْقَضِى.
Pecinta dunia tidak akan
terlepas dari tiga hal : kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus; kecapekan
(keletihan) yang berkelanjutan; dan penyesalan yang tidak pernah berhenti.
(Fayadul al-Qadir 2369).
4.
Doa yang tidak dikabulkan.
Diantara Penghalang-Penghalang Doa
yaitu:
1) Makanan,
Minuman, dan Pakaian dari yang Haram.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ
الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ: {يَا أَيُّهَا
الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا
تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ
أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ
حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ.
"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Allah
telah memerintahkan orang-orang beriman seperti Dia memerintahkan para rasul.
Allah berfirman: ‘Wahai para rasul, makanlah dari yang baik-baik dan beramal
shalihlah. (QS. Al-Mukminun[23]:51). Dan Allah berfirman: ‘Wahai orang-orang
yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’(QS.Al-Baqarah[2]:72).
Kemudian beliau menyebutkan tentang seorang lelaki yang melakukan perjalanan
panjang, rambutnya kusut dan berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit
seraya berdoa: ‘Ya Rabb, Ya Rabb.’ Tetapi makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram, maka bagaimana mungkin
doanya dikabulkan?" (HR. Muslim 1015, Ahmad
8330, Baihaqi, al-Adab 390).
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
فَأَنَّى
يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ, أَيْ مِنْ أَيْنَ يُسْتَجَابُ لِمَنْ هَذِهِ
صِفَتُهُ وَكَيْفَ يُسْتَجَابُ لَهُ.
“Yakni, dari mana mungkin akan dikabulkan
bagi orang yang sifatnya demikian, dan bagaimana mungkin akan dikabulkan
baginya.” (Syarh Shahih
Muslim, Imam Nawawi 7/100).
Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa
salah satu sebab tertolaknya doa adalah memakan yang haram atau bercampur
dengannya.
2)
Tergesa-gesa Ingin Dikabulkan.
Dari abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ
يَقُولُ: دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي.
"Doa salah seorang di antara
kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, ia berkata: ‘Aku telah
berdoa tetapi belum juga dikabulkan.’"(HR. Bukhari 6340, Muslim 2735,
Tirmidzi 3387, 1484).
3) Berdoa
untuk Suatu Dosa atau keburukan.
Allah ta’ala berfirman:
وَيَدْعُ الإِنسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ
بِالْخَيْرِ ۖ وَكَانَ الإِنسَانُ عَجُولًا.
"Dan manusia berdoa untuk
keburukan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan manusia adalah bersifat
tergesa-gesa." (QS. Al-Isra’[17]: 11).
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوا
عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوا مِنَ
اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيْبَ لَكُمْ.
“Janganlah kalian mendoakan keburukan atas diri kalian, jangan
mendoakan keburukan atas anak-anak kalian, dan jangan mendoakan keburukan atas
harta kalian. Jangan sampai kalian bertepatan dengan waktu di mana Allah
memberikan sesuatu, lalu doa itu dikabulkan.” (HR. Muslim 3009).
4) Memutus
Silaturahim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ
فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى
ثَلَاثٍ.
"Tidaklah seorang muslim berdoa
dengan doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutus silaturahim, kecuali
Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal..." (HR. Ahmad 11133 di shahihkan
syaikh al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib 1632).
5) Tidak
Menghadirkan Hati Saat Berdoa.
Dari abu Hurairah, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ادْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ
بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ
غَافِلٍ لَاهٍ.
"Berdoalah kepada Allah dengan penuh
keyakinan akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa
dari hati yang lalai dan tidak bersungguh-sungguh." (HR. Tirmidzi 3479, Thabrani di dalam al-Mu’jam 5109, dihasan Syaikh al-Albani di dalam
ash-Shahihah 564).
6) Berdoa dengan doa melampaui batas.
Seperti berdoa agar diberi mukjizat seperti para Nabi dan Rasul, agar hidup
kekal dan lain-lain.
Demikianlah semoga bermanfaat. Aamiin
-----000-----
Sragen
15-11-2025.
Abu
Ibrahim Junaedi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar