BAGAIMANA MENGISI KEMERDEKAAN
Kemerdekaan
merupakan sebuah nikmat yang datang dari Allah ta’ala, oleh karena itu sudah
semestinya seseorang melakukan sebagai berikut:
1. Bersyukur
kepada Allah ta’ala.
Allah
ta’ala berfirman:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ..
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka itu datangnya dari
Allah.” (Qs. An Nahl [16]: 53).
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ.
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. (Qs. Adh Dhuha[93]: 11).
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ .
"Sesungguhnya
jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada
kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]:7).
2.
Mengisi kemerdekaan dengan berbagai kebaikan dan
manfaat.
Mengisi kemerdekaan dengan membangun negri
kita dengan bidang dan cara kita masing-masing, karena negri ini masih
membutuhkan perjuangan kita.
Semua bentuk perjuangan kita nantinya diharapkan
akan bermuara pada inti yang satu yaitu sebuah kebaikan dan manfaat yang besar bagi
diri kita dan orang lain.
Allah ta’ala berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ.
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksaan-Nya."
(QS. Al-Maidah [5]:2).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ارْحَمُوا
مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ.
“Sayangilah penduduk bumi niscaya Yang di atas
langit pun akan menyayangi kalian.” (HR.
Tirmidzi 1924, Abu Dawud 4941, dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani di dalam
shahihu al-Jami’ 3522).
وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ.
"Dan
Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong
saudaranya." (HR. Muslim 2699, Ahmad 7942, Ibnu Majah 225, Abu Dawud 4946,
Tirmidzi 1425).
Menjauhkan diri kita dan orang lain dari
berbagai keburukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ.
“Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh
saling membahayakan.” (HR. Ahmad 2865, Ibn Majah 2341, dishahihkan Syaikh
al-Albani di dalam Sahihu al-Jami’ 7517).
Rasullulah shallallahu ‘alaihi wa
sallam besabda:
فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ
النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى
إِلَيْهِ.
“Barangsiapa ingin dijauhkan dari
neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam keadaan beriman
kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia
senang diperlakukan oleh orang lain.” (HR. Muslim 1844).
3.
Menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa.
Hendaknya kita menjaga persatuhan
anak bangsa.
Allah ta’ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلا تَفَرَّقُوا.
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya
pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Al-Imran
[3]:103).
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ
ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS. Al Hujurat[49]: 13).
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ
رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى
عَجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا أَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا
أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى.
“Wahai sekalian manusia! Tuhan kalian
satu, dan ayah kalian satu (Nabi Adam). Ingatlah. Tidak ada kelebihan bagi
orang Arab atas orang ajam (non-Arab) dan bagi orang ajam atas orang Arab,
tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi
orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan.” (HR.
Ahmad 23489, Baihaqi 4774, dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam As-Shahihah
2700).
4. Toleransi
terhadap orang yang berbeda dengan kita.
Hendaknya kita menghormati cara
berfikir saudara kita yang berbeda dengan kita, karena setiap orang memiliki
pandangan yang berbeda selama masih dalam koridor islam, adapun orang di luar
islam kita sesungguhnya hidayah milik Allah ta’ala sedang kita hanya bisa
berusaha.
Agama islam adalah agama tasamuh, (toleransi),
tidak memaksakan kehendaknya.
Demikian pula tak perlu sebagai
seorang muslim merendahkan agamanya dengan turut serta ibadah-ibadah agama
lain.
Allah ta’ala berfirman:
لا
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ
“Tidak ada paksaan dalam beragama.” (QS
Al-Baqarah[2]: 256).
Allah ta’ala berfirman:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ.
"Bagiku
agamaku dan bagimu agamamu.” (QS. Al-Kafirun
[109]:6).
قُلْ أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ
وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ.
Katakanlah, "Apakah kalian
memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan
Tuhan kalian; bagi kami amalan kami, dan bagi kalian amalan kalian, dan hanya
kepada-Nya kami mengikhlaskan hati.” (QS. Al-Baqarah [2]:139).
5.
Amal ma’ruf nahi mungkar.
Kemungkaran merupakan sebab tercabutnya
nikmat dari Allah ta’ala, tersebarnya kerusakan, didajuhkan dari keberkahan dan
tertolaknya doa, oleh karena itu segenap lapisan Masyarakat dan petugas
keamanan Bersatu padu untuk menghentikan keburukan.
Menjaga generasinya agar tidak rusak dan
dirusak oleh musuh, baik dari dalam maupun dari luar, yang ingin menghancurkan
generasi ini dengan berbagai kerusakan yang terjadi dewasa ini, seperti rokok,
miras, judi online, sabu-sabu, narkotika, heroin, dan berbagai macam kerusakan
lainnya.
Menghentikan berbagai exploitasi
sumber daya alamnya diambil untuk pribadi.
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ.
“Telah
tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia.” (QS.
Ar-Rum[30]: 41)
Allah ta’ala berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ
أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari
yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.
Al-Imran3]:104).
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ
بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ.
“Barangsiapa yang melihat
kemungkaran maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya, sekiranya dia tidak
mampu, maka dengan lisannya, dan sekiranya dia tidak mampu (juga), maka dengan
hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah keimanan.” (HR Muslim 49).
Zainab bnti Jahsyi bertanya
kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:
يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَنَهْلِكُ وَفِينَا
الصَّالِحُونَ قَالَ: نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الخَبَثُ.
“Apakah kami akan binasa
sementara orang-orang shalih masih ada di antara kami?” Beliau menjawab,
“Benar, apabila kemaksiatan telah merajalela.” (HR Bukhari 3346, Muslim 2880).
Demikianlah semoga bermanfaat.
Sragen 18-08-2025
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar