Sabtu, 16 Maret 2024

KENIKMATAN DAN KEINDAHAN SURGA.

 


Setelah nabi Adam dikeluarkan dari surga, Allah berjanji kepada manusia untuk menurunkan petunjuk-Nya.

Allah ta’ala berfirman:

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.

‘Kami berfirman, "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran alas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, no kekal di dalamnya.” (QS. Al- Baqarah[2]:38-39).

Allah mengutus para nabi berjumlah 124.000 dan rasul 313 orang, demikian pula Allah menurunkan kitab-kitab.

Diantara mereka ada yang kafir dan diantara mereka ada yang beriman dan diantara mereka ada yang kafir.

Klasifikasi orang-orang yang masuk kedalam surga.

1)  Orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab.

2)  Orang yang masuk surga dihisab tanpa diadzab.

3)  Orang yang masuk surga dihisab dan diadzab terlebih dahulu.

4)  Orang-orang yang tidak bisa masuk surga dan kekal di dala neraka.

 Adapun orang-orang yang masuk kedalam surga mereka adalah orang-orang yang beriman dan beramal shalih, serta orang-orang yang bertaqwa.

Allah ta’ala berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.

“Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 133)

تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا.

“Itulah surga yang Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.” (QS. Maryam [10]:63).

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”(QS. Al-Baqarah [2]:25).

Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman:

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّا لحِينَ مَ لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرِ.

“Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih kenikmatan (tinggi di surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia.” (HR. Bukhari 3072, Muslim 2824).

1.   Baunya surga.

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا.

Siapa yang membunuh kafir mu’ahad ia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari 3166).

2.   Jumlah pintu-pintu surga

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ.

“jika datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR.Bukhari 1780, Muslim 1079).

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata:

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ.

“Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari 3257).

3.   Hari-hari di mana pintu surga dibuka.

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا .

Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim 2565).

Hadits-hadits di atas menunjukkan tentang surga yang telah Allah sediakan, dan memiliki pintu berjumlah delapan buah yang wajib kita mengimaninya.

4.   orang yang pertama kali masuk surga.

Pertama kali adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ : مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ : مُحَمَّدٌ ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ.

Pada hari kiamat, aku mendatangi pintu surga, lalu aku minta agar dibukakan. Sang penjaga pintu bertanya, “Siapa kamu?” Aku jawab, “Muhammad.” Kemudian penjaga ini mengatakan, “Aku diperintahkan untuk membuka karenamu. Tidak akan aku buka pintu surga bagi siapa pun sebelum kamu.” (HR. Muslim 507).

5.   Rombongan pertama masuk surga.

Allah ta’ala berfirman:

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ .

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu, maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az Zumar [39]: 73)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً لاَ يَبُوْلُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ وَلاَ يَتْفُلُوْنَ وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ, أَمْشَاطُهُمْ مِنْ الذَّهَبِ ، وَرَشْحُهُمْ الْمِسْكُ ، وَمَجَامِرُهُمْ الْأَلُوَّةُ ، وَأَزْوَاجُهُمْ الْحُوْرُ الْعِيْنُ عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلَى صُوْرَةِ أَبِيْهِمْ آدَمَ سِتُّوْنَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ

“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk Surga dalam rupa, seperti bulan purnama. Adapun rombongan setelah mereka dalam rupa bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Tidaklah mereka buang air kecil, buang air besar, beringus dan meludah. Sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka adalah misk (minyak wangi), mijmar (wadah minyak wangi) mereka adalah al ‘uluwwah (kayu gaharu India), istri-istri mereka adalah para bidadari. Mereka memiliki akhlak yang sama dan bentuk tubuh mereka semua sama, yaitu seperti bentuk tubuh ayah mereka, Adam, sepanjang enam puluh hasta menjulang ke langit.” (HR. Bukhari 3327, Muslim 2834)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ.

Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah 4122, Tirmidzi 2353. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ.

Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj [22]: 47).

Oleh karenanya, setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia. 

6.   Sungai dan mata air di surga.

Allah ta’ala berfirman:

فِيهَآ أَنْهَٰرٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَٰرٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُۥ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشَّٰرِبِينَ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى.

“Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring.” (QS. Muhammad [47]: 15).

فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ.

Di dalam taman-taman dan mata air-mata air”. (QS. Ad Dukhan [44]: 52)

Allah ta’ala berfirman:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ . لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ . فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ . لَا تَسْمَعُ فِيهَا لَاغِيَةً . فِيهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ . فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ . وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ . وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ . وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ. 

“Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar.” (QS. Al-Ghasiah [88]:8-16).

 7. Bangunan di surga.

Allah ta'ala berfirman:

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَيْفَ هِيَ؟ قَالَ: مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَحْيَى لَا يَمُوتُ، وَيَنْعَمُ لَا يَبْأَسُ، وَلَا تَبْلَى ثِيَابُهُ وَلَا يُبْلَى شَبَابُهُ، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ بِنَاؤُهَا؟ قَالَ: لَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ وَلَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ، مِلَاطُهَا مِسْكٌ، وَحَصْبَاؤُهَا اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ، وَتُرَابُهَا الزَّعْفَرَانُ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tanya tentang Surga: “Bagaimanakah surga?” Beliau menjawab, “Barang siapa yang masuk surga akan terus hidup tak akan mati, terus akan mendapatkan kenikmatan tidak akan susah, tak akan lapuk bajunya, dan tak akan hilang masa mudanya.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, bagaimana bangunannya?” Beliau menjawab, “Ada yang batanya dari perak dan ada yang dari emas, (adukan) semennya adalah misik, kerikilnya adalah mutiara dan permata, dan tanahnya adalah za’faran.” (HR. Ibnu Abi Syaibah33955 dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Bani dalam tahqiq Misykatul Mashabih)

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ خَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ مُجَوَّفَةٍ، عَرْضُهَا سِتُّونَ مِيلاً.

Di surga ada kemah dari mutiara yang berongga, lebarnya enam puluh mil. (kurang lebih 96,5 km)” (HR. Bukhari 4879).

Dari Jabir bin Abdullah mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

دَخَلْتُ الجَنَّةَ، فَإِذَا أَنَا بِقَصْرٍ مِنْ ذَهَبٍ، فَقُلْتُ: لِمَنْ هَذَا؟ فَقَالُوا: لِرَجُلٍ مِنْ قُرَيْشٍ، فَمَا مَنَعَنِي أَنْ أَدْخُلَهُ يَا ابْنَ الخَطَّابِ، إِلَّا مَا أَعْلَمُ مِنْ غَيْرَتِكَ " قَالَ: وَعَلَيْكَ أَغَارُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

 "Aku masuk surga, tak tahunya aku berada di sebuah istana emas. Maka aku bertanya; 'Milik siapakah ini? ' Mereka menjawab; 'Milik seseorang dari Quraisy, ' dan tiada yang menghalangiku untuk memasukinya Hai Ibnul Khattab selain karena aku tahu kecemburuanmu." Maka Umar menjawab; 'apakah terhadapmu aku cemburu ya Rasulullah.” (HR. Bukhari 7024, Ahmad 12046, Tirmidzi 3688).

8.   Pepohonan di Surga

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَا فِي الجَنَّةِ شَجَرَةٌ إِلَّا وَسَاقُهَا مِنْ ذَهَبٍ.

Tidak ada pohon di surga kecuali dahannya terbuat dari emas. (HR. Tirmidzi 2525. Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ 5647).

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ فِي الجَنَّةِ شَجَرَةً، يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ، لاَ يَقْطَعُهَا، وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: {وَظِلٍّ مَمْدُودٍ} [الواقعة: 30].

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Di dalam surga ada pohon, di mana seseorang berjalan dengan mengendarai kendaraan di bawah naungannya selama seratus tahun belum juga melewatinya. Maka bacalah ayat, “Dan naungannya yang terbentang luas.” (QS. Al-Waaqi’ah [56]: 30), jika kalian menghendaki.” (HR. Bukhari 4881).

 9.   Buah-buahan di Surga.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ .

Dan (di dalam surga terdapat) buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 20).

قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ.

“Buah-buahannya dekat.” (QS. Al-Ahqaf [69]:23).

وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ . لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ.

Dan (di dalam surga terdapat) buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya. (QS. Al-Waqi’ah [56]: 32-33)

فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ.

“Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (QS. Ar-Rahman [55]: 68)

Semua itu Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan mudah untuk mereka jangkau dan dinikmati. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا.

Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan untuk dipetik dengan semudah-mudahnya. (QS. Al-Insan [76]: 14)

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا نَزَعَ ثَمَرَةً مِنَ الْجَنَّةِ عَادَتْ مَكَانَهَا أُخْرَى.

Seorang penghuni Surga jika memetik buah di Surga, buah yang lain akan menempati tempatnya.” (HR. Thabarani, dinyatakan sahih oleh syaikh al-Albani di dalam Jami’ ash-Shagir 1617 dan ash-Shahihah 1598).

 10.                     Piring dan gelas di Surga.

 

يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ ۖ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ ۖ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.

Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan gelas-gelas, dan di dalam surga itu terdapat segala apa (kenikmatan) yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu kekal di dalamnya. (QS. AZ-Zukhruf [43]: 71).

 11.                     Makanan di Surga.

 1)  Daging burung.

Sebagaimana yang di sebutkan Allah ta’ala:

وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ.

“Daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah [56]: 21).

2)  Hati ikan dan daging sapi.

Abdullah bin Salam pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal kedatangannya di Madinah:

مَا أَوَّلُ شَيْءٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الْجَنَّةَ؟ فَقَال: زِيَادَةُ كَبِدِ الْحُوتِ.

“Apa yang pertama kali dimakan oleh penduduk surga?” Beliau menjawab, “Hati ikan.” (HR. Bukhari 6520).

Ada seorang Yahudi bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

 فَمَا تُحْفَتُهُم حِينَ يَدْخُلُون الْجَنَّةَ ؟ قال: زِيَادَةُ كَبِدِ الْحُوتِ, قال: فَمَا غِذَاؤُهُم عَلَى إِثْرِهَا ؟ قال: يُنْحَر لَهُم ثَوْرُ الجنةِ الَّذِي يَأْكُلُ مِنْ أَطْرافِها.

 “Apa yang diberikan kepada mereka ketika mereka masuk surga?” Rasulullah bersabda, “Hati ikan.” Ia bertanya lagi, “Apa menu mereka selanjutnya?” Beliau menjawab, “Disembelihkan untuk mereka sapi surga yang mereka makan dari ujung-ujungnya.” (HR. Muslim 315).

 12.                     Minuman di Surga.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا.

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur.” (QS. Al-Insan [76]: 5).

Seorang Yahudi bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minuman penduduk surga:

فَمَا شَرَابُهُمْ عَلَيْهِ؟ قَالَ: مِنْ عَيْنٍ فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا, قَالَ: صَدَقْتَ.

“Apa minuman mereka?” Beliau menjawab, “(Minuman mereka diambil dari) mata air salsabila.” Lalu ia mengatakan, “Engkau benar.” (HR. Muslim 315, Ibnu Hibban 7422).

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا  . عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا.

Di dalam Surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.” (QS. Al Insan [76]: 17-18)

Selain itu ada juga minuman dari arak yang murni dan tidak memabukkan.

Allah ta’ala  berfirman:

يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ .

Mereka diberi minum dari khamar murni (yang tidak memabukkan).” (QS. Al-Muthaffifin [83]: 25)

Adapun khamer yang ada di Surga tidaklah memabukkan sehingga orang-orang yang meminum tidak akan mabuk karenanya.

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ.

(kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan nikmat karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu." (QS. Al-Haqqah [69]:24).

 13.                     Istri-istri di surga.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.

“Dan untuk mereka, di dalamnya ada isteri-isteri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 25).

Sifat bidadari Surga.

1)  Suci.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ.

Bagi mereka istri-istri yang telah disucikan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 25)

Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berkata, “Mereka disucikan akhlak dan tubuhnya, demikian pula lisan dan pandangan mereka telah disucikan.” (Lihat “ Taisir Al-karimirrahman fi tafsir kalamil mannaan” QS Al Baqarah[2]:25 Syaikh ‘Abdurrahman ibni Naasir As-sa’di.)

2)  Sopan dan belum tersentuh oleh siapapun.

Allah ta’ala berfirman:

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ.

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar-Rahman [55]: 56)

3)  Diciptakan selalu dalam keadaan gadis.

Allah ta’ala berfirman:

فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا. عُرُبًا أَتْرَابًا.

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah [56]: 36-37).

وَحُورٌ عِينٌ .كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ.

“Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.”(QS. Al-Waqi’ah [56]: 22-23).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُ سَاقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحَسَنِ لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوْبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ يُسَبِّحُوْنَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا.

“Bagi setiap penghuni surga dua orang istri, terlihat sum-sum betisnya dari balik dagingnya, karena indahnya, tidak ada perselisihan diantara mereka, serta tidak ada permusuhan. Hati-hati mereka seperti hati yang satu, mereka bertasbih kepada Allah pagi dan petang.” (HR. Muslim 2834)

يُعْطَى الْمُؤْمِنُ فِي الْجَنَّةِ قُوَّةَ كَذَا وَكَذَا مِنَ الْجِمَاعِ، قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَوَ يُطِيْقُ ذَلِكَ؟ قَالَ : يُعْطَى قُوَّةَ مِائَةٍ.

Seorang mukmin di surga diberi kekuatan untuk berjimak sekian dan sekian”. Maka dikatakan, “Wahai Rasulullah, apakah ia mampu?”. Rasulullah berkata, “Ia diberi kekuatan 100 orang dalam berjimak” (HR. At-Tirmidzi 2536, dihasankan oleh Syaikh Al Bani).

Sampai-sampai Allah ta’ala menyebutkan kesibukan penduduk surga.

إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ . هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلالٍ عَلَى الأرَائِكِ مُتَّكِئُونَ .

Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan” (QS. Yaasiin [36] : 55-56).

 14.                     Penduduk Surga tidak buang hajat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ أهْلَ الجَنَّةِ يَأْكُلُونَ فيها ويَشْرَبُونَ، ولا يَتْفُلُونَ ولا يَبُولونَ ولا يَتَغَوَّطُونَ ولا يَمْتَخِطُونَ قالوا: فَما بالُ الطَّعامِ؟ قالَ: جُشاءٌ ورَشْحٌ كَرَشْحِ المِسْكِ، يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ والتَّحْمِيدَ، كما تُلْهَمُونَ النَّفَس.

Sesungguhnya penduduk surga, mereka makan dan minum di dalam surga, namun mereka tidak meludah, tidak kencing, tidak buang air besar, dan tidak mengeluarkan dahak.” Para sahabat bertanya: “Lalu bagaimana makanan yang di perut mereka…?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Menjadi sendawa, dan keringat yang berbau misk. Mereka diilhami selalu bertasbih dan bertahmid, sebagaimana kalian selalu bernafas.” (HR. Muslim 2835).

 15.                     Pasar-pasar di surga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِي وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ: وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ: وَأَنْتُمْ وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً.

Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angin dari utara mengenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan. Mereka pulang ke istri-istri mereka dalam keadaan telah bertambah indah dan tampan. Keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, engkau semakin bertambah indah dan tampan.’ Mereka pun berkata, ‘Kalian pun semakin bertambah indah dan cantik.” (HR. Muslim 7324)

Meskipun secara dhahir -sebagaimana dijelaskan para ulama- yang mendatangi pasar adalah para laki-laki, tetapi mereka para wanita juga bisa saling berkunjung kepada sanak kerabat yang sama-sama masuk kedalam Surga.

 Penduduk surga ada yang ingin bercocok tanam.

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berbincang-bincang dengan para sahabatnya. Di sisi beliau ada seorang laki-laki dari ahli badiah (Arab pedalaman). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya ada seseorang dari ahli jannah yang meminta kepada Rab-nya untuk bertani maka Allah berfirman, ‘Bukankah engkau sudah mendapatkan apa yang engkau inginkan?’ Maka dia menjawab, ‘Ya, tetapi saya senang bercocok tanam.’ Maka Allah pun mengizinkannya. Lalu ia segera menebar benih, dan dalam waktu sekejap mata, (benih itu) tumbuh, meranum, dan tiba waktu panennya. Dan hal itu pun (menumpuk) seperti gunung. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, ambillah (semuanya), maka sesungguhnya hal itu tidak akan mengenyangkan sedikit pun.’ Maka dia (laki-laki tersebut) berkata, ‘Demi Allah, engkau tidak akan menjumpai mereka kecuali (mereka adalah) orang-orang Quraisy atau orang-orang Anshor, karena mereka adalah orang-orang yang suka bertani, (sedangkan kami bukan orang-orang yang suka berocok tanam, pen.). Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tertawa.” (HR. Bukhari 6965 dan Ahmad, 2:512)


Dari Abu Sa’id al-Khudri beliau mengatakan, Rasulullah shallallahualaihiwasallam bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْوَلَدَ فِي الْجَنَّةِ كَانَ حَمْلُهُ وَوَضْعُهُ وَسِنُّهُ فِي سَاعَةٍ وَاحِدَةٍ كَمَا يَشْتَهِي.

Seorang mukmin apabila menginginkan anak di surga, maka masa kandungan, menyusui, dan tumbuh pada usia yang diinginkan, berlalu hanya dalam sekejap, seperti sekejapnya keinginan itu muncul.” (HR. Tirmidzi 2487, disebutkan di dalam Shahih Al-Jami’ 6649)

Ibnu Hajar mengatakan, “Dari hadis ini ada pelajaran, bahwa apa pun keinginan duniawi yang diinginkan, di surga semua dapat tercapai.” (Fathul Bari)

Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman:

وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.

Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya” (QS. Az-Zukhruf [43]: 71).

Allah akan mengumpulkan keluarga mereka semua yang beriman.

Allah ta’ala berfirman:

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ . سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ.

(Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), "Keselamatan terlimpahkan kepada kalian berkat kesabaran kalian." Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ra’d [13]: 23-24).

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Allah menghimpunkan mereka bersama kekasih-kekasih mereka di dalam surga, yaitu bapak-bapak mereka, keluarga mereka, dan anak-anak mereka yang layak untuk masuk surga dari kalangan kaum mukmin, agar hati mereka senang. Sehingga dalam hal ini Allah mengangkat derajat orang yang berkedudukan rendah ke tingkat kedudukan yang tinggi sebagai anugerah dari-Nya dan kebajikan-Nya, tanpa mengurangi derajat ketinggian seseorang dari kedudukannya. Hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شِيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ.

“Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur[52]: 21).

 Demikianlah semoga kita dan semua keluarga kita dimasukkan oleh Allah kedalam surga-Nya. Aamiin.

 

 

-----000-----

 

 

Sragen 16-03-2023.

Junaedi Abdullah.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...