Jumat, 15 Maret 2024

DI ANTARA SIFAT-SIFAT PENGHUNI SURGA

 



Diantara sifat-sifat penghuni surga yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah yaitu:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ - أَوْ فَيُسْبِغُ - الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ.

“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang berwudhu lalu ia sempurnakan wudhunya kemudian ia mengucapkan “Asyhadu al-laa ilaaha illallah, wa anna muhammadan ‘abduhu warasuuluh” melainkan dibukakan baginya delapan pintu surga yang bisa ia masuki dari mana yang ia inginkan.” (HR. Muslim 234, Ibnu khudzaimah 223).

Diantara sifat penghuni surga yaitu yang Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an pada surat Al Mukminun [23]:1-11).

Allah ta’ala berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ . الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ . وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ . وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ . وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ . إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ . فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ . وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ . وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ . أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ . الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,  (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,  dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,  dan orang-orang yang menunaikan zakat,  dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,  kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.  Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.  Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,  dan orang-orang yang memelihara shalatnya.  Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,  (ya’ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Mukminun [23]:1-11).

Sifat yang pertama:  الْمُؤْمِنُونَ  Orang yang beriman.

Mencakup iman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada nabi-nabi-Nya, kepada hari akhir, kepada taqdir yang baik dan yang buruk.

Sifat yang kedua: خَاشِعُون  Orang yang khusyu’.

Diantara tanda orang yang khusyu’, shalat pada waktu yang ditentukan, tidak terburu-buru, thuma’ninah yaitu, dia menghadap kepada Allah dengan jiwa dan raganya, berusaha memahami apa yang dibaca, merasa nyaman dengan shalatnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَشَع لَكَ َ سَمْعِي وَبَصَرِي وَمُخِّي وَعَظْمِي وَعَصَبِي.

Khusyu’ kepadaMu pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku dan otot-ototku. (HR Muslim 771, Ahmad 960, Tirmidzi 3421). 

وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ.

“Dan dijadikan penyejuk hatiku dalam shalat. (HR Nasai 3940, Ahmad 14037 dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam Shahihu Al-Jami’ 3124, Al Misykah 5261).

Shalat khusu’ mampu mempengaruhi dalam keseharian seseorang.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ.

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut [29]:45).

Sifat yang ketiga  وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ  Berpaling dari apa yang tidak bermanfaat.

Laghwun adalah segala sesuatu yang tidak ada gunanya dan tidak ada kebaikan dari ucapan dan perbuatan.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ.

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi 2317 Ibnu Majah 3976. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

 Sifat yang keempat: وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ  Mereka menunaikan zakatnya.

Mencakup apa yang wajib dari harta yang harus dikeluarkan, atau bisa jadi berupa perkataan dan perbuatan, sebagaimana di jelaskan SYaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ.

“Bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri karena telah berakhir Ramadhan.” (HR. Muslim 984, Ahmad 5339).

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fithri untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perkara yang sia-sia dan perkataan keji, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin.“ (HR. Abu Daud 1609, Ibnu Majah 1827. Dihasankan Syaikh al-Albani di dalam shahih Abu Dawud 1427, Al-Irwa’ 843).

Sifat yang kelimaوَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ  Menjaga kemaluannya.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا.

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra[17]: 32).

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ.

Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS. An-Nisa’ [4]:34).

 Sifat yang keenam:   وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ  Menjaga amanah

Allah ta’ala berfiman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا.

"Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada ahlinya." (QS. An-Nisa’ [4]: 58).

Di dalam ayat yang lain diantara sifat-sifat penghuni surga Allah sebutkan yaitu:

 

Sifat yang ketujuh وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ   bersegera di dalam kebaikan.

Allah ta’ala berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.

“Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-‘Imran[3]:133).

 سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ.

“Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulnya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al Hadid [57]:21).

 وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ.

“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS Al-Mutaffifin[83]:26)

 Sifat yang kedelapan: الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ  Menafkahkan hartanya dalam keadaan longgar maupun sempit.

Menafkahkan hartanya menurut kadar kemampuan dan keadaan, bila diberi kelonggaran dia menafkahkan selayaknya, namu bila dalam keadaan sempit mereka tetap menafkahkan meskipun sedikit.

Allah ta’ala berfirman.

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ.

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS. Al Imran[3]:134)

 Keutamaan menafkahkan harta.

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.

“Perumpamaan (infak yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 261)

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ.

“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim 2588)

وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ.

“Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu penerang, sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim 223).

وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ.

“Seseorang yang bershadaqah dengan menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya.” (HR Bukhari 660, Muslim 1031).

Orang yang bersedekah ikhlas semata-mata karena Allah ta’ala akan merasakan bahagia hatinya, karena bisa saling berbagi kepada sesama, menolong, dan meringankan bebannya, dan kelak di akhirat akan menjadi tumpukan pahala yang berlipat-lipat.

 Sifat kesembilan:    وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ   Menahan marah.

Allah memuji orang-orang yang menahan amarahnya dan merupakan tanda dan sifat-sifat penghuni surga.

Allah ta’ala berfirman:

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” QS Al Baqarah[2]:134.

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ.

“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR Bukhari 5763 Muslim 2609)

 Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ.

“Barangsiapa menahan amarahnya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah Azza wa Jalla akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari Kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari.”  (HR Abu Daud 4777 Tirmidzi 2493 di hasankan syaikh al-Albani)

Sifat kesepuluh:  وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ    Memberi maaf.

Allah ta’ala berfirman:

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ.

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.” (QS Al Baqarah[2]:134)

Memberi maaf adalah akhlaq yang mulia, demikian pula merupakan terapi hati, dan kesehatan badan, hal ini di sampaikan beberapa pakar kesehatan.

Seseorang tidak akan lepas dari salah sebagaimana dirinya tidak akan lepas dari salah, hendaknya dirinya suka memaafkan orang lain sebagaimana dirinya suka orang lain memaafkan kesalahannya.

 Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ.

“Dan sungguh dijasad ini ada sekerat daging yang jika dia baik maka seluruh anggota tubuh akan baik dan jika dia rusak maka seluruh anggota tubuh akan rusak dan itu adalah hati.” (HR Bukhari 52, Muslim 107).

Orang yang mudah marah akan menjadikan tensinya naik, lambat atau cepat tekanan darahnya meninggi, dan itu sangat berbahaya.

Seandainya kita mengetahui barang itu sangat membahayakan apabila tetap dipegang bahkan bisa mencelakai dirinya tentulah kita akan melepasnya. Demikian pula rasa dendam, hasad, iri, dengki semua sifat-sifat ini akan membahayakan bagi jiwa dan raga seseorang hendaknya di lepaskan dengan memberi maaf kepada orang yang belaku tidak baik kepada dirinya, dan menghilangkan berbagai sifat tercela tersebut karena hal itu kotoran hati.

  Sifat kesebelas: وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ  Jika melalukan dosa segera berhenti dan segera bertaubat.

 Allah ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ, وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ.

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengumpuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui.” (QS Al-Imran [3]:135).

 قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.’ Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Az-Zumar[39 ]:53)

 إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ.

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud [11]: 114)

 

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.

“Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat.” (HR Ibnu Majah 4251. Di hasankan syaikh al-Albani)

 اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

“Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan iringilah sesuatu perbuatan dosa (kesalahan) dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik.”

Sifat kedua belas وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ   Tidak terus-menerus dalam maksiat.

 Allah ta’ala berfirman:

وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ.

“Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui.” (QS Al-Imran [3]:135).

 أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ.

“Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS Al-Imran[3]:136).

Demikianlah semoga Allah menjadikan kita termasuk penghuni-penghuni surga, semoga bermanfaat. Aamiin





----------00000----------




Sragen 15-03-2023.

Disusun oleh Junaedi Abdullah.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...