Selasa, 12 Juni 2012

AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA' AH

Disusun oleh: Abu Ibrahim

Aqidah secara bahasa dari kata aqoda yaitu penguatan, pemantapan, pengikatan dengan kuat.
Adapun secara syar'i  adalah keimanan yang pasti yang tidak dihingapi keraguan sedikitpun oleh pemiliknya.  Oleh karena itu aqidah islamiyah yaitu keimanan yang pasti terhadap Allah l  dan apa yang diwajiban berupa tauhid dan ketaatan. kepada malaikatNya, kitab-kitabNya, rosul-rosulNya, hari ahir dan beriman pada taqdir dan seluruh perkara yang telah tetap berupa perkara yang gaib, berita-berita,dan pokok-pokok, baik  secara ilmu ataupun amal.[1]
Salaf  secara bahasa adalah apa yang telah lampau dan mendahului, oleh karena itu Allah  l berfirman :
فَجَعَلْنَاهُمْ سَلَفًا وَمَثَلًا لِلْآخِرِينَ
Dan kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian. QS.43( Az-Zukhruf : 56.)
Adapun secara istilah, atau Syar’i mereka adalah para sahabat dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik.[2]
Sunnah secara bahasa adalah jalan yang dilalui, baik ataupun yang buruk.
Adapun Sunnah secara syar’i  adalah petunjuk Rosulullah ` dan para sahabat yang berjalan  diatasnya. [3]
Al jama’ah secara bahasa adalah berkumpulnya sesuatu. Sebagaimana orang yang mengatakan “ Aku telah menggumpulkan sesuatu dengan sekali pengumpulan”.
Adapun Al Jama’ah secara syar’i mereka adalah pendahulu umat ini dari kalangan sahabat, tabi’in dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.[4]

PRINSIP AHLUSUNNAH DALAM MENGAMBIL DALIL
Sumber utama aqidah adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah ` dan apa yang telah disepakati oleh para sahabatg.  Diantara dalilnya:
 ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. QS.2(Al Baqarah: 2.)
تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ . هُدًى وَرَحْمَةً لِلْمُحْسِنِينَ
Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmah,  Menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, QS.31(Surat Luqman: 2-3).
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. QS.14 (Surat Ibrahim: 1).
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ  
Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadaNya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. QS.2(Al Baqoroh:285)
Diantara dalil-dalil dari Sunnah Rosulullah ` yaitu:
تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما : كتاب الله و سنتي و لن يتفرقا حتى يردا علي الحوض
 قال الشيخ الألباني : ( صحيح ) في صحيح الجامع
Telah berkata Rosululloh ` : “Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apa bila berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitab Alloh dan Sunnahku.  Dan keduanya tidak akan terpisahkan hingga keduanya menghantarkan aku ke telaga surga” [5]
فَقَالَ الْعِرْبَاضُ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا فَقَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Telah berkata  ‘Irbadz “pada suatu hari Rasulullah ` shalat bersama kami kemudian menghadap kami dan memberi nasehat dengan nasehat yang sangat menyentuh, menjadikan air mata menetes, hati  hati bergetar, sesorang berkata “ ya Rasulullah seakan-akan ini nasehat perpisahan apakah yang engkau perintahkan kepada kami” kemudian Rasulullah ` bersabda “Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, patuh dan taat, sekalipun yang merintah kalian seorang budak Habsyi. Sebab, apa bila kalian (di taqdirkan) hidup (lama), kalian akan menyaksikan perselisihan yang banyak, karena itu, berpegang teguhlah kalian dengan sunnahku dan sunnah para khalifahku yang terbimbing lagi telah mendapatkan hidayah. Pegang-teguhlah kuat-kuat!  Berhati-hatilah kalian terhadap segala perkara yang diada-adakan, karena segala perkara yang diada-adakan itu adalah bid’ah,dan setiap bidah adalah sesat.[6]

Aqidah tidak diambil dari kisah pewayangan (maha barata), adat-istiadat, ataupun tinggalan nenek moyang, Allah lberfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". QS: 2  ( Al Baqorarah: 170.)
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.QS.5 (Al Maidah : 104.)

  1. Setiap sunnah yang shahih yang berasal dari Rasulullah `wajib diterima walaupun tidak mutawatir(sepuluh periwayat atau lebih[7]) ataupun berupa hadist ahad ( hadist yang diriwaayatkan oleh satu orang atau lebih tetapi tidak sampai derajat mutawatir).[8]
Shahih secara bahasa kebalikan dari sakit, ini adalah hakekat bagi badan.  Dan perumpamaan bagi hadist dan seluruh makna-makna.
Adapun hadist shahih secara syar’i atau istilah  yaitu bersambung sanadnya, adil perawinya, kuat hapalanya dari orang semisalnya hingga rawi terakhir dengan tanpa syadz (berkebalikan dari apa yang telah diriwayatkan dengan rawi yang lebih shahih), atau tanpa adanya  ‘ilat (penyakit atau cacat baik dari rawinya atau matanya[9]).
Allahl berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS.3 ( Al-Imraan: 31.)

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا .
Barang siapa mentaati Allah dan Rosul (Muhammad),maka mereka itu akan bersama-sama deengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman sebaik-baiknya. QS.4 ( An-Nisaa:69 )
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا   
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. QS.4 (An-Nisaa: 80.)
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى  
Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.  Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Surat QS.53 (An-Najm: 3-4)


( كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى )قالوا يا رسول الله ومن يأبى ؟ قال ( من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني فقد أبى)
Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan” sahabat bertanya “ ya Rasulullah kenapa enggan?”Rasulullah berkata “ barang siapa mentatiku akan masuk surga barang siapa maksiat denganku maka dia telah enggan” [10]

Demikian juga tidak boleh seseorang mengambil ucapan seseorang secara mutlak kecuali kepada Rasulullah` demikian juga ucapan para imam-imam mereka tidak boleh mendahului keduaNya, apalagi bertentangan dengan  keduaNya, Allahlberfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. QS33.( Al-Ahzab: 21).

Demikian juga ucapan para imam, mereka mengajak kepada Sunnah Rasulullah `

قال أبو حنيفة رحمه الله : ( إذا صح الحديث فهو مذهبي ) ( إذا قلت قولا يخالف كتاب الله تعالى وخبر الرسول صلى الله عليه و سلم فاتركوا قولي ) .

Imam Abu Hanifah v berkata “ apa bila hadist itu sahih itulah madzhabku,”
“Apa bila aku berkata menyelisihi kitab Allah, dan Sunnah Rasullah `  tinggalkanlah ucapanku.”

مالك بن أنس رحمه الله وأما الإمام مالك بن أنس رحمه الله فقال :
 ( إنما أنا بشر أخطئ وأصيب فانظروا في رأيي فكل ما وافق الك اب والسنة فخذوه وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه
Imam Malik bin Anas v: “Sesungguhnyasaya aku tidak lain adalah manusia terkadang salah dan terkadang benar maka perhatikanlah pendapatku setiap apa yang mencocoki Al Kitab dan Sunnah ambillah dan setiap apa yang tidak sesuai Al kitab dan Sunnah maka tinggalkanlah.”

قال الشافعي رحمه الله  : ( إذا وجدتم في كتابي خلاف سنة رسول الله صلى الله عليه و سلم فقولوا بسنة رسول الله صلى الله عليه و سلم ودعوا ما قلت ) .
Imam Syafi’iv berkata: “ Apa bila kalian menjumpai didalam kitabku menyelisihi Sunnah Rasullah ` ucapkanlah Sunnah Rasulullah dan tinggalkanlah ucapanku.”

( من رد حديث رسول الله صلى الله عليه و سلم فهو على شفا هلكة ): الإمام أحمد رحمه الله  قال
Imam Ahmad v berkata: Barang siapa menolak Hadist Rasulullah` dia berada ditepi kebinasaan.” [11]

2.      Yang menjadi rujukan dalam memahami Al- Kitab dan As-Sunnah, dan yang menjelaskan nas-nas padanya, yaitu pemahaman salaf yang salih. dan siapa saja yang berjalan diatas manhaj mereka dari para imam, tidak mempertentangkan apa yang telah  tetap  demikian itu, dengan semata-mata   kemungkinan dibawa makna secara bahasa.
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا  
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.QS.4 (An-Nisaa : 115.)

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. QS.9 (At-Taubah : 100).

3.      Prinsip-prinsip (pokok-pokok) utama dalam agama semuanya telah dijelaskan oleh Rasulullah ` tidak boleh seseorang membuat –buat perkara yang baru dalam urusan agama terlebih mengatakan hal tersebut bagian dari agama.
Allah mengancam bagi orang yang tidak mentaati Rasulullah`.

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. QS.24 (An Nur:63)
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. QS.59 (Al-Hasyr:7).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.QS.4 (An-Nisa:59)
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.QS.4 (An-Nisaa: 65).

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Telah bersabda Rasulullah `: “ Barang siapa membuat-buat perkara baru di dalam perkara kami ini apa yang bukan darinya maka tertolak. [12].
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِي فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ ابْتَدَعَ بِدْعَةً فَعُمِلَ بِهَا كَانَ عَلَيْهِ أَوْزَارُ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِ مَنْ عَمِلَ بِهَا شَيْئًا.سنن ابن ماجه. تحقيق الألباني : صحيح.
Bahwasanya Rasulullah ` bersabda “ barang siapa siapa menghidupkan sunnah diantara sunnahku kemudian manusia mengamalkanya maka baginya seperti pahala yang mengamalkannya dan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun, barang siapa membuat-buat bid’ah dan mengamalkanya dia akan mendapatkkan dosa orang yang telah mengamalkannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun[13].
مَنْ أَحْدَثَ حَدَثًا أَوْ آوَى مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ قال الشيخ الألباني : صحيح
Barang siapa membuat-buat perkara yang baru (bid’ah) atau melindungi pelaku bid’ah maka atasnya laknat Allah malaikatNya dan  manusia semuanya.[14]
Tidak boleh seseorang membuat bid’ah walaupun diniatkan ikhlas . Alloh lberfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.  QS.4.(An-Nisaa:125)
Ibn Katsir v menafsirkan ayat ini  “ mengikhlaskan ‘amal untuk Allah, dengan keimanan dan mengharap balasan, “ Wa huwa muhsinun”mengikuti di dalam amalnya itu apa yang Allah Syareatkan padanya, dan apa yang Allah telah utus RasulNya dengan petunjuk dan agama yang benar. Tidak sah seseorang beramal apa bila tanpa keduanya, hendaknya ikhlas dan mencocoki Sunnah Rasulullah `:
عن أبي هريرة رضي الله قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول مانهيتكم عنه فاجتنبوه وما أمرتكم به فأتوا منه ما استطعتم فإنما أهلك الذين من قبلكم كثرة مسائلهم واختلافهم على أنبيائهم  رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Hurairohz Dia  berkata saya telah mendengar Rasulullah ` bersabda: “ Apa yang aku larang hendaknya kalian menjahuinya apa yang aku perintahkan, hendaklah kalian laksanakan semampu kalian sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya,dan menyelisihi nabi-nabi mereka”.[15]
Kebid’ahan bisa berkaitan dengan  lima hal yaitu :
1)   berkaitan dengan jenis.
Seperti Rasulullah ` memerintahkan aqiqah dengan menyembelih kambing, tidak boleh mengganti dengan selainnya.
2)   berkaitan dengan cara ,
Rasullah ` ajarkan berdzikir dengan sendiri-sendiri, tidak berjama’ah kemudian seseorang melakukan secara berjama’ah.
3)   berkaitan dengan tempat, seperti Allah perintahkan tawaf di Ka’bah, tidak boleh seseorang tawaf di kuburan ,pohon dan lain-lain.
4)   berkaitan jumlah Allah perintahkan melalui RasulNya, tentang berdzikir dan bilangan  rokaat  di dalam Shalat. Tidak boleh seseorang untuk membuat-buat bilangan sendiri, baik bilangan dzikir ataupun shalat.
5)  berkaitan  waktu. Anak lahir agar di aqiqahi pada 7 hari atau 14 hari, bukan sepasaran.  demikiaan pula selamatan kematian yang di tentukan waktunya, semua itu tidak pernah di contohkan oleh Rasulullah `. sekian dulu  semoga bermanfat amin  



[1]  MUJMAL USUL AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH FIL AQIDAH.  Dr. Nashir Ibn Abdul karim Al ‘Aql
USUS MANHAJ SALAF FIDDAKWAH ILA ALLAH. Fawaz Ibn Hulail Ibn Rabah As-Suhaimi.
3  BAYANU AQIDAH AHLUSSUNNAH  WAL JAMA’AH  WA LUZUMU ITTIBAAUHA  Syikh ‘Abdul ‘Aziz Ibn ‘Abdulloh Ibn Baz.
 Idem.


[5] ( Hadist ini di sahihkan  Syaikh Al Bani  di Sohih Al-Jami’)
[6] Hadis ini diriwatkan oleh An-Nasai dan Tirmizdi, At-Tirmidzi berkata “Hadist ini  hasan sahih,”

[7]  “ TAISIR MUSTOLAH HADIST” Dr. Mahmud At-Tohan.
[8] MUJMAL USUL AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH FIL AQIDAH.  Dr. Nashir Ibn Abdul karim Al ‘Aql

[9] “MUSTOLAH HADIST”  Syaihk ‘Utsaimin juga di “ TAISIR MUSTOLAH HADIST” Dr. Mahmud At-Tohan.
[10] Riwayat Al Bukhri. Maktanah Syamilah 6/2655

[11] Semua nukilan diambil dari kitab “ SIFAT SHOLAT NABI MIN ATTAKBIR ILA TASLIM KAANNAKA TAROHA” SYaikh Muhammad Nasrudin Al-Bani.
[12] Riwayat Bukhori Muslim, dengan lafad Muslim
[13] Sunan Ibn Majah. Maktabah Syamilah 1/76. Berkata Syaikh Al- Bani Hadist sahih.


[14] Hadist riwayat Bukhori Muslim dengan lafad Abu Daud.

[15] HR. Bukhori Muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...