Kamis, 30 Oktober 2025

POTRET RUMAH TANGGA ISLAM.

 




POTRET RUMAH TANGGA ISLAM.

Rumah tangga Islam adalah rumah tangga yang diharapkan semua orang, penuh kebahagiaan lahir dan batin.

Adapun diantaranya:

1.   Dibangun di atas keimanan.

Iman kepada Allah adalah merupakan sumber utama seseorang untuk menggapai kebahagia, karena di dalamnya diajarkan iman kepada Allah, Para malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari akhir dan iman terhadap taqdir yang baik dan yang buruk.

Allah ta’ala berfirman:

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi ..” (QS Al Baqarah [2]:177)

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika menjawab pertanyaan Jibril:

فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ.

“Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk...” (HR. Muslim 8).

Adapun orang kafir betapun banyaknya harta yang mereka miliki tidak akan mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin.

Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى.

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS.Thaha[20]:124)

2.   Bertakwa.

Taqwa maknanya: seorang hamba memasang perisai yang melindungi dirinya dari apa yang ia takutkan dan khawatirkan.

Ketakwaan hamba kepada Allah berarti membuat perisai yang melidungi Antara dirinya dan yang ia takutkan dari-Nya yaitu kemurkaan dan siksa-Nya. Caranya dengan menjalankan ketaatan kepadanya dan menjahui dari mendurhakai-Nya. (Lihat jami’ul ulum wal hikam, Ibnu Rajab Al Hambai, hadis ke-18)

Bila seseorang telah mampu benar-benar merealisasikan keimanan dan ketaqwaannya, hatinya di liputi kebahagiaan, ketenangan, ketentraman tidak ada rasa kuatir dan kecemasan.

Allah ta’ala berfirman:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ.

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus[10]:62-63)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

"Wahai orang-orang yang beriman Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadanya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Al-Imran[3]:102)

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu  menafsirkan ayat “Bertakwalah pada Allah dengan sebenar-benarnya takwa” yang terdapat dalam surah Al- Imran ayat 102, beliau berkata:

أَنْ يُطَاعَ فَلاَ يُعْصَى  وَيُذْكَرُ فَلاَ يُنْسَى  وَأَنْ يُشْكَرَ فَلاَ يُكَفَّرُ.

“Maksud ayat tersebut adalah Allah itu ditaati, tidak bermaksiat pada-Nya. Allah itu terus diingat, tidak melupakan-Nya. Nikmat Allah itu disyukuri, tidak diingkari.” (Lihat An-nasih wal Mansuh, Abu Ja’far juga Jami’ul ‘Ulum wa Al-Hikam, Ibnu Rajab Al-Hambali)

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad 21536, Tirmidzi 1987 di shahihkan oleh syaikh al-Albani di dalam Shahihul jami’ 97).

3.   Semua anggota keluarga melakukan ketaatan.

Allah ta’ala berfirman:

 قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al An’am[6]:162).

Menjalankan ketaatan, shalat, puasa, membaca Al-Qur’an dan lainnya.

Begitu pula lemah lembut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:   

إِنَّ اللهَ إِذَا ارَادَ بِاهْلِ بَيْتٍ خَيْرًا أَدْخَلَ عَلَيْهِم الرِّفْقَ.

“Sesungguhnya jika Allah menghendaki kebaikan bagi sebuah keluarga maka Allah akan memasukan kelembutan kepada mereka.” (HR Ahmad 2669, Baihaqi di dalam Su’abul iman 6140, dishahikan oleh al-Albani dalam As-Shahihah 523).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ.

“sesungguhnya Allah itu lembut, mencintai kelembutan.” (HR, Bukhari 6927).

4.   Bersukur.

Bersyukur apabila mendapatkan nikmat.

Allah ta’ala berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ.

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al Baqara[2]:152).

Allah akan menambah nikmat kita apabila dia kufur.

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim [14]:7).

Adapun resep seseorang bisa bersyukur yaitu dengan melihat orang dibawah kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersadba:

اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.

"Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang berikan kepadamu" (HR Bukhari 6490, Muslim 2963).

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ, وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ, وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا.

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, hawa nafsu yang tidak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim 2722).

5.   Bersabar mendapatkan musibah.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ.

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah[2]:155).

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ. لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Al-Hadid[57]:22-23).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi w sallam bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ, إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ, وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ.

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Bagaimana agar kita bersabar.

·       Semua telah ditaqdirkan Allah ta’ala.

·       Berkaitan dengan harta yang tertipu, semua akan dikembalikan.

·       Melihat musibah yang lebih besar.

·       Allah akan membalas dengan lebh baik apabila bersabar.

Demikianlah semoga bermanfaat. Aamiin.

 

Sragen 30-10-2025

Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POTRET RUMAH TANGGA ISLAM.

  POTRET RUMAH TANGGA ISLAM. Rumah tangga Islam adalah rumah tangga yang diharapkan semua orang, penuh kebahagiaan lahir dan batin. Adap...