Goresan detik-detik
BERPISAH DENGAN RAMADHAN.
Betapa cepatnya engakau Ramadhan berlalu…
Rasanya sangat singkat berjumpa denganmu.
Dengan kelembutan-Mu Ya Allah kau perbaiki badan-badan yang rapuh ini sehingga menjadi sehat.
Dengan kasih sayang-Mu Kau perbaiki akhlak-akhlak rendah ini.
Dengan kemuliaan-Mu Kau rengkuh dan Kau perbaiki hubungan
diantara kami.
Dengan keluasan rahmat-Mu Kau perbaiki hubungan ini
dengan-Mu, padahal engkau maha kuasa terhadap segala sesuatu, kuasa menghukum
kami, namun engkau memilih memberikan rahmat-Mu kepada kami.
Ramadhan, di mana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu
neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.
Namun kini Ramadhan di ambang pintu untuk pergi, sedangkan kita
tidak tahu apakah masih diberi kesempatan menemuinya lagi atau tidak.
Adakah amal-amal kita diterima, ataukah justru hanya
penggugur kewajiban sehingga hanyalah himbas belaka?
Ataukah malam-malam yang telah berlalu menjadi saksi ketaatan
kita, atau malah menjadi saksi kelalaian kita sehingga menjadi rugi?
Betapa sedih hati ini karena mengingat akan ditingalkan bulan
yang penuh rahmat dan berkah sedangkan genderang perang akan segera ditabuh dan
dimulai kembali dengan iblis dan pasukannya.
Siapakah yang bisa menjamin diri kita, apakah kita bisa berjaya,
atau gugur terseret nafsu dan menjadikan kemurkaan Allah.
Duhai jiwa yang lemah ini, kemanakah kusembunyikan untuk
menyelamatkan diri ini.
Sedangkan musuh kami telah menyiapkan pasukannya dan telah memasang
jerat (wanita dan lainya) dimana-mana.
Ya Allah, kepada-Mu jua kami memohon pertolongan untuk
menghadapi nafsu kami dan musuh kami (iblis dan bala tentaranya).
Janganlah Kau serahkan dan Kau biarkan kammi dikuasai musuh.
Ramadhan, maafkanlah kami yang lalai untuk mengistimewakanmu.
Maafkan kami yang terlena dengan gemerlapnya dunia dan
kesibukan ini.
Selamat jalan Ramadhan, semoga kami bisa istiqamah dan dapat
berjumpa denganmu kembali. Aamiin
-----000-----
Sragen 26-03-25.
Junaedi Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar