Senin, 31 Maret 2025

AMAL-AMAL SETELAH RAMADHAN.

Setelah menjalankan rangkaian ibadah dibulan Ramadhan banyak kaum muslimin kembali kepada kebiasaannya.

Malas beribadah shalat wajib berjamaah di masjid dan kiyamulail ( shalat malam), demikian pula ibadah lainnya.

Hal ini ditandai dengan sepinya masjid-masjid setelah Ramadhan.

Padahal Allah perintahkan agar kita beribadah kepada Allah hingga akhir hayat kita.

Allah ta’ala berfirman:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ.

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (kematian)." (QS. Al-Hijr[15]: 99).

Dari makna ayat ini disimpulkan bahwa ibadah seperti salat dan lain-lainnya diwajibkan kepada manusia selagi akalnya sehat dan normal, maka ia mengerjakan salatnya sesuai dengan kondisinya. (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Al-Hijr [15]:99).

ALlah ta’ala berfirman di dalam ayat yang lain, bagaimana orang kafir meninggal dengan kekafirannya.

وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ.

“Dan kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian.” (Al-Muddatstsir[74]: 43-47).

Rasulullah menafsirkan langsung bahwa makna yakin adalah kematian.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika mendapatkan kabar Utsman bin Mazh’un telah wafat:

أمَّا هو فقَدْ جَاءَهُ اليَقِينُ..

“Sungguh telah datang kepadanya (Utsman bin Mazh’un) al-yaqin (kematian).” (HR. Bukhari 7018).

Ahli tafsir sepakat bahwa al-yaqin maknanya adalah kematian. Al-Qurthubi menjelaskan:

قَوْلُهُ تَعَالَى: وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ . فِيهِ مَسْأَلَةٌ وَاحِدَةٌ: وَهُوَ أَنَّ الْيَقِينَ الْمَوْتُ.

“Firman Allah ta’ala “Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin” dalam hal ini hanya ada satu pendapat. Yaitu bahwa al yaqin maknanya adalah kematian” (Tafsir Al-Qurthubi, syamilah 10/64).

Pernahkah kita berfikir kenapa Allah ta’ala perintahkan agar kita terus menerus beribadah..?

Ternyata ayat ini memiliki  faedah dan rahasia yang sangat besar, adapun di antara faedah tersebut:

1.   Karena ibadah ini merupakan tujuan kita diciptakan.

Allah ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ.

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat[51]: 56).

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Katakanlah (Muhammad),"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. " ( QS. Al An‘am [6]:162).

2.   Karena kita mendapatkan nikmat dari Allah terus menerus.

Allah ta’ala berfirman:

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka itu dari Allah." (QS. An-Nahl[6]: 53).

Di antara nikmat besar yang diberikan Allah kepada kita:

1)  Nikmat Iman dan Islam

Ini adalah nikmat terbesar. Tanpa iman dan Islam, kehidupan tidak akan berarti di dunia maupun di akhirat.

2)  Nikmat Hidup dan Kesehatan

Bisa bernapas, bergerak, melihat, mendengar, dan menikmati kehidupan adalah bagian dari nikmat Allah yang sangat besar.

3)  Nikmat Ilmu dan Akal

Kemampuan memahami, berpikir, dan belajar adalah nikmat yang sangat besar.

4)  Nikmat Waktu dan Kesempatan

Setiap detik yang diberikan oleh Allah adalah peluang untuk berbuat baik dan memperbaiki diri.

5)  Nikmat Keamanan dan Kedamaian

Bisa hidup tanpa ketakutan dan berada di dalam lingkungan yang aman juga merupakan karunia Allah.

6)  Nikmat Keluarga dan Anak-anak

Memiliki pasangan, anak-anak, dan keluarga yang mendukung adalah nikmat besar yang sering dilupakan.

7)  Nikmat Rezeki dan Pekerjaan

Makanan, minuman, harta, dan semua bentuk penghidupan adalah karunia dari Allah.

3.   Karena permusuhan setan terus menerus sehingga hamba membutuhkan dekat kepada Allah ta’ala.

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ. إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ.

"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya (setan) hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, serta mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah[2]: 168-169).

Sedangkan hamba tercipta penuh kelemahan sehingga dengan beribadah menjadikan kuat menghadapi musuhnya yaitu setan.

Allah ta’ala berfirman:

وَخُلِقَ ٱلْإِنسَٰنُ ضَعِيفًا.

"Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah." (QS. An-Nisa[4]: 28).

Ada beberapa penjelasan ulama tentang kelemahan manusia, diantaranya apa yang di sebutkan Ibnu Katsir, beliau menyebutkan riwayat dari thawus dari bapaknya dia berkata:

فِي أَمْرِ النِّسَاءِ.

 “Dalam perkara wanita.”

وَقَالَ وَكِيعٌ: يَذْهَبُ عَقْلُهُ عِنْدَهُنَّ.

Waki’ berkata, “ Hilang akalnya jika dekat wanita.” (lihat tafsir Ibnu Katsir QS. An-Nisa[4]:28)

Ibnul Qoyyim berkata, “ Yang benar disini mencakup semuanya secara umum, kelemahannya lebih dari hal ini dan lebih banyak, manusia lemah badannya, lemah kekuatannya, lemah kehendaknya, lemah ilmu dan lemah kesabaran.” (Thariqul Hijratain 1/228).

4.   Agar kita bisa istiqamah.

Allah ta’ala berfirman:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ.

“Dan istiqamahlah sebagaimana yang diperintahkan kepadamu.” (QS. Hud[11]:112).

Al Baghawi berkata:

أَيِ: اسْتَقِمْ عَلَى دِينِ رَبِّكَ، وَالْعَمَلِ بِهِ، وَالدُّعَاءِ إِلَيْهِ كَمَا أُمِرْتَ.

“istiqamahlah di atas agama Tuhanmu, beramal dengannya, berdoa kepadanya sebagaimana yang diperintahkan kepadamu.” (Tafsir Al-Baghawi, QS. Hud[11]:112).

Sebagian ahli tafsir mengatakan, istiqamah di atas tauhid, islam.

Allah ta’ala berfirman:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ.

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim [14]:27).

Qotadah As Sadusi mengatakan, “Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan shalih. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur.”  (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/502.)

5.   Karena ajal setiap saat datang sehingga jangan sampai hamba dalam keadaan maksiat sehingga mati dalam keadaan soul khatimah.

Allah ta’ala berfirman banyak di dalam Al-Qur’an:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ.

“Tiap-tiap umat itu mempunyai waktu yang ditetapkan. Maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. AL-A’raf[7]:34).

Begitu pula di dalam surat Yunus [10]:49, surat An-Nahl[16]:61),surat Al-Munafiqun[63]:10).

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ.

“Sesungguhnya amal itu tergantung akhirnya.” (HR. Bukhari 6607).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ﺍﻟْﻜَﻴِّﺲُ ﻣَﻦْ ﺩَﺍﻥَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻭَﻋَﻤِﻞَ ﻟِﻤَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ، ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﺟِﺰُ ﻣَﻦْ ﺃَﺗْﺒَﻊَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻫَﻮَﺍﻫَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻤَﻨَّﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ.

“Orang yang pandai adalah  orang yang mampu mengevaluasi dirinya dan beramal (mencurahkan semua potensi) untuk kepentingan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang mengikuti hawa nafsu, kemudian berangan-angan kosong kepada Allah” (HR. Tirmidzi).

Adapun hal hal yang harus dilakukan seorang hamba meskipun telah selesai Ramadhan :

1)   Tetap menjaga shalat lima waktu, terutama laki-laki untuk di masjid.

2)   Terus-menerus menuntut ilmu karena ilmu akan sifatnya menguatkan iman dan menerangi langkah.

3)   Menjalankan kiyamul lail (shala tahajud) dengan rutin sebagaimana yang dilakukan di bulan Ramadhan.

4)   Berhias dengan akhlak yang mulia, karena ini merupakan hasil didikan selama bulan Ramadhan dimanq kita telah didik untuk sabar, jujur, penyayang, menjaga lisan dan meninggalkan hal yang tidak berguna.

5)   Menjaga hak-hak yang harus dipenuhi.

6)   Meninggalkan maksiat.

7)   Senantiasa berkumpul dengan orang shalih.

8)   Menggunakan waktu sebaik mungkin dalam ketaatan.

9)   Memperbaiki kekurangan yang belum tercapai.

10)                     Senantiasa memohon kebaikan dunia dan akhirat.

“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan)”(HR. Muslim 2721, At Tirmidzi 3489, Ibnu Majah 3105, Ibnu Hibban 900).

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ.

“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”  (HR. At-Tirmidzi  3522, Ahmad 12107, . Lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi Syaikh al-Albani 2792).

 

Semoga  bermanfaat.

-----000-----

Sragen 01-04-2025.

Junaedi Abdullah. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUD AQIDATAKA BAB 5 SOAL: 3 FENOMENA KESYIRIKAN PADA MASYARAKAT.

  BAB 5 SYIRIK BESAR. SOAL: 3 FENOMENA KESYIRIKAN PADA MASYARAKAT.   م - هَلِ الشِّرْكُ مَوْجُودٌ فِي هٰذِهِ الأُمَّةِ . Soal: A...