Selasa, 11 Januari 2022

MELURUSKAN PANDANGAN TENTANG WALI ALLAH.



     Kesalahan persepsi orang-orang  islam tentang wali, diperparah dengan tayangan difilm-film yang menampilkan bahwa,  seorang wali itu harus sakti, kebal, bisa terbang, bisa mendatangkan keajaiban diluar kebiasaan manusia, dan anggapan lainnya, anggapan seperti ini perlu diluruskan.

     Memang salah satu prinsip di dalam Aqidah Ahlu Sunnah wal Jama'ah bahwa Karomah para wali dan orang shalih itu benar(adanya).

     Akan tetapi tidak semua yang keluar dari kebiasaan manusia, (seperti bisa terbang diangkasa, berjalan di atas air, kebal senjata tajam, merubah sesuatu) itu wali, bahkan terkadang istidraj (tipu daya syaitan dan jebakan yang membinasakan).

     Bahkan terkadang itu pengaruh syaitan dan dan orang-orang batil, timbangan demikian itu apakah (pelakunya) mencocoki Al Qur'an dan Sunnah atau tidak. (Lihat Mujmal Usul Ahlu Sunnah wal Jamaah fil Aqidah, bab Tauhidul Amali wa i'tiqadi oleh, Syaikh Dr. Nasir Abdul Karim Al Aql).

    Kalau setiap keajaiban dan kemampuan diluar kebiasaan seperti kebal senjata, bisa terbang, bisa jalan di atas air, itu wali, banyak orang kafir Yahudi Nasrani, bahkan orang musryik seperti ahli sihir, mereka ini bisa mendatangkan keajaiban namun tentu orang seperti ini bukan Wali Allah, tapi wali Syaitan.

   Terkadang Allah memberikan karomah kepada Wali-Nya, namun hal seperti ini bukan satu syarat untuk seorang wali, bahkan Wali-wali Allah mereka yang beriman dan bertakwa. Allah ta'ala berfirman:
أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ, ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ

     “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." (QS Yunus [10]:62-63)

    Ibnu Katsir berkata: Allah Ta'ala memberitahukan bahwa kekasih-kekasih-Nya (Wali-Wali-Nya) adalah mereka yang beriman dan bertakwa, seperti yang ditafsirkan oleh banyak ulama. Dengan demikian, setiap orang yang bertakwa adalah wali Allah. Maka:

{لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ}

    "Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka."(Yunus: 62)
    "Dalam menghadapi masa mendatangnya, yaitu kengerian-kengerian dan hal-hal yang sangat menakutkan di hari akhirat nanti."
{وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ}

     "Dan tidak (pula) mereka bersedih hati."(Yunus: 62)

     "Terhadap apa yang ada di belakang mereka di dunia."

     Oleh karena itu seorang wali harus mencocoki Al-Qur'an dan Sunnah sebagaimana hadis berikut.

     Dari Abu Hurairah  radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إنَّ اللَّهَ قالَ: مَن عادَى لي ولِيًّا فقَدْ آذَنْتُهُ بالحَرْبِ، وما تَقَرَّبَ إلَيَّ عَبْدِي بشيءٍ أحَبَّ إلَيَّ ممَّا افْتَرَضْتُ عليه، وما يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إلَيَّ بالنَّوافِلِ حتَّى أُحِبَّهُ، فإذا أحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الذي يَسْمَعُ به، وبَصَرَهُ الذي يُبْصِرُ به، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ بها، ورِجْلَهُ الَّتي يَمْشِي بها، وإنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، ولَئِنِ اسْتَعاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وما تَرَدَّدْتُ عن شيءٍ أنا فاعِلُهُ تَرَدُّدِي عن نَفْسِ المُؤْمِنِ، يَكْرَهُ المَوْتَ وأنا أكْرَهُ مَساءَتَهُ

      “Allah ta’ala berfirman: Barangsiapa yang memerangi wali-Ku, maka ia mengumumkan perang terhadap-Ku. Dan ketika seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku, maka tidak ada yang paling Aku cintai melebihi perkara-perkara yang Aku wajibkan kepadanya. Dan ketika seorang hamba senantiasa melakukan amalan-amalan sunnah, maka aku semakin mencintainya. Dan ketika Aku mencintainya, maka Aku lah yang menjadi pendengarannya, penglihatannya, pukulan tangannya, dan langkah kakinya. Jika ia meminta kepada-Ku, akan Aku berikan. Jika ia minta perlindungan kepadaku, akan Aku lindungi. Tidaklah Aku ragu melakukan sesuatu yang mesti Aku lakukan seperti keraguan untuk (mencabut) nyawa seorang yang beriman. Dia tidak menyukai kematian dan Aku tidak ingin menyakitinya” (HR. Bukhari. 6502).

     Adapun film-film yang menampilkan bagaimana seseorang untuk mendapatkan kewalian harus bertapa dan meninggalkan kewajiban shalat dan lain-lain, kemudian menampilkan berbagai macam keajaiban, kapanpun dia kehendaki, keajaiban itu bisa terwujud, tayangan-tayangan ini memberikan pengetahuan yang menyimpang dan sangat berbahaya bagi keyakinan umat Islam, hendaknya dijahui dan tidak ditonton  karena tidak sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah.
Demikianlah semoga bisa meluruskan kekliruan yang tersebar dimasyarakat kita.

---------00000--------

Sragen 12-01-2022.

Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...