Minggu, 19 Desember 2021

AWAS BANYAK DUKUN BERMUNCULAN.


Dewasa ini banyak para dukun yang bermunculan, mereka kebanyakan tidak lagi memakai blangkon, baju hitam dan seram tapi sudah di format modern, menampakkan bajunya seperti kyai, ustad, dan lainnya, mereka juga menghendaki agar kondang, setelah itu laris pasiennya. 

Mereka membuat konten-konten seakan-akan memerangi para dukun ilmu hitam, sedangkan dirinya ilmu putih, padahal kalau di timbang dari Al Qur'an dan Sunnah semua ilmu tersebut ilmu sihir yang haram.

Kini tidak malu dan terang-terangan merambah dunia medsos, bahkan tak segan-segan membuat konten-konten yang menipu.
Para dukun yang berbaju ustad itu mulai aneh-aneh, mengundang tokoh mistik Nyi Roro kidul, menjawab sebab terjadinya gunung meletus dengan didasari keterangan yang diambil dari syaitan hingga berperang antar dukun, padahal sama-sama dukun.

Ada juga yang menamakan dirinya pemburu hantu, pawang lelembut dan yang lainnya.

Padahal kita sama-sama tahu praktek yang di gunakan tidak lepas dari perdukunan.

Hal itu bisa di ketahui dengan minta syarat ketika pasien mengunjungi, cara mengobati dengan jampi-jampi yang tidak di tuntunkan dan tidak di mengerti, begitu pula ada sering kita jumpai dengan menggunakan tenaga dalam dan trawangan gaib.

Terkadang membuka jasa dengan memagari jarak jauh.

Tidak ada yang melariskan seperti ini kecuali orang yang jahil terhadap agama.

Mereka mengelabuhi masyarakat dengan kata memburu, penjinak, dan jadi pawang lelembut, ini adalah kedustaan belaka. Seakan-akan mereka kuat dan jin syaitan pada takut kepadanya.
Di mana sejatinya disadari atau tidak telah bersekongkol dengan jin atau lelembut itu sendiri.

 Allah ta'ala berfirman:
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلالٍ بَعِيدٍ
“Yang menyertai manusia berkata : “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Qaf: 27)

Dalam tafsir Ibn Katsir dinyatakan bahwasanya Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, Mujahid, Qatadah dan beberapa ulama lainnya mengatakan, “Yang menyertai manusia adalah setan yang ditugasi untuk menyertai manusia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 7:403)

Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.” Para sahabat bertanya, “Termasuk Anda, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,

وَإِيَّايَ إِلاَّ أَنَّ اللَّه أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلا يَأْمُرنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ

“Termasuk saya, hanya saja Allah membantuku untuk menundukkannya, sehingga dia masuk Islam. Karen itu, dia tidak memerintahkan kepadaku kecuali yang baik.” (HR. Muslim)

Kalau setiap orang diikuti jin tidak termasuk si pawang lelembut ini.
Kenapa dia mawangi orang lain wong dia sendiri di kintili jin.

Hendaknya kita mengetahui, semua bentuk kegaiban terutama tentang urusan jin setan, pelarisan, wibawa, rezqi, barang hilang secara gaib, semua urusan Allah ta'ala.

Allah ta'ala berfirman:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri….” (QS. Al An’am [6]: 59).

Orang yang mendatangi dukun bisa menjadikan kufur atau tidak di terima shalatnya 40 hari.

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً.
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.”
(HR. Muslim 2230, dari Shofiyah, dari beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya,
maka ia berarti telah kufur padaAl Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.”
​(HR. Ahmad no. 9532. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Hendaknya kita tidak jemu mengajarkan manusia tentang tauhid dan mejauhkan dari syirik.

Mengajarkan sunnah menjauhkan bid'ah.

Menjauhkan umat dari praktek perdukunan.

Jika seseorang menginginkan sesuatu, baik itu kaya, laris dagangannya, maju usahanya, mudah rezkinya hendaknya berusaha keras, banyak berdoa dan berdzikir kepada Allah ta'ala.

Jika merasakan rumahnya ada sesuatu, rasanya was-was, agar Banyak mengaji terutama surat Al Baqarah, agar rumah jauh dari gangguan syaitan.

Tidak perlu mendatangi dukun apalagi mengundang, dia akan merancau (berbicara) sekehendaknya dan tidak takut dosa.
Karena mereka hanya menginginkan anda kagum kepadanya sudah itu anda membayarnya.

Demikianlah semoga bermanfaat.

Sragen 20-12-2020.

Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...