Jumat, 14 Januari 2022

HUKUM NYEKAR (TABUR BUNGA DI KUBURAN).



Meluruskan kebiasaan masyarakat.
Bahwa nyekar itu dianggap baik dan dianggap bagian dari ajaran islam.

Kalau mereka beranggapan nyekar itu mengikuti Sunnah nabi, kita lihat apakah itu benar...?

  1) Ketika Nabi berjalan melewati 2 kuburan, Nabi diberi wahyu (di beri tahu Allah bahwa penghuni kubur tersebut sedang di siksa) apa orang-orang yang menebar bunga (nyekar) tahu, mereka yang dikirim bunga juga sedang di siksa ..? tentu tidak. Justru itu malah buruk sangka kepada penghuni kubur.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua buah kuburan. Lalu beliau bersabda:
 إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ،أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ
“Sungguh kedua penghuni kubur itu sedang disiksa. Mereka disiksa bukan karena perkara besar (dalam pandangan keduanya). Salah satu tidak menjaga diri dari kencing. Sedangkan yang satunya lagi, dia kesana kemari menebar namimah (mengadu domba).” Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah. Beliau membelahnya menjadi dua, lalu beliau tancapkan di atas masing-masing kubur satu potong. Para sahabat bertanya, “Wahai, Rasulullah, mengapa Anda melakukan ini?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
 لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
 “Semoga keduanya diringankan siksaannya, selama kedua pelepah ini belum kering.” (HR. Bukhari 216 Muslim 292)

  2) Yang ditancapkan nabi adalah pelepah kurma, harusnya yang paling dekat pelepah kurma adalah pelepah kelapa, dari mana dalil mengalihkan pelepah kurma dengan bunga...?

  3) Nabi mengharap dikurangi siksanya selama belum layu, apa penebar bunga juga berharap di kurangi siksanya selama belum kering bunganya..?
Permasalahannya Nabi mengetahui  penghuni kubur disiksa,  pertanyaannya apakah orang yang nyekar juga tahu kalau bunganya bisa meringankan siksanya..? Ini jelas salah paham di dalam memahami dalil.

  4) Tak satupun sahabat yang melakukan hal itu karena terkait apa yang dilihat Rasulullah, dimana terkadang di tampakkan kepada Beliau perkara gaib, sebagaimana nabi dan Rasul yang lain. Allah ta'ala berfirman:
 عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا . إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ.
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya. (QS Al-Jin[72]:26-27).

  5 ) Kira-kira baik umat jaman sekarang lebih baik atau baik umat di pada masa Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam ketika hidup ..?
Tentu baik umat pada masa Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (HR. Bukhari 3651 Muslim 2533)
Oleh karena itu kita tidak pernah membaca sejarah sahabat membawa bunga kekuburan untuk ditaburkan.

  6) Ternyata kebiasaan itu dari orang-orang Nasrani, sebagaimana di sebutkan syaikh Jamil Zainu (lihat kitab beliau Firqatun Najiah ...)

7) Kita dilarang meniru satu kaum, apalagi kaum tersebut telah disesatkan oleh Allah ta'ala, yaitu orang-orang Nasrani, meskipun kenyataannya banyak kaum muslimin yang meniru mereka sebagaimana Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam sebutkan.
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ فَمَنْ؟
“Sungguh, kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta. Sekalipun mereka masuk lubang dhabb (binatang sejenis biawak), niscaya kalian akan mengikutinya.” Kami mengatakan, “Ya Rasulullah, apakah jalan orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Bukhari 3197 Muslim 4822)

  8) Setiap uang yang dikeluarkan meskipun kecil, kalau tidak pada tempat yang benar itu termasuk perkara mubadzir, sedangkan mubadzir dilarang dalam Islam Sebagaimana dijelaskan ahli tafsir.
Allah ta'ala berfirman:
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.(QS Al Isra' [17]:27).

  9) Ini juga tinggalan nenek moyang kita, dan kita tidak boleh mengikuti nenek moyang kita jika mereka keliru. 
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا بَلْ نَتَّبِعُ مَآ اَلْفَيْنَا عَلَيْهِ اٰبَاۤءَنَا ۗ اَوَلَوْ كَانَ اٰبَاۤؤُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ شَيْـًٔا وَّلَا يَهْتَدُوْنَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk. (QS Al-Baqarah [2]:170. Dan juga bisa di basa  (QS. Al-Maidah [5]:104. 

  10) Kalau dengan bunga itu dia meyakini bisa mendatangkan manfaat dan menolak bahaya bagi penghuni kubur, dia bisa terjerumus kedalam kesyirikan atau kebid'ahan, selain terancam amalan tersebut tidak diterima juga diancam pelakunya dengan neraka.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada contoh dari ksmi, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari 20 Muslim 1718)

Kesimpulan, tabur bunga (nyekar) bukan bagian ajaran islam, tidak boleh dilakukan, pelakunya bisa berdosa, apabila telah mengetahui tapi masih melakukan.

Hendaknya kaum muslimin menyadari bahwa banyak budaya yang bukan bagian dari ajaran islam, dimasukkan kedalam islam.

Kewajiban kita menjauhkan ajaran yang bukan ajaran islam, dan mengambil ajaran dari islam.

Islam agama yang mudah, jangan dipersulit, jangan mencampur adukkan ajaran islam dengan ajaran yang lain.

Yang paling penting, JANGAN SEKALI-KALI MENGUKUR KEBENARAN DENGAN AKALNYA, dan BANYAKNYA ORANG YANG MELAKUKAN, karena ibadah itu sifatnya (taukifiyah) mengikuti tuntunan yang telah diajarkan, yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah yang Sahih.
Demikianlah semoga bermanfaat.

Sragen 13-01-2022

Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...