Minggu, 07 Mei 2017

RUKUN ISLAM

·      Disusun oleh Abu Ibrahim Junaedi Abdulluah.

 Rukun islam ada lima:
  1. Mengucapkan dua kalimat syahadat أشْهَدُ أن لاإِله إِلاَّالله وَأَشهَدُأَنَّ مُحَمَّدًارَسُولُ الله,  artinya : Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah, dan Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah.
Makna Kalimat la ilaha illallah adalah: لاَ مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ إِلاَّ الله  “tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah.”
Rukun لاإِله إِلاَّالله :
1)      An-nafyu : membersihkan berbagai macam bentuk sesembahan selain Allah.
2)      Al Isbat     : menetapkan Allah satu-satunya sesembahan yang berhak di sembah.
Syarat لاإِله إِلاَّالله:
1)      Berilmu.
Allah ta’ala berfirman:
إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya). QS Az Zuhruf[42]:86.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” QS. Az Zumar [39] : 9
2)      Yakin.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا.
(tidak ada ... Kalimat la ilaha illaallah memiliki 2 rukun yaitu النَّفْيُ (meniadakan) dan الإِثْبَاتُ (menetapkan). ... Beliau menjelaskan syarat la ilaha illlallah ibarat gigi-gigi kunci.
مَنْ لَقِيتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ. رواه مسلم .
 Dari sahabat Abu Hurairah radiallahu ‘anhu Rasulullah bersabda  “Barangsiapa yang engkau temui di balik penghalang ini, yang bersyahadat laa ilaaha illallah, dan hatinya yakin terhadap hal itu, maka berilah kabar gembiranya baginya berupa surga.”  HR. Muslim 31.
3)      Qabul (menerima).
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ . وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ.
 Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" Ash Shaffat [37]:35-36.
4)      Inqiyat (tunduk dan patuh)
وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى.
Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. QS Luqman[31]:22.

5)      As-Sidq (jujur).
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ. يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ.
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak sadar. QS. Al Baqarah[2]:8-10.
6)      Ikhlas.
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus QS Al Bayyinah[98]:5.
فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengucapkan “la ilaha illallah”, dan dia berharap wajah Allah dari ucapannya tersebut.” HR Bukhari  425 Muslim33.
7)      Cinta.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al Baqarah[2]:165.
Makna Syahadat Muhammad Rarsullullah:
تَصْدِيقُهُ فِيمَا أَخْبَرَ
1)      Membenarkan apa yang diberitakan.
طَاعَتُهُ فِيمَا أَمَرَ
2)      Menaati perintah beliau.
اجْتِنَابُ مَا نَهَى عَنْهُ وَزَجَرَ
3)      Meninggalkan apa yang dicegah dan dilarang oleh beliau
عِبَادَةُ اللهِ بِمَا شَرَعَ
4)      Beribadah kepada Allah dengan syariat beliau.
Allah ta’ala perintahkan agar tunduk taat kepada beliau sallallahu alaihi wa sallam diantara firman Allah ta’ala:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
Barang siapa taat kepada Rasul, sungguh dia telah taat kepada Allah. An-Nisa[4]: 80
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. QS. An-nisa [4]: 59
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Hendaknya takutlah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya bahwa mereka akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih.” An-Nur[24]: 63.
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى.
“Setiap umatku akan masuk ke dalam surga kecuali yang enggan. Mereka para sahabat bertanya  “ kenapa enggan” beliau berkata “ barang siapa mentaatiku dia masuk kedalam syurga barang siapa bermaksiat padaku dia telah enggan.” HR Al Bukhari 7280 Ahmad 2/361.
 مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ  رَدٌّ . مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
“Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak.”  “Barangsiapa mengerjakan sesuatu amal yg tdk ada contohnya dari urusan kami maka ia tertolak.” HR Bukhari 2697 Muslim 1718.
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Hal yang telah kularang kalian darinya, maka jauhilah. Hal yang kuperintah kepada kalian, maka laksanakanlah semampu kalian.” HR Bukhari 7288. Muslim 1337.
  1. Menegakkan shalat.
Menegakkan shalat diantaranya dengan memperhatikan sebagai berikut: waktunya, tata caranya rukunnya,
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. HR.Bukhari 631 Muslim 674.
Menjauhkan apa saja yang mengganggu shalatnya  agar bisa khusuk, dengan shalatnya hendaknya bisa menjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar,Sebagaimana firmanAllah ta’ala:
إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.   QS Al Ankabut[29]:45
  1. Mengeluarkan zakat.
1)                                        Zakat fitrah
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan QS At Taubah[9]:103.
زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ.
”Zakat Fitrah merupakan pembersih bagi yang berpuasa dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan kata-kata keji ( yang dikerjakan waktu puasa ) , dan bantuan makanan untuk para fakir miskin. ” HR. Abu Daud 1609 Ibnu Majah 1827. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan.
2)                                        Zakat Mal.
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ.
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. At Taubah[9]:60.

 Termasuk di dalamnya juga wajib mengeluarkan zakat pertanian, sebagaimana Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ
“Tidak ada zakat bagi tanaman di bawah 5 wasaq.” HRBukhari 1405 Muslim 979.
Jika kita hitung 1 sho’ sama dengan 2,4 kg, satu wasaq 60 sho’ maka nishob zakat tanaman = 5 wasaq x  60 sho’ =144/ wasaq x 5 = 720 kg.
Dan ini hukumnya wajib di keluarkan, bagi tanaman yang biasa di awetkan dan jadi makanan pokok pada satu daerah.
Sebagaimana dahulu Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا  مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta  mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah Subhanahu wata’ala.HR Bukhari 25 Muslim 22.    
  1. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” QS Al Baqarah[2]:183
Pada asalnya puasa ini dahulu di peruntukkan bagi orang-orang yang mampu, sebagaimana Allah sebutkan pada QS Al Baqarah [2]:184, kemudian Allah nasakh ayat tersebut pada ayat berikutnya QS[2]:185.
Seorang muslim wajib mengetahui hukum-hukum seputar puasa, mulai dari waktu masuknya yaitu fajar sidiq, apa yang membatalkannya, apa yang menjadi tujuannya, sehingga melaksanakan dengan sebenar-benarnya, serta senantiasa menjaga amal puasa tersebut dari apa yang merusakkannya.
  1. Berhaji bagi yang mampu untuk menempuh perjalanan, menafkahi keluarga yang di tinggal dan ini di wajibkan satu kali seumur hidup.
سُئِلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ  إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ  , قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ, قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ .
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Amalan apa yang paling afdhol?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” HR. Bukhari 1519.
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata jorok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.” HR. Bukhari 1521.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...