Minggu, 02 November 2014

EMPAT HAL YANG MEMBINASAKAN



foto pemandangan


Ringkasan dari kajjian  di masjid Baitur Rahman Mojo Songo.
Tgl 25Oleh ustad Syafiq Reza Basalamah MA.-10-2014


1. CINTA TERHADAP DUNIA.
Allah merendahkankan dunia diberbagai tempat Allah berfirman:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا. وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.QS 87.Al A’laa:16-17
.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun.” (HR. At-Tirmidzi no. 2320, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 686)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لِيَفْتَدُوا بِهِ مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih. QS.5 Al Maidah:36.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
“Barangsiapa dunia menjadi tujuan akhirnya, Allah jadikan semua urusannya tercerai-cerai, kefakiran selalu ada di depan matanya, dan tidak diberikan padanya bagian dari dunia kecuali sebatas apa yang telah ditetapkan Allah baginya. Sedangkan barangsiapa akhirat menjadi tujuan akhirnya, Allah himpun semua urusannya, kekayaan ada dalam hatinya, dan dunia mendatanginya begitu saja dengan tertunduk.” [Al-Jami' Ash-Shaghir]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّه.
“Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian; sebab hal itu akan mendidik kalian untuk tidak meremehkan nikmat Allah”. HR. Muslim
Suatu ketika Ibnu Mas’ud z melihat Rasulullah n tidur di atas selembar tikar. Ketika bangkit dari tidurnya tikar tersebut meninggalkan bekas pada tubuh beliau. Berkatalah para sahabat yang menyaksikan hal itu, “Wahai Rasulullah, seandainya boleh kami siapkan untukmu kasur yang empuk!” Beliau menjawab:
مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Ada kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2377, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi)
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Al-Bukhari no. 6416)

2. TAKABUR.
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا . كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi Ini dengan sombong, Karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Ttuhanmu.QS.17Al Israa: 37-38
Ulama mengatakan ”penyebab kesombongan di karenakan seseorang memiliki kekurangan sehingga dirinya perlu untuk sombong”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ HR. Muslim no. 91
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ الرِّجَالِ يَغْشَاهُمْ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَيُسَاقُونَ إِلَى سِجْنٍ فِي جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُولَسَ تَعْلُوهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِينَةَ الْخَبَالِ
“Pada hari kiamat orang-orang yang sombong akan digiring dan dikumpulkan seperti semut kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan akan meliputi mereka dari berbagai sisi. Mereka akan digiring menuju sebuah penjara di dalam Jahannam yang namanya Bulas. Api neraka yang sangat panas akan membakar mereka. Mereka akan diminumi nanah penduduk neraka, yaitu thinatul khabal (lumpur kebinasaan).” [Riwayat Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no. 2492; Ahmad, 2/179

3. HASAD.
Firman Allah Azza wa Jalla:
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا
Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? QS.4 An Nisa:54
Beberapa sifat hasad yaitu:
• Orang yang menginginkan hilangnya nikmat dari orang lain akan tetapi tidak mengharuskan nikmat tersebut pindah kepada dirinya.
• Orang yang hasad menginginkan nikmat orang yang di hasati pindah kepada dirinya.
• Orang yang menginginkan nikmat orang lain, tetapi tidak menginginkan nikmat tersebut hilang dari diri orang lain tersebut.
• Ia tidak menghendaki siapapun dapat nikmat meskipun tidak di kenal.
Tanda-tanda hasad:
• Senang dengan kesalahan temannya
• Senang terhadap urusan yang di perebutkan sedang temenya tidak hadir.
• Senang jika temenya di gibah.
• Menjawab pertanyaan orang lain berkaitan dengan temannya dengan sindiran.
• Merasa susah jika temannya mendapat hadiah.
• Tidak mau menyebut keutamaan saudaranya.
Cara mengobati hasad:
• Memberikan pujian kepada temennya ( yang dihasati).
• Hendaknya merendahkan diri ( tawadhu).
• Memberi hadiah kepada teman kita.
• Agar kita membantu teman kita.
• kita membela saat teman kita di cela.
• Kita doakan jika membeli sesuatu.
• Berusaha untuk mencintainya.
• Lebih mengutamakan teman kita.
• Mengajak untuk berbicara.
• Berdoa agar di hilangkan sifat hasad dari hati kita.

4. MARAH.
Marah tidak bisa menyelesaikan masalah.
Marah seperti badai menghancurkan tapi tidak bisa membuka simpulan
Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” HR. Al Bukhari no. 5763 dan Muslim no. 2609.
Penyebabnya :
• Bergurau dengan berlebihan.
• Berbicara dengan pedas
Terapinya:
• Jika berkaitan dengan Syaitan hendaknya dia berlindung kepada Allah.
• Jika berkaitan dengan manusia hendaknya dia tolah dengan cara yang baik.
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah Telah menjadi teman yang sangat setia. QS. 41 Al Fushshilat:34
• Meninggalkan tempat tersebut.
• Duduk.
• Berbaring
• Berwudhu.
Demikianlah catatan ini semoga bermanfaat bagi kaum muslimin.
NB:
Dalam tulisan ini ada beberapa kekurangan dan juga sedikit perubahan bukan karena kesengajaan akan tetapi ada beberapa penyampaian yang memang tidak jelas bagi ana, semoga bisa di maafkan atas kekuranagan ini, dan kepada Allah ana mohon ampun.

Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...