Oleh: Abu Ibrahim
Membicarakan kesesatan JIL sebenarnya menyita waktu dan
tenaga kita dari ilmu yang lebih penting, karena tidak semua orang membutuhkan
dan terkena gesekan darinya, tetapi karena gencarnya mereka menjajakan
kesessatannya, melalui media masa (internet, televisi, radio, majalah, surat kabar), ternyata kesesatan
mereka mampu menembus waktu dan ruang gerak kita dan di mana kaum muslimin
tinggal bahkan di pelosok sekalipun, sehingga menuntut kita untuk mewaspadai
dan membentengi diri kita dan kaum muslimin dari kesesatanya.
Memanag permusuhan yang di canangkan musuh-musuh islam
selain dari orang-orang kafir yang sama
sekali tidak memiliki agama, juga orang-orang ahlul kitab (Yahudi dan Narani),
mereka membenci islam semenjak islam muncul hingga sekarang ini, sehingga Allah عزوجل
dengan rahmatNya memberitahukan kepada RasulNya صلى الله عليه وعلى أله وسلم Allah berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى
تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ
اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ
اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang
benar)". dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu. QS.2 Al
Baqarah:120
Perjalanan sejarah nenek moyang mereka
telah memulai permusuhan sejak awal tatkala melihat islam berkembang di Madinah
dengan pesat, sehingga menjadikan hasad dan dengki orang-orang yahudi, mereka juga
mengkawatirkan masa depan mereka mengingat sebelum Rasulullah صلى الله عليه وعلى أله وسلم datang mereka bebas dalam mererapkan agama
mereka, serta menyimpangkannya.
Kedatangan Rasulullah صلى الله عليه وعلى أله وسلم dianggap yang akan menghalang-halagi,
sebagaimana ahlul kitab jaman sekarang merasa islam sebagai penghalang, diantara
tokoh-tokoh moyang mereka seperti Ka’ab
bin al-Asyraf (memperolok-olok Rasulullah صلى الله عليه وعلى أله وسلم), Amr bin jahhasy (yang melakukan konsfirasi pembunuhan
terhadap Rasulullah صلى الله عليه وعلى
أله وسلم ), Huyai bin akhthab
(yang telah menghianati janji dan di usir oleh Beliau صلى الله عليه وعلى
أله وسلم, akirnya memprfokasi
orang-orang Qurays hingga terjadi perang Ahzab).[1]
Sebagaimana sejarah berbicara
bahwa orang-orang yahudi beberapakali hendak melakukan percobaan pembunuhan terhadap
Nabi صلى الله عليه وعلى
أله وسلم tapi
senantiasa gagal didalam mewujudkan keinginannya. Inti dari semua yang
dilakukan dari dulu hingga sekarang ini tak lain ingin menghapus Islam dari
muka bumi, namun Allah عزوجل senantiasa menjaga agamaNya bahkan Allah akan memenangkan
agamanya sebagaimana Allah عزوجل
berfirman:
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ
مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Mereka
ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut (tipu daya) mereka, tetapi
Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir
membencinya".Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan
agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun
orang musyrik membenci. QS.61 Ash Shaff: 8-9.
[2],
namun yang terjadi justru kebalikannya bahkan jumlah kaum muslimin semakin bertambah
di sebagian negri-negri kafir.
Tatkala mereka tak dapat
mewujudkan keinginan mereka dengan kekerasan mulailah mereka berfikir bagaimana
mereka dapat menghancurkan islam dari dalam, sebagaimana yang telah di lakukan
nenek moyang mereka Paulus yang telah berhasil merusak agama nabi Isa -alaihis
salam- dan menjadikannya agama berhala, mereka tidak buta sejarah, oleh karena
itu mereka hendak melakukan hal yang sama terhadap islam, sesuai kaidah kafir
mereka “ untuk meraih tujuan di bolehkan dengan menghalalkan segala cara” mulailah mereka mengambil langkah Diraasah
orientalis yaitu dengan mendoktrin kaum muslimin di negri-negri kafir mereka,
memfasilitasi apa saja yang mereka butuhkan, mereka memerangi kaum muslimin
dengan cara (ghazul fikri) yang dikenal dengan perang pikir.
Amat di sayangkan para pelajar
itu, hanya karena bagian dunia yang sedikit ini, menjadikan tertutup mata hati
dan pendengaran mereka, mereka
tidak menyadari jikalau dirinya di
peralat untuk mencapai tujuan orang-orang kafir itu, mereka dididik untuk di
jadikan mesin perusak islam dari dalam.
Wal hasil setelah mereka pulang ke
negri-negri mereka mulailah pelajar-pelajar itu (diantaranya kelompok paramadina)
menyerang orang-orang yang konsisten dengan sunnah, menganggap mereka tidak
mengetahui waqi’(realita) tak bisa
mengikuti perkembangan jaman, hingga titik puncak kebobrokan (insya Allah akan
kita sebutkan), bermunculan pikiran-pikiran yang nyleneh[3] dari mereka, membuat-buat
kaidah sendiri, menganggap tidak wajib apa yang kaum muslimin sepakat tentang
kewajibanya[4],
menyelisihi apa yang telah jadi kesepakatan para ulama, mereka mengaku
pambaharu islam, pemikir islam, cendekiawan muslim dan lain-lain yang tak lain mereka
adalah monster-monster penjual asongan pemikiran kufar, yang tidak ragu lagi
saya katakan kepada mereka bahwa mereka adalah antek-antek yahudi,
orang-seperti merekalah yang sejatinya musuh berbahaya, karena merong-rong kaum
muslimin dari dalam, dan mereka inilah yang termasuk di sinyalir hadist
Rasulullah
صلى الله عليه وعلى أله وسلم : yang bunyinya:
حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ
النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ
بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ
هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ
وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّونَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُونَ بِغَيْرِ
هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ
شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا
قَذَفُوهُ فِيهَا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ
قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ فَمَا تَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ
الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا
إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى
أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ . متفق عليه
Dari Hudzaifah Ibnul Yaman رضي الله عنه dia berkata, “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه وعلى أله وسلم tentang kebaikan
sedangkan aku bertanya kepada Beliau tentang kejelekan karena khawatir akan
menimpa diriku.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dulu berada
di masa jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kepada kami
kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan
ini ada kejelekan?” Beliau menjawab, “Ya.” Aku bertanya, “Apakah setelah
keburukan tersebut ada kebaikan?” Beliau menjawab, “Ya, akan tetapi padanya ada
dakhon( kabut).” Aku bertanya, “Apakah itu wahai rasulullah?” Beliau menjawab,
“Suatu kaum yang tidak berpegang dengan sunnahku dan mengambil petunjuk bukan
dengan petunjukku, padahal engkau mengenal mereka akan tetapi engkau ingkari.”
Aku bertanya lagi, “Apakah setelah kebaikan tersebut ada keburukan?” Beliau menjawab,
“Ya, yaitu para da’i yang mengajak kepada pintu-pintu neraka jahanam.
Barangsiapa yang menyambut ajakan mereka, maka mereka akan melemparkannya ke
neraka jahanam.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullahebutkanlah cirri-ciri
mereka.” Beliau menjawab, “Suatu kaum yang kulitnya sama dengan kulit kita,
berbicara dengan bahasa kita.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah apa yang engkau
perintahkan jika aku mendapatkan keadaan
yang demikian?” Beliau menjawab, “Berpegang teguhlah dengan jama’ah kaum
muslimin dan pemimpin mereka.” Aku bertanya, “Jika mereka tidak mempunyai
jama’ah dan pemimpin?” Beliau menjawab, “Tinggalkanlah kelompok-kelompok
(sesat) itu walaupun engkau menggigit akar pohon sehingga kematian datang
menjemputmu dalam keadaan engkau seperti itu.[5]
Dari akibat yang mereka timbulkan terjadilah kontra vesrsi di kalangan
kaum muslimin yang luar biasa, bahkan berujung dengan tertumpahnya darah,
sedangkan para penjualnya bangga atas dagangan busuk mereka, kamuflase yang
mereka lakukan benar-benar telah mengelabuhi mangsa-mangsa mereka, terutama dari
kalangan orang-orang yang memang tak memiliki pondasi agama yang kuat, sehingga
mereka terombang ambing tak ubahnya seperti daun kering di terpa angin, karena
saking banyaknya korban yang terus menerus berjatuhan.
Adapun kaum muslimin yang menolak
keberadaan mereka, mereka sadar jika musuh telah menyerang di balik selimut,
menancapkan senjata ke jantung-jantung mereka, kuku-kuku telah merobek-robek baju keimanan mereka, jadilah
korban-korban mereka tak ubahnya seperti jasad tanpa ruh, karena ruh iman telah
di tanggalkan, mereka melebihi binatang buas terhadap mangsa-mangsanya, Allah
musta’an.
Dari sini orang-orang orientalis
memandang busur yang mereka lontarkan lebih mengena pada sasaranya, sehingga
tak lagi merepotkan dan menghantui mereka, orang-orang islam tidak di suruh
masuk kepada agama mereka namun pikiran-pikiran mereka di cuci, ajaran-ajaran
islam di lucuti satu persatu, orang-orang islam di ajak berfikir sebagaimana
orang-orang kafir itu berfikir dan beragama, sehingga islam hanya tinggal nama,
kita berlindung kepada Allah dari tipu daya ini.
Hendaknya orang-orang yang berbuat makar itu
takut kepada Allah, ingatlah Allah عزوجل tidak lalai dari
apa yang kalian perbuat Allah berfirman:
وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ
كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ
Dan Sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar, dan di sisi
Allah-lah (balasan) makar mereka itu. dan Sesungguhnya makar mereka itu (amat
besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. QS.14. Ibrahim:46
أفَأَمِنَ
الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ
يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ
Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman
(dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya
azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, QS.16. An Nahl:45.
Wahai orang yang berbuat makar ketahuilah
kalian akan di balasi cepat atau lambat, wahai saudaraku kaum muslimin sadarlah!!,
agama kalian telah di acak-acak, aqidah kalian telah di gerogoti, janganlah kalian mau di perdaya oleh orang-orang
yang sejatinya musuh kalian dan musuh islam, jangan kalian tertipu dengan hanya
karena mereka memakai simbul-simbul islam, bicara tentang islam, karena sesuatu
itu akan di hitung dan di angap sesuai dengan kenyataanya, dan tidak lain
kenyataanya mereka merusak islam dari dalam, dan inilah diantara
kerusakan-kerusakan dan penyimpangan mereka yang paling parah :
- Tidak memakai kaidah yang di tetapkan para ulama di dalam memahami Al Qur’an dan Sunnah.
Sebagaimana kaidah dalam memahami tafsir
Al Qur’an.[6] mereka sama sekali tidak memakai kaidah
tersebut. JIL. membalikkan kaidah para ulama diantaranya ” Al ‘ibrootu bi umumi
lafdzhi, laa bi khususi sabab” di balik
menjadi “ Al Ibrootu bi khususi sabab la bi umumi lafdzhi”. Yang artinya
“pelajaran itu di ambil berdasarkan keumuman lafad tidak dikhususkan karena
sebab”.
2. Menganggap Rasulullah
صلى الله عليه وعلى
أله وسلم seseorang yang juga perlu di kritisi, tidak di
benarkan secara mutlak.
Diantara keburukan
ucapan mereka, “ Dirkursus-dirkusus kontemporer tersebut pun hendaknya dikaji
dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar “pembacaan baru” sebagai berikut.
Pertama, mafhum makanah al-nabi bi al-qara’in al-waqi’iyyah (memahami posisi
Nabi via historisitas hadis), apakah sabda Muhammad diproduksi dalam posisinya
sebagai Rasul, manusia biasa, suami, hakim, atau pemimpin politik, karena
ketaatan yang “ta’abbudi” hanya dalam posisinya sebagai Rasul. Kedua, taqdim
al-ushul ala al-fushul (mendahulukan pokok-pokok agama dari pada
penerapan-penerapan aspek parsial keagamaan).
Oleh Asrar mabrur faza.& bsp; *Dosen
STAIS Al-Hikmah Medan. Kandidat Doktor UIN Alauddin Makassar.
Padahal para ulama
yang mengagungkan sunnah telah membuat kaidah dan definisi sunnah yaitu:
ما
أضيف إلى النبي قولاً أو فعلاً أو تقريراً أو صفة
Apa yang di sandarkan pada Nabi baik itu
ucapan,perbuatan, persetujuan, atau sifat.[7]
Tujuan mereka tak lain
ingin mengesampingkan petunjuk Rasulullah secara keseluruhan
Mereka tidak menyadari jika Allah عزوجل sendiri berfirman:
. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى. وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). QS.53.An-Najm:3-4.
- Memahami agama tidak sebagaimana pemahaman para sahabat g.
Ini sudah menjadi sunnatullah bagi
orang-orang yang memahami agama tidak sebagaimana pemahaman para sahabat dan memastikan mereka tersesat,
bukan hanya kelompok JIL saja akan tetapi siapapun berlaku bagi yang
meninggalkan pemahaman para sahabat, bagaimana mungkin meninggalkan mereka yang
merupakan murid-murid Rasulullah صلى الله عليه وعلى أله وسلم, wahyu di turunkan
di tengah-tengah mereka bahkan dengan lancangnya mereka melemahkan diantara
para sahabat, ucapan buruk mereka diantaranya:
Jika
diperhatikan argumen-argumen di atas berbanding terbalik dengan realitanya.
Al-Walid bin Uqbah misalnya, adalah sahabat yang pernah berbohong kepada Nabi,
mabuk dalam memimpin salat subuh, serta disebut fasik dalam Alquran Surat
al-Hujurat (49) ayat 6. Al-Asy’ats bin Qays al-Kindi pernah murtad dan kembali
lagi masuk Islam. jubair bin ‘Abdillah bin Murrah bin ‘Abdillah bin Sa‘ab
pernah dilaporkan telah mencuri tas kulit Nabi. Abu Darda’ pernah dinilai
berdusta. Abu Hurairah pernah mengalami gangguan kejiwaan karena menderita
epilepsi. Abu Hurairah meriwayatkan hadis tentang anjuran bekerja tetapi tidak
mengamalkannya, “alias” tunakarya. Pernah sombong di hadapan sahabat Nabi yang
lainnya, karena merasa superior dalam hal kekuatan daya hafal. Padahal kita
tahu, sikap “kibriya” hanya pantas dimiliki oleh Allah—tidak Muhammad, apalagi
seorang Abu Hurairah. Oleh Asrar Mabrur Faza*
Ulama Ahlussunnah wal jama’ah memuji para sahabat[8]
meskipun indifidu dari sahabat tidak lepas dari kesalahan, akan
tetapi kebaikan mereka lebih besar, sehingga menutupi keburukanya, oleh karena
itu Rasulullah
صلى الله عليه وعلى أله وسلم bersabda:
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Dari nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebaik-baik manusia adalah pada masaku
kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya.[9]
Kita katakana
kepada mereka, apakah kalian tidak
menyadari dahulu yang berani mencela sahabat hanyalah orang-orang
munafik, oleh karena itu bukan hanya
satu dua para ulama, mereka mengatakan
“jika ada orang yang berani mencela sahabat ketahuilah mereka adala zindiq,
lalu di mana kalian tempatkan diri-diri kalian ini, ketahuilah Allah telah membela para sahabat
nabiNya saat orang-orang munafik mencela mereka, Allah meridhai mereka dan juga
RasulNya, adakah satu saja di antara kalian yang mendapatkan keridhan keduaNya,
ataukah kalian belum membaca hadist Rasulullah صلى
الله عليه وعلى أله وسلم yang berbunyi:
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي لَا
تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ
أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
Rasulullah صلى الله
عليه وعلى أله وسلم bersabda “ Jangan kalian cela
sahabatku, walaupun kalian berinfaq sebesar gunung Uhud berupa emas tak akan
bisa menyamai satu mud infaq mereka dan tidak pula separohnya.[10]Mereka tidak lain hanyalah menjadi saksi bagi diri-diri mereka sendiri, seakan mereka menempatkan dan melampaui para ulama, padahal apa yang mereka ucapkan tidak di dasari ucapan para ulama terlebih imam madzhab, ini menunjukkan lemahnya tipudaya mereka.
Bahkan mereka berani lancang
mengkritisi hadist-hadist Bukhari dan muslim, padahal para ulama kaum muslimin
sepakat akan ke shahihannya.
Orang-orang seperti inilah yang
akan di sesatkan Allah dan di ancam dengan neraka sebagaimana firman Allah عزوجل:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ
الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke
dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.QS.4. An Nisaa:115
Karena orang-orang muslim di ayat ini
tidak lain adalah para sahabat.
4. Anggapan semua agama adalah benar.
Kita sama-sama mengetahui bahwasanya agama di
sisi Allah adalah islam sebagaimana firman Allah l:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا
بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada
berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya.QS.3.Al Imraan:19
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ
وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi. QS.3.Al Imraan: 85
Orang-orang JIL mengaggap agama apapun boleh, sekalipun
bukan di turunkan dari langit, mau yahudi, nasrani, majusi, budha boleh-boleh
saja. Mereka telah mengingkari ayat di atas dan menganggap Addin di situ bukan
agama, kesesatan ini amat nyata.
5. Orang kafir hanyalah mereka yang tidak berpegang dengan
agama.
Padahal jelas Allah menyebut Ahlul kitab
(Yahudi dan Nasrani) dengan sebutan yang jelas yaitu kafir, Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ
فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni
ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka
kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.QS.98. Al Bayinah: 6
6. Kebenaran menurut mereka adalah nisbi( menurut pandangan
masing-masing)
Dari sini kita tahu kebodohan orang-orang
JIL. Karena mereka anggap semua orang bisa di dalam kebenaran, jika demikian
apa gunanya Allah menurunkan kitabNya. Jelas ini bertentangan dengan firman
Allah :
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ4
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah)
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
QS.2 Al Baqoroh:185
Karena tak lain Al Qur’an adalah pembeda
antara Alhaq dan batil sebagaimana ayat di atas.
7. Hukum agama tidak boleh di terapkan di dalam negara.
Padahal kita sama tahu jangankan perkara
pemerintahan bagaimana kita buang hajad saja agama ini mengajarkan. Ini tidak lain karena ketakutan
majikan-majikan mereka jika seandainya hukum Allah tegak di muka bumi, karena
masa depan islam bencana bagi mereka dan mereka paham hal ini.[11]
8. Menyamakan gender (laki-laki dan perempuan)
Sesungguhnya ini sangat bertentangan dengan
firman Allah :
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ
بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ4
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki)
atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka.
QS.4. An Nisaa:34
Mereka menggembor-gemborkan emansipai wanita dan ini telah
berhasil mengelabuhi sebagian masyarakat elit, yang tidak lain mereka jahil
terhadap agamanya.
9. Memperjuangkan kelompok penyimpang sexsual seperti gay, homo dan
lisbi
Di antara ucapan buruk dan apa yang mereka
rencanakan di bawah ini:
Diskusi
bulanan Jaringan Islam Liberal (JIL) kali ini, Senin 26 Juli 2010, mengangkat
tema “Tafsir Atas Homo Seksualitas dalam Kitab Suci”. Kitab Suci yang dimaksud
adalah Kitab Suci yang berasal dari agama Islam dan Kristen. Diskusi yang
berlangsung di Gedung Teater Utan Kayu, Jl. Utan Kayu 68 H, Jakarta tersebut
menghadirkan dua narasumber: Dr. Ioanes Rakhmat (IR), mewakili pandangan
Kristen; dan Mohamad Guntur Romli (MGR), mewakili pandangan Islam. Diskusi kali
ini dimoderatori oleh Abdul Moqsith Ghazali.
Pada
diskusi kali ini, ada dua “rekor” baru yang terjadi. Pertama, ini merupakan
kali pertama JIL menyelenggarakan diskusi bertemakan homo seksualitas, meskipun
pembicaraan di dalamnya menyangkut juga dengan transgender dan biseksual
sehingga istilah yang lebih lazim digunakan adalah LGBT (lesbian, gay,
biseksual, dan transgender). Kedua, baru kali ini juga muncul tanggapan dari
para peserta diskusi hingga mencapai 15 orang. Hal itu tentunya membuat diskusi
kali ini menjadi lebih seru dan memakan waktu lebih panjang.
Sesuai
dengan tema yang diberikan oleh JIL, kedua narasumber hendak melakukan
penafsiran ulang atas pandangan-pandangan Kitab Suci terhadap homoseksualitas.
Tentu saja diharapkan melalui diskusi ini, ada cara pandang lain yang lebih
positif terhadap kaum homo seksual ataupun LGBT, khususnya yang berasal dari
penafsiran Kitab Suci.
Inti
dari diskusi itu tidak lain agar manusia berpandangan melunak terhadap
penyimpangan sexsual, dan di bolehkan, padahal ini jelas jelas di laknat oleh
Allah sebagaimana di sebutkan kisah nabi Lud p dan penyebab di
binasakannya kaum Sodom dan Gumora. mereka berusaha untuk menyimpangkan sebab
dan akibat yang mengenai kaum tersebut. Allah berfirman:
قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ
وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ
Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu Telah tahu bahwa kami tidak
mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan Sesungguhnya kamu tentu
mengetahui apa yang Sebenarnya kami kehendaki." QS.11.Hud:79
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
Maka tatkala datang azab kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang
di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah
yang terbakar dengan bertubi-tubi, QS.11.Hud: 82
10. Tidak adanya al wala’ dan AL baraa’ di dalam agama mereka.
Padahal jelas Al wala’ wal bara’ adalah
merupakan ikatan yang kuat di dalam agama ini. Allah berfirman:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada
buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui.QS.2.Al
Baqoroh:256
Dan
tidak sempurna keimanan seorang muslim hingga beriman kepada Allah serta mengkufuri
taghut, dan termasuk agama selain islam adalah agama berhala.
Catatan:
Dari sekian banyak ini yang paling di galakkan mereka:
1)
Bagaimana
manusia berpemahaman liberal di dalam agama.
2)
Bagaimana
manusia bisa berhukum secara liberal, sehingga mereka berusaha membatalkan
undang-undang pornografi, miras, dll.
3)
Bagaimana
orang bisa berbseni dan budaya secara liberal, sehingga sekalipun orang mau
mmenari dengan telanjang pun tetap akan didukung.
Jika tiga ini berhasil di terapkan pada satu negara
maka bersiap-siaplah menunggu kehancuran dan inilah yang hakekatnya mereka
kehendaki, semoga Allah melindungi kita semua dan kaum muslimin dimanapun
mereka berada, menyelamatkan mereka dari tipudayanya.
Semoga
bermanfaat fiddunya wal akhirah Amin
jateng tgl 28-5-2012
[1]
Lihat sejarah islam yang berjudul “Ar Rahiqul mahtum” di tulis oleh: Syaikh
Shafiurrahman Al Mubarakfury.
[2]
Lihatlah bagaimana mereka menindas palestina, afganistan, dan lain-lain,
walaupun keadaannya menyedihkan namun islam semakin meringsek masuk di
negri-negri dimana orang-orang kafir itu tinggal.
[3]
Seperti mengartikan kalimat La ila ha illaullah dengan arti “ tidak ada tuhan
yang disembah -dengan t kecil- kecuali Tuhan – dengan T besar-, yang sama
sekali belum ada yang memaknai demikian sebelumnya.
[4]
(seperti berjilbab, dll)
[5]
HR. Bukhari ( 3606) Muslim ( 1487)
[6]
Sebagaimana di sebutkan di permulaan tafsir para ulama diantaranya “TAFSIR IBN
KATSIR” juga sebagaimana di sebutkan oleh Syaikh Utsimin dalam kitabnya “ USUL
TAFSIR”
[7]<pan>
Lihat “ TAISIR MUSTALAH HADIST” DR. Mahmud Tohan.
[8]
Dalam masalah sahabat telah
berkata Syaikh Nashir Ibn Abdul Karim Al Aql didalam kitabnya(MUJMAL USUL AHLUSUNNAH WAL JAMA'AH FIL AQIDAH)
"sahabat semua mulia dan adil, mereka adalah yang palin utama di umat
ini....",
[9]
HR. Bukhari (2652) Muslim
(2533)
10 HR. Bukhari (3673) Muslim (2540)
[11]
Mereka telah menanam pohon gorqot yang merupakan pohon yahudi, ini menunjukkan
mereka juga mempelajari musuh-musuh mereka melalui kitab kitab kaum muslimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar