Tulisan berikut ini tak ada hubunganya dengan bom bunuh diri yang dilakukan orang-orang yang dangkal pikiranya, dan tidak di benarkan dalam agama.
Disusun oleh Abu Ibrahim
Kejadian ini terjadi saat perang badar, dan di kisahkan oleh sahabat Abdurahman Ibnu Auf rodhiaullahu anhu beliau berkata:
Tatkala genderang perang telah berkecambuk, tiba-tiba di sisi kanan dan kiriku ada seorang pemuda yang masih belia, seakan aku tidak percaya atas keberadaan mereka di situ, lalu salah satu keduanya bertanya kepadaku dengan suara lirih agar tidak di dengar oleh yang lain," wahai pama tunjukkan kepadaku mana orang yang bernama abu Jahal??"
Kejadian ini terjadi saat perang badar, dan di kisahkan oleh sahabat Abdurahman Ibnu Auf rodhiaullahu anhu beliau berkata:
Tatkala genderang perang telah berkecambuk, tiba-tiba di sisi kanan dan kiriku ada seorang pemuda yang masih belia, seakan aku tidak percaya atas keberadaan mereka di situ, lalu salah satu keduanya bertanya kepadaku dengan suara lirih agar tidak di dengar oleh yang lain," wahai pama tunjukkan kepadaku mana orang yang bernama abu Jahal??"
Lalu aku berkata " wahai anak saudaraku apa yang akan kau lakukan terhadapnya?"
Dia menjawab " Aku di beri tahu dia mencaci maki Rasulullah صلى الله عليه وعلى أله وسلم, demi jiwaku yang berada di tangaNya jika aku melihatnya maka dia tidak akan luput dari incaranku, hingga ada yang mati terlebih dahulu di antara kami."
Mendengar hal itu aku aku terkesima.
Dan setelah itu yang satu lagi mengedipkan matanya kepadaku dan mengatakan sebagaimana apa yang di katakan temanya. Maka tak selang berapa lama aku melihat Abu Jahal berkeliling di tengah orang-orang lalu aku berkata " Tidakkah kalian berdua melihat? dialah orang yang kalian tanyakan tadi."
Maka keduanya mendekat
kepada
Abu Jahal, Ibnu Ishaq menceritakan: Mu'adz bin 'Amr bin al jumuh berkata "
Aku mendengar suara orang-orang Quraisy sementara Abu Jahal laksana pohon yang
di kelilingi semak belukar, tidak dapat di dekati karena banyaknya tombak-tombak
dan pedang-pedang di sekitarnya yang melindunginya.
Mereka
berkata " Tidak ada yang dapat menjangkau abul Hakam" ( yaitu abu
Jahal), tatkala aku mendengar hal itu aku menjadikan sebagai targetku sehingga
aku tetap mengincarnaya.
Manakala
kesempatan itu datang, akupun menyerangnya, aku layangkan satu sabetan pedang
yang mengenai sekitar kakinya pada pertengahan betisnya. Demi Allah, saat
kakinya jatuh aku hanya bisa menyerupakan sebagaimana biji yang jatuh pada
penggilingan saat di giling.
Lalu
anaknya Ikrimah menyabet pundakku, maka lengankupun terlepas dan menempel pada
kulit sampingku, namun peperangan menjauhkan posisiku darinya.
Sungguh aku berperang seharian dan menyeret lenganku ke belakang, maka tatkala tatkala tanganku semakin menggangu dan menyiksaku, maka aku menginjakkan kakiku di atas tanganku tersebut, lama aku melakukan hal itu hingga akhirnya aku berhasil membuangnya.
Sungguh aku berperang seharian dan menyeret lenganku ke belakang, maka tatkala tatkala tanganku semakin menggangu dan menyiksaku, maka aku menginjakkan kakiku di atas tanganku tersebut, lama aku melakukan hal itu hingga akhirnya aku berhasil membuangnya.
Kemudian
mu'wwadz melewati Abu Jahal lalu menghantamnya dengan pedangnya hingga
benar-benar telak, lantas membiarkanya sekarat dan akhirnya meniggal, sementara
dia terus berperang lagi hingga gugur.
Inilah yang dilakukan pemuda-pemuda pada jaman Rasulullahصلى الله عليه وعلى أله وسلم mereka menyadari resiko terhadap apa yang di lakukannya, yaitu tak lain nyawa yang menjadi taruhannya.
Adakah pemuda saat ini yang rela mengorbankan jiwa raganya untuk membela Rasulullahصلى الله عليه وعلى أله وسلم??
Bangkitlah wahai pemuda islam pelajarilah agamamu belalah agamamu, berkorbanlah dengan jalan yang benar semoga kita semua di jalan kebenaran. Amin
Rujuan " ARAHIQUL MAKHTUM " Syaikh Syafiurrahman Al Mubarakfury
Tidak ada komentar:
Posting Komentar