Kamis, 28 Desember 2023

BERIMAN KEPADA PARA MALAIKAT

 

Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang di muliakan. Mengimaninya merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tertuang di dalam rukun iman yang ke dua, sebagaimana di dalam hadis Jibril ‘alaihi wa sallam.  Allah ta’ala juga menyebutkan di dalam Al Qur’an:

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ.

Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan Rasul-Rasul-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 285).

Penciptaan Malaikat

Malaikat diciptakan Allah ta’ala dari cahaya sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

خُلِقَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ، وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ.

“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari Sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR. Muslim 2996, Ahmad 25194).

Beriman Kepada Malaikat Memuat Empat Perkara:

Pertama: Mengimani wujud mereka.

Wajib bagi orang beriman percaya akan keberadaan mereka, yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para malaikat. Tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa malaikat hanyalah kiasan lambang kebaikan atau semacamnya. Allah ta’ala telah menyatakan keberadaan mereka dalam firman-Nya yang artinya:

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ .

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fatir [35]: 1)

Barangsiapa yang tidak beriman kepada mereka dan mengingkari eksistensi (wujud) mereka seperti yang diyakini oleh sebagian penganut filsafat maka dia telah kafir berdasarkan kesepakatan kaum Muslimin. Allah ta’ala berfirman:

وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا.

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa` [4]: 136).

Kedua: Mengimani nama-nama Malaikat yang telah kita ketahui.

Sedangkan Malaikat yang tidak diketahui namanya wajib kita imani secara global.

Ketiga: Mengimani sifat-sifat Malaikat yang kita ketahui.

Mengimani sifat-sifat Malaikat diantaranya:

·        Berwujud.

Malaikat diberi karunia untuk bisa berubah wujud menjadi manusia dengan izin Allah. Para Sahabat pun pernah menyaksikan Malaikat dalam wujud manusia. Seperti Jibril yang datang kepada Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam dan disaksikan para sahabat.

·        Malaikat senantiasa taat dan tidak pernah maksiat.

وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلا يَسْتَحْسِرُونَ . يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لا يَفْتُرُونَ.

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.  Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” QS. Al Anbiyaa' [21]: 19-20).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim [66]: 6).

Maksudnya, apa pun yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka, maka mereka segera mengerjakannya tanpa terlambat barang sekejap pun.[1]

·        Malaikat sangat kuat, Allah memberi kekuatan untuk menunaikan tugasnya.

Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam pernah melihat Jibril dalam sifat atau wujud yang asli.

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى جِبْرِيلَ لَهُ سِتُّمِائَةِ جَنَاحٍ.

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Jibril, dengan 600 sayap.” (HR. Bukhari 3232, Muslim 174).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَنَادَانِي مَلَكُ الْجِبَالِ فَسَلَّمَ عَلَيَّ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.

“…Malaikat (penjaga) gunung memanggilku, mengucapkan salam lalu berkata: Wahai Muhammad! Jika engkau mau, aku bisa menimpakan Akhsyabain.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “(Tidak) namun aku berharap supaya Allah Azza wa Jalla melahirkan dari anak keturunan mereka orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun juga.” (HR. Bukhari 3231, Muslim 1795).

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ.

Tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud [11]: 82)

·       Besarnya malaikat pemikul Arsy yang berjumlah delapan.

Dari Jabir yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ: أَنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ.

“Telah diizinkan bagiku untuk menceritakan kepada kamu tentang malaikat-malaikat pemikul 'Arsy, bahwa jarak antara daun telinganya sampai ke lehernya sama dengan jarak yang ditempuh selama tujuh ratus tahun.” (HR Abu Daud 4727, Tabrani 4421, di sahihkan Syaikh al-Albani di dalam as-Shahihah 151).

·        Banyaknya jumlah malaikat.

Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya jumlah malaikat dan tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah ta’ala adalah sebuah hadits shahih tentang baitul makmur. (HR Abu Daud 4727, Tabran 4421, di sahihkan Syaikh al-Albani di dalam as-Shahihah 151).

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ.

“Kemudian ditunjukkan kepadaku baitul ma’mur. Akupun bertanya kepada Jibril, beliau menjawab, “Ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan terakhir baginya.” (HR. Bukhari 3207, Muslim 164).

Keempat: mengimani tugas-tugas mereka.

Kita mengimani apa yang Allah dan RasulNya beritakan kepada kita tentang tugas-tugas mereka, misalnya:

  1. Jibril ‘alaihissalaam bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada para Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.
  2. Mikail bertugas menurunkan hujan dan menyebarkannya.
  3. Israfil bertugas meniup sangkakala.
  4. Malaikat maut bertugas mencabut nyawa, adapun penyebutan Izrail ini tidak benar, yang benar adalah malaikat Maut. (QS. As-Sajdah[32]: 11)
  5. Malaikat pengawas dan pencatat amal perbuatan hamba, yang baik maupun yang buruk, sebagaimana yang Allah sebutkan di dalam Al-Quran Surat Qaaf [50] ayat 18. Adapun Raqib dan Atid yang disebutkan pada ayat di atas merupakan tugas keduanya.
  6. Al-Mu’aqibat Ada yang bertugas menjaga hamba pada waktu bermukim atau bepergian, waktu tidur atau ketika jaga dan pada semua keadaannya, mereka adalah malaikat Al-Mu’aqqibat.
  7. Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga.
  8. Malaikat Malik bertugas menjaga neraka dan merupakan pimpinan dari sembilan belas malaikat penjaga neraka (Surat Al-Muddatstsir [74]: 30).
  9. Para malaikat yang diserahi untuk mengatur janin di dalam rahim. Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah ta’ala mengutus seorang malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya dan sengsara atau bahagianya. (Muttafaqun ‘alaih)
  10. Malaikat Munkar dan Nakir, yang diserahi untuk menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam kuburnya.
  11. Malaikat pemikul Arsy yang berjumlah delapan.
  12. Malaikat yang menjaga di pintu-pint masjid pada hari jum’at.
  13. Malaikat yang mendatangi hamba di waktu pagi hari.
  14. Malaikat yang mendatangi tempat-tempat majelis ilmu.
  15. Malaikat-malaikat yang terus bersujud dan bertasbih kepada Allah ta’ala.

 



[1] (Tafsir Ibnu Katsir QS. At-Tahrim[66]:6).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...