Kamis, 14 Oktober 2021

SEBAB KEMUNDURAN UMAT dan JALAN MENUJU KEJAYAAN.

Tafsir Ayat Tentang Kejayaan Islam - BimbinganIslam.com

Sebagaimana kita telah saksikan bersama apa yang menimpa kaum muslimin secara umum, berupa kemunduran dari berbagai lini kehidupan, baik dari sisi ekonomi, teknologi dan kewibawaan, bagaimana kaum muslimin banyak menderita, ada yang terusir, terjajah, terbunuh, sampai keberadaan mereka tak diakui di negaranya.

Meskipun jumlah mereka banyak namun tidak menjadikan musuh takut, hal ini persis yang di sebutkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:

Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا، فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا، وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ.

“Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti makanan yang di perebutkan di tempatnya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih yang mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa takut dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shallallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 4297 Amad 22397 di shahihkan Syaikh al-Albani di dalam As-Shahihah 958)

Berbagai macam penelitian dilakukan untuk mengetahui sebab dari kemunduran umat islam ini, berbagai teori dipaparkan kemudian diambil kesimpulan.

Namun sungguh di sayangkan   hampir semua teori didasari dari akal dan realita semata, mereka lupa yang mereka perjuangkan adalah islam, yang seharusnya dengan cara islam pulalah untuk menyelesaikan masalah ini.

Sebuah kisah ketika Umar Ibnul khatab sampai di Syam, menjumpai tentaranya dan masyarakatnya dalam keadaaan mengalungkan sepatunya dan menuntun ontanya, seseorang berkata kepadanya:

يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ تَلْقَاكَ الْجُنُودُ وَبَطَارِقَةُ الشَّامِ وَأَنْتَ عَلَى حَالِكَ هَذَا؟ فَقَالَ عُمَرُ: إِنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ، فَلَنْ نَبْتَغِيَ الْعِزَّةَ بِغَيْرِهِ.

“Wahai Amirul mu’minin, apakah engkau akan menjumpai tentara dan masyarakat Syam dalam keadaan seperti ini?” Umar menjawab, “ Kita satu kaum yang di muliakan Allah dengan islam, kita tidak membutuhkan kemuliaan selainnya.” (HR. Hakim di dalam Mustadrak ‘ala Shahihain 208, dia berkata Shahih dan di setujui oleh Adz-Dzahabi)

Dari ayat-ayat dan hadits di atas kita ketahui bahwa pemberi kemuliaan hanyalah Allah, dan hanya bisa di dapat dengan mentaatinya bukan memaksiatinya.

Ketika kita berpaling dari islam, kita tidak semakin mulia tetapi semakin hina, itulah kenyataan yang telah terjadi.

Contoh dalam sejarah sebuah kisah nyata yang bisa kita petik hikmahnya yaitu pada perang Badar, tatkala mereka  merealisasikan kecintaan, ketaatan, ketundukannya kepada Allah dan Rasul-Nya mereka meraih kemenangan gilang gemilang, kebalikan  dari pada itu ketika terjadi perang Uhud, mereka telah di atur sedemikian rupa oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda kepada para pemanah:

Lindungilah arah belakang kami, jika kalian melihat kami di bunuhi janganlah menolong kami dan jika kalian melihat kami mendapatkan rapasan perang maka kalian jangan ikut bersama kami.” (HR. Ahmad, Tabrani, dan Hakim lihat Fatul Bary 7/350)

Pada putaran pertama kaum muslimin bisa memukul mereka mundur, para pemanah lupa akan wasiat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka melihat ghanimah berserakan dan akhirnya mereka turun dari tempatnya meskipun Abdullah bin jubair bin Nu’aman telah mengingatkannya dampaknya luar biasa, orang kafir memutar dan memerangi kaum muslimin dari belakang sehingga kondisi kaum muslimin semakin kacau balau sampai-sampai orang muslim berperang dengan orang muslim, terjadilah apa yang terjadi hingga kaum muslimin terbunuh 70 orang.

Apakah kita menyadari apa penyebabnya…?

Selain semua itu telah di taqdirkan Allah ta’ala agar kaum muslimin di kemudian hari mengambil hikmahnya, dan di Antara hikmahnya yang sangat besar penyebab kekalahan yaitu penyelisihannya para pemanah terhadap wasiat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bukankah kita ingin umat islam menang…?

Kita menghendaki kemenangan tapi kita masa bodoh terhadap umat islam…!

Mayoritas kaum muslimin mereka menjauhi ilmu….!

Mereka mengadu domba di antara saudara mereka sendiri.

Berapa banyak mereka yang masih terjerumus kedalam kesyirikan kebid’ahan dan juga riba.

Lihatlah kaum muslimin mereka mengagumi musuh-musuh mereka yaitu orang-orang kafir!

Bahkan orang-orang islam menggandrungi dan mengikuti langkah-langkah orang-orang kafir, kita bisa saksikan….!

Orang kafir berdoa sambil bernyanyi-nyanyi, orang islam mengikuti.

Orang kafir memperingati kelahiran nabinya, orang islam mengikuti.

Orang kafir melakukan ulang tahun anak dan keluarga mereka, orang islam mengikuti.

Orang kafir mengenakan pakaian modis, orang islam mengikutinya.

Sampai orang kafir menggerakkan ekonomi mereka dengan riba, orang islam mengikuti.

Persis seperti apa yang di sabdakan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ فَمَنْ؟

“Sungguh, kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta. Kalaupun mereka menempuh jalur lubang dhabb (binatang sejenis biawak), niscaya kalian akan menempuhnya.” Kami mengatakan, “Ya Rasulullah, apakah jalan orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Bukhari 3456 dan Muslim 2669 dari sahabat Abu Sa’id al- Khudri radhiyallahu ‘anhu)

 

Bagaimana mungkin penyelisihan sedemikian banyak akan dapat membawa kepada kejayaan umat…

Tidakkah kita umat islam ingat perkataan Umar di atas…!

“Sungguh Allah telah memuliakan kita dengan islam, barang siapa mencari kemuliaan dengan selain islam Allah akan menghinakannya.”

Ketahuilah kehinaan, kerendahan, kekalahan ini akan terus berlanjut sepanjang masa karena ini merupakan sunatullah.

Hal ini telah di kabarkan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam:

 إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ.

“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridho dengan perkebunan dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud 3462 dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam As-Shahihah 11).

Penyabab kehinaan diantaranya, kaum muslimin terjerumus kedalam riba, sibuk dengan dunia, meninggalkan jihad, adapun jihad yang paling utama ketika tidak terjadi peperangan yaitu jihad  memerangi kebodohan yang ada pada diri sendiri sebagaimana perkataan Ibnul Qayim, karena kebodohan merupakan sumber bencana dunia dan akhirat, penyebab datangnya musibah, penyebab kekalahan, penyebab kaum muslimin mudur, penyebab kehinaan, dan mereka senantiasa terus hina sampai mereka kembali kepada ajaran agama yang mulia ini….!

Sampai mereka mau kembali kepada ajaran islam…..!

 

JALAN MENUJU KEJAYAAN

Kalau kita mengetahui sebab-sebab kemunduran umat islam, hendaknya kita juga mempelajari bagaimana jalan untuk menuju kemuliaan.

Kejayaan dan kemuliaan hanya milik Allah dan Rasul-Nya, Allah ta’ala berfirman:

Allah ta’ala berfirman:

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ.

“Kemuliaan itu hanyalah milik Allah, rasul-Nya dan orang-orang beriman, hanya saja orang-orang munafik tidaklah mengetahui hal tersebut.” (Al Munafiqun[63]:8)

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ.

“Maka barangisiapa yang menghendaki kemuliaan, maka kemuliaan yang dicarinya itu hanyalah milik Allah. Karena itu, hendaknya ia mencarinya dengan banyak-banyak mengucapkan perkataan-perkataan baik dan melakukan amalan-amalan shaleh. Karena sesungguhnya perkataan-perkataan baik dan amalan-amalan shaleh tersebut akan naik kepada Allah.” (QS. Fatir[35]:10)

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ.

“Sebaik-baik manusia adalah di masaku, kemudian sesudah mereka, kemudian yang setelahnya.” (HR. Bukhari 3651 Muslim 2533)

Manusia-manusia terbaik ada pada masa Rasulullah hendaknya kita mengikuti mereka, baik di dalam aqidah, ibadah, muamalah.

 

Kesimpulan penyebab kemunduruan umat islam:

 1. mereka meninggalkan ajaran agama mereka.

 2. Mereka sibuk dengan dunia serta meninggalkan jihad.

 3. Mereka meninggalkan sejarah kejayaan kaum muslimin.

 4. Mereka mengagumi dan mengikuti cara-cara orang kafir.

 5. Mereka terkena penyakit al wahn yaitu cinta dunia dan takut mati.

 Adapun solusinya:

 1. Hendaknya kaum muslimin kembali dan mempelajari agamanya.

 2. Hedaknya kaum muslimin tidak disibukkan dunia lupa akhirat

 3. Hendaknya kaum muslimin tidak melupakan sejarah kejayaan islam.

 4. Hendaknya kaum muslimin tidak menjadikan dunia sebagai tujuannya.

 5. Hendaknya kaum muslimin mengaplikasikan agama dan tauhid mereka pada kehidupan sehari-hari mereka.

Sedikit ini semoga bisa memberi bermanfaat bagi penulis dan kaum muslimin. Aamiin.

 

--------00000-------

 

 

Sragen 15-10-2021.

Al faqir ilallah Abu Ibrahim junaedi Abdullah

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...