Jumat, 29 Oktober 2021

BANTAHAN SUBHAT BID'AH I Bag. 1


Seiring dengan berjalannya waktu, jauhnya masa kenabian, sedikitnya ilmu, banyaknya para penyeru kesesatan yang mengajak kepada bid’ah dan penyimpangan, begitu pula merebaknya orang islam mengikuti orang-orang kafir, baik dalam masalah adat kebiasaan sehari-hari maupun ritual keagamaan mereka, sehingga mejadikan orang islam sendiri banyak yang tidak lagi bisa membedakan mana yang masih jernih, murni dari sumbernya dan mana yang sudah di kotori dan bercampur kotoran.


Definisi Bid'ah secara Bahasa: adalah sesuatu yang baru, tanpa contoh sebelumnya.

Seperti firman Allah ta’ala:

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ.

 

”Allah Pencipta langit dan bumi” QS. Al-Baqarah[2]:117.

 

Adapun menurut istilah yaitu suatu cara dalam beragama yang di buat-buat yang menyerupai syariat dimaksudkan melakukan hal itu untuk berlebih-lebihan di dalam ibadah kepada Allah. (Lihat Al i'tisham oleh imam Asy-Syatibi)

 

Hukum bid’ah di dalam beragama adalah haram, dan bisa membawa pelakunya kepada kefasikan dan kekafiran.

 

Bid’ah juga telah banyak menjurus ke berbagai lini di dalam agama ini, terutama di dalam aqidah dan juga ibadah.

 

Syariat ini sudah sempurna, mudah, meringankan, jelas, terang benderang sebagimana Allah ta'ala sebutkan:



الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا.

 

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (Al-Maaidah[5]: 3)

 

Begitu pula Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah bersabda:

 

تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ.

 

“Aku tinggalkan kalian dalam keadaan terang-benderang, siangnya seperti malamnya. Tidak ada yang berpaling dari keadaan tersebut kecuali ia pasti celaka.” (HR. Ahmad 4/126 di shahihkan Syaikh al-Albani di dalam as-Shahihah 2/648)

 

Namun apa yang telah jelas dan terang benderang ini masih terasa gelap bagi orang yang di sesatkan Allah, menjadikan kebingungan bagi pelaku bid'ah, sehingga mereka memeras otaknya untuk menciptakan bid'ah-bid'ah yang bisa di terima oleh masyarakat dan di benarkan oleh orang awam, oleh karena itu mereka terus-menerus mencari apa yang dianggap bisa medukung dan membenarkan pendapatnya.

 

Sebagai bentuk nasehat kepada umat, kita akan jelaskan subhat-subhat tersebut in syaa Allah.

 

Di antara subhat ahli bid'ah:

 

1. Pelaku bid'ah menganggap baik perbuatan bid'ahnya tersebut.


Jawab:


Kalau pelaku bid’ah mau jujur mereka akan mengakui bahwa akal manusia itu terbatas, dia tidak mengetahui mana yang membawa kebaikan dan mana yang membawa keburukan kecuali butuh bimbingan wahyu, seandainya mereka mengatakan saya tahu hal ini adalah baik tanpa membutuhkan wahyu berarti dirinya telah menjadikan akalnya sebagai tuhan sebagaimana firman Allah ta’ala:

 

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ.

''Maka, pernahkah kamu melihat orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya.'' (QS Al-Jatsiyah [45]:23)

 

Untuk mengatakan ini baik ini buruk, ini berpahala, ini dosa, ini halal ini haram butuh bimbingan wahyu bukan ranahnya akal, oleh karena itu Allah ta’ala berfirman:

 

وَلاَ تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُوا عَلَى اللهِ الْكَذِبَ.

 

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadapa apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah”. (QS. An-Nahl [16]: 116)


Dahulu ada tiga orang yang mendatangi umul mukminin dan bertanya tentang ibadah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَأُصَلِّيْ اللَّيْلَ أَبَداً، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَصُوْمُ الدَّهْرَ أَبَداً وَلَا أُفْطِرُ، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَداً فَجَاءَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ؟ أَمَا وَاللهِ إِنِّيْ لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ.


”Salah seorang dari mereka mengatakan, “Adapun saya, maka saya akan shalat malam selama-lamanya.” Lalu orang yang lainnya berkata, “Adapun saya, maka sungguh saya akan puasa terus menerus tanpa berbuka.” Kemudian yang lainnya lagi berkata, “Sedangkan saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selamanya.”

 

Kemudian, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, seraya bersabda, “Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allah,sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” ( HR. Bukhari 5063 muslim 1401)

 

Mereka para sahabat sebaik-baik umat, sebelum mendapat teguran dari Rasulullah sallallhu ‘alaihi wa sallam mereka menganggap apa yang akan di lakukan itu merupakan kebaikan akan tetapi itu bukan kebaikan menurut Rasulullah dan keliru sehingga membutuhkan bimbingan wahyu dari nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam, akankah orang yang mebuat bid’ah sekarang berkata, apa yang kita lakukan sekarang lebih baik dari tiga orang tersebut….?

 

Kalau pelaku bid’ah sekarang berkata, yang kita lakukan ini dzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an mana jeleknya…?

Mereka bisa mengaca yang di lakukan sahabat tersebut, mereka itu shalat… mana jeleknya…?


Ataukah mereka berkata, “ Kalau yang kita lakukan ini pasti benarnya.”

 

Alangkah beraninya mereka, memastikan sesuatu yang tidak mereka ketahui hakekatnya.


Kalau mereka jujur mereka telah mengikuti hawa nafsunya, orang seperti ini hendaknya segera bertaubat kepada Allah ta'ala.



Demikianlah semoga bermanfaat. In syaa Allah bersambung.





                                      ---------00000--------



Sragen 30-10-2021.

Junaedi Abdullah.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...