Rabu, 13 Oktober 2021

BEKAL-BEKAL MENGHADAPI FITNAH.


Hasil gambar untuk gambar fitnah










 Meluruskan makna fitnah.

Fitnah yang terdapat pada masyarakat kita yaitu tuduhan dusta yang tidak di sertai bukti (lihat KBBI).

Adapun yang dimaksudkan fitnah di dalam firman Allah ta’ala:

وَالْفِتْنَةُ أَكبَرُ مِنَ الْقَتْلِ

“…dan fitnah lebih kejam dari pembunuhan” (QS Al Baqarah 2:191).

Para ulama menafsirkan dalam tafsir muyassar dan lainnya bahwa al-fitnah dalam ayat ini bermakna kekafiran, kesyirikan dan perbuatan mereka yang menghalang-halangi manusia dari islam.

PENGERTIAN FITNAH

Fitnah dari sisi bahasa yaitu melelehkan emas dan perak untuk memisahkan yang baik dan buruk.

Adapun secara istilah fitnah  yaitu “Al ikhtibaru” ujian atau cobaan untuk menyingkap hakekat keaslian sesuatu.

Adapun kalimat fitnah dalam dalam Al Qur’an memiliki banyak arti diantaranya:

Syirik, seperti:

وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ.

 “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah dan agama hanya bagi Allah semata.” (QS. Al-Baqarah[2]:193).

Azab.

ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنتُم بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ.

"Rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dulu kamu minta untuk disegerakan." (Ad Dzariyat [51]:14).

Cobaan.

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ.

“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mu'min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS. Al-Buruj [85]:10).

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ.

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS Al Anfal[8]:28).

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An Nur[24]:63).

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Maksud dari menyelisihi perintah rasulullah sallallahu ‘alahi wa sallamjalanNya, manhajNya, thariqahNya, sunnahNya, dan syariatNya,  Maka dari itu, semua ucapan dan perbuatan wajib ditimbang dengan ucapan dan perbuatan beliau sallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila sesuai dengan ucapan dan perbuatan beliau, diterima, dan apabila berbeda atau menyelisihinya, tertolak dan kembali kepada pengucap dan pelakunya, siapa pun dia.”

Adapun sebagai bekal untuk menghadapi berbagai macam bentuk fitnah yaitu:

1.   Menuntut ilmu.

Orang yang ingin terhindar dari fitnah, wajib baginya untuk menuntut ilmu, karena ilmu ibarat mata bagi jasad, yang berfungsi mengambil manfaat, dan menghindari apa yang membahayakan, oleh karena itu Allah memerintahkan dan memuji orang-orang yang menuntut ilmu.

Allah ta’ala berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang orang yang di beri ilmu dengan beberapa derajat.” ( QS Al-Mujadilah[58]:11)

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ.

“Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar[39:9).

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤا.

“Hanya saja yang takut kepada Allah dari sekian hamba-Nya adalah ulama.” (QS. Fatir[35]:28).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dishahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah  224)

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ.

“ Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memberikan kefaqihan (pemahaman) agama baginya.“ (HR. Bukhari 71, 3116, Muslim 1037)

Hendaknya mempelajari ilmu yang berkaitan dengan usul iman (pokok-pokok keimanan), seperti rukun iman yang enam tentang ibadah seperti:  wudhu, shalat, zakat (karena ini di lakukan setiap waktu), begitu pula puasa dan haji jika telah mampu, berkaitan dengan muamalah seseorang,  seperti: pinjam-meminjam hukum jual beli dan lain-lain. Semua ilmu-ilmu ini wajib dipelajari sesuai petunjuk Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Orang yang berilmu dengan ijin Allah ta’ala akan mampu menyingkap hakekat sesuatu tersebut, dan ini sangat di butuhkan sekali terutama pada jaman sekarang ini, yang mana manusia sulit membedakan mana benar dan mana yang salah.

2.   Senantiasa menjaga keimanannya.

Hendaknya seseorang senantiasa menjaga dan menyirami ruhnya dengan keimanan, baik mendengarkan kajian, membaca Al Qur’an, hadits, sejarah para sahabat, dan kisah-kisah yang menggugah jiwanya, tidak berdiam diri, membiarkan dirinya lemah, sementara fitnah berputar dahsyat dan akan menyeret siapa saja yang lemah keimananannya, sekalipun dirinya terjatuh di dalam kemaksiatan hendaknya segera bangkit agar tidak terseret kepada tempat yang lebih dalam sehingga dirinya binasa oleh kemaksiatan-kemaksiatannya.

 

Ketika muncul fitnah maka keimanan yang benar ini akan menjadi perisai bagi dirinya, oleh karena itu banyak firman Allah ta’ala dan juga apa yang di sebutkan di dalam Sunnah sebagaimana kisah ashabul kahfi, kisah nabi Ibrahim alaihi sallam, kisah ashabul uhdud (orang-orang yang di bakar di parit), Abu Muslim al-Khaulani dan sangat banyak lagi, karena keimanannya yang jujur kepada Allah ta’ala, Allah berikan keselamatan dari berbagai macam fitnah.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang dajjal:

إِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَ فَ رَ، يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ مِنْ أُمِّيٍّ وَكَاتِبٍ - يَعْنِي الدَّجَّالَ.

“Sesungguhnya diantara kedua matanya tertulis ka fa ra’ yang akan di baca setiap mu’min dari umatku yakni dajjal.” (HR Ibnu Hibban 6794, dan di shahihkan syaikh Al Bani As Shahihah 2457).

Keimanan yang jujurlah yang menyelamatkan dari dajjal.

3.   Segera beramal shalih.

Kita tidak mengetahui bagaimana akhir kehidupan kita, begitupula fitnah yang akan menghadang kita, oleh karena itu hendaknya bersegera untuk beramal shalih.

Allah ta’ala berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran[3]: 133).

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.


“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS An Nahl [16]:97).

 Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا.

“Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang dipagi harinya beriman dan disorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia. “ (HR.Muslim 186).

 

4.   Beramar ma’ruf dan nahi mngkar.

Abu Bakar berkata :  “Hai manusia, sesungguhnya kalian membaca ayat ini, tetapi kalian menempatkan pengertiannya bukan pada tempat yang sebenarnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ.

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepada kalian apabila kalian telah mendapat petunjuk..” (QS Al-Amaidah[5]:105).

Dan sesungguhnya aku (Abu Bakar radiallahu ‘anhu)  pernah mendengar Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya manusia itu apabila melihat perkara munkar; lalu mereka tidak mencegahnya, maka dalam waktu yang dekat Allah ta’ala akan menurunkan siksa-Nya kepada mereka semua.”

 

Zainab bnti Jahsyi bertanya kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:

يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ: نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الخَبَثُ.

“Apakah kami akan binasa sementara orang-orang shalih masih ada di antara kami?” Beliau menjawab, “Benar, apabila kemaksiatan telah merajalela.” (HR Bukhari 3346 Muslim 2880).

Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman:

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً.

“Dan takutlah fitnah(bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara khusus.” (QS.Al-Anfal [8]:25).

 مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ.

“Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya, sekiranya dia tidak mampu, maka dengan lisannya, dan sekiranya dia tidak mampu (juga), maka dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah keimanan.” (HR Muslim 49).

Ibnu Taimiyah berkata didalam kitabnya “ Al Amru bil ma’ruf wa nahyu ‘anil mungkar,”  “ Hendaknya orang orang yang amal ma’ruf nahi mungkar memiliki tiga sifat: berilmu, lemah lembut, dan bersabar.

Berilmu agar kita mengetahui dengan benar bahwa hal itu benar-benar mungkar, melakukan dengan lemah lembut, karena hawa nafsu berat untuk tunduk kepada kebenaran apa lagi caranya yang kasar dan srampangan, agar bersabar jangan sampai setelah amal ma’ruf nahi mungkar dirinya justru tidak sabar dan jatuh di dalam kemungkaran.

 

5.   Memegang sunnah dengan kuat.

Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata:

وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ   عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ   وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasehat kepada kami yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka kami berkata : “Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat.  Rasulullah bersabda : “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah azza wa jalla, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap Sunnahku dan Sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan gigi graham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat. ” (HR.Tirmuzi 2676, dia berkata ” hadis hasan shahih.”)

Berkata Imam Az-Zuhri rahimahullah:

السُّنَّةُ سَفِينَةُ نُوحٍ مَنْ رَكِبَهَا نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ.

 “Sunnah itu bagaikan bahtera Nuh, barang siapa yang menaikinya dia akan selamat barang siapa yang tertinggal maka akan tenggelam”

Fitnah bid’ah telah merebak di mana-mana barang siapa ingin selamat hendaknya berpegang dengan Sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para sahabatnya.

Allah ta’ala berfirman mengancam orang-orang yang menyelisihi Rasul-Nya sallallahu ‘alaihi wa sallam:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.

“Hendaklah khawatir orang-orang yang menyelisihi perintahnya(Nabi) kelak mereka akan ditimpa fitnah ataupun azab yang pedih.” (QS. An-Nur[24]: 63.)

 

6.   Menjauhi dai-dai yang sesat.

 

Diantara kemuliaan generasi awal umat ini selain mengajarkan kebaikan juga menjelaskan keburukan agar tidak terjerumus di dalam kesesatan, Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata :  

كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

 “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, sedangkaan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena kuatir hal itu menimpaku” Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?”
Beliau berkata : “Ya” Aku bertanya : “Apakah setelah keburukan ini akan datang kebaikan?” Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”.
Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?” Beliau menjawab : “Suatu kaum yang mengambil tuntunan selain dari tuntunanku, dan mengambil petunjuk kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan mengingkarinya” Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?” Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam, barangsiapa yang mengikuti seruannya, mereka akan menjerumuskannya ke dalam neraka”
Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau menjawab : “ Suatu kaum yang kulit-kulit mereka seperti kulit kita, dan berbicara dengan bahasa kita.” Aku bertanya: “Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku mendapatkan keadaan seperti ini” Beliau menjawab : “Peganglah erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka.” Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak ada imam dan jama’ah kaum muslimin?” Beliau menjawab :”Tinggalkan semua kelompok-kelompok itu, walaupun engkau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu.” ( HR. Bukhari 3606, 7084, Muslim 1847).

 

7.   Tenang dan tidak tergesa-gesa.

Fitnah menjadikan suasana kemelut, seakan seperti angin puting beliung berputar dahsyat dan menarik siapa saja yang tidak punya akar yang kuat, orang-orang yang tidak punya ilmu akan tergesa-gesa dan akhirnya mudah terseret dan larut kedalam fitnah karena memang manusia itu diciptakan memiliki sifat tergesa-gesa.

Allah ta’ala berfirman:

خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ.

“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa.”  (Al-Anbiyaa’ [21] :37).

Di saat seperti itu dibutuhkan ketenangan, sehingga mudah mengetahui hakekat sesuatu. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

التَّأَنِّي مِنَ اللهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ.

“Ketenangan datangnya dari Allah, sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan.” (HR. Thabrani 2358, Baihaqi 3244,  Syaikh al-Albani menghasankan di dalam Ash-Shahihah 1795).

سَتَكُونُ فِتَنٌ، القَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ القَائِمِ، وَالقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ المَاشِي، وَالمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ، فَمَنْ وَجَدَ مِنْهَا مَلْجَأً، أَوْ مَعَاذًا، فَلْيَعُذْ بِهِ.

“Kelak akan ada banyak kekacauan dimana di dalamnya orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik daripada yang berusaha (dalam fitnah). Siapa yang menghadapi kekacauan tersebut maka hendaknya dia menghindarinya dan siapa yang mendapati tempat kembali atau tempat berlindung darinya maka hendaknya dia berlindung.” (HR. Al-Bukhari 3601, 7081, Muslim 2886).

سَتَكُوْنُ فِتَنٌ وَفِرْقَةٌ فَإِذَا كَانَ كَذَلِكَ فَاكْسِرْ سَيِفَكَ وَاتَّخِذْ سَيْفاً مِنْ خَشَبٍ.

“Kelak akan ada banyak kekacauan dan perpecahan. Jika sudah seperti itu maka patahkanlah pedangmu dan pakailah pedang dari kayu.” (HR. Ahmad 20622, di hasankan Syaikh al-Arnaut di dalam Ibnu Majah 3960)

 

8.   Tabayyun (Menganalisa setiap berita yang sampai).

Setiap muslim hendaknya mencari kejelasan setiap informasi, baik masalah pribadi ataupun menyangkut kepentingan umum.

Allah ta’ala telah memberikan tuntunannya di dalam kitab suci-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti…” (QS. Al-Hujurat [49]: 6).

Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik. Karena boleh jadi berita yang tersebar adalah berita dusta atau keliru.”

 

9.   Kembali kepada ulama.

Ulama merupakan orang yang paling memahami fitnah mereka menelaah berita-berita  di dalam kitabullah dan sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga luas pengetahuannya dan berhati-hati didalam sikapnya.

Dari Bisyr bin Amru, dia berkata:

شَيَّعْنَا ابْنَ مَسْعُودٍ حِينَ خَرَجَ , فَنَزَلَ فِي طَرِيقِ الْقَادِسِيَّةِ فَدَخَلَ بُسْتَانًا , فَقَضَى الْحَاجَةَ ثُمَّ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى جَوْرَبَيْهِ ثُمَّ خَرَجَ وَإِنَّ لِحْيَتَهُ لَيَقْطُرُ مِنْهَا الْمَاءُ , فَقُلْنَا لَهُ: اعْهَدْ إِلَيْنَا فَإِنَّ النَّاسَ قَدْ وَقَعُوا فِي الْفِتَنِ وَلَا نَدْرِي هَلْ نَلْقَاكَ أَمْ لَا , قَالَ: اتَّقُوا اللَّهَ وَاصْبِرُوا حَتَّى يَسْتَرِيحَ بَرٌّ أَوْ يُسْتَرَاحَ مِنْ فَاجِرٍ , وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ عَلَى ضَلَالَةٍ ،.

“Kami mengikuti Ibnu Mas’ud, tatkala dia keluar menuju Qadisiyah,lantas dia masuk ke kebun menunaikan hajatnya, dia berwhudu dan mengusap di atas kaos kakinya, kemudian dia keluar sementara tetesan air wudhu membasahi janggutnya. Kami berkata: berikanlah pada kami wasiat, sebab manusia telah terjebak dalam fitnah dan kami tidak tau apakah bisa bertemu kembali denganmu atau tidak. Beliau berkata: bertakwalah pada Allah dan bersabarlah hingga orang-orang yang baik akan beristirahat(wafat) dari orang jahat atau manusia di istirahatkan dari mereka (dengan mematikan orang yang fasiq), dan hendaklah kalian mengkuti jama’ah sebab Allah tidak akan mengumpulkan ummat Muhammad di atas kesesatan.” (HR. Ibnu Abi Syaibah 37192 dishahihkan Syaik al-Albani di dalam Dzilalul Jannah 85).

 

10.         Berlindung kepada Allah dari berbagai fitnah.

 

تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.

“Berlindunglah kalian kepada Allah dari segala fitnah, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi.” (HR. Muslim 2867).

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.

“Ya Allah, yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku dalam ketaatan kepadaMu.” (HR. Muslim 119)

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ , وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ.

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal." (HR Bukhari 1377, Muslim 588, Abu Dawud 984)!8m

 

Demikianlah bekal menghadapi fitnah ini, semoga Allah menyelamatkan kita semua dari berbagai fitnah. Aamiin.

 

 

Sragen 13-05-2023

Di susun oleh Abu Ibrahim Junaedi.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...