Rabu, 14 Juli 2021

SEBAB ADANYA PAHALA DAN SIKSA

 Hadits pilihan 1

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ»

 Dari Abu Hurairah-radhiallahu ‘anhu- beliau berkata: Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “ Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk-bentuk kalian, dan juga harta-harta kalian akan tetapi melihat hati-hati kalia dan amal perbuatan kalian. HR.Muslim 2564 Ibnu Majah 4143

Faidah:

1.    Wajib mensyukuri adanya nikmat berupa bentuk yang sempurna.

2.    Kewajiban mengakui adanya nikmat berupa harta.QS An Nahl[16]:53.                         

3.    Adanya pahala dan siksa bukan semata-mata memiliki bentuk yang sempurna dan harta yang melimpah, kecuali dengan mensyukuri dan menggunakan di jalan-jalan Allah.

4.    Adanya pahala di sebabkan keiman di dalam hati, bersih dari kesyirikan dan ikhlas di dalam menerima perintah Allah, disertai dengan  ketundukan badan di dalam menjalankan ketaatan terhadap perintah Allah ta’ala. QS Lukman[31]:21.

5.    Adanya siksa di sebabkan hati yang kotor dari berbagai macam kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan, begitu pula anggota badan yang membangkang terhadap perintah Allah ta’ala.

6.    Kesalahan sebagian orang yang hanya mengukur kebaikan dan keburukan hanya berdasarkan hati semata, tanpa anggota badan.

7.    Tolak ukur ddalam kebaikan dan keburukan di lihat dari hati dan amal anggota badan. Karena kebaikan anggota badan merupakan pancaran dan gambaran apa yang ada di dalam hati.

 

8.    Tidak akan terwujud kebaikan amal kecuali dengan baiknya hati, demikian pula tidak akan terwujud baiknya hati kecuali dengan baiknya amal.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَلاَ وَ إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَ إِذَا فَسَدَتْ

فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَ هِيَ الْقَلْبُ

Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Apabila ia buruk, maka buruk pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah segumpal daging itu adalah hati. [HR Bukhari 2051 Muslim. 1599 dari sahabat Nu’man bin Basyir]

9.    Penting sekali penambahan kalimat… أَعْمَالِكُم-(amal-amal kalian) karena jika tidak ada penambahan ini niscaya orang tidak mau memanjangkan janggutnya, tidak mau berpakaian di atas mata kaki, tidak mau memakai jilbab maupun pakaian syar’i semua itu beralasan yang penting hatinya, padahal adanya ketaatan lahiriyah tidak lain karena berasal dari ketundukan hati.

10.  Apa bila seseorang belum mau menjalankan ketaatan lahiriyah menunjukkan hatinya belum mau tunduk sepenuhnya kepada Allah ta’ala.

11.  Hanya semata-mata mengukur dengan hati dan membenarkan, tanpa menjalankan, tak ubahnya sebagaimana Abu Talib, beliau mengakui kebenaran dan kebaikan islam, namun tidak mau tunduk untuk menjalankan ataupun mengucapkan, meskipun hanya mengucapkan kalimat syahadat, hal ini belum menjadikan diriya masuk kedalam islam

12.  Anggota badan menjalankan, namun tidak disertai dengan ketundukan hati serta penerimaannya, tak ubahnya seperti orang-orang munafiq, lisan-lisan mereka mengucapkan, anggota badan mereka menjalankan shalat, jihad dan lainnya, namun hatinya membenci dan mengingkari bahkan menghendaki kehancuran kaum muslimin, mereka itu di ancam dengan neraka yang paling bawah, keburukan amal seperti ini bisa mengeluarkan siapapun pelakunya dari islam. QS Al Baqarah [2]:8-10. An-Nisa[4]:145.

13.  Kesempurnaan akidah ahlu sunnah wal jama’ah, meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.

14.  Tidak mudah silau dengan  kesempurnaan atau pun banyaknya harta, bila tidak didasari dengan keimanan.

15.  Keutamaan mengetahui perkara sesuai hakekatnya.

16.  Keutamaan mengetahui kebenaran dan menyebarkannya. 

17.  Keutamaan orang yang bertakwa, meskipun mereka tidak memiliki harta yang melimpah wajah yang sempurna akan tetapi bisa memiliki kemuliaan disisi Allah ta’ala. QS Al Hujraat[49]:13

18.  Keutamaan sahabat yang menerima hadits langsung dari nabi, mereka adalah generasi yang paling mulia, menyebarkan kebaikan, yang di puji Allah dan RasulNya di dalam Al Qur’an dan Sunnah. QS At-Taubah[9]:100, Al Imran[3]:110.

19.  Kasih sayang Rasululullah sallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya yang selalu menghendaki kebaikan utuk umatnya, beliau adalah rahmat bagi semesta alam. QS Al An biyaa’[21]107.

 20.  Luasnya rahmat Allah ta’ala yang di berikan kepada hambanya. Seandainya adanya pahala dan siksa hanya untuk orang yang sempurna bentuknya dan banyak hartanya, tentu akan menjadikan kesusahan bagi sebagian hamba-hambanya yang lain.

Semoga bermanfaat.

 

Maraji’

Jaami’us shahih lissunan wal masaanid, penulis Suhaib ‘Abdul Jabbaar.

Riadhush Shalihin, imam Nawawi  di tahqiq dan tahrij oleh Syaikh Muhammad Nashirudin al-Al Bani

Al Qur’an dan terjemahannya.

Dan beberapa tambahan yang lain.

 

Sragen 4 Dzulhijah 1442./14 Juni 2021.

Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...