Minggu, 25 Juli 2021

HIKMAH ADANYA COVID-19.

 



 

Sesungguhnya adanya wabah covid yang menimpa manusia ini semua ada hikmahnya, mustahil Allah menciptakan sesuatu tanpa adanya hikmah, hanya saja ada manusia yang memahami hal itu ada juga yang tidak, terlepas kesengajaan manusia ataupun tidak semua telah di takdirkan Allah ta’ala.

Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرُ الخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim 2653).

Kesempurnaan untuk mengetahui hikmah ini hanya Allah semata, kita hanya mengetahui setitik dari hikmah adanya musibah wabah covid ini, di antaranya:

1. Membenarkan bahwa Allah ta’ala saja yang berhak di sembah.

Karena Allah adalah  satu-satunya Dzat yang maha perkasa, berkuasa, bertindak, mengatur dan menentukan.

Sekalipun kemajuan jaman sedemikian rupa namun tidak akan mampu untuk membendung kehendak Allah ta’ala, apalagi untuk menyamai kekuasaan Allah, meskipun manusia siaga, menyiapkan berbagai macam alat, alarm, semua  itu tidak ada gunanya jika Allah telah berkehendak.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ.

“Sesungguhnya urusan-Nya apa bila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata, “jadilah” pasti terjadi.” (QS Yasiin[36]:82).

 

2. Menunjukkan kelemahan manusia.

Meskipun mereka mampu untuk membuat bom atum, roket, rudal, ternyata pasukan Allah yang sangat lembut kecil dan tidak nampak itu mampu memporak perandakan ekonomi manusia di bumi ini, mereka tidak mampu mendeteksi dengan kasat mata, ini menunjukkan bahwa Allah maha kuat diatas segala-galanya, hal ini terlihat dari makhluk-Nya saja sedemikian dahsyatnya apa lagi Allah ta’ala.

 

3. Agar manusia mengetahui bahwa apa yang di cintai itu akan berpisah.

Lihatlah bagaimana keadaan sekarang yang sangat menyedihkan, pagi mereka bersama saling bercengkrama, siang hari tiba-tiba orang didekat kita telah meninggal dunia, mungkin tetangganya, orang tuanya, kerabatnya, istrinya, bahkan anaknya.

Rasa-rasanya terngiang-ngiang ucapan mereka di telinga kita, masih hangat obrolan mereka, tiba-tiba mereka meninggalkan kita selama-lamanya.

Di sebutkan dalam sebuah hadits dari sahabat Sahl Ibni Sa’d radiallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

" أَتَانِي جِبْرِيلُ - عليه السلام - فَقَالَ لِي: يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ , فَإِنَّكَ مَيِّتٌ , وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ , فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ , فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ , وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ، وَعِزِّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ "

“Jibril mendatangiku lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” Kemudian dia berkata:” Wahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan keperkasaannya adalah ketidak butuhannya terhadap manusia.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921 Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani didalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483, Shahihul Jami’ 73 as- Shahihah 831)

Hal ini tidak lain agar kita mengambil pelajaran.

 

4. Agar manusia menjauhkan dirinya dari sifat sombong dan saling berbangga.

Allah memiliki hikmah yang luas dan bijaksana dalam mengingatkan manusia, kesadaran manusia juga berbeda-beda, ada yang di ingatkan sedikit sudah sadar, ada yang di ingatkan dengan musibah yang besar dan berkepanjangan baru sadar, semua itu sesuai hikmah Allah ta’ala, agar manusia tidak saling berbangga dengan pangkatnya, harta dimilikinya, popularitas dan juga dengan anak-anaknya, sehingga Allah kirim ujian kepada manusia untuk menyadarkan dan menghilangkan sifat kesombongan tersebut.

Allah ta’ala berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ . لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ.

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri malainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al-Hadid [57]:22-23).

Ketika mereka saling berbangga dengan hartanya, jabatannya, anak-anaknya, tiba-tiba mereka kehilangan orang dekat mereka, seperti anaknya, istrinya, suaminya, orang tuannya, atau bisa juga yang lain, seperti kehilangan jabatan, popularitas, harta, dan lain sebagainya, semua itu agar mereka kembali kepada Allah ta’ala.

 

5. Agar manusia selalu mengingat kematian.

Ketika melihat orang-orang yang sebayanya atau orang-orang didekatnya satu persatu meninggal dunia, rasanya kematian itu sangat dekat, harusnya demikian itu akan memberikan manfaat bagi dirinya.

Rasulullullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْثِرُوا ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ –يَعْنِي الْمَوْتَ.

“Perbanyaklah mengingat hal yang akan memutuskan kenikmatan.” Yaitu maut. (HR. Tirmidzi 2307, dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa’)

مَنْ أَكْثَرَ مِنْ ذِكْرِ الْمَوْتِ أُكْرِمَ بِثَلاثَةِ أَشْيَاءَ؛ تَعْجِيلِ التَّوْبَةِ وَقَنَاعَةِ الْقُوتِ وَنَشَاطِ الْعِبَادَةِ، وَمَنْ نَسِيَ الْمَوْتَ عُوقِبَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ؛ تَسْوِيفِ التَّوْبَةِ وَتَرْكِ الرِّضَا بِالْكَفَافِ وَالتَّكَاسُلِ فِي الْعِبَادَةِ.

Ad-Daqqaq rahimahullah berkata: “Barangsiapa banyak mengingat mati maka dia akan dimuliakan dengan tiga perkara: segera bertaubat, hatinya qana’ah terhadap dunia, dan semangat beribadah. Sedangkan barangsiapa yang melupakan mati, dia akan dibalas dengan tiga perkara: menunda-nunda taubat, hatinya tidak qana’ah terhadap dunia, dan malas beribadah.” (At-Tadzkirah, hal. 10).

 

6. Agar manusia saling menyayangi.

Tidak kita pungkiri adanya covid ini menjadikan banyak diantara mereka satu sama lain saling perduli, saling berbagi, dan saling berkasih saying, mereka merelakan hartanya untuk di bagikan berbagai macam bentuk, ada yang berupa makanan, sembako, buah-buahan dan juga uang.

Mereka membagikan di masjid-masjid, di trotoar, di jalan-jalan di mana mereka menjumpai orang-orang yang kekurangan.

Kodisi yang sangat memilukan ini berlangsung entah sampai kapan, kita turut bersedih, banyak diantara mereka tidak lagi bisa bekerja, berjualan ataupun sekedar keluar secara bebas, jangankan untuk di tabung, hasil kerja sehari untuk makan sehari saja mereka kurang, inilah yang menjadikan kepanikan, dan kebingungan mereka, kita sangat bersyukur dengan adanya uluran tangan-tangan yang baik kepada saudara-saudara kita.

 

7. Pengajaran kepada manusia agar memiliki sifat sabar.

Sesungguhnya tidaklah emas permata itu akan tampak seketika saat bercampur dengan tanah dan karat, akan tetapi dia akan tampak berkilau setelah di tempa dan di bakar, begitulah ujian yang di berikan Allah kepada manusia, akan meninggikan derajat dan menjadikan berkilau kemuliaan dirinya disisi Allah ta’ala.

Allah ta’ala berfirrman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ.

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: [39]:10)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ.

“Sungguh kami akan uji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa serta biji-bijian, berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqarah [2]:156).

وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: " يَقُولُ اللهُ سُبْحَانَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ , إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى , لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُونَ الْجَنَّةِ "

Dari Abu Amamah Al Bahili radiallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: Hai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhoi bagimu sebuah pahala kecuali Syurga." (HR Ibnu Majah 1597 di shahihkan oleh syaikh al-AlBani didalam Shahihul Jami’ 8143)

 

8. Agar manusia mengetahui kasih sayang Allah ta’ala kepada orang-orang yang beriman.

Bahwasanya Allah menyayangi orang yang beriman, mewafadkan mereka dalam keadaan terkena covid, hal ini bukanlah kehinaan bahkan kemuliaan di sisi Allah, oleh karena itu hendaknya orang-orang yang di tinggal keluarga ataupun orang yang di kasihi supaya dirinya bersabar dan tidak mencela terhadap takdir agar mendapatkan keutamaan pahala yang besar.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «المَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَالمَطْعُونُ شَهِيدٌ»

 

“Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu, dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang mati karena sakit perut dan orang yang tertimpa tha’un (wabah) adalah syahid.” (HR Bukhari 5733).

Ini berlaku bagi orang-orang yang beriman dan berusaha untuk menjaga dirinya namun Allah taqdirkan terkena, apabila mereka ikhlas, beriman, in syaa Allah mereka itu syahid, sebagaimana hal ini telah banyak di jelaskan oleh para ulama.

Beda halya dengan orang-orang yang tidak beriman, kafir meskipun mereka terkena wabah covid ini mereka tidak termasuk orang yang syahid.

 

9. Menjadikan manusia banyak bertaubat.

Ketika kanan kiri mereka banyak yang terkena musibah, bahkan ada juga yang mengalami terkena wabah covid ini, sebagian orang hal itu hampir saja merenggut nyawanya, menjadikan banyak manusia yang sadar dan bertaubat kepada Allah ta’ala.

Dan Allah menyeru mereka agar segera bertaubat kepada-Nya.

Allah ta’ala berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.

“Dan bersegeralah menuju ampunan Tuhanmu dan Syurga seluas langit dan bumi, yang di sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al Imran[3]:133).

 

10.                 Agar manusia menyadari bahwa tak ada yang lebih berharga di dunia ini kecuali umur yang di berikan Allah ta’ala dan di pakai untuk kebaikan.

Allah ta’ala berfirman:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ.

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Al-Mulk [67]:2)

Allah ta’ala berfirman:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ.

“ Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raaf [7]: 34)

Ayat ini di ulang-ulang oleh Allah ta’ala di beberapa tempat didalam Al Qur’an, diantaranya Surat Yunus [10]:49. Surat An Nahl[16]:61. Tidaklah hal ini di ulang-ulang oleh Allah ta’ala kecuali agar manusia ingat, bahwa umur mereka sangat terbatas, dan tak ada yang dapat di pakai untuk membeli umur mereka sekalipun emas dan permata, demikian pula Allah ulang ulang hal itu karena manusia mudah sekali lupa.

Demikianlah ulasan ini semoga bisa menghibur mereka yang sedang kehilangan dan memberi manfaat kepada siapapun yang membaca dan menyebarkannya.

Aamiin  ya Rabbal ‘alamiin.

 

**********00000**********

Sragen 15 Dzul Hijah 1442, Hijriah.

Bertepatan dengan 25-07-2021 Masehi.

Junaedi Abdullah.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...