Jumat, 30 Juli 2021

TETAP SEMANGAT MENCARI REZKI DISAAT PANDEMI.

 


Dewasa ini berbagai macam kondisi bisa saja terjadi, hendaknya kita harus siap menghadapi, baik kebijakan yang menguntungkan ataupun merugikan sebagian orang.

Marilah kita fokus pada urusan kita dan tanggung jawab kita.

Jangan sampai kondisi seperti ini menjadikan kita menyerah, melemah, malas berusaha dan berputus asa.

Siapa saja yang menjadi sebab terputusnya manfaat seseorang yang diakibatkan pandemi, atau kebijakan PPKM, PHK dan lain-lainnya, hedaknya tetap semangat didalam membenahi diri dan memperbaiki ekonomi keluarga.

Mari kita kembali kepada agama kita, hal ini sangat penting, karena bila keyakinan dan cara berfikir seseorang benar akan membawa efek yang baik bagi dirinya, memunculkan semangat hidup, etos kerja, optimis dan menjadikan ketenangan bagi jiwa.

Sebaliknya jika sudut pandang seseorang keliru, sibuk tuding sana tuding sini, tidak fokus terhadap urusannya, bisa saja hal itu mempengaruhi jiwanya, menjadi frustasi, malas bekerja, galau, cemas, dan akhirnya putus asa.

Syaitan tidak akan berhenti disitu saja, sampai mengoyak-oyak dan mencabik-cabik urusan keluarga seseorang dan berakhir pada kehancuran.

Saudaraku, hendaknya kita selalu ingat, setiap kejadian didunia ini semua telah ditakdirkan Allah ta’ala:

Allah ta’ala berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ . لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ.

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri malainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al-Hadid [57]:22-23).

Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرُ الخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim 2653).

Ada beberapa prisip yang harus di pegang bagi setiap muslim agar tetap semangat didalam menghadapi kondisi demikian ini, diantaranya:

1.   Jangan kuatir, Allah telah menjamin rezki setiap makhluk yang berada di muka bumi ini.

Hendaknya kita yakin, jalan dan pintu rezki Allah itu banyak, bukan hanya satu tempat, bila seseorang di PHK di satu tempat, dia bisa bekerja ditempat lain atau mulai untuk usaha mandiri, karena Allah telah menjamin rezki seseorang, Allah ta’ala berfirman:

 

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ.

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al Lauh Al Mahfuz).” (QS. Huud[11]: 6).

Tentang janji Allah diatas ada sebuah kisah, dimana seseorang memperhatikan, ada seekor burung pipit yang terbang dari dahan kedahan lain dengan membawa makanan di paruhnya, kemudian makanan itu sampai di satu ranting dimana disitu ada seekor ular yang sudah buta, dan tidak mampu lagi mencari makan, ternyata burung tersebut menyuapkan makanan kepada ular tersebut, atas perintah siapakah burung ini…? Tentu Allah ta’ala. Lihat buku “Kisah-kisah nyata penjagaan Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang shalih” oleh Khalid Abu Shalih.

Oleh karena itu banyak orang yang di PHK dengan kesabarannya dia meniti usaha yang lain dan akhir sukses.

 

2.   Jangan kuatir malaikat telah mencatat rezki kita.

ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ.

“..Kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan empat kata, rezkinya, ajalnya, celaka atau bahagia…” (HR. Bukhari 3208 Muslim 2643).

Sebelu kita lahir rezki kita telah tertulis, dan tidak akan tertukar, masing-masing orang sendiri-sendiri, oleh karena itu jauhkan dari rasa hasad, iri dan dengki.

3.   Jangan kuatir kita nggak akan mati sebelum rezki kita sempurna.

Seseoraqng tidak akan mati sebelum rezkinya di berikan semua kepadanya.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَأَنَّ الرُّوحَ الْأَمِينَ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّهُ لَنْ تَمُوتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا, فَاتَّقُوا اللهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ, وَلَا يَحْمِلَنَّكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوهُ بِمَعَاصِي اللهِ, فَإِنَّهُ لَا يُدْرَكُ مَا عِنْدَ اللهِ إِلَّا بِطَاعَتِهِ.

“Dan sungguh Ar-Ruhul Amin (Malaikat Jibril yang terpercaya) telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak akan mati satu jiwa sampai ia menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rezeki, dan sekali-kali janganlah lambatnya rezeki menjadikan kalian mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya tidak akan diraih apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan menaati-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8/166, Lihat Silsilah Al Hadist As Sahihah 2866).

 

4.   Hendaknya kita semangat untuk mencari rezkii yang halal.

Orang yang beriman hendaknya bersemangat untuk bekerja, tidak bermalas-malasan, tidak melemah, dilarang dirinya meminta-minta atau bagaikan benalu yang bergantung kepada orang lain, hendaknya melakukan sesuatu yang halal.

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ.

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”  (QS Al Baqarah[2]:172).

Dari Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغدُوْ خِمَاصًا ، وتَرُوْحُ بِطَانًا

“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, niscaya kalian akan diberikan rizki oleh Allah sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari burung tersebut keluar dalam keadaan lapar dan di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR Tirmidzi 2344, Ibnu Majah 4164, lihat Silsilah Al Hadist As Sahihah 310).

Pernahkah kita lihat burung-burung itu memiliki lumbung yang di pakai untuk menyimpan makanananya untuk hari esok…?

Pernahkah kita lihat burung-burung itu memiliki rekening…?

Pernahkah kita lihat burung-burung itu berdiam diri di sarang tanpa usaha…? Tidak bahkan berterbangan dari ranting satu keranting yang lainnya. Bukankah ini sebuah usaha…?

Sedang burung-burung itu mereka tidak memiliki akal, tidak mampu pinjam kepada yang lain, namun mampu bertahan, mampu untuk hidup meskipun terkadang sulit.

Bagaimana dengan kita yang telah diberi akal…? Telah di beri anggota badan lengkap…? Pantaskah kita bersikap lemah dan pustus asa…? Hal ini tidak terjadi kecuali orang yang lemah akal dan keyakinannya.

 

5.   Jangan bersedih kalau kita di takdirkan miskin.

Sesungguhnya ujian manusia itu berbeda-beda, dan belum tentu orang miskin ketika di uji menjadi kaya dia sanggup, bisa jadi dia akan lupa dan berbuat dzalim kepada sesama, terkadang ketika seseorang di uji dengan kemiskinan dia menjadi orang yang taat, shalih dan mendekat kepada Allah, dari sini Allah saja yang mengetahui kebaikan bagi diri seseorang.

Kemiskian bukanlah hal yang ditakutkan oleh Rasullullah sallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda:

مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أَخْشَى أنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُم.

“Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian, melainkan aku khawatir dunia dibentangkan kepada kalian, sebagaimana dibentangkan terhadap orang-orang yang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba meraihnya. Kemudian dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dia telah membinasakan mereka.” (HR. Bukhari 4015 Muslim 2961).

 

6.   Jangan sedih, bukan suatu ukuran benci dan cinta Allah dengan sedikit dan banyaknya harta.

Allah ta’ala berfirman:

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ . وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ .

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberinya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku.” (QS. Al Fajr [89]: 15-16).

 

7.   Hedaknya orang muslim optimis didalam menyongsong hari esok.

Rasullullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.

“Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu katakan: ‘Seandainya aku berbuat demikian, pastilah akan demikian dan demikian’ Akan tetapi katakanlah: ‘Qoddarallah wa maa syaa fa’ala (Allah telah mentakdirkan hal ini dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi)’. Sesungguhnya perkataan ‘Seandainya’ membuka pintu perbuatan setan.” (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, dan yang lainnya).

Demikianlah hendaknya prinsip setiap muslim didalam mengarungi kehidupannya, semoga bermanfaat bagi orang yang membaca dan menyebarkannya. Aamiin.



Sragen 20 Dzulhijah 1442

Bertepatan tgl 30-07-2021

Disusun oleh al fakir ilallah:

Abu Ibrahim Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...