Minggu, 29 Juli 2012

UKUWAH ISLAMIYAH AS SHAHIHAH





Di tulis oleh  A.Ibrahim

Jika kita amati saudara-saudara kita dewasa ini, niscaya kita akan mengelus dada,kenapa demikian?? Karena jauhnya mereka dari tuntunan ajaran islam yang indah ini sehingga mereka banyak yang bertolak belakang dari ajaran islam yang indah ini. Di antara fenomena yang menyedihkan adalah terpecahnya persaudaraan sesama kaum muslimin yang lebih di kenal ukuwah islamiah, padahal Allahl dan dan Rasulnya telah mengingatkan hal ini.
Sebelum kita memasuki pada tema yang lebih jauh perlu kita ketahui bahwasanya ketentuan Allah(taqdir) itu ada yang sifatnya:
1.     Taqdir kauniah (apa yang mesti terjadi)
2.      Taqdir syar’iah (ketetapan yang di kehendaki Allah)
Taqdir secara kauniah ini bisa di lihat dari firman Allahl:
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu,QS.5.Al Maidah:48
Tatkala terjadi perselisihan Allah l menyelamatkan orang yang benar-benar beriman kepadanNya.
فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.QS.2.Al Baqarah:213
Adapun ketentuan taqdir Allah secara Syar’i, Allahl menyuruh kita bersatu dan melarang kita berselisih dan berpecah belah,  Allah lberfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. QS.3.Al Imraan:103
          Di sebutkan bahwasanya telah terjadi permusuhan dan peperangan yang lama antara suku Aus dan khozroj sehingga menumbuhkan kebencian dan dendam yang sangat dalam, tatkala mereka masuk islam beriman dengan keimanan yang benar, jadilah mereka bersaudara karena Allahl, oleh karena itu Allah menyebutkan nikmat ini.[1]
لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana.QS.8.Al An Fal:63
Dalam ayat yang lain Allah Allahlmelarang perpecahan karena merupakan sifat diantara sifat orang-orang musyrik. Allahlberfirman:
وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ  مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.QS.30. Ar Rum:31-32
Seorang muslim hendaknya menyadari perpecahan memang menjadi ketentuan Allah secara kauniah( mesti terjadi) sebagai ujian bagi mereka kemudian Allahl mensyare’atkan (mentaqdirkan secara syar’i) untuk bersatu dan dan melarang berselisih. Allah lberfirman:
وَلاَتَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ
“Dan janganlah kalian berselisih, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian”. QS.8. Al-Anfal: 46
Allah juga memberitahu kepada kita bahwasanya orang mukmin adalah bersaudara dan hendaknya saling berkasih sayang.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. QS.49.Al Hujraat:10
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. QS.48. Al Fath:29
Demikian pula Rasulullah` secara umum dan khusus menjelaskan akan pentingnya persatuan dan kebersamaan  beliau ` bersbda:
إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ
“Sesungguhnya Allah menyukai bagi kalian tiga perkara dan membenci tiga perkara. Dia menyukai kalian supaya beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kalian berpegang teguh dengan agama-Nya, dan jangan kalian berpecah belah. Dan Allah membenci kalian dari mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” [2]
          Rasulullah` menggambarkan orang mukmin sebagaimana bangunan.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Rasulullah` bersabda “ orang mukmin dengan orang mukmin seperti bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lain.” [3]
          Rasullah` melarang seorang muslim yang mendiamkan saudaranya lebih tiga hari beliau ` bersabda:
          أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَام
Bahwasanya Rasulullah` bersabda “ tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam jika bertemu dia berpaling kesana dan yang lain berpaling kesini. Dan yang palling baik diantara keduanya adalah yang memulai memberi salam.” [4]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
Rasulullah ` bersabda “Janganlah saling mendengki saling menipu saling membenci saling memutuskan hubungan dan janganlah sebagian kamu menyerobot transaksi sebagian yg lain jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara muslim yg lain tidak boleh menzhaliminya membiarkannya mendustainya dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu berada di sini beliau menunjuk dadanya tiga kali. Cukuplah seorang dianggap kejahatan karena melecehkan saudara muslimnya. Setiap muslim atas muslim lain haram darahnya hartanya dan kehormatannya.”[5]
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
Rasulullah ` bersabda “Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” [6]
Kita juga dianjurkan untuk menyikapi saudaranya sebagaimana kita suka di sikapi dengan sikap kita.
فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنْ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ
“..Barang siapa suka di selamatkan dari api neraka dan di masukkan ke dalam syurga raihlah kematiannya dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menyikapi manusia sebagaimana dia suka jika dirinya disikapi demikian itu...” [7]
Meskipun demikian kita tidak boleh meninggalkan nasehat kepada saudara kita  dan meninggalkan amal ma’ruf nahi mungkar karena beralasan nanti menyakiti saudara kita,  sikap demikian ini justru merupakan bentuk penyelisihan terehadap Al Qur’an dan hadist  yang Keduanya  memerintahkan untuk amal ma’ruf  dan nahi kemungkar.
Oleh karena itu hendaknya setiap muslim hatinya longgar menerima seruan dari saudaranya yang lain siapapun mereka jika memang mengajak kepada Al Qur’an dan Sunnah yang shahih hendaknya di terima, karena persatuan yang tidak di bangun di atas Al Qur’an dan Sunnah hakekatnya adalah kosong belaka, adapun  persatuan yang di dasari dengan Al Qur’an dan Sunnah telah di praktekkan secara langsung dalam sejarah sebagaimana yang telah di sebutkan kisahnya di atas yang terjadi pada pendaahulu umat ini setelah mereka masuk islam hilanglah permusuhan diantara mereka karena keagunggan Allah mereka menyatukan langkah  bersatu padu bahu membahu kemudian Allah jadikan mereka menguasai musuh-musuhnya dan  berhasil meraih dunia dan akhirat.
Banyak ayat-ayat Al Quran dan juga hadis Rasulullah yang menyatakan demikian, yaitu untuk menghindari perpecahan agar mengikuti Allah dan juga rasulNya .
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
“Dan bahwa ini adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya”. QS.6. Al An’am: 153)
 para imam madzhab mereka jauh-jauh mengantisipasi agar umat ini tidak terpecah belah dan saling fanatik terhadap kelompoknya, gurunya, ataupun ustadnya mereka yang dikenal dengan kedalaman ilmunya menyerukan untuk bersatu di atas Al Qur’an dan Sunnah.
قال أبو حنيفة رحمه الله : ( إذا صح الحديث فهو مذهبي ) ( إذا قلت قولا يخالف كتاب الله تعالى وخبر الرسول صلى الله عليه و سلم فاتركوا قولي ) .

Imam Abu Hanifah v berkata “ apa bila hadist itu sahih itulah madzhabku,”
“Apa bila aku berkata menyelisihi kitab Allah, dan Sunnah Rasullah `  tinggalkanlah ucapanku.”

مالك بن أنس رحمه الله وأما الإمام مالك بن أنس رحمه الله فقال :  ( إنما أنا بشر أخطئ وأصيب فانظروا في رأيي فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه
Imam Malik bin Anas v: “Sesungguhnyasaya aku tidak lain adalah manusia terkadang salah dan terkadang benar maka perhatikanlah pendapatku setiap apa yang mencocoki Al Kitab dan Sunnah ambillah dan setiap apa yang tidak sesuai Al kitab dan Sunnah maka tinggalkanlah.”

قال الشافعي رحمه الله  : ( إذا وجدتم في كتابي خلاف سنة رسول الله صلى الله عليه و سلم فقولوا بسنة رسول الله صلى الله عليه و سلم ودعوا ما قلت ) .
Imam Syafi’iv berkata: “ Apa bila kalian menjumpai didalam kitabku menyelisihi Sunnah Rasullah ` ucapkanlah Sunnah Rasulullah dan tinggalkanlah ucapanku.”
( من رد حديث رسول الله صلى الله عليه و سلم فهو على شفا هلكة ): الإمام أحمد رحمه الله  قال
Imam Ahmad v berkata: Barang siapa menolak Hadist Rasulullah` dia berada ditepi kebinasaan.” [8]

Diantara  kaedah yang keliru adalah “ kita melangkah bersama dan saling memaafkan dari apa yang kita perselisihkan”
Kaedah ini sangat bertentangan dengan Al Qur’an dan hadist.
Adapun kaedah yang benar  “ kita melangkah bersama dan saling menasehati dari apa yang kita berselisih padanya”
Adapun hadist tentang perselisihan umat  adalah rahmat tidak di ketahui asal usulnya.
            اخْتِلاَفُ أُمَّتِيْ رَحْمَةٌ
Perselisihan umatku adalah rahmat.
Para pakar hadits telah berusaha untuk mendapatkan sanadnya, tetapi mereka tidak mendapatkannya, Al-Munawi menukil dari as-Subki bahwa dia berkata: “Hadits ini tidak dikenal ahli hadits dan saya belum mendapatkannya baik dengan sanad shahih, dha’if (lemah), maupun maudhu’ (palsu).” Sehingga hadist tersebut tidak ada asal-usulnya.
Diantara perbedaan antara ihtilaf(perselisihan) dengan iftiroq (perpecahan) adalah:
1.    Ihtilaf sama-sama memiliki dasar dalil yang memungkinkan bisa di gabungkansehingga di sepakati, sedangkan iftiroq telah jauh menyempal dan tidak bisa bertemu.
2.    Ihtilaf belum tentu iftiroq sedangkan iftiroq sudah pasti ihtilaf karena hakekatnya iftiraq merupakan akhir dari ihtilaf yang sangat tajam.
3.    Ihtilaf Bisa muncul karena ijtihad sedangkan yang seseorang yang ijtihad benar mendapat pahala dua sedangkan yang salah mendapat pahala satu adapun iftiroq merupakan sikap tercela dan berdosa.
4.    Ihtilaf kebanyakan masalah furu’ (cabang) sedangkan  iftiroq merupakan pokok yang merupakan prinsip atau masalah pokok.
5.    Ihtilaf umumnya tidak mengeluarkan pelakunya dari islam adapun iftiroq terkadang sampai mengeluarkan pelakunya dari islam. Allahu ‘alam bissawab.
Ini yang bisa saya pahami dari apa yang saya terima Semoga bermanfaat bagi penulis dan juga kaum muslimin. amin

Selesai jam 23:11. Tgl 29/07/2012























[1] Tafsir Ibnu Katsir QS.8/63
[2] HR. Muslim (1715)
[3] HR. Bukhari (1365) Muslim (2585) DLL.
[4] HR. Bukhari (5718) Muslim(2560)DLL.

[5] HR.Muslim (2564)
[6] HR. Muslim (2565)
[7] HR. Muslim (1844) Musnad Ahmad maktabah syamilah (6516)
[8] Semua nukilan diambil dari kitab “ SIFAT SHOLAT NABI MINATTAKBIR ILA TASLIM KAANNAKA TAROHA” SYaikh Muhammad Nasrudin Al-Bani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HAKEKAT DUNIA

  HAKEKAT DUNIA   Dunia hanyalah salah satu lintasan manusia, yang di dalamnya manusia diuji dengan berbagai perintah dan larangan, Alla...