Di tulis oleh A.Ibrahim
Jika kita amati saudara-saudara kita dewasa ini, niscaya kita
akan mengelus dada,kenapa demikian?? Karena jauhnya mereka dari tuntunan ajaran
islam yang indah ini sehingga mereka banyak yang bertolak belakang dari ajaran
islam yang indah ini. Di antara fenomena yang menyedihkan adalah terpecahnya
persaudaraan sesama kaum muslimin yang lebih di kenal ukuwah islamiah, padahal
Allahl dan dan Rasulnya telah mengingatkan
hal ini.
Sebelum kita memasuki pada tema yang lebih jauh perlu kita
ketahui bahwasanya ketentuan Allah(taqdir) itu ada yang sifatnya:
1. Taqdir kauniah (apa
yang mesti terjadi)
2. Taqdir syar’iah
(ketetapan yang di kehendaki Allah)
Taqdir secara kauniah ini bisa di lihat dari firman Allahl:
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ
لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ
مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu,QS.5.Al Maidah:48
Tatkala terjadi perselisihan Allah l menyelamatkan orang yang benar-benar beriman kepadanNya.
فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ
الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Maka Allah memberi petunjuk
orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.QS.2.Al Baqarah:213
Adapun ketentuan taqdir Allah secara Syar’i, Allahl menyuruh kita bersatu dan melarang
kita berselisih dan berpecah belah,
Allah lberfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ
بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى
شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ
لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. QS.3.Al
Imraan:103
Di sebutkan bahwasanya telah terjadi
permusuhan dan peperangan yang lama antara suku Aus dan khozroj sehingga
menumbuhkan kebencian dan dendam yang sangat dalam, tatkala mereka masuk islam
beriman dengan keimanan yang benar, jadilah mereka bersaudara karena Allahl, oleh karena itu Allah menyebutkan nikmat ini.[1]
لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ
قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak
dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana.QS.8.Al
An Fal:63
Dalam
ayat yang lain Allah Allahlmelarang
perpecahan karena merupakan sifat diantara sifat orang-orang musyrik. Allahlberfirman:
وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا
شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah, Yaitu orang-orang yang memecah-belah
agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.QS.30.
Ar Rum:31-32
Seorang muslim hendaknya menyadari perpecahan memang menjadi ketentuan
Allah secara kauniah( mesti terjadi) sebagai ujian bagi mereka kemudian Allahl mensyare’atkan (mentaqdirkan secara syar’i) untuk bersatu dan dan
melarang berselisih. Allah lberfirman:
وَلاَتَنَازَعُوا
فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ
“Dan janganlah kalian berselisih, yang menyebabkan
kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian”. QS.8. Al-Anfal: 46
Allah juga memberitahu kepada
kita bahwasanya orang mukmin adalah bersaudara dan hendaknya saling berkasih
sayang.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Orang-orang beriman itu
Sesungguhnya bersaudara. QS.49.Al Hujraat:10
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى
الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. QS.48. Al Fath:29
Demikian pula Rasulullah`
secara umum dan khusus menjelaskan akan pentingnya persatuan dan kebersamaan beliau `
bersbda:
إِنَّ
اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا فَيَرْضَى لَكُمْ
أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ
“Sesungguhnya Allah menyukai bagi kalian tiga
perkara dan membenci tiga perkara. Dia menyukai kalian supaya beribadah hanya
kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kalian berpegang
teguh dengan agama-Nya, dan jangan kalian berpecah belah. Dan Allah membenci
kalian dari mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya, dan
menyia-nyiakan harta.” [2]
Rasulullah` menggambarkan orang mukmin sebagaimana bangunan.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ
كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Rasulullah` bersabda “ orang mukmin dengan orang mukmin
seperti bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lain.” [3]
Rasullah` melarang
seorang muslim yang mendiamkan saudaranya lebih tiga hari beliau ` bersabda:
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ
أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا
وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَام
Bahwasanya Rasulullah` bersabda “ tidak halal bagi seorang muslim
mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam jika bertemu dia berpaling kesana
dan yang lain berpaling kesini. Dan yang palling baik diantara keduanya adalah
yang memulai memberi salam.” [4]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحَاسَدُوا وَلَا
تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى
بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو
الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى
هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ
الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ
حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
Rasulullah ` bersabda “Janganlah saling
mendengki saling menipu saling membenci saling memutuskan hubungan dan
janganlah sebagian kamu menyerobot transaksi sebagian yg lain jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara muslim yg lain
tidak boleh menzhaliminya membiarkannya mendustainya dan tidak boleh
menghinakannya. Taqwa itu berada di sini beliau menunjuk dadanya tiga kali.
Cukuplah seorang dianggap kejahatan karena melecehkan saudara muslimnya. Setiap
muslim atas muslim lain haram darahnya hartanya dan kehormatannya.”[5]
رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ
بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ
فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى
يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
Rasulullah ` bersabda
“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya,
kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu
dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya
berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai,
tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” [6]
Kita juga dianjurkan untuk menyikapi saudaranya
sebagaimana kita suka di sikapi dengan sikap kita.
فَمَنْ
أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنْ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ
مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى
النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ
“..Barang
siapa suka di selamatkan dari api neraka dan di masukkan ke dalam syurga raihlah
kematiannya dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menyikapi
manusia sebagaimana dia suka jika dirinya disikapi demikian itu...” [7]
Meskipun demikian kita tidak boleh meninggalkan
nasehat kepada saudara kita dan
meninggalkan amal ma’ruf nahi mungkar karena beralasan nanti menyakiti saudara
kita, sikap demikian ini justru merupakan
bentuk penyelisihan terehadap Al Qur’an dan hadist yang Keduanya memerintahkan untuk amal ma’ruf dan nahi kemungkar.
Oleh karena itu hendaknya setiap muslim hatinya
longgar menerima seruan dari saudaranya yang lain siapapun mereka jika memang
mengajak kepada Al Qur’an dan Sunnah yang shahih hendaknya di terima, karena persatuan
yang tidak di bangun di atas Al Qur’an dan Sunnah hakekatnya adalah kosong
belaka, adapun persatuan yang di dasari dengan
Al Qur’an dan Sunnah telah di praktekkan secara langsung dalam sejarah
sebagaimana yang telah di sebutkan kisahnya di atas yang terjadi pada pendaahulu
umat ini setelah mereka masuk islam hilanglah permusuhan diantara mereka karena
keagunggan Allah mereka menyatukan langkah
bersatu padu bahu membahu kemudian Allah jadikan mereka menguasai musuh-musuhnya
dan berhasil meraih dunia dan akhirat.
Banyak ayat-ayat Al Quran dan juga hadis
Rasulullah yang menyatakan demikian, yaitu untuk menghindari perpecahan agar mengikuti
Allah dan juga rasulNya .
وَأَنَّ هَذَا
صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ
بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
“Dan bahwa ini adalah jalanKu yang lurus maka
ikutilah dia. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya”. QS.6.
Al An’am: 153)
para imam madzhab mereka jauh-jauh
mengantisipasi agar umat ini tidak terpecah belah dan saling fanatik terhadap kelompoknya,
gurunya, ataupun ustadnya mereka yang dikenal dengan kedalaman ilmunya menyerukan
untuk bersatu di atas Al Qur’an dan Sunnah.
قال أبو حنيفة رحمه الله : ( إذا صح الحديث فهو مذهبي ) ( إذا قلت قولا يخالف كتاب الله تعالى وخبر الرسول صلى الله عليه و
سلم فاتركوا قولي ) .
Imam
Abu Hanifah v berkata “ apa bila hadist itu sahih
itulah madzhabku,”
“Apa
bila aku berkata menyelisihi kitab Allah, dan Sunnah Rasullah ` tinggalkanlah ucapanku.”
مالك بن أنس رحمه الله وأما
الإمام مالك بن أنس رحمه الله فقال : (
إنما أنا بشر أخطئ وأصيب فانظروا في رأيي فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه وكل ما
لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه
Imam Malik bin
Anas v: “Sesungguhnyasaya aku tidak
lain adalah manusia terkadang salah dan terkadang benar maka perhatikanlah
pendapatku setiap apa yang mencocoki Al Kitab dan Sunnah ambillah dan setiap
apa yang tidak sesuai Al kitab dan Sunnah maka tinggalkanlah.”
قال الشافعي رحمه الله : ( إذا وجدتم في كتابي خلاف سنة رسول الله صلى الله عليه و سلم
فقولوا بسنة رسول الله صلى الله عليه و سلم ودعوا ما قلت ) .
Imam Syafi’iv berkata: “ Apa
bila kalian menjumpai didalam kitabku menyelisihi Sunnah Rasullah ` ucapkanlah
Sunnah Rasulullah dan tinggalkanlah ucapanku.”
( من رد حديث رسول الله صلى الله عليه و سلم فهو على شفا هلكة ):
الإمام أحمد رحمه الله قال
Diantara
kaedah yang keliru adalah “ kita
melangkah bersama dan saling memaafkan dari apa yang kita perselisihkan”
Kaedah
ini sangat bertentangan dengan Al Qur’an dan hadist.
Adapun
kaedah yang benar “ kita melangkah
bersama dan saling menasehati dari apa yang kita berselisih padanya”
Adapun
hadist tentang perselisihan umat adalah
rahmat tidak di ketahui asal usulnya.
اخْتِلاَفُ أُمَّتِيْ رَحْمَةٌ
Perselisihan
umatku adalah rahmat.
Para pakar
hadits telah berusaha untuk mendapatkan sanadnya, tetapi mereka tidak
mendapatkannya, Al-Munawi menukil dari as-Subki bahwa dia berkata: “Hadits ini
tidak dikenal ahli hadits dan saya belum mendapatkannya baik dengan sanad
shahih, dha’if (lemah), maupun maudhu’ (palsu).” Sehingga hadist tersebut tidak
ada asal-usulnya.
Diantara perbedaan antara ihtilaf(perselisihan)
dengan iftiroq (perpecahan) adalah:
1. Ihtilaf sama-sama memiliki dasar dalil yang memungkinkan bisa di
gabungkansehingga di sepakati, sedangkan iftiroq telah jauh menyempal dan tidak
bisa bertemu.
2. Ihtilaf belum tentu iftiroq sedangkan iftiroq sudah pasti ihtilaf
karena hakekatnya iftiraq merupakan akhir dari ihtilaf yang sangat tajam.
3. Ihtilaf Bisa muncul karena ijtihad sedangkan yang seseorang yang
ijtihad benar mendapat pahala dua sedangkan yang salah mendapat pahala satu
adapun iftiroq merupakan sikap tercela dan berdosa.
4. Ihtilaf kebanyakan masalah furu’ (cabang) sedangkan iftiroq merupakan pokok yang merupakan prinsip
atau masalah pokok.
5. Ihtilaf umumnya tidak mengeluarkan pelakunya dari islam adapun iftiroq
terkadang sampai mengeluarkan pelakunya dari islam. Allahu ‘alam bissawab.
Ini yang bisa saya pahami dari
apa yang saya terima Semoga bermanfaat bagi penulis dan juga kaum muslimin.
amin
Selesai jam 23:11. Tgl 29/07/2012
[1]
Tafsir Ibnu Katsir QS.8/63
[2]
HR. Muslim (1715)
[3]
HR. Bukhari (1365) Muslim (2585) DLL.
[4]
HR. Bukhari (5718) Muslim(2560)DLL.
[5]
HR.Muslim (2564)
[6]
HR. Muslim (2565)
[7]
HR. Muslim (1844) Musnad Ahmad maktabah syamilah (6516)
[8]
Semua nukilan diambil dari kitab “ SIFAT SHOLAT NABI MINATTAKBIR ILA TASLIM
KAANNAKA TAROHA” SYaikh Muhammad Nasrudin Al-Bani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar