Disusun oleh A.
Ibrahim
Keutamaaan Ramadhan
- Allah memilih bulan Ramadhan untuk menurunkan Al Qur’an:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
Sesungguhnya
kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi QS.44.Ad Dukhaan:3
Malam yang
diberkahi tersebut adalah malam bulan Ramadhan sebagaimana firman-Nya:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran. QS.2.Al
Baqarah:185
Banyak para ulama
yang mengatakan bahwasanya AL Qur’an di turunkan dengan sekaligus dari lauhul
mahfud ke langit dunia, kemudian di turunkan secara rinci dan
berangsur-angsur sesuai dengan
kejadian-kejadian selama dua puluh tiga tahun kepada Rasulullah`.[1]
- Pada malam Ramadhan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا
لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ.
“Sesungguhnya kami telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih
baik dari seribu bulan.” QS.97. Al Qadr 1-3
- Pada bulan Ramadhan di buka pintu syurga ditutup pintu neraka dan syaitan-syaitan di belenggu.
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ
Rasulullah ` bersabda: jika datang bulan Ramadhan di bukalah pintu-pintu surga,
di tutup pintu-pintu neraka dan syaitan-syatan di belenggu.[2]
- Pada bulan Ramadhan di lipatkan pahala amal.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ
لَهُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَّا
الصِّيَامَ هُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Telah berkata Rasulullah` “ Telah berkata Allah
‘Aza wajalla, “ setiap amal
anak adam akan dilipatkan baginya sepuluh kebaikan sampai tuju ratus kali lipat
kecuali puasa, karena itu untukku, dan aku yang akan membalasnya.” [3]
Syaikh Sahalih Al Fauzan
berkata “Ketaatan yang dilakukan pada
waktu atau tempat yang memiliki keutamaan menyebabkan amalan tersebut
berlipat-lipat. Oleh sebab itu pahala amalan menjadi berlipat-lipat disebabkan
kemuliaan suatu waktu sebagaimana juga berlipat-lipat karena kemuliaan suatu
tempat. Seperti shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Shalat di masjidil
haram senilai dengan 100.000 shalat di masjid lainnya dan shalat di Masjid Nabi
` di
Madinah senilai dengan 1000 kali shalat di masjid yang lainnya. Hal ini
disebabkan karena kemuliaan suatu tempat. Maka demikian juga, kemuliaan suatu
waktu menyebabkan amalan-amalan kebaikan yang dikerjakan di dalamnya menjadi
berlipat-lipat.”[4]
- Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ
احْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Sesungguhnya Allah mewajibkan
puasa Ramadhan dan saya menyunnahkan bagi kalian shalat malamnya. Maka
barangsiapa melaksanakan ibadah puasa dan shalat malamnya karena iman dan
karena ingin mendapatkan pahala, niscaya dia keluar dari dosa-dosanya sebagaimana
saat dia dilahirkan oleh ibundanya." [5]- Pada bulan Ramadhan Allah memperbanyak pengabulan doa.
إِنَّ لِلَّهِ
فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ فِيْ شَهْرِ رَمَضَانَ وَإِنَّ
لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيُسْتَجَابُ لَه
“Sesungguhnya
Allah pada setiap hari dan malam di bulan Romadhan memiliki hamba-hamba yang
dibebaskan dari neraka; sesungguhnya setiap muslim memiliki do’a yang ia
berdo’a dengannya,lantaran itu do’anya dikabulkan”.[6]
Keutamaan puasa dan pengertiannya.
1. Allah akan memberikan ampunan dan pahala.
وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ
وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ
اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar. QS.33 Al Azab:35
2.
Allah akan melipat
gandakan pahala orang yang berpuasa, pada hari kiamat bau mulut orang yang
berpuasa lebih wangi dan kelak akan senang berjumpa dengan Allah.
Rasulullah ` bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ عَمَلِ
ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ
يَوْمَئِذٍ وَلَا يَسْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ
إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ
الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ
وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Rasulullah `
bersabda: “Allah l berfirman: Setiap amal anak Adam adalah untuknya
kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya,
puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa hendaknya
janganlah ia berkata-kata keji, dan janganlah berteriak-teriak, dan janganlah
berperilaku dengan perilakunya orang-orang jahil, apabila seseorang mencelanya
atau menzaliminya maka hendaknya ia mengatakan: Sesungguhnya saya sedang
berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau
mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari wangi
kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia berbahagia
dengan keduanya, yakni ketika ia berbuka ia berbahagia dengan buka puasanya dan
ketika berjumpa dengan Rabbnya ia berbahagia dengan puasanya.” [7]
3.
Orang yang berpuasa akan di jauhkan dari api neraka.
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنْ
النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah
akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 tahun jarak perjalanan.” [8]
4.
Allah akan memasukkan kedalam syurga dengan pintu secara
khusus bagi orang yang berpuasa.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا
يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا
يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَدْخُلُونَ
مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Rasulullah` bersabda sesungguhnya di dalam syurga ada sebuah
pintu yang di sebut ar raiyaan pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan
memasuki melalui pintu tersebut, tidak di perkenankan seorangpun memasuki
bersama mereka. Di serukan “ mana orang yang berpuasa?” mereka masuk melaluinya
apa bila telah masuk orang yang terakhir
akan di tutup dan tidak seorang pun masuk darinya.[9]
Pengertian puasa.
Pengetian puasa secara bahasa
yaitu: menahan dari sesuatu.
Allah berfirman "Sesungguhnya
Aku (Maryam)telah bernazar berpuasa…” QS.19. Maryam:26
Adapun secara
syar’i : menahan dari sesuatu yang membatalkan semenjak terbit fajar sampai
matahari terbenam dengan di sertai niat untuk beribadah kepada Allah.[10]
Rasulullah` tiba di madinah beliau berpuasa setiap bulan 3 hari dan
puasa ‘As Syura. Kemudian Allah ldengan
kemurahanya memerintahkan hambanya apa yang bisa menjadikan mereka bertaqwa
kepadaNya seraya berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.” QS.2. Al Baqarah:183
Kemudian Allahlberfirman:
وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ
تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“….Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka
tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.
barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang
lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.” QS.2 Al Baqarah:184
Pada waktu itu bagi yang ingin berpuasa
dia berpuasa bagi yang tidak menginginkan mereka cukup membayar fidyah, akan tetapi ayat tersebut di mansuh setelah turun ayat berikutnya.
“(beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu....”QS.2 Al Baqarah:185.
Semenjak
turun ayat tersebut kewajiban puasa di mutlakan kecuali bagi yang mendapatkan
ruksoh, meskipun Ibnu Abbas berkata tidak di mansuh tetapi ayat tersebut untuk
orang tua laki-laki dan perempuan[11].
Kesimpulan
dari ayat di atas tersebut sebagai dalil tentang wajibnya berpuasa.
Adapun
dalil dari Sunnah:
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى
خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ
وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Berkata Rasulullah`:“ Islam di bangun di atas lima sendi, bersaksi bahwa tidak ada ilah
yang berhaq di sembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan
Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah dan puasa
Ramadhan.”[12]
Dari sini para ulama sepakat tentang
kewajiban puasa Ramadhan, barang siapa mengingkari kewajiban puasa maka dia
telah murtad dan keluar dari islam.
Imam Azdahabi rahimaullah berkata: " Sudah menjadi ketetapan kaum muslimin, barang siapa meninggalkan puasa tanpa udzur (syar'i) maka ia lebih buruk dari pada pezina dan pecandu khamer bahkan mereka meragukan ke islamannya dan menganggap zindiq serta menyimpang dari agama.
Mudah-mudahan bisa menjadi bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga kaum muslimin. Amin.
Imam Azdahabi rahimaullah berkata: " Sudah menjadi ketetapan kaum muslimin, barang siapa meninggalkan puasa tanpa udzur (syar'i) maka ia lebih buruk dari pada pezina dan pecandu khamer bahkan mereka meragukan ke islamannya dan menganggap zindiq serta menyimpang dari agama.
Mudah-mudahan bisa menjadi bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga kaum muslimin. Amin.
[1]
Tafsir Ibnu Katsir QS:44/1
[2]
Bukhari (1780) Muslim(1079)
[3]
Hadis riwayat Ahmad maktabah
syamilah(Juz 21/S180) Ibnu Khuzdaimah maktabah syamilah (3/197)
[4]
Fatwa Syaikh Shalih Al-Fauzan dari kitab Al Muntaqa Min Fatawa Asy Syaikh al Fauzan.
[5]
Ahmad (1/191) An Nasai (4/158) Ibnu Majah ( 1/421). Ibnu syakir berkata “
shahih”
[6] HR. Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3142), dan Ahmad dalam
Al-Musnad (2/254).Majmu’ Al Zawaid Al haitsami(10/hal.149) Syaikh Ali bin Hasan
Al-Atsariy berkata “shahih” dalam Shifah Ash-Shaum (hal.24)
[7]
Riwayat bukhari “ Kitab Ashaum(1775) Muslim Kitab Assiam(1151) An Nasa’i maktabah syamilah(2187)
[8]
HR. Bukhari maktabah islamiah(3/1044) Muslim (1153) dan yang lainnya)
[9]
HR. Bhukhari (1777) Muslim (1152) dan yang lainnya.
[10]
“Shahih Fiqhus Sunnah wa Adilatuhu wa Tauzdhihu Mazdahibi al Immah” Syaikh Abu
Malik Kamal Ibnu Syayid Salim.
[11]
Tafsir Ibnu Katsir QS.2/183-184
Tidak ada komentar:
Posting Komentar