Selasa, 17 Juli 2012

RISALAH RAMADHAN




Disusun oleh A. Ibrahim

Keutamaaan Ramadhan

  1. Allah memilih bulan Ramadhan untuk menurunkan Al Qur’an:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi QS.44.Ad Dukhaan:3
Malam yang diberkahi tersebut adalah malam bulan Ramadhan sebagaimana firman-Nya:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran. QS.2.Al Baqarah:185
Banyak para ulama yang mengatakan bahwasanya AL Qur’an di turunkan dengan sekaligus dari lauhul mahfud ke langit dunia, kemudian di turunkan secara rinci dan berangsur-angsur  sesuai dengan kejadian-kejadian selama dua puluh tiga tahun kepada Rasulullah`.[1]
  1. Pada malam Ramadhan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ.
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.  Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” QS.97. Al Qadr 1-3
  1. Pada bulan Ramadhan di buka pintu syurga ditutup pintu neraka dan syaitan-syaitan di belenggu.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ
Rasulullah ` bersabda: jika datang bulan Ramadhan di bukalah pintu-pintu surga, di tutup pintu-pintu neraka dan syaitan-syatan di belenggu.[2]
  1. Pada bulan Ramadhan di lipatkan pahala amal.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَّا الصِّيَامَ هُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Telah berkata Rasulullah` “  Telah berkata Allah ‘Aza wajalla, “ setiap amal anak adam akan dilipatkan baginya sepuluh kebaikan sampai tuju ratus kali lipat kecuali puasa, karena itu untukku, dan aku yang akan membalasnya.” [3]
Syaikh Sahalih Al Fauzan berkata  “Ketaatan yang dilakukan pada waktu atau tempat yang memiliki keutamaan menyebabkan amalan tersebut berlipat-lipat. Oleh sebab itu pahala amalan menjadi berlipat-lipat disebabkan kemuliaan suatu waktu sebagaimana juga berlipat-lipat karena kemuliaan suatu tempat. Seperti shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Shalat di masjidil haram senilai dengan 100.000 shalat di masjid lainnya dan shalat di Masjid Nabi ` di Madinah senilai dengan 1000 kali shalat di masjid yang lainnya. Hal ini disebabkan karena kemuliaan suatu tempat. Maka demikian juga, kemuliaan suatu waktu menyebabkan amalan-amalan kebaikan yang dikerjakan di dalamnya menjadi berlipat-lipat.”[4]
  1. Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ احْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan saya menyunnahkan bagi kalian shalat malamnya. Maka barangsiapa melaksanakan ibadah puasa dan shalat malamnya karena iman dan karena ingin mendapatkan pahala, niscaya dia keluar dari dosa-dosanya sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibundanya." [5]

  1. Pada bulan Ramadhan Allah memperbanyak pengabulan doa.
 إِنَّ لِلَّهِ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ فِيْ شَهْرِ رَمَضَانَ وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيُسْتَجَابُ لَه
“Sesungguhnya Allah pada setiap hari dan malam di bulan Romadhan memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka; sesungguhnya setiap muslim memiliki do’a yang ia berdo’a dengannya,lantaran itu do’anya dikabulkan”.[6]

Keutamaan puasa dan pengertiannya.
1.       Allah akan memberikan ampunan dan pahala.
وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. QS.33 Al Azab:35
2.       Allah akan melipat gandakan pahala orang yang berpuasa, pada hari kiamat bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi dan kelak akan senang berjumpa dengan Allah.
Rasulullah ` bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَسْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Rasulullah ` bersabda: “Allah l berfirman: Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa hendaknya janganlah ia berkata-kata keji, dan janganlah berteriak-teriak, dan janganlah berperilaku dengan perilakunya orang-orang jahil, apabila seseorang mencelanya atau menzaliminya maka hendaknya ia mengatakan: Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari wangi kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia berbahagia dengan keduanya, yakni ketika ia berbuka ia berbahagia dengan buka puasanya dan ketika berjumpa dengan Rabbnya ia berbahagia dengan puasanya.” [7]
3.       Orang yang berpuasa akan di jauhkan dari api neraka.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka  sejauh 70 tahun jarak perjalanan.” [8]

4.      Allah akan  memasukkan kedalam syurga dengan pintu secara khusus bagi orang yang berpuasa.
  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَدْخُلُونَ مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Rasulullah` bersabda sesungguhnya di dalam syurga ada sebuah pintu yang di sebut ar raiyaan pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan memasuki melalui pintu tersebut, tidak di perkenankan seorangpun memasuki bersama mereka. Di serukan “ mana orang yang berpuasa?” mereka masuk melaluinya apa bila telah masuk orang yang terakhir  akan di tutup dan tidak seorang pun masuk darinya.[9]  

Pengertian puasa.
Pengetian puasa secara bahasa yaitu: menahan dari sesuatu.
 Allah berfirman "Sesungguhnya Aku (Maryam)telah bernazar berpuasa…” QS.19. Maryam:26
Adapun secara syar’i  : menahan dari sesuatu  yang membatalkan semenjak terbit fajar sampai matahari terbenam dengan di sertai niat untuk beribadah kepada Allah.[10]
Rasulullah` tiba di madinah beliau berpuasa setiap bulan 3 hari dan puasa ‘As Syura. Kemudian Allah ldengan kemurahanya memerintahkan hambanya apa yang bisa menjadikan mereka bertaqwa kepadaNya seraya berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” QS.2. Al Baqarah:183
Kemudian Allahlberfirman:
وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“….Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.” QS.2 Al Baqarah:184
Pada waktu itu bagi yang ingin berpuasa dia berpuasa bagi yang tidak menginginkan mereka cukup  membayar fidyah, akan tetapi ayat tersebut di mansuh setelah turun ayat berikutnya.
 (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu....QS.2 Al Baqarah:185.
Semenjak turun ayat tersebut kewajiban puasa di mutlakan kecuali bagi yang mendapatkan ruksoh, meskipun Ibnu Abbas berkata tidak di mansuh tetapi ayat tersebut untuk orang tua laki-laki dan perempuan[11]
Kesimpulan dari ayat di atas tersebut sebagai dalil tentang wajibnya berpuasa.
Adapun dalil dari Sunnah:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Berkata Rasulullah`:“ Islam di bangun di atas lima sendi, bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhaq di sembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah dan puasa Ramadhan.”[12]
Dari sini para ulama sepakat tentang kewajiban puasa Ramadhan, barang siapa mengingkari kewajiban puasa maka dia telah murtad dan keluar dari islam.
Imam Azdahabi rahimaullah berkata: " Sudah menjadi ketetapan kaum muslimin, barang siapa meninggalkan puasa tanpa udzur (syar'i) maka ia lebih buruk dari pada pezina dan pecandu khamer bahkan mereka meragukan ke islamannya dan menganggap zindiq serta menyimpang dari agama.
Mudah-mudahan bisa menjadi bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga kaum muslimin. Amin.


[1] Tafsir Ibnu Katsir QS:44/1
[2] Bukhari (1780) Muslim(1079)
[3] Hadis riwayat Ahmad  maktabah syamilah(Juz 21/S180) Ibnu Khuzdaimah maktabah syamilah (3/197)
[4] Fatwa Syaikh Shalih Al-Fauzan dari kitab Al Muntaqa Min Fatawa Asy Syaikh al Fauzan.
[5] Ahmad (1/191) An Nasai (4/158) Ibnu Majah ( 1/421). Ibnu syakir berkata “ shahih”
[6] HR. Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3142), dan Ahmad dalam Al-Musnad (2/254).Majmu’ Al Zawaid Al haitsami(10/hal.149) Syaikh Ali bin Hasan Al-Atsariy berkata “shahih” dalam Shifah Ash-Shaum (hal.24)

[7] Riwayat bukhari “ Kitab Ashaum(1775) Muslim Kitab Assiam(1151)  An Nasa’i maktabah syamilah(2187)
[8] HR. Bukhari maktabah islamiah(3/1044) Muslim (1153) dan yang lainnya)
[9] HR. Bhukhari (1777) Muslim (1152) dan yang lainnya.
[10] “Shahih Fiqhus Sunnah wa Adilatuhu wa Tauzdhihu Mazdahibi al Immah” Syaikh Abu Malik Kamal Ibnu Syayid Salim.

[11] Tafsir Ibnu Katsir QS.2/183-184
[12] Bukhari 7 Muslim 16





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...