Jumat, 28 Februari 2025

INDAHNYA SURGA DAN DAHSYATNYA NERAKA.

 



Kenikmatan Dan Keindahan Surga.

Setelah nabi Adam dikeluarkan dari surga, Allah berjanji kepada manusia untuk menurunkan petunjuk-Nya.

Allah ta’ala berfirman:

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.

‘Kami berfirman, "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran alas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al- Baqarah[2]:38-39).

Allah mengutus para nabi berjumlah 313 dan rasul yang berjumlah 124.000, sebagaimana yang dishahihkan syaikh al-Albani.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, beliau pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berapa jumlah persis para nabi” Beliau menjawab:

مِائَةُ أَلْفٍ وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا.

Jumlah para nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah rasul, banyak sekali.” (HR. Ahmad  22288, sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Al-Misykah 5737).

Demikian pula Allah telah menurunkan kitab-kitab sebagai petunjuk bagi manusia.

Diantara mereka ada yang kafir dan diantara mereka ada yang beriman.

Klasifikasi Orang-Orang Yang Masuk Kedalam Surga.

1) Orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab.

2)  Orang yang masuk surga dihisab tanpa diadzab.

3) Orang yang masuk surga dihisab dan diadzab terlebih dahulu.

4)  Orang-orang yang kekal di dalam neraka.

Adapun orang-orang yang masuk kedalam surga mereka adalah orang-orang yang beriman dan beramal shalih, serta orang-orang yang bertaqwa.

Allah ta’ala berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.

“Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 133).

تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا.

“Itulah surga yang Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.” (QS. Maryam [19]:63).

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ.

“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”(QS. Al-Baqarah [2]:25).

Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman:

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّا لحِينَ مَ لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرِ.

“Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih kenikmatan (tinggi di surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia.” (HR. Bukhari 3072, Muslim 2824).

Adapun kenikmatan surga yaitu:

1.   Baunya Surga.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا.

Siapa yang membunuh kafir mu’ahad ia tidak akan mencium baunya surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari 3166).

2.   Jumlah Pintu-Pintu Surga.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ.

“jika datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR.Bukhari 1780, Muslim 1079).

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata:

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ.

“Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari 3257).

3.   Hari-Hari Pintu Surga Dibuka.

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا .

Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim 2565).

Hadits-hadits di atas menunjukkan tentang surga yang telah Allah sediakan, dan memiliki pintu berjumlah delapan buah yang wajib kita mengimaninya.

4.   Orang Yang Pertama Kali Masuk Surga.

Pertama kali adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ : مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ : مُحَمَّدٌ ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ.

Pada hari kiamat, aku mendatangi pintu surga, lalu aku minta agar dibukakan. Sang penjaga pintu bertanya, “Siapa kamu?” Aku jawab, “Muhammad.” Kemudian penjaga ini mengatakan, “Aku diperintahkan untuk membuka karenamu. Tidak akan aku buka pintu surga bagi siapa pun sebelum kamu.” (HR. Muslim 507).

5.   Rombongan Pertama Masuk Surga.

Allah ta’ala berfirman:

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ .

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu, maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az Zumar [39]: 73)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً لاَ يَبُوْلُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ وَلاَ يَتْفُلُوْنَ وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ, أَمْشَاطُهُمْ مِنْ الذَّهَبِ ، وَرَشْحُهُمْ الْمِسْكُ ، وَمَجَامِرُهُمْ الْأَلُوَّةُ ، وَأَزْوَاجُهُمْ الْحُوْرُ الْعِيْنُ عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلَى صُوْرَةِ أَبِيْهِمْ آدَمَ سِتُّوْنَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ.

“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk Surga dalam rupa, seperti bulan purnama. Adapun rombongan setelah mereka dalam rupa bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Tidaklah mereka buang air kecil, buang air besar, beringus dan meludah. Sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka adalah misk (minyak wangi), mijmar (wadah minyak wangi) mereka adalah al ‘uluwwah (kayu gaharu India), istri-istri mereka adalah para bidadari. Mereka memiliki akhlak yang sama dan bentuk tubuh mereka semua sama, yaitu seperti bentuk tubuh ayah mereka, Adam, sepanjang enam puluh hasta menjulang ke langit.” (HR. Bukhari 3327, Muslim 2834).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ.

Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah 4122, Tirmidzi 2353. Dihasankan Syaikh al-Albani di dalam Al-Misykah 5243).

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ.

Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj [22]: 47).

Oleh karenanya, setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia.

6.   Sungai Dan Mata Air Di Surga.

Allah ta’ala berfirman:

فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ.

Di dalam taman-taman dan mata air-mata air”. (QS. Ad Dukhan [44]: 52)

فِيهَآ أَنْهَٰرٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَٰرٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُۥ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشَّٰرِبِينَ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى.

“Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring.” (QS. Muhammad [47]: 15).

Allah ta’ala berfirman:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ . لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ . فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ . لَا تَسْمَعُ فِيهَا لَاغِيَةً . فِيهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ . فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ . وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ . وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ . وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ. 

“Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar.” (QS. Al-Ghasiah [99]:8-16).

7.   Piring Dan Gelas Di Surga.

Allah ta’ala berfirman:

يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ ۖ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ ۖ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.

Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan gelas-gelas, dan di dalam surga itu terdapat segala apa (kenikmatan) yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu kekal di dalamnya. (QS. AZ-Zukhruf [43]: 71).

8.   Bangunan Di Surga.

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَيْفَ هِيَ؟ قَالَ: مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَحْيَى لَا يَمُوتُ، وَيَنْعَمُ لَا يَبْأَسُ، وَلَا تَبْلَى ثِيَابُهُ وَلَا يُبْلَى شَبَابُهُ، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ بِنَاؤُهَا؟ قَالَ: لَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ وَلَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ، مِلَاطُهَا مِسْكٌ، وَحَصْبَاؤُهَا اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ، وَتُرَابُهَا الزَّعْفَرَانُ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tanya tentang Surga: “Bagaimanakah surga?” Beliau menjawab, “Barang siapa yang masuk surga akan terus hidup tak akan mati, terus akan mendapatkan kenikmatan tidak akan susah, tak akan lapuk bajunya, dan tak akan hilang masa mudanya.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, bagaimana bangunannya?” Beliau menjawab, “Ada yang batanya dari perak dan ada yang dari emas, (adukan) semennya adalah misik, kerikilnya adalah mutiara dan permata, dan tanahnya adalah za’faran.” (HR. Ibnu Abi Syaibah33955 dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Bani dalam tahqiq Misykatul Mashabih)

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ خَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ مُجَوَّفَةٍ، عَرْضُهَا سِتُّونَ مِيلاً.

Di surga ada kemah dari mutiara yang berongga, lebarnya enam puluh mil. (kurang lebih 96,5 km)” (HR. Bukhari 4879).

9.   Pepohonan Di Surga

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَا فِي الجَنَّةِ شَجَرَةٌ إِلَّا وَسَاقُهَا مِنْ ذَهَبٍ.

Tidak ada pohon di surga kecuali dahannya terbuat dari emas. (HR. Tirmidzi 2525. Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ 5647).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ فِي الجَنَّةِ شَجَرَةً، يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ، لاَ يَقْطَعُهَا، وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: وَظِلٍّ مَمْدُودٍ.  

“Di dalam surga ada pohon, di mana seseorang berjalan dengan mengendarai kendaraan di bawah naungannya selama seratus tahun belum juga melewatinya. Maka bacalah ayat, “Dan naungannya yang terbentang luas.” (QS. Al-Waaqi’ah [56]: 30), jika kalian menghendaki.” (HR. Bukhari 4881).

10.   Buah-Buahan Di Surga.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ . وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ . وَحُورٌ عِينٌ .كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ  . جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.

Dan (di dalam surga terdapat) buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan (di dunia). (QS. Al-Waqi’ah [56]: 20-24).

فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ.

“Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (QS. Ar-Rahman [55]: 68)

Semua itu Allah subhanahu wa ta’ala jadikan mudah untuk mereka jangkau dan nikmati.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا.

“Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan untuk dipetik dengan semudah-mudahnya.” (QS. Al-Insan [76]: 14).

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا نَزَعَ ثَمَرَةً مِنَ الْجَنَّةِ عَادَتْ مَكَانَهَا أُخْرَى.

Seorang penghuni Surga jika memetik buah di Surga, buah yang lain akan menempati tempatnya.” (HR. Thabarani, dinyatakan sahih oleh syaikh al-Albani di dalam Jami’ ash-Shagir 1617 dan ash-Shahihah 1598).

Kenikmatan ini kekal abadi dan tidak akan habisnya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ . لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ.

Dan (di dalam surga terdapat) buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya. (QS. Al-Waqi’ah [56]: 32-33)

11.   Makanan Di Surga.

1)  Daging Burung.

Sebagaimana yang di sebutkan Allah ta’ala:

وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ.

“Daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah [56]: 21)

2)  Hati Ikan Dan Daging Sapi.

Abdullah bin Salam pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal kedatangannya di Madinah:

مَا أَوَّلُ شَيْءٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الْجَنَّةَ؟ فَقَال: زِيَادَةُ كَبِدِ الْحُوتِ.

“Apa yang pertama kali dimakan oleh penduduk surga?” Beliau menjawab, “Hati ikan.” (HR. Bukhari 6520).

Ada seorang Yahudi bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 فَمَا تُحْفَتُهُم حِينَ يَدْخُلُون الْجَنَّةَ ؟ قال: زِيَادَةُ كَبِدِ الْحُوتِ, قال: فَمَا غِذَاؤُهُم عَلَى إِثْرِهَا ؟ قال: يُنْحَر لَهُم ثَوْرُ الجنةِ الَّذِي يَأْكُلُ مِنْ أَطْرافِها.

“Apa yang diberikan kepada mereka ketika mereka masuk surga?” Rasulullah bersabda, “Hati ikan.” Ia bertanya lagi, “Apa menu mereka selanjutnya?” Beliau menjawab, “Disembelihkan untuk mereka sapi surga yang mereka makan dari ujung-ujungnya.” (HR. Muslim 315).

12.   Minuman Di Surga.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا.

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur.” (QS. Al-Insan [76]: 5).

Ada seorang Yahudi bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ: فَمَا شَرَابُهُمْ عَلَيْهِ؟ قَالَ: مِنْ عَيْنٍ تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا.

Ia bertanya “Apa minuman mereka?” Beliau menjawab, “(Minuman mereka diambil dari) mata air salsabila.” Lalu ia mengatakan, “Engkau benar.” (HR. Muslim 315).

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا  . عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا.

Di dalam Surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.” (QS. Al Insan [76]: 17-18).

Selain itu ada juga minuman dari arak yang murni dan tidak memabukkan.

Allah ta’ala  berfirman:

يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ .

Mereka diberi minum dari dari Khamar murni (tidak memabukkan).” (QS. Al-Muthaffifin [83]: 25)

Adapun khamer yang ada di surga tidaklah memabukkan sehingga orang-orang yang meminum tidak akan mabuk karenanya.

13.   Penduduk Surga Tidak Buang Hajat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ أهْلَ الجَنَّةِ يَأْكُلُونَ فيها ويَشْرَبُونَ، ولا يَتْفُلُونَ ولا يَبُولونَ ولا يَتَغَوَّطُونَ ولا يَمْتَخِطُونَ قالوا: فَما بالُ الطَّعامِ؟ قالَ: جُشاءٌ ورَشْحٌ كَرَشْحِ المِسْكِ، يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ والتَّحْمِيدَ، كما تُلْهَمُونَ النَّفَس.

Sesungguhnya penduduk surga, mereka makan dan minum di dalam Surga, namun mereka tidak meludah, tidak kencing, tidak buang air besar, dan tidak mengeluarkan dahak.” Para sahabat bertanya: “Lalu bagaimana makanan yang di perut mereka…?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Menjadi sendawa, dan keringat yang berbau misk. Mereka diilhami selalu bertasbih dan bertahmid, sebagaimana kalian selalu bernafas.” (HR. Muslim 2835).

14.   Pasar-Pasar Di Surga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِي وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ: وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ: وَأَنْتُمْ وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً.

“Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angin dari utara mengenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan. Mereka pulang ke istri-istri mereka dalam keadaan telah bertambah indah dan tampan. Keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, engkau semakin bertambah indah dan tampan.’ Mereka pun berkata, ‘Kalian pun semakin bertambah indah dan cantik.” (HR. Muslim 7324).

Meskipun secara dhahir -sebagaimana dijelaskan para ulama- yang mendatangi pasar adalah para laki-laki, tetapi mereka para wanita juga bisa saling berkunjung kepada sanak kerabat yang sama-sama masuk kedalam Surga.

15.   Istri-Istri Di Surga.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.

“Dan untuk mereka, di dalamnya ada isteri-isteri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 25).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُ سَاقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحَسَنِ لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوْبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ يُسَبِّحُوْنَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا.

“Bagi setiap penghuni surga dua orang istri, terlihat sum-sum betisnya dari balik dagingnya, karena indahnya, tidak ada perselisihan diantara mereka, serta tidak ada permusuhan. Hati-hati mereka seperti hati yang satu, mereka bertasbih kepada Allah pagi dan petang.” (HR. Muslim 2834)

Sifat Bidadari Surga.

1)  Suci.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ.

Bagi mereka istri-istri yang telah disucikan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 25)

Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berkata, “Mereka disucikan akhlak dan tubuhnya, demikian pula lisan dan pandangan mereka telah disucikan.” (Lihat “ Taisir Al-karimirrahman fi tafsir kalamil mannaan” QS Al Baqarah[2]:25 Syaikh ‘Abdurrahman ibni Naasir As-sa’di.)

2)  Sopan Dan Belum Tersentuh Oleh Siapapun.

Allah ta’ala berfirman:

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ.

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar-Rahman [55]: 56)

3)  Diciptakan Selalu Dalam Keadaan Gadis.

Allah ta’ala berfirman:

فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا. عُرُبًا أَتْرَابًا.

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah [56]: 36-37).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يُعْطَى الْمُؤْمِنُ فِي الْجَنَّةِ قُوَّةَ كَذَا وَكَذَا مِنَ الْجِمَاعِ، قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَوَ يُطِيْقُ ذَلِكَ؟ قَالَ : يُعْطَى قُوَّةَ مِائَةٍ.

Seorang mukmin di surga diberi kekuatan untuk berjimak sekian dan sekian”. Maka dikatakan, “Wahai Rasulullah, apakah ia mampu?”. Rasulullah berkata, “Ia diberi kekuatan 100 orang dalam berjimak” (HR. At-Tirmidzi 2536, dihasankan oleh Syaikh al-Albani di dalam Al-Misykah 5936).

Sampai-sampai Allah ta’ala menyebutkan kesibukan penduduk surga.

إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ . هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلالٍ عَلَى الأرَائِكِ مُتَّكِئُونَ .

Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan” (QS. Yaasiin [36] : 55-56)

16. Penduduk Surga Yang Ingin Bercocok Tanam.

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berbincang-bincang dengan para sahabatnya. Di sisi beliau ada seorang laki-laki dari ahli badiah (Arab pedalaman). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya ada seseorang dari ahli jannah yang meminta kepada Rab-nya untuk bertani maka Allah berfirman, ‘Bukankah engkau sudah mendapatkan apa yang engkau inginkan?’ Maka dia menjawab, ‘Ya, tetapi saya senang bercocok tanam.’ Maka Allah pun mengizinkannya. Lalu ia segera menebar benih, dan dalam waktu sekejap mata, (benih itu) tumbuh, meranum, dan tiba waktu panennya. Dan hal itu pun (menumpuk) seperti gunung. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, ambillah (semuanya), maka sesungguhnya hal itu tidak akan mengenyangkan sedikit pun.’ Maka dia (laki-laki tersebut) berkata, ‘Demi Allah, engkau tidak akan menjumpai mereka kecuali (mereka adalah) orang-orang Quraisy atau orang-orang Anshor, karena mereka adalah orang-orang yang suka bertani, (sedangkan kami bukan orang-orang yang suka berocok tanam). Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tertawa.” (HR. Bukhari 6965, Ahmad, 2:512).

17.   Orang Yang Ingin Memiliki Anak Di Surga.

Dari Abu Sa’id al-Khudri beliau mengatakan, Rasulullah shallallahualaihiwasallam bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْوَلَدَ فِي الْجَنَّةِ كَانَ حَمْلُهُ وَوَضْعُهُ وَسِنُّهُ فِي سَاعَةٍ وَاحِدَةٍ كَمَا يَشْتَهِي.

Seorang mukmin apabila menginginkan anak di surga, maka masa kandungan, menyusui, dan tumbuh pada usia yang diinginkan, berlalu hanya dalam sekejap, seperti sekejapnya keinginan itu muncul.” (HR. Ahmad 11063, Tirmidzi 2487, dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam Dzilalul Jannah 528, Shahih Al-Jami’ 6649).

Ibnu Hajar mengatakan, “Dari hadis ini ada pelajaran, bahwa apa pun keinginan duniawi yang diinginkan, di surga semua dapat tercapai.” (Fathul Bari).

Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman:

وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.

“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya” (QS. Az-Zukhruf [43]: 71).

18. Allah Akan Mengumpulkan Keluarga Mereka Semua Yang Beriman.

Inilah puncak kebahagiaan orang-orang beriman, mereka bisa berkumpul dengan keluarga mereka.

Allah ta’ala berfirman:

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ . سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ.

“(Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), "Keselamatan terlimpahkan kepada kalian berkat kesabaran kalian." Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ra’d [13]: 23-24).

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Allah menghimpunkan mereka bersama kekasih-kekasih mereka di dalam surga, yaitu bapak-bapak mereka, keluarga mereka, dan anak-anak mereka yang layak untuk masuk surga dari kalangan kaum mukmin, agar hati mereka senang. Sehingga dalam hal ini Allah mengangkat derajat orang yang berkedudukan rendah ke tingkat kedudukan yang tinggi sebagai anugerah dari-Nya dan kebajikan-Nya, tanpa mengurangi derajat ketinggian seseorang dari kedudukannya. Hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شِيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ.

“Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur[52]: 21).

Demikianlah semoga kita dan semua keluarga kita dimasukkan oleh Allah kedalam surga-Nya. Aamiin.

-----000-----


DAHSYATNYA NERAKA.

Neraka merupakan salah satu makhluk Allah ta’ala yang disiapkan untuk menghukum bagi orang-orang yang menyekutukan Allah ta’ala, kufur, munafiq dan berkata tentang Allah tanpa ilmu, serta orang-orang yang berbuat dosa besar.

Allah ta’ala perintahkan kepada kita agar menjaga diri kita dan keluarga kita dari azab Neraka:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu...” (QS. At Tahrim [66]: 6).

Allah ta’ala mengancam orang-orang yang kafir kepadaNya:

فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ.

Maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah [2]: 24).

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al ‘Imran [3]: 191)

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ.

Ya Rabb kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolong pun.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 192).

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam berdo'a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ.

"Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari suksa kubur dan dari siksa api neraka dan dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah Al Masih Ad Dajjal." (HR. Bukhari 1337).

Adapun kengerian neraka diantaranya sebagai berikut:

1. Pintu-Pintu Neraka.

Neraka memiliki pintu-pintu sebagaimana surga yang memiliki 8 pintu masuk. Adapun neraka memiliki 7 pintu.

Allah ta’ala berfirman:

وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ . لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ.

Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengekor-pengekor setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al Hijr [15]: 43-44).

Sebagaimana tabiat manusia di dunia senang berombong-rombongan dan saling mengikuti satu sama yang lain, sehingga ada yang masuk Surga secara berombongan ada juga yang masuk Neraka secara berombongan pula.

Allah ta’ala berfirman:

وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ.

Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, ‘Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?’ Mereka menjawab, ‘Benar (telah datang).’ Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.” (QS. Az-Zumar [39]: 71).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ.

jika datang bulan Ramadhan di bukalah pintu-pintu surga, di tutup pintu-pintu neraka dan syaitan-syatan di belenggu.” (HR Bukhari 1780, Muslim 1079).

Ayat dan hadits di atas menunjukkan tentang keberadaan pintu-pintu Neraka, bahkan  Surga dan Neraka pernah diperlihatkan kepada baginda Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا. قَالُوا: مَا رَأَيْتَ، يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ.

Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tanganNya, kalau kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para sahabat berkata, “Apa yang engkau lihat, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Aku telah melihat Surga dan Neraka.” (HR. Muslim 426).

2.   Penjaga Neraka.

Neraka memiliki penjaga, dan penjaga Neraka telah disebutkan oleh Allah ta’ala dari para kalangan para malaikat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ. عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim [66]: 6).

Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Yakni watak mereka kasar dan telah dicabut dari hati mereka rasa belas kasihan terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah. Mereka juga keras, yakni bentuk rupa mereka sangat keras, bengis, dan berpenampilan sangat mengerikan, meskipun demikian mereka tidak melampaui dari apa yang diperintahkan Allah ta’ala. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, QS. At Tahrim [66]: 6)

سَأُصْلِيهِ سَقَرَ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ. لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ. لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ. عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ.

Akan Aku lemparkan orang kafir itu ke dalam neraka Saqar. Tahukah kamu apakah neraka Saqar itu? Engkau tidak akan bertahan hidup di neraka Saqar, dan penghuninya tidak akan dibiarkan lepas tanpa siksa. Neraka Saqar menjadikan kulit penghuninya berganti baru, setiap kali hangus terbakar. Neraka Saqar dijaga oleh sembilan belas malaikat.” (QS. Al Muddatsir [74]: 26-30)

Jumlah ini merupakan ujian bagi orang kafir dan meyakinkan orang-orang yang diberi kitab. Para pembesar Quraisy terpedaya dengan bilangan ini.

Abu Jahl berkata kepada orang-orang dari suku Quraisy dengan nada menantang. Untuk meledek ayat-ayat Allah, Abu Jahl berkata, “Kematian ibu kalian menyebabkan kalian mati. Muhammad telah menyatakan bahwa penjaga Neraka hanya berjumlah sembilan belas orang, sedangkan kalian adalah orang-orang pemberani. Tidak mampukah setiap sepuluh orang dari kalian menangani satu orang saja dari mereka?”

Salah seorang suku Quraisy yang terkenal gagah perkasa, bernama Abul Asyad bin Kaldah bin Khalaf, kemudian menimpali provokasi Abu Jahl, “Aku akan menangani tujuh belas penjaga neraka untuk kalian. Sepuluh akan kutaruh di punggungku, sedangkan tujuh lagi di perutku. Kalian cukup menangani yang dua.”

Menjawab ini  Allah ta’ala berfirman:

وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً.

Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat.” (QS. Al-Muddastsir [74]: 31).

Maksudnya para malaikat terebut di ciptakan dalam bentuk keras, tak ada yang mampu untuk menghadapi dan juga mengalahkan. (Lihat tafsir Ibnu Katsir, QS. Al Muddatsir [74]: 26-31).

Imam Al-Qurthubi juga lebih setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa sembilan belas malaikat yang disebutkan dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 merupakan para pembesar dan pimpinan malaikat penjaga Neraka. Adapun jumlah penjaga sebenarnya, tak ada seorang pun yang mengetahui selain Allah sendiri. Keterangan ini disandarkan pada surah Al-Muddatstsir ayat 31;

وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ.

Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri.” (Q.S. Al-Muddatstsir (74): 31)

3.   Panas Api Neraka.

Panas api Neraka tujuh puluh kali lipat dibandingkan panas api di dunia. Orang-orang munafiq dahulu menghalang-halangi orang beriman untuk tidak berjihad di musim panas, Allah subhanahu wa ta’ala mengabadikan ucapan mereka dengan firmanNya:

وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ.

Dan mereka berkata, “Janganlah kalian berangkat (berperang) di musim panas ini”. Katakanlah, “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya),” jika mereka mengetahui. (QS. At Taubah [9]: 81)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

نَارُكُمْ هَذِهِ الَّتِي يُوقِدُ ابْنُ آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ قَالُوا: وَاللهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً، يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: فَإِنَّهَا فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا، كُلُّهَا مِثْلُ حَرِّهَا.

“Api kalian, yang dinyalakan bani Adam, adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka, mereka mengatakan, “Demi Allah satu bagian saja sudah sangat panas,” Beliau bersabda “Sesungguhnya ia akan dilipatkan atasnya 69 bagian, semua seperti itu panasnya.” (HR. Bukhari 3265, Muslim 2843).

4.   Bahan Bakar Api Neraka.

Orang-orang yang mengingkari kebenaran apa yang diwahyukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salllam diperintahkan (ditantang) Allah membuat yang semisalnya.  Mereka selamanya tidak akan bisa membuat semisal Al Qur’an, kemudian Allah mengancam mereka dengan firmanNya:

فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ.

“Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari api Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah [2]: 24).

Yang di maksudkan batu disini adalah batu-batu berhala sebagaimana firman Allah ta’ala di dalam  Surat Al Anbiya [21]: 98.

إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ.

“Sesungguhnya kamu dan apa yang kalian sembah selain Allah merupakan bahan bakar neraka Jahanam, kamu pasti masuk kedalamnya.”  (QS. Al Anbiya [21]: 98)

وَمَاأَدْرَاكَ مَاهِيَهْ نَارٌحَامِيَةُ.

Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (yaitu) api yang sangat panas.” (QS. Al-Qari’ah [101]: 10-11)

Ada juga yang menyebutkan selain batu berhala, neraka di nyalakan dengan menggunakan batu ibrit (belerang) sehingga nyalanya berkobar dahsyat. (Lihat tafsir Ibnu Katsir QS. Al Baqarah [2]: 24).

Neraka juga menyiksa dengan hawa yang sangat dingin, sebagaimana Allah ta’ala berfirman:

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا.  إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا.

Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan air yang sangat dingin.” (QS. An Naba’: 24-25)

Ghassaq”  adalah kumpulan air mata, keringat, nanah, luka-luka busuk yang keluar dari penghuni neraka, luar biasa dingin yang tak tertahankan. (Lihat tafsir Ibnu Katsir, QS. An Naba’ [78]: 24-25)

5.   Kedalaman Neraka.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang duduk-duduk bersama sahabatnya, tiba-tiba mereka mendengar suara dentuman yang keras. Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata:

تَدْرُونَ مَا هَذَا؟ قَالَ: قُلْنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: هَذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ الْآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا.

“Tahukah kalian, apakah itu?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau berkata, “Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam Jahanam sejak tujuh puluh musim yang lalu. Sekarang baru sampai dasarnya.” (HR. Muslim 2844)

Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

لَوْ أَنَّ حَجَرًا مِثْلَ سَبْعِ خَلَفَاتٍ أُلْقِيَ مِنْ شَفِيْرِ جَهَنَّمَ هَوَى فِيْهَا سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا لَايَبْلُغُ قَعْرَهَا.

“Andaikan satu batu seperti tujuh bukit dilemparkan dari tepi Jahannam, niscaya batu itu akan meluncur ke dalam Jahannam selama tujuh tahun dan belum sampai ke dasar jurang.”  (HR. Tirmidzi 5688, dishahihkan Syaikh Al Bani di dalam Al Jami’u Ash Shagir 5/58, 5214)

6.   Besarnya Neraka.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زَمَامٍ، مَعَ كُلِّ زَمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا.

Didatangkan neraka di hari itu, dalam keadaan ia memiliki 70.000 tali kekang. Setiap tali kekang diseret oleh 70.000 malaikat.” (HR. Muslim 2842, Tirmidzi 2573)

يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ ٱمْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ.

(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam: "Apakah kamu sudah penuh?" Dia menjawab: "Masih ada tambahan?" (QS. Qoof [50]: 30).

Neraka Jahanam senantiasa meminta tambahan dari para pelaku dosa dan maksiat karena marah kepada orang-orang kafir, dimana marahnya dilakukan karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Sehingga Allah meletakkan kaki-Nya yang mulia ke neraka, maka neraka itu berhimpit sambil berkata, “Cukup-cukup,” yakni aku telah penuh. (Lihat Tafsir Taisir Al-Karimirrahman fi Tafsir Kalamil Mannan. Syaikh Abdurrahman Ibni Nashir As-Sa'di)

Demikian itu karena besar, dalam dan luasnya neraka.

7.   Makanan Penghuni Neraka.

Para penghuni neraka mereka juga akan merasakan kelaparan dan kehausan, namun semua yang diberikan tidaklah menghilangkan lapar dan dahaga, justru akan menambah siksa dan derita, adapun makanan penghuni neraka:

1)  Zaqqum.

Allah ta’ala berfirman:

أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ . إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ . إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ . طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ . فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ . ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ . ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى الْجَحِيمِ.

“(makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Dia adalah sebatang pohon yang ke luar dari dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala setan. Maka Sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, Mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. kemudian Sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim.” (QS. Ash-Shaffat [37]: 62-68)

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ . طَعَامُ الْأَثِيمِ . كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ . كَغَلْيِ الْحَمِيم.

“Sesungguhnya pohon zaqqum itu. Makanan orang yang banyak berdosa. Dia sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang amat panas.” (QS. Ad-Dukhan [44]: 43- 46).

ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا الضَّالُّونَ الْمُكَذِّبُونَ . لَآكِلُونَ مِنْ شَجَرٍ مِنْ زَقُّومٍ . فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُون.

Kemudian sesungguhnya kalian, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, yang akan memenuhi perut kalian.” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 51-53)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَوْ أَنَّ قَطْرَةً مِنَ الزَّقُّومِ قُطِرَتْ فِي الْأَرْضِ، لَأَمَرَّتْ عَلَى أَهْلِ الدُّنْيَا مَعِيشَتَهُمْ، فَكَيْفَ بِمَنْ هُوَ طَعَامُهُ، وَلَيْسَ لَهُ طَعَامٌ . وقال الشيخ شعيب الأرنؤوط: إسناده صحيح على شرط الشيخين.

Seandainya satu tetes zaqqum menetes di dunia, niscaya akan merusak kehidupan penduduk dunia. Bagaimana (kira-kira pengaruhnya) bagi orang yang memakannya.” (HR. Ahmad 1/300-301, Tirmidzi 2585, berkata Syaikh Al Arnauth sanadnya shahih berdasarkan syarat Bukhari Muslim).

2)  Dhari’ (duri).

Allah ta’ala berfirman:

لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيعٍ  .لَا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ.

Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar.” (QS. Al Ghasyiyah [88]: 6-7).

Ibnu Abbas berkata, itu adalah pohon syibriq, demikian juga Imam Bukhari menukil dari Mujahid, dinamakan penduduk Hijaz dengan nama Adh-dhari’ bila sudah kering, mengandung racun, makanan yang buruk, kotor dan menjijikkan, tidak bisa menghilangkan lapar. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir QS. Al Ghasyiyah [88]: 6-7).

3)  Ghislin (Darah Dan Nanah).

Allah ta’ala berfirman:

  وَلا طَعَامٌ إِلا مِنْ غِسْلِينٍ . لا يَأْكُلُهُ إِلا الْخَاطِئُونَ.

“Dan (orang-orang kafir) tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah (Ghislin). Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.” (QS. Al-Haqaah [69]: 35-36).

8.   Minuman Penghuni Neraka.

Penghuni neraka ketika mereka haus mereka diberi minum, dengan air yang menghancurkan badan mereka. Adapun minuman mereka:

1)  Hamim.

Allah ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ.

Dan orang-orang kafir bagi mereka minuman yang sangat panas dan adzab yang sangat pedih, di sebabkan kekufuran mereka.” (QS. Yunus [10]: 4).

فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ . ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيمٍ.

Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian orang-orang kafir itu akan mendapatkan hamim; minuman air mendidih yang sangat panas.” (QS. Ash-Shaffat [37]: 66-67).

إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا.

Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS. Al Kahfi [18]: 29).

وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ.

Mereka diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya.” (QS. Muhammad [47]: 15).

Ibnu Katsir berkata: Al hamim adalah air yang sangat panas hingga pada puncaknya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, QS. An Naba’ [78]: 35)

Syaikh As Sa’di berkata:

ماء حار، قد اشتد حره، يشربونه فَيقَطعُ أمعاءهم.

Hamim adalah air yang sangat panas, penduduk neraka meminum air ini sampai menyebabkan usus-usus mereka terputus.”  (Lihat Tafsir Taisir Al-Karimirrahman fi Tafsir Kalamil Mannan. Syaikh Abdurrahman Ibni Nashir As-Sa'di, QS. Shad [38]: 57).

2)  Ghassaq.

Allah ta’ala berfirman:                      

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا  إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا. 

Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,  Selain air yang mendidih dan ghassaq (nanah).” (QS. An-Naba [78]: 24 - 26).

Adapun Ibnu katsir mengatakan, “ghassaq kumpulan dari kotoran air mata, nanah, dan luka-luka penghuni neraka sehingga tidak sanggup lagi menahan dinginnya dan bau yang sangat menyengat yang tiada tara.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, QS. An-Naba’ [78]: 35).

3)  Shadid.

Allah ta’ala berfirman:

مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَى مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ . يَتَجَرَّعُهُ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُ.

“Di hadapannya ada Jahannam dan ia akan diberi minuman dengan air nanah diminumnya air nanah itu dan hampir ia tidak bisa menelannya...” (QS. Ibrahim [14]: 16-17).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ، إِنَّ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَهْدًا لِمَنْ يَشْرَبُ الْمُسْكِرَ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ؟ قَالَ: عَرَقُ أَهْلِ النَّارِ أَوْ عُصَارَةُ أَهْلِ النَّارِ.

“Setiap yang memabukkan adalah haram, sesungguhnya Allah berjanji kepada peminum khamr bahwa mereka akan diberi minum berupa thinatul khabal. Para sahabat bertanya, ‘Apakah thinatul khabal itu?’ Nabi menjawab, ‘Yaitu keringatnya  penghuni neraka atau kotoran dari para penghuni neraka.” (HR. Muslim 2002).

4)  Muhli.

Allah ta’ala berfirman:

كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ.

“Dia sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut.” (QS. Ad-Dukhan [44]: 45)

Imam Ahmad dan At-Tirmidzi meriwayatkan mengenai firman-Nya, “Kal muhli,” Beliau bersabda, “Kerak minyak. Jika didekatkan ke wajahnya, kulit wajahnya akan berjatuhan ke minyak tersebut.”

Athiyyah berkata, “Ibnu Abbas pernah ditanya mengenai firman Allah ta’ala ‘Kal muhli‘, Beliau menjawab, ‘Air kental yang menyerupai ampas minyak.” (Lihat buku “Mengintip Ngerinya Neraka” Penulis: Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi, Peneliti di Departemen Agama Uni Emirat Arab).

9.   Penghuni Neraka Meminta Makanan Dan Minuman Kepada Penduduk Surga.

Allah ta’ala berfirman:

وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ.

Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (QS. Al A’raf [7]: 50).

Demikianlah penduduk neraka yang tidak akan di kabulkan permohonannya.

10.   Pakaian Penghuni Neraka.

Allah ta’ala berfirman:

فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ.

“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).” (QS. Al Hajj [22]: 19).

سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَىٰ وُجُوهَهُمُ النَّارُ.

Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka.” (QS. Ibrahim [14]: 50).

11.   Bentuk-Bentuk Siksaan Penghuni Neraka.

Orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab.” (QS. An-Nisa [4]: 56).

1)  Para Pelukis Makhluk Hidup.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يَجْعَلُ لَهُ، بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا، نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ.

Semua tukang gambar (makhluk bernyawa) di neraka, setiap gambar yang ia buat akan diberikan nyawa dan akan mengadzabnya di neraka Jahannam” (HR. Muslim 2110).

2)  Para Pezina.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثُمَّ انْطَلَقَ بِي فَإِذَا بِقَوْمٍ أَشَدِّ شَيْءٍ انْتِفَاخًا وَأَنْتَنِهِ رِيحًا وَأَسْوَئِهِ مَنْظَرًا, فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قِيلَ: الزَّانُونَ وَالزَّوَانِي.

Kemudian dia membawaku, ternyata ada satu kaum yang tubuh mereka sangat besar, bau tubuhnya sangat busuk, dan paling jelek dipandang. Aku tanyakan, ‘Siapakah mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Mereka adalah pezina laki-laki dan perempuan.” (HR. Ibnu Khuzaimah 1986, Ibnu Hibban 7491. Syaikh Al Bani berkata shahih,  At Ta’liqu Ragib, 2/74. Ash-Shahihah 3951).

3)  Wanita Yang Tidak Mau Menyusui Anaknya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثُمَّ انْطَلَقَ بِي فَإِذَا بِنِسَاءٍ تَنْهَشُ ثَدْيَهُنَّ الْحَيَّاتُ. قُلْتُ: مَا بَالُ هَؤُلَاءِ؟ قِيلَ: هَؤُلَاءِ اللَّاتِي يَمْنَعْنَ أَوْلَادَهُنَّ أَلْبَانَهُنَّ.

“… Kemudian keduanya berangkat membawaku, ternyata ada wanita-wanita yang puting susu mereka digigit ular. Aku bertanya, ‘Siapa mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Mereka adalah wanita yang tidak mau memberikan air susu mereka kepada anak-anak mereka.” (HR. Ibnu Khuzaimah 1986 Ibnu Hibban 7491, dishahihkan Syaikh al-Albani di dalam  At Ta’liqu Ragib, 2/74. Ash-Shahihah 3951).

4)  Orang Yang Berbuka Sebelum Waktunya Dan Tidak Berpuasa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثُمَّ انْطُلِقَ بِي، فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ، مُشَقَّقَةٍ أَشْدَاقُهُمْ، تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ: قُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ.

Kemudian dia membawaku. Ternyata ada satu kaum yang digantung dalam keadaan kaki di atas dan mulut mereka robek-robek. Darah mengalir dari mulut mereka. Aku berkata, ‘Siapa mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Mereka adalah orang yang berbuka di bulan puasa sebelum dihalalkan berbuka’.” (HR. Ibnu Khuzaimah 1986, Ibnu Hibban 7491. Di sahihkan Syaikh al-Albani di dalam  At Ta’liqu Ragib, 2/74. Ash-Shahihah 3951).

5)  Disiksa Dengan Cemeti (Cambuk).

Penghuni neraka akan di cambuk. Allah ta’ala berfirman:

وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ . كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ.

Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), "Rasakanlah azab yang membakar ini.” (QS. Al-Hajj [22]: 21-22).

6)  Di Siksa Belenggu Dan Rantai.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلَاسِلَ وَأَغْلَالًا وَسَعِيرًا.

“Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Insaan [76]: 4)

إِذِ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلَاسِلُ يُسْحَبُونَ . فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ.

“Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.” (QS. Al-Mu’min [40]: 71-72).

خُذُوهُ فَغُلُّوهُ . ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ. ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ.

“Peganglah Dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah Dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. kemudian belitlah Dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (QS. Al-Haaqqah [69]: 30-32)

12.   Jeritan Penghuni Neraka.

Allah ta’ala berfirman:

لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَهُمْ فِيهَا لَا يَسْمَعُونَ.

“Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar.” (QS. Al-Anbiya [21]: 100)

وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ.

“Mereka berseru: ‘Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.’ Dia menjawab: ‘Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” QS. Az-Zukhruf [43]: 77).

Juga dikatakan kepada mereka:

اخْسَئُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ.

Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 108).

إِنَّ أَهْلَ النَّارِ لَيَبْكُونَ، حَتَّى لَوْ أُجْرِيَتِ السُّفُنُ فِي دُمُوعِهِمْ لَجَرَتْ، وَإِنَّهُمْ لَيَبْكُونَ الدَّمَ - يَعْنِي مَكَانَ الدَّمْعِ.

“Sungguh, penduduk neraka akan menangis di neraka. Seandainya perahu dijalankan di genangan air mata mereka, niscaya perahu tersebut akan berjalan. Kemudian mereka akan menangis darah sebagai ganti air mata mereka.” (HR. Hakim di dalam Al-Mustadrak 8791, Ibnu Abi Syaibah 34131, dihasankan Syaikh al-Albani di dalam As-Shahihah 1679).

وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ.

Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin." (QS. As Sajdah [32]: 12).

Demikianlah orang-orang kafir, mereka akan menjadi penghuni neraka, air mata mereka berderai hingga mengalirkan darah, terus-menerus di dalam siksaan tidak mati dan tidak hidup, mereka sengsara jiwa dan raganya, putus asa, selamanya menderita, tidak ada yang mengasihani meskipun merintih, meratap, menjerit, tidak pula di keluarkan dari Neraka selama-lamanya, mereka juga tidak hidup dan juga tidak mati.

Allah ta’ala berfirman:

ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى.

“Kemudian mereka (penduduk neraka) tidak mati didalamnya dan tidak pula hidup.” (QS. Al-A’la [87]: 13).

Demikianlah semoga Allah ta’ala menyelamatkan kita dari dahsyatya neraka. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

-----000-----

Sragen 01-03-2025

Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEUTAMAAN ANAK SHALIH

  Setiap orang tua pasti menghendaki anaknya menjadi orang yang shalih dan shalihah, karena anak shalih dan shalihah memiliki keutamaan yang...