Jumat, 07 April 2023

SUNNAH MELAWAN SYAITAN.

 


Iblis merupakan nenek moyang jin, adapun jin ada yang kafir dan adapula yang beriman, sementara syaitan bisa dari kalangan jin dan juga manusia yang kafir maupun fasiq.

Permusuhan iblis dan syaitan yang merupakan keturunannya di mulai ketika bapak mereka enggan bersujud dengan bapak kita nabi Adam alaihi sallam, Allah mengisahkan hal itu di beberapa tempat di dalam Al-        Qur’an.

Allah ta’ala berfirman:

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ.

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” (QS. Shad[38]:71).

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ.

“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (QS. Shad [38]:72).

فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ.

“Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya.” (QS. Shad 38]:73).

إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ.

“kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” ( QS. Shad [38]:74).

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ.

Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (QS. Shad [38]:75).

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ.

Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Shad [38]:76)

قَالَ فَٱخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ.

Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk.” (QS. Shad 38]:77).

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ.

“Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." (QS. Shad [38]:78).

Semenjak iblis terusir dari surga, iblis mendendam kepada manusia dan bersumpah untuk menyesatkannya.

 قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ.

Iblis berkata " Demi kemuliaanmu aku akan sesatkan mereka semua." (QS. Shad[38]:82).

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata di dalam kitabnya, Ighatsatul-lahfan ada tujuh perangkap iblis untuk menjerumuskan manusia, yaitu:

1.   Iblis berusaha akan menjerumuskan manusia kedalam kesyirikan.

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ .

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa [4]:48).

Allah ta’ala mengulang-ngulang ayat-ayat semacam ini, menunjukkan akan bahaya dan besarnya dosa syirik ini. Sehingga iblis akan merasa puas seandainya manusia sudah menyekutukan Allah, karena iblis mengetahui barang siapa yang menyekutukan Allah niscaya akan hapuslah amal-amalnya dan kelak akan menjadi temannya di neraka.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

“Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”(QS. Az-Zumar [39]:65).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ وَقُلْتُ أَنَا وَمَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّة.

”Barang siapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam neraka, barang siapa mati tidak menyekutukan Allah dia akan masuk kedalam syurga.”( HR. Bukhari 6305, Muslim 92).

Inilah perangkap yang paling dahsyat dan sangat mengerikan yang akan di pasang pertama kali oleh iblis, dan yang akan menentukan surga atau neraka bagi seseorang.

2.   Kebid’ahan.

Setelah seseorang dapat lolos dari jeratan kesyirikan dia akan digiring dan di masukkan ke dalam perangkap kebid’ahan, yang mana pelaku bid’ah ini akan memandang baik perbuatan-perbuatan yang menyelisihi Sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah ta’ala berfirman:

 

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ.

“Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” ( QS. Al-Hasyr[59]:7).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.

 “ Barang siapa membuat-buat perkara baru di dalam perkara kami ini apa yang bukan darinya maka tertolak.” ( HR. Bukhari 2697, Muslim 1718).

Sufyan At-Tsauri rahimahullah berkata: “Bid’ah itu lebih disenangi oleh Iblis daripada maksiat, karena pelaku maksiat lebih besar harapan untuk bertaubat. Berbeda dengan pelaku bid’ah, ia sukar untuk bertaubat.”(Al-Muntaqa an-Nafs min Talbis Iblis).

3.   Dosa-dosa besar.

Jika seseorang bisa selamat dari perangkap syirik dan bid’ah iblis akan menjeratnya agar seseorang terjerumus kedalam dosa-dosa besar, para ulama’ menjelaskan,  dosa-dosa yang kecil akan diampuni Allah dengan syarat jika seseorang meninggalkan dosa besar, sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا.

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang di larang kamu mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia.” (QS. An-Nisa [4]:31).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ.

“ Shalat-shalat  yang lima jum’at satu ke jum’at berikutnya ramadhan satu ke ramadhan berikutnya penghapus dosa-dosa jika di jahui dosa-dosa besar. “ (HR. Muslim 233).

4.   Dosa-dosa kecil.

Jika seseorang dapat selamat dari dosa besar maka dia akan di jerumuskan kedalam dosa-dosa kecil, sehingga tanpa dia sadari dosa-dosa tersebut akan menggunung sebagaimana kita ketahui gunung bukan hanya tersusun dari batu besar saja.

Allah ta’ala berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. Anur [24]:31).

5.   Disibukkan dengan perkara mubah (yang di bolehkan).

Jika seseorang dapat selamat dari dosa-dosa kecil maka iblis tidak akan diam sehingga dia akan membuat seseorang sibuk dengan perkara-perkara yang mubah.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ.

“Dua nikmat yang kebanyakan manusia terlalaikan dengannya yaitu nikmat sehat dan longgar.”  ( HR. Bukhari 6412, Tirmidzi 2304).

6.   Meninggalkan amalan utama dan mengamalkan yang kurang utama.

Jika seseorang masih dapat lolos dari kesibukan perkara yang mubah maka di buatlah dia agar memilih amalan yang kurang utama di bandingkan yang utama, padahal secara kaedah di sebutkan:

فَإِنْ تَزَاحَمْ عَدَدُ الْمَصَالِحِ يُقَدَّمُ الأَعْلَى مِنَ الْمَصَالِح.

“Jika berbenturan beberapa maslahat hendaknya di dahulukan yang paling tinggi dari maslahat tersebut” (Risalah Fil Qawa’idi il Fiqiyah oleh Syaikh ‘Abdurrahman Ibni Nashir Assa’di).

Seperti halnya seseorang dapat berbuat baik kepada orang lain namun terhadap saudara-saudaranya justru tidak menjaga dengan baik, atau seseorang sibuk dengan  perkara Sunnah justru mengabaikan perkara yang wajib.

7.   Iblis akan memusuhi secara terang-terangan.

Jika seluruh gangguan di atas tidak menjadikan seseorang surut niscaya iblis akan mengerahkan tentaranya baik dari kalangan manusia ataupun jin, mereka akan memusuhi, mengancam mengintimidasi dan lain sebagainya, inilah cobaan yang sering di terima oleh para Nabi dan Rasul. Akan tetapi semua itu tidaklah akan membahayakan seseorang kecuali apa yang telah di tetapkan oleh Allah ta’ala di dalam kitab-Nya. Allah ta’ala berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا.

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (QS. An Nisaa[4]:76)

Demikianlah tuju perangkap iblis yang dipaka untuk menjerat manusia.

Adapun di dalam sunnah, banyak kita jumpai bagaimana permusuhan orang-orang shalih kepada iblis dan bala tentaranya itu secara nyata.

Diantara kisahnya sebagai berikut:

1)   Iblis ikut musyawarah untuk menyingkirkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketika Iblis yang menyerupai manusia pada saat membuat makar untuk menyingkirkan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam iblis ini menyerupai laki-laki tua dari Nejed. Kemudian mengusulkan untuk membunuh Rasulullah secara bersama-sama dengan pemuda-pemuda kabilah Quraisy. (Sirah nabawiyah, oleh Syaikh Syafiyurrahman al-Mubarakfuri)

2)   Pada saat perang Badar, Syaitan menyamar jadi Suraqah bin Malik , bangsawan dari bani Kinanah.

Allah ta’ala berfirman:

وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ.

“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan, ‘Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.’ Maka ketika kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata, ‘Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah.’ Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfal [8]: 48).

Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh ahli tafsir.

3)   Kisah Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam diganggu jin ifrit ketika beliau Shalat.

"Pada suatu malam Rasulullah salat, lalu jin ifrit menampakkan diri, lalu beliau berdoa, "Aku berlindung kepada Allah", setelah itu beliau mencekiknya." (HR Bukhari dan Muslim)

4)   Kisah Umar bin Khattab bertarung dengan jin.

"Seorang lelaki keluar kemudian bertemu dengan jin, tiba-tiba jin itu berkata, "Bertarunglah melawanku !"

Maka mereka berdua bertarung, dan akhirnya jin itu dapat dikalahkan. Seseorang bertanya siapakah gerangan pria itu ? dijawab, "Siapa lagi kalau bukan Umar bin Khattab" (Riwayat Thabrani)

Dalam penjelasan lain jin itu mengaku paling kuat di bangsanya, dan memberi tahu agar dapat terlindung dari dirinya dengan membaca ayat kursi."

5)   Kisah Ammar bin Yasir

"Ammar bin Yasir mengambil air di sumur, lalu Setan menampakkan diri. Beliau bergulat dengan Setan itu dan menghantam hidungnya dengan batu."(Riwayat Baihaqi)

6)   Kisah Khalid bin Walid ketika Fatkhul Makkah.

Khalid bin Walid ditugaskan Nabi Muhammad untuk menghancurkan berhala Uzza. Lalu beliau pergi ke sebuah kampung dan menemukan bahwa Uzza adalah Setan perempuan telanjang berambut acak-acakan dan terurai, Khalid lalu menebas dengan pedangnya dan akhirnya mati. (HR Abu dawud) (lihat Arrahiqul Makhtum Syaikh Syafiyurrahman Al Mubarokfuri).

7)   Kisah Ibnu Zubair.

Ibnu Zubair meriwayatkan bahwa ia melihat sesosok jin laki-laki tapi tingginya hanya sejengkal (cebol) Lalu Ibnu Zubair bertanya : “Makhluk apa kamu ?” Lalu Makhluk itu menjawab : “Saya Izib”. Ibnu Zubair bertanya lagi : “Apa itu Izib ?” Makhluk itu menjawab : “Izib ya Izib .”

Lalu makhluk itu dipentung Ibnu Zubair dengan tongkat sampai makhluk itu lari terbirit-birit. (Al-Syibli dalam Ahkam al Jan).

8)   Dahulu pemuda yang masih pengantin.

Seorang pemuda yang masih pengantin baru ijin pulang ketika perang khandak, ternyata dirumah ada ular, kemudian pemuda itu menyerang dan ular itupun menyerang akhirnya kedua-duanya meninggal. ( Shirah Nabawiyah Syaikh Syafiurhman al-Mubarokfuri)

9)   Kisah imam Mujahid

“Suatu malam ketika saya sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba muncul makhluk sebesar anak laki-laki di hadapan saya. Lalu saya desak dia untuk menangkapnya. Tiba-tiba dia bangun dan lompat ke belakang dinding sehingga saya mendengar jatuhnya. Setelah itu, dia tidak penah datang lagi.” (Riwayat Ibnu Abi Dunya).

Dalam riwayat lain, Imam Mujahid menegaskan:

“Setan itu sebenarnya sangat takut terhadap kalian (manusia), melebihi ketakutan kalian kepadanya. Oleh karena itu, setan menampakkan diri kepada kalian, janganlah kalian lari ketakutan. Karena jika kalian takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu), akan tetapi bersikaplah keras kepadanya, pasti dia akan pergi”. (Riwayat Ibn Abi Dunya)

10)                     Abu Hurairah pernah menangkap Jin.

Disebutkan secara makna bahwa Abu Hurairah pernah menangkap jin yang berbentuk manusia sampai tiga kali, ketika ia mencuri kurma sedekah kemudian memberitahukan supaya membaca ayat kursi agar tidak diganggu, Rasulullah sallallahu Alaihi wa sallam membenarkan hal itu.(HR.Bukhari)

11)                     Syaitan akan takut dari sebagian hamba Allah yang shalih.

Setan takut dan lari dari sebagian hamba Allah yang kuat imannya.

Jika Islam telah tertancap kuat pada seorang hamba, iman telah tegak di dalam hatinya, dan dia senantiasa menjaga batasan-batasan yang telah digariskan Allah, maka setan akan menjauh dan lari darinya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar bin Al Khaththab: “Sesungguhnya setan takut kepadamu, wahai Umar”. (HR Tirmidzi 2913).

Allah ta'ala berfirman:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ.

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS.Fathir [35]:6).

Janganlah orang tua menakut-nakuti anaknya dengan jin, setan demit, gendruwo dan lainnya, karena mereka akan semakin menyombongkan diri, sementara anak kita mentalnya rusak, kita juga hendaknya jangan takut, harus dilawan, jika tidak mereka akan mempermainkan kita dan menteror kita.

Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang tidak bisa kita tulis di sini, yang intinya kisah-kisah tersebut mendidik kita untuk janganlah takut kepada mereka dan bahkan disunnahkan untuk melawan mereka.

Semoga bermanfaat.

 

Sragen 8-04-2023.

Junaedi Abdullah.

 

              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...