Rabu, 25 Januari 2023

SEBAB-SEBAB YANG DAPAT MENDATANGKAN REZKI

 


Allah ta’ala senantiasa mencurahkan rezkinya kepada siapa saja yang Allah kehendaki.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ .

“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya.” (QS. Al-Isra’[17]: 30).

Meskipun demikian ada sebab-sebab yang dapat mendatangkan rezki, diantaranya:

1.   Bersyukur kepada Allah ta’ala.

Apa bila seseorang bersyukur dengan nikmat Allah ta’ala Allah akan menambahkan nikmatnya bagi dirinya.

Allah ta’ala berfirman:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim [14]:7).

Banyak orang yang mendapatkan nikmat namun tidak mensyukuri (tidak menggunakan nikmat tersebut pada keridhan Allah) sehingga Allah cabut darinya.

Adapun orang kafir yang mendapatkan kenikmatan terus menerus, sementara mereka bermaksiat dalam menggunakan nikmat tersebut, itu tidak lain adalah istidrat (di jauhkan dari kebenaran dengan tidak di sadari) dari Allah ta’ala.

Allah ta’ala berfirman:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ .

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputusasa.” (QS Al An’am[6]:44).

 إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan).

وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ.

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (QS. Al Imran[3]:178).

 

2.   Bersedekah.

Allah ta’ala berfirman:


 Allah subhanau wa ta’ala berfirman:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah[2]:261).

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.

“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada orang yang berinfak.” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah.” (HR. Bukhari 1442 Muslim 1010)

Memberi nafkah kepada keluarga termasuk bersedekah yang paling utama, karena merupakan orang yang yang menjadi tanggungannya, kemudian orang-orang yang masih ada hubungan kerabat dan seterusnya.

Hendaknya tidak pula meninggalkan sedekah di masjid-masjid, di jalan dan kepada siapapun yang sangat membutuhkan, semakin kita berbagi akan semakin menentramkan hati kita, semakin Allah buka pintu Rezki kita.

3.   Menyambung silaturrahmi.

Allah ta’ala berfirman:

وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ.

“Dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS.Al-Baqarah[2]:27).

Termasuk di dalamnya berbakti kepada kedua orang tua.

Allah ta’ala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Dan sembahlah Allah dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun, dan berbaktilah kepada kedua orang tua..” (QS. An-Nisaa[4]:36.

Diantaranya kisah tiga orang yang terjebak didalam gua, satu diantara mereka berdoa kepada Allah ta’ala dengan bertawasul amal shalih, yaitu berbakti kepada kedua orang tuanya yang pernah di lakukan, Allah mengabulkan dan menyelamatkan dari gua tersebut.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. رواه البخاري ومسلم.

”Barangsiapa ingin dilapangkan baginya rezkinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan silaturahim.” (HR. Bukhari 5986 Muslim2557).

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا.

"Silaturahmi bukanlah yang saling membalas kebaikan, akan tetapi seseorang yang berusaha menyambung hubungan persaudaraannya meskipun diputus hubungan persaudaraan dengan dirinya." (HR. Bukhari 5991 Abu Daud 1697 Tirmidzi 1908).

Silaturahim adalah jembatan kasih sayang, satu sama lain bisa saling menanyakan keadaannya, meminjami modal  atau sekedar membantu memberi pekerjaan, semua itu akan menjembatani dua sisi yang berbeda, saling menyantuni dan akan mempererat kekeluargaan, sehingga muncul  kasih dan sayang sesama saudara.

4.   Memperbanyak istigfar.

Allah ta’ala berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً

 “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh[71]: 10-13)

Ada beberapa orang yang datang kepada al Hasan al Basri, ada yang megeluhkan tentang paceklik, tentang kemiskinannya, agar di karuniai anak, semua di perintahkan agar beristigfar, ketika di tanya beliau membacakan ayat diatas. (Lihat tafsir al-Qurtubi, QS. 70:10-12).

5.   Bertaqwa dan bertawakal kepada Allah.

Allah ta’ala brfirman:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan memberi baginya jalan keluar.   Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…”(QS.,At Thalaaq[65]:2-3).

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.

“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf [7]: 96).

Dari tauban dia berkata, Rassulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ.

“Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari rezekinya karena dosa yang ia lakukan” (HR. Ibnu Majah 422 di Hasankan oleh syikh al-Albani didalam Aa-Shahihah 154, …tanpa wa inna rajula)

6.   Berdoa kepada Allah ta’ala.

Hedaknya memohon segala sesuatu kepada Allah ta’ala, termasuk di dalam meminta rezki, karena hanya Allah saja yang bisa menghilangkan kesusahan dan mendatangkan rezki.

“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa:

 اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan.” (HR. Muslim 2721, Tirmidzi 3489, Ibnu Majah 3832, Ibnu Hibban 900).

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلً.

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah 925 Ibnu Hiban 82 di hasankan Syaikh al-alBani didalam Al-Miskah 2498)

 

Sragen 26-2023

Junaedi Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...