Senin, 24 Juli 2023

BAHAYA PERDUKUNAN.

                                   

 

Orang-orang jahiliyah dahulu selalu melibatkan dukun (Kahin) dalam setiap keperluan mereka, seperti mau pernikahan, bepergian dan berbagai masalah lainnya.

Para dukun dan tukang sihir mereka mengelabuhi masyarakat dengan nama-nama yang lain, seperti orang pintar, pengobatan alternatif, para normal, orang tua, tabib, dan lain sebagainya.

Dari sini banyaknya masyarakat yang tertipu dengan nama samaran tadi, sehingga mereka berduyun-duyun rela antri untuk datang, baik yang sehat ataupun yang sakit, miskin ataupun kaya, yang sudah sukses ataupun yang baru buka usaha, orang berpangkat ataupun orang biasa, dari para pejabat sampai rakyat jelata, bahkan orang yang dianggap berilmu sampai yang awamnya.

Mau pangakat naik pergi kedukun, menjaga wibawa pergi kedukun, mau hajatan pergi kedukun, mau buka toko pergi kedukun, kehilangan barang pergi kedukun, bersaing dagang pergi kedukun, pingin rezki lancar kedukun, sampai berselisih dengan keluarga mereka juga kedukun.

Padahal agama ini sangat melarang keras mendatangi dukun, namun karena kejahilan mereka tak menghiraukan hal ini.

Adapun larangan dan keburukan mendatangi dukun dan sejenisnya yaitu:

1.   Tidak diterima shalatnya 40 hari.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً.     

“Barang siapa mendatangi dukun atau peramal, maka tidak diterima shalatnya 40 hari.”  (HR.Muslim 2230, Ahmad 16638, Thabrani, Mu’jam al-Ausath 1453).

 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Al-‘Arraf adalah sebutan bagi kahinmunajjim, dan rammal, serta yang sejenis dengan mereka, yang berbicara dalam hal mengetahui perkara-perkara semacam itu dengan cara-cara semacam ini.” (Kitab Tauhid syaikh Muhammad bin Abdul wahhab ).

2.   Mendatangi dan mempercayai dukun, dapat menjadikan kufur terhadap apa  yang di bawa Rasulullah sallallahu ‘alaihii wa sallam).

Rasulullah sallallahu ‘alaihii wa sallam bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ.

 “Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal lalu memercayai apa yang dia katakan, maka dia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.” (HR. Ahamd 9536, Tirmidzi 135, Ibnu Majah 639, Abu Daud 3904, Disahihkan syaikh al-Albani di dalam Ash-Shahihah 3387).

3.   Sihir yang dilakukan para dukun adalah kekufuran yang dapat membinasakan.

Allah ta’ala berfirman:

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ.

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).” (QS. Al-Baqarah[2]:102).

Setelah setan-setan itu mulai berdusta kepada mereka (para dukun) dan memasukkan hal-hal yang lain ke dalam berita yang dibawanya; mereka menambah tujuh puluh kalimat pada setiap kalimatnya. Lalu orang-orang menca­tat omongan itu ke dalam buku-buku hingga tersiarlah di kalangan Bani Israil bahwa jin mengetahui hal yang gaib.

Kemudian Nabi Sulaiman mengirimkan utusannya kepada semua orang untuk menyita buku-buku itu. Setelah terkumpul, semua buku dimasukkan ke dalam peti, lalu peti itu dikuburnya di bawah kursi singgasananya. Tiada suatu setan pun yang berani mendekat ke kursi tersebut melainkan ia pasti terbakar. Nabi Sulaiman berkata, "Tidak sekali-kali aku mendengar seseorang mengatakan bahwa setan-setan itu mengetahui hal yang gaib melainkan aku pasti menebas batang le­hemya (sebagai hukumannya)."

Setelah Nabi Sulaiman meninggal dunia dan semua ulama yang mengetahui perihal Nabi Sulaiman telah tiada, lalu mereka diganti oleh generasi sesudahnya, maka datanglah setan dalam bentuk se­orang manusia. Setan itu mendatangi segolongan kaum Bani Israil dan berkata kepada mereka, "Maukah kalian aku tunjukkan kepada suatu perbendaharaan yang tidak akan habis kalian makan untuk se­lama-lamanya?" Mereka menjawab, "Tentu saja kami mau." Setan berkata, "Galilah tanah di bawah kursi singgasananya."

Setan pergi bersama mereka dan memperlihatkan tempat tersebut kepada mereka, sedangkan dia sendiri berdiri di salah satu tempat yang agak jauh dari tempat tersebut. Mereka berkata, "Mendekatlah kamu ke sini." Setan menjawab, "Tidak, aku hanya di sini saja dekat dengan kalian. Tetapi jika kalian tidak menemukannya, kalian boleh membunuhku."

Mereka menggali tempat tersebut dan akhimya mereka menjum­pai kitab-kitab itu. Ketika mereka mengeluarkannya, setan berkata ke­pada mereka, "Sesungguhnya Sulaiman dapat menguasai dan me­ngatur manusia, setan-setan, dan burung-burung hanyalah melalui il­mu sihir ini." (lihat Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Baqarah[2]:102).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ.

“Jahuilah oleh kalian tujuh perkara yang membinasakan, kami bertanya, “ Ya Rasulullah apa itu..? beliau berkata, “Berbuat syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang benar, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari medan perang dan menuduh seorang wanita muslimah yang terhormat dengan tuduan yang keji.” (HR. Bukhari 2766, Muslim 89, Abu Daud 2874).

Tukang sihir dan dukun terkadang mereka satu, mereka bekerja sama dengan syaitan untuk memperdaya manusia.

4.   Para dukun adalah wali-wali syaitan yang suka berdusta.

Meskipun dukun menampakkan pakaian kyai, ustadz ataupun orang shalih lainnya, namun tatacara dan praktek yang dipakai adalah dukun maka mereka adalah dukun, karena hakekatnya itulah yang dihitung.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ . تَنَزَّلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ . يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ.

“Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaithan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta.” (QS. Asy-Syu’araa[26]: 221-223).

Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha berkata, orang-orang bertanya kepada Rasullullah sallallahu ‘alaihii wa sallam tentang perdukunan beliau berkata:

لَيْسَ بِشَيْء, فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَا أَحْيَانًا بِشَيْءٍ فَيَكُونُ حَقًّا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تِلْكَ الكَلِمَةُ مِنَ الحَقِّ، يَخْطَفُهَا مِنَ الجِنِّيِّ، فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ، فَيَخْلِطُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ.

“(para dukun itu) tidak ada apa-apanya, mereka berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya dukun-dukun itu biasa menuturkan kepada kami lantas kami jumpai bahwa apa yang mereka katakan itu benar.” Maka Nabi menjawab, “Itu adalah ucapan benar yang dicuri dengar oleh jin (syaitan) kemudian dia bisikkan ke telinga walinya (dukun) dan dia pun menambahkan dengan seratus kedustaan di dalamnya.” (HR. Bukhari 5762, Muslim 2228).

Mereka banyak menipu manusia yang sedang mendapat musibah, bahkan sebagian mereka memeras pasiennya dengan mengatasnamakan jasa, jasa pengobatan, pelaris, wibawa, kecantikan, pagar diri, kekuatan, pengasihan, tolak bala dan lain-lain.

5.   Batilnya praktik perdukunan dan orang yang mengklaim mengetahui perkara gaib.

Siapapun yang mengaku mengetahui perkara gaib, baik dukun, tukang ramal, tukang sihir, ataupun kyai, ustadz, orang pintar, bila mereka mengklaim mengetahui perkara yang gaib, semua itu merupakan kebatilan, karena tidak ada yang mengetahui perkara gaib tersebut kecuali hanya Allah semata.

Allah ta’ala berfirman:

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Al-An’am[6]:59).

Allah Ta’ala berfirman,

قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ.

Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali hanya Allah.” (QS. An-Naml[27]: 65)

Allah Ta’ala juga berfirman tentang Nabi-Nya,

وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ.

Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-A’raf[7]: 88).

Terkadang Allah menampakkan kegaiban tersebut kepada para rasul yang sesuai yang Allah kehendaki setiap saat.

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَداًلَّا مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَداً.

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.”  (QS. Al-Jin[72]: 26-27)

6.   Ciri-ciri dukun atau tukang sihir.

 

1)   Menampakkan kekufuran kepada Allah ta’ala, seperti pembakaran dupa, kemenyan, bunga, gambar makhluk bernyawa atau patung yang dipuja.

2)   Meminta syarat-syarat yang tak bisa di nalar tidak pula dibenarkan syari’at, seperti minta bunga 3 macam, ayam hitam mulus, mandi bunga, tengah malam.

3)   Menanyakan sesuatu yang tak ada kaitannya dengan penyakit pasien, seperti kelahiran suami, istri, pakaian, foto, rambut dan lain-lain.

4)   Melakukan ritual penyembuhan tidak mau ditemani dan ditempat sepi, seperti ditengah malam, di kebun, disumur, dikamar sendirian.

5)   Melakukan ritual penyembuhan dengan melakukan perbuatan tidak senonoh, seperti suruh membuka baju, mencabuli, menggauli dan lain-lain.

6)   Menggunakan jimat-jimat, seperti menggoyangkan kerisnya, batu menyerupai manusia, patung ular, patung perwayangan dan lain-lain.

7)   Memanggil-manggil jin (kadamnya) untuk disuruh.

8)   Melakukan tawsul dan meminta-minta kepada orang yang telah mati,  Ya syaikh Fulan…. Aku memohon kepadamu agar kau mintakan kepada Allah…

9)   Menggunakan rapalan doa yang tidak bisa di mengerti dan bukan dari Al-Qur’an dan Sunnah.

10)                     Menggunakan kata-kata keras, kaku, kasar, dan kejam, seperti, sakiti dia,  bunuhlah dia, jangan biarkan hidup.

11)                     Memerintahkan pasien untuk menanam benda-benda yang telah dirajai ditempat usahanya, atau di tempat saingannya.

12)                     Membuat miniatur manusia yang akan disakiti kemudian menusuk-nusuk dengan paku, jarum dan selainnya.

13)                     Menunjukan keanehan pada benda, buah, telur dan lain-lain, karena terkadang diisi oleh sidukun berbagai benda yang kemudian ditunjukkan kepada pasien.

14)                     Menuliskan rajah-rajah di kain mori, kulit, maupun kertas, kemusian disuruh menyimpan.

15)                     Memerintahkan untuk mengambil tanah kuburan dan membuangnya ditempat saingan dagangnya dan lain-lain.

 

7.   Bagaimana kita membentengi diri dari dukun dan tukang sihir.

 

Sebagaimana di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah[2]:102) dukun dan sihir tidaklah mampu menyakiti seseorang kecuali atas ijin Allah ta’ala.

وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ

“Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah (QS. Al-Baqarah[2]:102).

Diantara yang harus kita lakukan untuk selamat dari dukun dan sihir yaitu:

1)   Berlindung kepada Allah dari kejahatan sihir dan perdukunan.

2)   Membaca doa dzikir pagi dan petang.

3)   Memakan kurma azwa 7 butir tiap pagi.

4)   Membacakan rumahnya dengan surat Al-Baqarah, karena syaitan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah.

5)   Menjauhkan gambar-gambar dan patung bernyawa dirumah.

6)   Membakar benda yang dicurigai dipakai untuk sarana sihir, seperti buhul-buhul (tali yang dililit-lilit).

7)   Tidak sering melamun, dan menghayal.

8)   Tidak mempraktekan dirumah untuk memanggil jin maupun syaitan.

9)   Tidak melakukan sesajen dirumah, apa yang bisa mengundang jin.

10)                     Tidak melakukan ritual sihir karena bisa mengundang balasan.

 

Demikianlah semoga bermanfaat aamiin.

 

Sragen 24-07-2023

Junaedi Abdullah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...