Minggu, 17 Mei 2015

HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN IMANAN KEPADA KITAB ALLAH.






1.       Wajib beriman secara global bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menurunkan kitab kepada nabiNya, dan juga rasulNya, untuk menjelaskan hakekat tauhid dan mendakwahkannya.
Allah subhanahu wa ta’al berfirman:
لقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ .
Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.QS.57 Al Hadiid:25
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ
Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. QS,2.Al Baqarah:285
2.       Kita mengimani dalam bentuk rinci sebagaimana Allah sebutkan seperti, Zabur,Taurat, injil, dan juga Al Qur’an, dan Al Qur’an adalah yang paling utama dan sebagai penutupan serta ujian atasnya, membenarkan sebelumnya.

3.       Inti dan pokok pada kitab dahulu Allah telah lestarikan di dalam Al Qur’an.

 وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ.
Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.QS.2. Al Baqarah:83

4.       Injil telah membenarkan Taurat dan menghapus hukumnya, kewajiban pengikutnya mengimani Injil, Al Qur’an membenarkan Injil dan juga telah menghapus hukumNya, kewajiban pengikutNya mengikuti Al Qur’an, barang siapa mengingkarinya maka dia telah kafir.
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." QS.61 As Shaff: 6.
5.       Kitab-kitab dahulu telah dirobah-robah dengan tangan ahlul kitab.

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ.
Maka Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan Kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.QS.2. Al Baqarah:79.

6.       Allah senantiasa menjaga Al Qur’an dari pemalsuan.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya kami pula yg akan menjaganya?. QS. 15. Al Hijr: 9
Bahkan Allah menantang orang-orang yang meragukan Al Qur’an agar membuat semisal Al Qur’an, namun tidaklah ada yang mampu sampai detik ini.

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ .
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. QS.2.Al Baqarah:23-24.

7.       Kewajiban mempelajari, mengamalkan dan berhukum dengan Al Qur’an.

إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ.
Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah, Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. QS.12.Yusuf:40

8.       Tidak boleh membenturkan Al Qur’an dengan Hadis yang shahih, atau hanya mau berpegang kepada Al Qur’an saja,  semua ini adalah kesesatan, karena Hadis adalah yang menjelaskan Al Qur’an, tidak mungkin Rasulullah -salallhu ‘alaihi wa sallam- akan menyelisihi Allah yang telah mengutusnya.
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى . وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). QS.53 An Najm:2-4.

9.       Barang siapa berpaling dengan Al Qur’an, Allah siksa  di dunia dan akhiratnya. Sebagaimana diantara tafsir ayat berikut ini:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى . قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam keadaan buta, padahal Aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" QS.20, Thahaa:124-125.
10.    Hendaknya memahami kitabullah (Al Qur’an) dengan  kaedah-kaedah yang telah di sepakati para ulama.
1)       Seperti menafsirkan Al Qur’an dengan Al Qur’an. Karena Allah lebih tahu maksud ayat tersebut.
2)       Al Qur’an di tafsirkan dengan hadis. Karena Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam orang yang paling tahu sebelum manusia yang lain.
3)       Al Qur’an di tafsirkan sebagaimana apa yang telah di tafsirkan sahabat. Karena Al Qur’an turun pada mereka.
4)       Al Qur’an di tafsirkan sebagaimana tafsir para tabi’in karena mereka murid-murid sahabat dan termasuk generasi yang memiliki keutamaan.
5)       Al Qur’an di pahami dengan bahasa arab, dan mendahulukan secara syar’I sebelum lugowi karena Al Q ur’an di turunkan dengan bahasa arab.
Allahu a’lam bissowab, semoga bermanfaat bagi penulis dan kaum muslimin, amiin.

Refrensi:
·         Al Qur’an dan terjemahan Depag.
·         Penjelasan Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, Syaikh Bin Baz.
·         Usul Tafsir Syaikh Utsaimin.


Abu Ibrahim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUHASABATUN NAFS.

KOREKSI DIRI DAN ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN. Apakah kita yakin bahwa amal kita pasti diterima..?, kita hanya bisa berharap semoga Allah mene...